Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MENGENAL PUISI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata


kuliah bahasa Indonesia yang diampu oleh
Irfan Hardian, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh
Fadilllah Ningtias 3203017

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


POLITEKNIIK POS INDONESIA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadiat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat, hidayah dan kehendak-Nya penuli dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Mengenal Puisi“ tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis membuat makalah
sederhana ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
Rasa terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Irfan Hardian selaku dosen
pengampu mata kuliah bahasa Indonesia yang membimbing penulis dalam proses
penyelesaian makalah.Rasa terima kasih juga penulis haturkan kepada kedua orang tua yang
memberikan dukungan serta dorongan agar dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Rasa
terima kasih juga penulis haturkan kepada teman- teman seperjuangan yang membantu
penulis dalam proses pernyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih bayak kekurangan baik segi penulisan
maupun isi. Maka dari itu, penulis memohon maaf kepada pembaca bila mana didalam
makalah ini terdapat penulisan kata ataupun kalimat yang kurang tepat. Penulis juga
mengrapakan kritik dan saran yang dapat membangun agar makalah ini lebih baik
kepedannya.

Bandung, 07 Februari 2021

Penulis

Fadillah Ningtias

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah..........................................................................................................................2
1.5 Metode Penyusunan Makalah......................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Kajian Teoritis..............................................................................................................................3
2.2 Pembahasan..................................................................................................................................4
A. Pengertian Puisi.........................................................................................................................4
B. Jenis – Jenis Puisi......................................................................................................................6
BAB III : PENUTUP....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan dan seni kreatif yang dihaskilkan oleh
manusia dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Sebagai seni kreatif yang dihasilkan
manusia, maka sastra merupakan suatu media untuk menyampaikan ide dan kerangka
berpikir. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan
berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Disamping itu, sastra harus pula
mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan
tentang kehidupan umat manusia.
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Beberapa
ahli yang merumuskan pengertian puisi menggunakan berbagai pendekatan. Pada tahun 1956
Slamet Mulyana memberi batasan puisi dengan menggunakan pendekatan psikolinguistik,
karena puisi merupakan karya seni yang tidak saja berhubungan dengan masalah bahasa tetapi
juga berhubungan dengan masalah jiwa. Dengan pendekatan itu Slamet Mulyana
menyimpulkan bahwa puisi adalah sintesis dari pelbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring
semurni-murninya dan pelbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun
dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk karya tulisan.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi pelik. Sebagai
salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur
seni sastra mengental dalam puisi. Puisi mengandung karya estetis yang bermakna,
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam
susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat para pembacanya larut
dalam tawa dan air mata.

Puisi sering muncul di berbagai media sosial sebagai wujud pengekspresian manusia,
khususnya para remaja. Remaja yang terbiasa menceritakan apa yang mereka rasakan,
berusaha mencari alternatif lain untuk mencurahkan isi hatinya dengan menggunakan
pilihan-pilihan kata yang berirama..

Biasanya, remaja menuliskan kalimat indah yang berisi perasaan (puisi) itu dimedia
sosialnya, seperti line, twitter, facebook, dan lebih banyak pada instragam atau yang sering

1
2

disebut sebagai caption. Maka dari itu, puisi dapat disimpulkan sebagai wujud dari
pengekspresian perasaan penulis yang dirangkai melalui kata-kata yang indah. Puisi harus
memiliki perpaduan unsur yang tepat agar terciptanya puisi yang berirama

1.2 Rumusan Masalah


2. Apakah yang dimaksud dengan puisi ?
3. Jenis – jenis apa sajakah yang terdapat dalam puisi ?
4. Apa sajakah ciri-ciri dari berbagai macam jenis puisi ?

1.3 Tujuan Makalah


2. Agar menambah pengetahuan mahasiswa tentang puisi
3. Agar mahasiswa mengetahui struktur jenis –jenis puisi
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri – ciri dari jenis suatu puisi

1.4 Manfaat Makalah


2. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai:

a. Bahan evaluasi untuk meningkatkan perkembangan pengkajian sastra


b. Pedoman dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran puisi terutama terkait
dengan penggunaan gaya bahasa yang lebih kreatif
c. Reverensi pemikiran dalam penelitian sastra, khususnya sebuah puisi.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait
penggunaan gaya bahasa dan karakteristik gaya bahasa mahasiswa pada karya puisi.
b. Bagi guru, hasil penilitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan
memahami karakteristik gaya bahasa siswa dan digunakan sebagai tindak lanjut
apabila mendapati permasalahan terutama dalam pembelajaran menulis puisi.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi siswa untuk
mengetahui penggunaan gaya bahasanya, sehingga memahami karakteristik dan
penguasaan kosakata siswa. Dengan demikian, siswa memiliki keinginan untuk
mengembangkan penggunaan gaya bahasa mereka.
3

1.5 Metode Penyusunan Makalah

Metode yang digunakan penulis dalam membuat makalah ini adalah metrode pustaka.
Metode pustaka merupakan salah satu metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah
yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang behubungan dengan
alat,baik berupa buku maupun informasi yang diambil dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoritis

Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang
berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang
berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah
menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana
tertentu, baik fisik maupun batin. Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang
cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya.
Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan
irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam
susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-
baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat
berhubungannya, dan sebagainya. Sementara Dunton, berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu
merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta
berirama. Puisi biasanya ditulis dengan bahasa kiasan dan citra-citra yang disusun secara
artistik menggunakan bahasa yang penuh perasaan serta berirama seperti musik dan
pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur.

Altenbernd melalui Pradopo (2009: 7) mendefinisikan puisi sebagai pendramaan


pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa yang berirama. Pradopo menyimpulkan
puisi sebagai pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Berdasarkan pendapatpendapat di atas,
puisi dapat disimpulkan sebagai wujud pengekspresian perasaan (pencipta) melalui kata-kata
yang indah.

3
5

Dari definisi-definisi di atas memang seolah-olah terdapat perbedaan pemikiran, namun


dapat disimpulkan bahwa pengertian puisi adalah sebagai wujud pengekspresian perasaan
penulis melalui perkataan yang dirangkai sembari menggunakan unsur –unsur berupa emosi,
imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan,
kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

2.2 Pembahasan
A. Pengertian Puisi

Secara etimologis, dalam bahasa yunani kata puisi berasal dari kata peosis  yang berarti
penciptaan. Menurut Gani (2014 : 13) pencipta puisi adalah orang yang dianggap hampir
menyerupai dewa atau orang yang amat suka kepada dewa-dewa. Orang yang seperti itu
adalah orang yang berpenglihatan tajam, memiliki daya imajinasi tinggi, orang suci. Orang
tersebut sekaligus merupakan filsuf negarawan, guru, dan orang yang dapat menembak
kebenaran yang tersembunyi. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi adalah  poetry yang
erat kaitannya dengan poet dan poem. Mengenai kata poet,Coulter menjelaskan bahwa
kata poet berarti membuat atau mencipta.

Menurut Pendopo (1987), puisi merupakan jenis karaya sastra yang, mampu
mengekspresiakn pemikiran, membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indra
dalam susunan berirama. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1987) menyimpulkan bahwa pada
pengertian puisi terdapat beberapa unsur yang membangun sebuah puisi. Unsur-unsur tersebut
meliputi: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, suara, kesan pancaindra, susunan kata,
kiasan kata, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur.
Puisi adalah sebuah seni tertulis. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan
bahasa untuk menambah kualitas estetis pada makna semantis. Penekanan pada segi estetik
suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan
puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya
membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih
singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli
modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi
sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu,
puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan
hatinya.
6

Membaca puisi berarti menyelam diri penyair samapi ke inti batinnya. Kemampuan
menyelami tersebut sangat berkaitan denagn kemapuan menempatkan diri kedalam sajak yang
diabaca. Jadi, dalam seni membaca puisi, kepada pembaca dituntut untuk menjaga adanya
hubungan timbal balik antara pembaca dengan penulis (penyair). Puisi termasuk salah satu
genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair yang mengandung riama dan irama, serta
diungkapkan dengan pilihan kata yang cermat dan tepat. Puisi juga dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk seni tertulis.
7

Pada penulisan sebuah puisi, bahasa yang digunakan ditata dengan sedemikian rupa
untuk meningkatkan kualitas estetiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa,
penggunaan pengulangan yang disengaja, serta pemakaian rima-rima tertentu adalah beberapa
hal yang membedakan puisi dari karya sastra yang lain, misalnya naskah drama atau prosa.
Bebrapa ahli sastra modern mencoba mendekati puisi dengan cara yang berbeda, dan
mendefinisikan puisi sebagai perwujudan imajinasi manusia yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu, puisi juga dianggap sebagai curahan isi hati seseorang (penyair).
Curahan tersebut akan dapat membawa orang lain (pembaca) menelusuri kedalaman keadaan
hatinya.

Di dalam memahami puisi, seseorang harus mampu menemukan tema atau permasalahan
yang diangkat, perasaan penulis, dan amanat yang disampaikan. Beberapa hal tersebut sangat
diperlukan di dalam penjiwaan puisi. Untuk samapi kepada pemahaman tersebut dan agar
tidak salah dalam mengartikan isi puisi, kadang-kadang seseorang harus terlebih dahulu latar
belakang penulis puisi. Membaca atau mendengar pembacaan puisi dengan penghayatan yang
sungguh-sungguh dapat meberikan pemahaman secara mendalam terhadap puisi yang
dibacakan, merasakan apa yang ditulis, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam
puisi, dan mampu menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan serta
kelemahannya.Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini
makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu pemadatan
kata. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan
gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Di dalam puisi juga biasa
disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bermacam-
macam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Di beberapa
daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau
tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
8

B. Jenis – Jenis Puisi

1. Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi Indonesia yang belum terpengaruh puisi barat. Puisi
lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu. Puisi yang lahir sebelum masa
penjajahan Belanda. Sifat masyarakat lama yang statis dan objektif, melahirkan bentuk puisi
yang statis pula, yaitu sangat terikat pada aturan tertentu.

Aturan-aturan yang mengikat tersebut antara lain:

a. Jumlah kata dalam satu baris


b. Jumlah baris dalam satu bait;
 

c. Irama yang tercipta oleh kalimat, panjang pendek, dan kemerduan bunyi

Puisi lama juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya (anonim)


2. Disampaikan lewat mulut ke mulut karena merupakan jenis sastra lisan
 

3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.

Berikut ini adalah contoh puisi lama:

1. Gurindam

Menurut Uned (2010:37) gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau
nasehat. Gurindam adalah satu bentuk puisi yang berasal dari Tamil (India)  yang terdiri dari
dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan
jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
9

Ciri-ciri:

1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian


2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris
pertama tadi.
3. amerupakan puisi nasihat yang menjelaskan suatu sebab dan akibat.

Contoh:

Cahari olehmu akan sahabat

yang dapat dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru

yang mampu memberi ilmu

Cahari olehmu akan kawan

yang berbudi serta setiawan


10

2. Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-
bahasa Nusantara. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan),
bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada
mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Pantun
terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi.

Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam atau mencirikan
budaya agraris masyarakat pendukungnya, dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian
kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima. Dua baris terakhir
merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Ciri-ciri pantun:

1. Setiap bait terdiri empat baris


2. Baris satu dan dua sebagai sampiran
3. Baris tiga dan empat merupakan isi
4.    Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata
6. Berasal dari bahasa Melayu

Contoh :

Tanam melati di rama-rama

Ubur-ubur sampingan dua

Biarlah mati kita bersama

Satu kubur kita berdua


11

(Roro Mendut, 1968)


12

3. Syair

Syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 (empat) baris yang berakhir dengan bunyi
yang sama (berirama aaaa). Puisi lama yang berasal dari Arab, yang memiliki ciri-ciri setiap
bait terdiri dari empat baris dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki sampiran,
setiap baris terdiri dari delapan samapi dua belas suku kata yang biasanya berisi nasehat,
dongeng ataupun cerita.

Contoh:

Bulan purnama cahaya terang

Bintang seperti intan

Pungguk merawan seorang-orang

Berahikan bulan di tanah seberang

Pungguk bercinta pagi dan petang

Melihat bulan di pagar bintang

Terselap merindu dendamnya dating

Dari saujana pungguk menentang

4. Talibun
 

Talibun adalah sajak yang lebih dari empat baris, biasanya terdiri dari enam atau dua
puluh baris yang bersamaan bunyi akhirnya. Berirama abc-abc, abcd-abcd dan abcde-abcde.
13

Ciri-ciri:

1. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8 dan 10
2. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
3. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
 

4.    Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.


5.     Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh:

Panakik pisau siraut

Ambil galah batang lintabung

Silodang ambil untuk niru

Yang setitik jadikan laut

Yang sekapal jadikan gunung

Alam terkembang jadikan guru

(Panghulu, 1978:2)
14

5. Mantra

Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap mengandung kekuatan
gaib dan biasanya diucapkan oleh seorang atau beberapa orang pawang. Mantra adalah kata
atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat
menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu
pada mulanya bukan sebagai karya sastra,melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat
kepercayaan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya dukun.

Ciri-ciri mantra:

1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.


2. Bersifat lisan, sakti atau magis
3. Adanya perulangan
 

4. Metafora merupakan unsur penting


5. Bersifat esoferik dan misterius
6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
 

Contoh: 

Assalammu’alaikum putri satulung besar

Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu


15

2.  Puisi Baru

Puisi baru disebut juga sebagai puisi modern karena puisi modern lebih menekankan pada
isi puisi tersebut. Puisi modern lebih bebas dari pada puisi lama yang terikat dari jumlah suku
kata, baris, maupun rima. Penyair puisi modern termasuk kategori dalam angkatan '45, salah
satu tokohnya adalah Chairil Anwar yang dinobatkan oleh H.B. Jassin pelopor puisi modern.
Dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Aku” dia sudah menggunakan bahasa Indonesia
yang ekspresif, terbebas dari bahasa Melayu maupun Belanda, dan puisinya memiliki gaya
khas yang hanya dimiliki oleh Chairil Anwar.

Ciri-ciri Puisi Modern:

1. Bentuknya rapi, simetris


2. Mempunyai persajakan akhir yang teratur
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair
4. Sebagian besar puisi empat seuntai;
5. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra
6. Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

Berikut adalah macam-macam puisi baru :

1. Balada

Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari tiga bait, masing-
masing dengan delapan larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima
berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren
dalam bait-bait berikutnya.

Contoh :

Orang-orang miskin di jalan,


16

Yang tinggal di dalam selokan,

Yang kalah di dalam pergulatan,

Yang diledek oleh impian,

Janganlah mereka ditinggalkan.

Angin membawa bau baju mereka.

Rambut mereka melekat di bulan purnama.

Orang-orang miskin. 

Orang-orang berdosa.

Bayi gelap dalam batin. 

Rumput dan lumut jalan raya.

Tak bisa kamu abaikan.

2. Himne

Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah
lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air atau
almamater. Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai
puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa,
Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
17

Contoh:

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku

Yang dikarati oleh dosa manusia.

Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih

Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati.

(Saini S.K)

3. Ode

Ode merupakan sebuah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gaya
dalam puisi tersebut sangat resmi. Metrumnya ketat, bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia dan bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu ataupun peristiwa umum.
Contoh:
18

Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia

(Asmara Hadi)
19

4. Romansa

Romansa adalah sebuah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari
bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu
dendam, serta kasih mesra

Contoh :

Hidup ini tak pernah sempurna.

Seperti kata-kata yang ada pahit walau terucap manis..

Hidup ini tak pernah sempurna.

Seperti langit yang menyimpan hitam meski putih menyelimuti..

Hidup ini tak pernah sempurna.

Seperti nyawa yang hanya bisa mati sekali..

Hidup ini tetap tak akan pernah sempurna bagiku.

Jika andai saja kau tak hadir untukku..

5. Elegi
20

Elegi merupakan suatu jenis puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau
lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama
karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:

Senja di Pelabuhan Kecil

Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang
serta temali.

Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam.

Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk
pangkal akanan.

Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi.

Aku sendiri.

Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan
sekalian Selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
21

(Chairil Anwar)
22

3. Puisi Bebas

Puisi bebas merupakan fakta yang membuktikan bahwa penyair-penyair Indonesia


memiliki kepekaan berpikir dalam mengejar kemjuan yang setraf dengan dunia luar. Di
samping itu juga membuktikan bahwa penyair Indonesia memiliki nilai kepribadian dalam
rangka memperjuangkan kebebasab kreatifitas khusunya dalam mencipta puisi.

Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh bait, jumlah suku kata dalam satu baris
dan persajakan. Di Indonesia, bentuk puisi ini berkembang dengan pesat. Proses awalnya
berkembang pada angkatan pujangga baru dan berkembang pada angkatan 45 sampai
sekarang.

4. Puisi Kontemporer

Abad XX  adalah abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh abad ini sangat besar
terhadap manusia. Akibat langsung dirasakan ialah terjadinya krisis sosial-politik, ekonomi
dan nilai. Gerakan sastra kontemporer mencoba melihat kembali nilai dan sistem estetika.
Oleh karena puisi berhubungan dengan bahsa maka persoalan pokok adalah bahasa.

Istilah kontemporer berarti dewasa ini. Puisi kontemporer adalah puisi Indonesia yang
inkonvensional, yang juga disebut puisi aneh-aneh, puisi lugu, puisi beling. Drs. Sumardi
dalam makalahnya “Mengintip Puisi Indonesia Kontemporer” mengemukakan ciri-ciri puisi
kontemporer adalah sbb :

1. Puisi yang menolak sama sekali kata sebagai media ekspresinya


2. Puisi yang bertumpu pada simbol-simbol non kata, dan menampilkan kata seminimal
mungkin sebagai intinya.
3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing atau daerah.
4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang dijungkir balikkan
dan belum dikenal masyarakat umum.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam
bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem.
Mengenai kata poet, Coulter menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti
membuat atau mencipta. Berdasarkan uraian pada bab-bab di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa puisi meruapakan karya sastra yang mengungkapkan perasaan, pikiran
baik imajinasi, maupun kongkrit yang bahasanya singkat, lugas, mempunyai keindahan, dan
memiliki makna yang sangat luas.

Puisi tidak hanya sebagai ungkapan cinta terhadap lawan jenis tapi juga ada sebagai
kritik atas pemeritah, untuk seseorang yang berjasa, atau pun seseorang yang mereka
benci. Membaca puisi bukan sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi kita juga
harus menghadirkan jiwa sang penyair.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah sederhana ini,penulis menyadari bahwa masih banyak


kekeliruan dan kesalahan. Sehingga makalah sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca bilamana menemui
beberapa kesalahan dalam makalah ini sehingga makalah ini akan lebih baik kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://letarikuinakola.wordpress.com/

http://anaozen.blogspot.com/

https://emaskuwinggo.blogspot.com/

15

Anda mungkin juga menyukai