Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Analisis Karya Sastra Puisi Distopia“

Untuk Memenuhi Tugas Apresiasi Karya Sastra


Dosen Pengampu Imam Baihaqi, S.PD., M.A.

Disusun Oleh:
1. Adam Maulana (2140301165)
2. Rahma Mufidati F (2140301171)
3. Renita Eka P (2140301191)
4. Tri Farhana (2140301203)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan yang Maha Esa, oleh karena anugerah-Nya
yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini guna memenuhi salah satu tugas, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Analisis Karya Sastra Puisi Distopia” ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, penulis sangat berharap dukungan
serta sumbangsih pikiran baik berupa kritik maupun saran yang sekiranya membangun.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya selalu.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis
pada khususnya maupun bagi yang memerlukan.

Magelang, 06 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................2

BAB 2.........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Karya Sastra Puisi........................................................................................................3

2.2 Apresiasi Puisi.............................................................................................................3

2.3 Unsur – Unsur Karya Sastra Puisi...............................................................................4

2.4 Contoh Apresiasi Puisi “Distopia “ karya Dwi Raharyoso.........................................5

BAB III.....................................................................................................................................11

KESIMPULAN........................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apresiasi merupakan upaya untuk menjadikan indah suatu karya sastra atau dapat
dikatakan cara memperindah karya sastra. Selain itu, apresiasi juga dapat dikatakan
upaya penghargaan terhadap pelaku seni dan bagaimana kita menilai suatu kinerja dan
memberikan penilaian terhadap karya sastra. Mengapresiasikan sebuah karya sastra, maka
perlu melakukan beberapa kegiatan seperti pengamatan, penilaian, dan memberikan
penghargaan terhadap karya sastra tersebut. Dan selain itu apresiasi merupkan hasil usahan
pembaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki karya sastra lwat pemahanam dan
penafsiran sistimatik yang dapat dinyatakan dalam bentuk tertulis. Menurut KBBI “Apresiasi
merupakan kesadaran terhadap nilai seni dan budaya.
Sejauh ini, berbagai karya sastra telah dilahirkan oleh banyak orang yang berapresiasi
seperti; membuat puisi, cerpen, naskah drama, novel dll. Mari kita apresiasisetiap karya
sastra,agar kita mendapatkan banyak manfaat umum seperti: kitamendapatkan hiburan dan
mengisi waktu luang kita yang kosong, juga manfaat khususseperti; kita memperoleh atau
memahami nilai-nilai budaya dari setiap zaman yangmelahirkan cipta sastra itu sendiri dan
juga dapat mengembangkan sikap kritis kita dalammengamati perkembangan zaman, supaya
karya sastra sejalan dengan kedudukan sastraitu sendiri sebagai salah satu kreasi manusia
yang mampu menjadi semacam peramaltentang perkembangan zaman itu sendiri di masa
yang akan datang. Kesimpulannyaadalah karya sastra dapat dijadikan waktu luang, untuk
mendapatkan informasi, media pengembang dan pemerkaya pandangan kehidupan dan
memberikan pengetahuan nilaisosio-kultural dari zaman atau masa karya sastra itu dilahirkan,
menjernihkan batin pembaca dari segala kompleksitas batin.
Pemahaman tentang mengapresiasikan sastra diperlukan dalam dunia pendidikan.
Pembelajaran apresiasi sastra mempunyai peranan dalam rangka membentuk karakter siswa
serta menumbuhkan kepekaan rasa. Pembelajaran apresiasi sastra sangat penting karena
bertujuan untuk mengembangkan dan mencerdaskan sertamemberikan wawasan yang luas
dalam mempelajari teori-teori, ruang lingkup, kegiatan, fungsi dan tujuannya.
Oleh karna itu penulus mengusung tema dengan judul “Analisis Puisi Apresiasi
Karya Sastra” sebagai acuan untuk mengetahui mengenai Analisis Puisi Apresiasi Karya
Sastra.

1
1.2 Rumusan Masalah
Karena begitu luasnya cakupan pembahasan mengenai “Analisis Puisi Apresiasi
Karya Sastra” yang di usung kali ini oleh penulis dalam Makalah ini, terutama yang berkaitan
dengan berkaitan dengan Apresiasi Karya Sastra Puisi. Adapun rumusan masalah pada
makalah yang penulis usung diatarannya sebagai berikut:
1. Pengertian mengenai Karya Sastra Puisi ?
2. Pengertian mengenai Apresiasi Puisi?
3. Pengertian mengenai Unsur – Unsur Karya SastraPuisi?
4. Bagaimanakah Contoh Apresiasi Puisi “Distopia “ karya Dwi Raharyoso?
1.3 Tujuan Masalah
Penyusunan laporan Makalah mengenai “Analisis Puisi Apresiasi Karya Sastra”
Adapun tujuan dalam permasalah yang terdapat pada latar belakang dan rumusan masalah
sebelumnya diatarannya sebagai berikut:
1. Mengetahui mengenai Karya Sastra Puisi.
2. Mengetahui mengenai Apresiasi Puisi.
3. Mengetahui mengenai Unsur – Unsur Karya Sastra Puisi.
4. Mengetahui mengenai Contoh Apresiasi Puisi “Distopia “ karya Dwi Raharyoso.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Karya Sastra Puisi


Puisi merupakan bentuk karya sastra yang secara imajinatif mengungkapkan perasaan
dan pikiran dari penyair. Penyair merupakan seseorang yang membuat ataumenciptakan
sebuah puisi. Seorang penyair menggunakan bahasa yang bermakna dan sistematis dalam
pembuatan puisi. Secara etimologis, puisi berasal dari kata poites (bahasa Yunani), yang
artinya membangun, pembuat, atau pembentuk. Sementaraitu, dalam bahasa latin istilah ini
muncul dari kata poeta, yang bermakna membangun,menimbulkan, menyebabkan, dan
menyair. Selanjutnya, kata tersebut mengalami penyempitan makna menjadi hasil karya seni
sastra yang kata-katanya disusun menurutsyarat, prinsip atau aturan tertentu dengan
menggunakan rima, irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Sementara itu, Waluyo, berkata bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imajinatif). Berbeda dengan Waluyo, Watt-Dunton berpendapat bahwa puisi adalah
ekpresi kongkret yang bersifat artistik dari pikiranmanusia dalam bahasa emosional dan
berirama.
Dari berbagai pemaparan tentang pengertian puisi di atas, maka dapat kitasimpulkan
bahwa puisi adalah sebuah karya sastra yang berasal dari pikiran, atau isi hatiseseorang yang
di ungkapkan dalam sebuah tulisan dan bahasa yang artistic dengan berbagai irama yang
padu dan disesuaikan dengan baik sehingga pembaca dapatmerasakan apa yang penulis
sampaikan.
2.2 Apresiasi Puisi
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti "mengindahkan"
atau "menghargai". Dalam konteks yang lebih luas, istilah apreasiasi menurut Gove dalam
Aminuddin mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2)
pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Pada sisi lain, Squire dan Taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi
melibatkantiga unsur inti, yakni (1)aspek kognitif, (2) aspek emotifdan (3) aspek evaluatif.
Aspek kognitif mengacu pada keterlibatan intelek pembaca dalam memahami unsur-
unsur objektif sastra. Unsur-unsur sastra yang objektif tersebut, selain mampu
menghubungkan unsur-unsur internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik,

3
juga dapat berkaitan dengan unsur-unsur diluar teks sastra yang secara langsung menunjang
kehadiran teks sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsic dalam karya sastra, seperti aspek penulisan
dan bahasa serta struktur wacana yang berkaitan dengan keberadaan makna tersurat. Unsur
ekstrinsik meliputi biografi pengarang, latar proses kreatif penciptaan dan latar sosial budaya
yang mendukung keberadaan teks sastra.
Aspek emosional atau emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca
untuk menghayati unsur keindahanyang terdapat pada teks sastra yang dibaca. Sementara
aspek evaluatif berkaitan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-buruk, indah
tidak indah, sesuai-tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir
dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.

2.3 Unsur – Unsur Karya Sastra Puisi


Unsur yang dimiliki puisi yaitu berdasarkan unsur batin dan fisiknya. Unsur unsur
inilah yang membuat puisi terasa hidup dan indah. Dalam bukunya yang berjudul Apresiasi
Kesusastraan, Soemardjodan SainiK. M berpendapat, adatiga unsur besar dalam puisi, yakni
citra dan lambang, gaya bahasa, serta bunyi. Sementara Aminuddin mengutarakan, ada dua
unsur utama dalam puisi,yakni bangun struktur puisi, serta unsur lapis makna puisi. Pada
struktur puisi, menyatakan bahwa ada beberapa bagian yang membentuk struktur puisi, yaitu
bunyi, kata (termasuk di dalamnya pemilihan diksi dan gaya bahasa), dan tipografi.
Sedangkan dalam unsur lapis makna dibahas mengenai pemaknaan sebuah puisi dari
beberapa sudut pandang.Pendapat lainnya muncul dari Waluyo yang mengatakan, bahwa ada
dua unsur utama dalam puisi, yakni unsur fisik, dan unsur batin. Dalam unsur fisik, fokus
bahasannya adalah diksi, imaji, kata konkret, majas, rima danritme, serta tipografi.
Sedangkan dalam unsur batin, terfokus pada tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat
a. Struktur Batin
1) Tema / Makna ( Sense )
Tema adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna
yangingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
Tema juga berperan sebagai batasan isi puisi nantinya agar bisa ditarik garis lurus
yang memiliki makna.
2) Rasa (feeling)
Rasa merupakan perilaku oleh penyair terhadap suatu masalah yang
diungkapkan dalam puisi. Rasa inilah yang menyampaikan suasana dan isi hati
penyair didalam puisi yang ditulisnya

4
3) Nada (tone)
Nada adalah sikap penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan
makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu
pusidengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya
terhadap audiens yang akhirnya akan menuntun pembaca kepada jalannya isi
puisitersebut.
4) Tujuan (intention)Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin
disampaikan olehsang penyair kepada audiensnya.
b. Struktur Fisik
Struktur fisik puisi disebut juga cara puisi menyampaikan hakikatnya, yang
terdiri dari ini;
5) Perwajahan Puisi (tipografi)
Perwajahan Puisi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris,
tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata.
6) Diksi
Diksi merupkan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mencapai
efek yang diinginkan Ketika mengekspresikan puisi.
7) Imaji
Susunan kata dalam puisi yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi sang
penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi
audiens seolah-olah sedang merasakan yang dialami oleh penyair.
8) Kata Konkret
Kata konkret merupakan bentuk kata yang dapat ditangkap oleh indera
manusia sehingga menimbulkan imaji.
9) Gaya Bahasa
Penggunaan bahasa yang dapat menghasilkan efek dan konotasi tertentu
dengan bahasa kiasan sehingga mengandung banyak makna.
10) Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di
awal, tengah, maupun di akhir puisi

2.4 Contoh Apresiasi Puisi “Distopia “ karya Dwi Raharyoso


Analisa puisi Dwi Raharyoso

5
Distopia

dalam segelas bir, diriku dikuasai kota, senja dan beberapa


Ingatan. aku bukan pemabuk. Hanya seorang yang gelap dari masa lalu.
yang tersesat di sebuah toilet umum dan bis kota yang
Melaju penuh.
aku berkata padamu tuhan atau apapun yang kubenci;
aku bukan lagi yang kau lahirkan
dengarlah waktu yang memburu. pakaian-pakaian
menciptakan tubuh.
membenamkan ingatan; sungguh dari kain-kain bekas yang
kau kirimkan
peradaban dirayakan di pasar
di bandar-bandar
tubuh-tubuh dibayangkan dengan identitas yang baru
dalam warna neon dan aroma freon
kedatangan dan kepergian tidak lagi disangsikan
tanpa paspor; jarak semakin dekat
di layar genggam dan bising kota menderu
dari percakapan travel agen

pilihlah sejarah yang ringan untuk kau bawa pulang


sepanjang trotoar yang disibukkan oleh perubahan
lalu aku seperti biksu yang diringkus sepi
kampungku mati; di dalam nadi
tidak pernah ada pemberontakan atau siapa pun
hanya sisa rempah yang terbakar gosong
di pediangan
dan rumah-rumah peribadahan

dalam segelas bir


kota ini mengirim undangan ke penjuru dunia
tentang pintu dan jendela yang terbuka,
milikilah masa lalu dari sini!

6
dan para orang tua majenun duduk di bangku-bangku
menyaksikan para syahbandar dan penyanyi aduhai
berkaraoke

dari stasiun-stasiun, para pelancong telah membeli becak


dan mencuri lanskap, wajah, warna kulit, rambut, nafas,
dialek,
lidah, dan cita rasa juga sejumlah kemiskinan
dalam berkardus-kardus modernitas yang mereka kirim ke
toko
dan warung-warung
menjelma bayangan

A. Makna Puisi “ Distopia “


Dengan membaca dan memahami makna puisi Distopia karya Dwi Raharyoso, ada banyak
hal yang bisa pelajari. Khususnya tentang perjuangan seseorang pada situasi yang buruk.
Beberapa makna puisi Distopia, diantara nya adalah :

Wujud kekecewaan karena hidup disituasi atau tempat yang buruk. Hal ini di tercermin
melalui 4 kalimat awal puisi tersebut, yakni “ dalam segelas bir, diriku dikuasai kota, senja
dan beberapa “
Ingatan. aku bukan pemabuk. Hanya seorang yang gelap dari masa lalu.
yang tersesat di sebuah toilet umum dan bis kota yang, Melaju penuh.”

Kekecewaan terhadap suatu tempat dikarekan tidak mendapat keadilan , berharap dapat
hidup di situasi yang baik agar mempunyai masa lalu yang cerah seperti terdapat pada bait
“pilihlah sejarah yang ringan untuk kau bawa pulang”.

B. Unsur Intriksik Puisi “ Distopia”


Tema
Tema pada puisi “ Distopia “ karya Dwi Raharyoso adalah mnggambarkan perjuangan untuk
bertahan hidup di situasi atau tempat yang buruk yang penuh dengan ketiakadilan
Pemilihan Kata ( Diksi )

7
Untuk ketepatan pemilihan kata sering kali penyair menggati kata yang diperlukan berkali-
kali yang dirasa belum tepat, diubah kata-katanya.
Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat pada puisinya. Pada
puisi “ Distopia” karya Dwi Raharyoso merupakan ekspresi jiwa penyiar yang mengnginkan
kehidupan yang baik dari tidak adilan ini. . Disana penyair menyampaikan agar tidak
merusak hidup yang telah di beri sang Pencipta seperti pada bait “aku bukan lagi yang kau
lahirkan”. Bahkan penyiar menyampaikan tentang suasana atau situasi atau tempat yang
buruk seusi dari judul puisi “Distopia”.

Nada Dan Suasana


a. Nada
Dalam puisi tersebut penulis menggambarkan nada nada yang sedih, lemah, dan lesu
dalam penyampaian puisi ini, karena banyak bait-bait puisi tersebut mengandung kata
menyerah atau sedih.
b. Suasana
Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut adalah suasana yang penuh perjuangan
unutu bertahan hidup di tengah situasi yang buruk, tetapi ada beberapa suasana yang
berubah sedih mengingat perjuangan hidup di jalanan , di terminal dan trotoar.
Majas
Dalam puisi tersebut menggunakan majas lilotis pada kalimat “ . Hanya seorang yang gelap
dari masa lalu”
Pencitraan / Pengimajian
Didalam sajak ini terdapat beberapa pengimajian, diantaranya :” kampungku mati; di dalam
nadi” (Imaji Rasa ), ‘menyaksikan para syahbandar dan penyanyi aduhai berkaraoke’ (Imaji
Pendengaran).
Amanat
Amanat adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat
berhubungan dengan makna karya sastra. Maksa bersifat kias, subjektif dan umum. Makna
berhubungan dengan individu, konsep seseorang dan situasi tempat penyair
mengimajinasikan puisnya. Amanat dalam puisi “Distopia” karya Dwi Raharyoso yag dapat
saya simpulkan dan dapat kita rumuskan adalah sebagai berikut :
Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang pantang mundur meskipun rintangan menhadang.
Manusia mempunyai semangat untuk mengubah masa depan lebih cerah.

8
Manusia harus bisa bertahan dalam situasi apapun baik situasi yang buruk diaman penuh
dengan ketidakadilan.
C. Unsur Ekstrinsik
Biografi Pengarang
Dwi Rahariyoso. Lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 5 September 1981. Beberapa puisinya
pernah termuat dalam antologi bersama dan beberapa media cetak lokal dan daring. Alumnus
prodi Sastra Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Yogyakarta dan S2 Ilmu Sastra Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Beberapa puisinya pernah diterbitkan
terbatas dalam bentuk stensilan dengan judul Di Sebuah Lukisan Tentang Masa Depan tahun
2016, yang bekerjasama dengan Flock Project dan dikurasi oleh Arif Furqan. Saat ini
berdomisili di Jambi.
Secara makna, puisi “Distopia” tidak menggunakan kata kata yang terlalu sulit untuk
dimaknai, bukan berarti dengan kata –kata tersebut lantas menurunkan kualitas dari puisi ini.
Sesuai dengan judul sebelumnya, puisi tersebut menggambar semangat untuk bertahan di
situasi yang buruk.
1. Pada lirik pertama , Dwi berbicara masalah perasaan ( 1 )
dalam segelas bir, diriku dikuasai kota, senja dan beberapa
Ingatan.
Perasaan yang dimaksud adalah perasaan hampa dikarenakan sudah dikuasi suasana
kota. Dwi adalah penyair yang sedang dalam pencarian bahasa ucap yag mampu
memenuhi luapan ekspresinya sesuai dengan yang diinginkannya, tanpa harus
memperdulikan bahasa ucap dari penyair lain. Dwi juga memberikan awalan kata
yang berarti sebuah perasaan.
2. Pada lirik kedua, Dwi berbicara masalah kehidupan ( 2 )
pilihlah sejarah yang ringan untuk kau bawa pulang
kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan yang baik yanga akan di kenang
selamanya.
3. Pada lirik ketiga, dwi berbicara tentang ketidakadilan ( 3 )
menyaksikan para syahbandar dan penyanyi aduhai
berkaraoke.
Dwi penyampaian ketidakadilan dimana dimaksud adalah sebagian orang berjuang di
tengah situasi yang buruk, tetapi para syahbandar sibuk dengan kehidupan mewah
tanpa peduli dengan nasib orang orang.
4. Pada lirik berbicara tentang kemiskinan ( 4 )

9
lidah, dan cita rasa juga sejumlah kemiskinan
kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan yang terjadi dikarenakan lidah manis
para syahbandar.

PENGERTIAN MAJAS :
Majas Litotes
Majas Litotes adalah majas yang berkebalikan dengan majas hiperbola, tetapi lebih sempit
pada ungkapan yang bertujuan untuk merendahkan diri, dan pada kenyataannya yang
dimaksud tidak seperti yang dikatakan.
Contoh :
1. Silahkan dinikmati makanan seadanya.
2. Semoga kalian bisa nyaman dengan alas sederhana ini.
3. Ini uang tanda terima kasih sekedar untuk mengganti ongkos pulsa.

10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Apresiasi dapat dikatakan sebagai cara atau upaya memperindah karya sastra.
Apresiasi juga dapat dikatakan sebagai upaya penghargaan terhadap pelaku seni dan
bagaimana kita menilai suatu kinerja dan memberikan penilaian terhadap karya sastra. Dan
selain itu apresiasi merupkan hasil usahan pembaca dalam mencari dan menemukan nilai
hakiki karya sastra lewat pemahanam dan penafsiran sistimatik yang dapat dinyatakan dalam
bentuk tertulis.
Banyak karya sastra telah lahir dari banyak orang yang berapresiasi seperti; membuat
puisi, cerpen, naskah drama, novel dll. Mari kita berlomba-lomba mengapresiasi setiap karya
sastra, karena banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh seperti manfaat umum:
mendapat hiburan dan mengisi waktu luang kita, juga manfaat khusus seperti; kita dapat
memperoleh serta memahami nilai-nilai budaya dari setiap zaman yang melahirkan cipta
sastra itu sendiri dan juga dapat mengembangkan sikap kritis kita dalam mengamati
perkembangan zaman, supaya karya sastra sejalan dengan kedudukan sastra itu sendiri
sebagai salah satu kreasi manusia yang mampu menjadi semacam peramal tentang
perkembangan zaman itu sendiri di masa yang akan datang. Pembelajaran apresiasi sastra
sangat penting karena bertujuan untuk mengembangkan dan mencerdaskan sertamemberikan
wawasan yang luas dalam mempelajari teori-teori, ruang lingkup, kegiatan, fungsi dan
tujuannya.
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang didalamnya berisi ungkapan sebuah
perasaan atau suatu pikiran dari penyair secara imajinatif. Dalam proses pembuatan puisi,
biasanya seorang penyair menggunakan bahasa yang penuh makna dan sistematis. Secara
etimologis, muncul dari (bahasa Yunani) poitas, yang artinya membangun, pembuat, atau
pembentuk. Sementara dalam bahasa latin istilahnya muncul dari kata poeta, yang berarti
membangun,menimbulkan, menyebabkan, dan menyair.
Waluyo, berkata bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias
(imajinatif). Berbeda dengan Waluyo, Watt-Dunton berpendapat bahwa puisi adalah ekpresi
kongkret yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

11
Unsur intrinsik sastra misalnya tulisan serta aspek bahasa dan struktur wacana dalam
hubungannya dengan kehadiran makna yang tersurat. Aspek evaluatif berkaitan dengan
kegiatan penilaian terhadap baik-buruk, indah tidak indah, sesuai-tidak sesuai serta sejumlah
ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal
cukup dimiliki oleh pembaca.
M berpendapat, ada tiga unsur besar dalam puisi, yakni citra dan lambang, gaya
bahasa, serta bunyi. Bangun struktur puisi,disebutkan ada beberapa bagian yang membentuk
bangun struktur puisi, yaitu bunyi,kata (termasuk di dalamnya pemilihan diksi dan gaya
bahasa), serta tipografi. Sedangkan dalam unsur lapis makna dibahas mengenai pemaknaan
sebuah puisi dari beberapa sudut pandang. Pendapat lainnya muncul dari Waluyo yang
mengatakan, bahwa ada dua unsur utama dalam puisi, yakni unsur fisik, dan unsur batin.
Dalam unsur fisik, fokus bahasannya adalah diksi, imaji, kata konkret, majas, rima
danritme, serta tipografi. Sedang dalam unsur batin, terfokus pada tema, rasa, nada dan
suasana, serta amanat Tema adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna
yangingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa. Tema juga
berperan sebagai batasan isi puisi nantinya agar bisa ditarik garis lurus yang memiliki makna.
Rasa merupakan sikap dari penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi.
Rasa inilah yang menyampaikan suasana dan isi hati penyair didalam puisi yang ditulisnya
Nada adalah sikap penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan
rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu pusidengan nada mendikte,
menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens yang akhirnya akan
menuntun pembaca kepada jalannya isi puisitersebut.
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu
puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini; Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan
oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai
dengan yang diinginkan. Susunan kata dalam isi puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman
indra dari sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat
mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nanaz, N. (2015, Desember). Makalah apresiasi puisi DIAN N AZMI. Diambil kembali dari
Academia Edu:
https://www.academia.edu/40285841/Makalah_apresiasi_puisi_DIAN_N_AZMI

Puji Nurul Amalia Putri, T. P. (2019). ANALISIS PUISI HERI ISNAINI “PRANGKO”
DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia), Volume 2 Nomor 3.

Fakhtul, R. (2020, Desember). APRESIASI KARYA SASTRA PUISI. Diambil kembali dari
Academia Edu:
https://www.academia.edu/44678491/APRESIASI_KARYA_SASTRA_PUISI

Anda mungkin juga menyukai