Anda di halaman 1dari 24

Karya sastra dan

Sastra Anak
Dr. M. Luthfi Oktarianto, S.H., S.Pd., M.Pd.
• Susastra = Tulisan yang baik atau indah
• Menurut Sumardjo & Sani (1997) Sastra adalah
ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan
dalam bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat Bahasa.
Karya Sastra • Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa
karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran,
pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan
dalam bentuk imajinatif, cerminan kenyataan
atau data asi yang dibalul dalam kemasan estetis
melalui media Bahasa.
Sastra Anak adalah bentuk kreasi imajinatif dengan
paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia
rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman
yang mengandung nilai estetika tertentu yang dibuat
orang dewasa ataupun anak-anak. Maka dari itu sastra
anak bisa berupa hasil karya orang dewasa tetapi isi
ceritanya mencerminkan perasaan dan pengalaman
anak-anak.

Hakikat Sastra Apresiasi Sastra Anak adalah kegiatan menggali,


menghayati karya yang sesuai dengan anak-anak
sehingga anak mampu menumbuhkan kecintaan dan
menghargai karya sastra
Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan
tidak berbelit- belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau
ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung
peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi
Ciri Sastra mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang yang
tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
Anak Puisi anak mengandung tema yang menyentuh, ritme yang
meriangkan anak, tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi yang
(Puryanto, serasi dan indah, serta isinya bisa menambah wawasan pikiran
anak.
2008)
Buku anak-anak biasanya mencerminkan masalah-masalah masa
kini. Hal-hal yang dibaca oleh anak-anak dalam koran, yang
ditontonnya dilayar televisi dan di bioskop, cenderung pada
masalah-masalah masa kini, Bahkan yang dialaminya di rumah pun
adalah situasi masa kini.
Sebagai Hiburan

Pendidikan
Fungsi Sastra
Bahasa

Pengalaman
Jenis Karya Sastra Berdasarkan Bentuk

Puisi • Merupakan karya sastra yang bentuk


bahasanya singkat tetapi padat bermakna,
penulisannya dalam bentuk baris dan bait

• Puisi Lama
• Contoh: Pantun, gurindam, seloka, talibun,

Jenis
Karmina, syair
• Puisi Baru
• Contoh:
• Isi: Elegi, romansa
• Jumlah baris: Kuin, Kwartet, sektet, soneta
• Prosa
• Adalah karya sastra yang bentuk bahasanya lebih
mendetail dan maknanya terurai, penulisannya dalam

Jenis Karya bentuk kalimat dan paragraph (Cerita)

Sastra • Jenis
• Prosa Lama
Karakteristiknya tidak diketahui nama pengarangnya,
Berdasarkan bahasa yang digunakan berupa Bahasa melayu klasik
• Contoh: Cerita rakyat (Dongeng, Legenda,
Hikayat)
Bentuk • Prosa Baru
Karakteristiknya diketahui nama pengarangnya,
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia
• Contoh: Cerpen, Novel
Drama
Jenis Karya • Adalah karya sastra yang diperankan
atau dilakonkan karena di dalamnya
Sastra merupakan tiruan kehidupan manusia
Berdasarkan
Bentuk Jenis
• Drama komedi
• Drama musikal
• Drama tragedi
• Drama tragedy musikal
Salah satu masalah besar yang dihadapi sastra anak di
Indonesia adalah bahwa sastra itu tidak dianggap sebagai genre
tersendiri. Sastra anak terkatung-katung di bahwa bayangan
dongeng-dongeng lama, yang selalu muncul di beberapa
halaman buku kurikulum anak SD, dan bukannya di sebuah
Permasalahan rubrik surat kabar, Anak-anak memang jarang membaca surat
kabar, tetapi kalau sastra anak dianggap serius, seorang ayah
pada Sastra yang memiliki anak akan membaca sastra anak juga.

Anak Membiasakan anak-anak untuk mencintal literasi sejak dini


adalah proses penting bagi pertumbuhan anak itu. Banyak
sekali isu yang membahas bahwa literasi di Indonesia rendah
dan bahwa masalahnya ada di fasilitas, keterbiasaan, dan
lainnya. Itu hal yang benar juga, tetapi kenapa tidak ada yang
menyebutkan bahwa salah satuakar pentasalanan rendahnya
literasi di Indonesia
Ketika sastra anak diabaikan, selera dan imajinasi anak-anak
pun terpinggirkan. Anak-anak itu akan tumbuh dengan tidak
menyukai literasi, atau mereka terbiasa dengan cerita-cerita
datar sehingga tidak mau membaca cerita-cerita liar. Seolah,
Permasalahan selera mereka sudah ditentukan sejak mereka kecil.

pada Sastra
Anak Sastra anak bukan sastra yang harus disodorkan pada tangan-
tangan konservatif. Sastra. anak juga tidak harus berisi cerita-
cerita sepele karena mengira imajinasi anak-anak itu rendahan.
Mendorong sastra anak ke tempat yang lebih baik, artinya
mendukung anak-anak untuk mengolah imajinasinya sekaligus
mencintai literasi. Orang-orang yang disebut sastrawan juga
tidak harus melulu orang-orang yang menulis sastra dewasa,
bisa juga orang-orang yang menulis sastra anak dengan serius.
Keterbacaan
Teks Pada
Bacaan
Dr. M. Luthfi Oktarianto, S.H., S.Pd., M.Pd.
Pengertian Keterbacaan

• Menurut KBBI, keterbacaan artinya bisa dibacanya teks secara cepat, mudah dimengerti,
dipahami, dan mudah diingat.
• Keterbacaan bisa didefinisikan menjadi hal atau perihal terbacanya atau tidaknya suatu
bahan bacaan tertentu oleh pembacanya.
• Chomsky (2000) mengatakan bahwa keterbacaan mengandung pengertian sistem-sistem
harus bisa “membaca” ungkapan-ugkapan bahas serta menggunakannya sebagai
instruksi-instruksi yang berkaitan dengan bunyi, yaitu representasi-representasi fonetik,
yang dihasilkan bahasa.
• Keterbacaan ini sering muncul dalam setiap bacaan (wacana)
Wacana

• Menurut KBBI, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam
bentuk karangan arau laporan utuh seperti novel, buku, artikel, pidato atau khotbah.
• Henry Guntur Tarigan (1987) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang
paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang
baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan
secara lisan atau tertulis.

wacana memiliki bentuk dan proposisi yang sangat berkesinambungan antar kalimat satu
dengan kalimat-kalimat berikutnya
Ciri dan Sifat Wacana
1. Wacana berupa rangkaian ujaran secara verbal atau rangkaian tindak tutur, dalam hal tersebut
menjelaskan bahwa wacana bisa berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis.
2. Wacana menyampaikan, dalam arti wacana merupakan hal yang bersifat untuk menyampaikan sesuatu
kepada audiens atau pembaca.
3. Penyampaian dalam wacana juga sangat teratur, sistematis, koheren, serta lengkap dengan situasi
pendukung lainnya,
4. Wacana memiliki satu kesatuan misi dalam sebuah rangkaian inti di dalamnya.
5. Wacana dibuat oleh unsur segmental dan nonsegmental. Unsur segmental adalah suatu unsur yang
terdapat di dalam kalimat tertulis yaitu, penulisan tanda baca, huruf kapital, dan sebagainya.
Sedangkan nonsegmental sebuah unsur wacana yang berkaitan dengan konteks tertentu.
Cara Mengukur Tingkat
Keterbacaan Wacana
Guna mengukur taraf keterbacaan sebuah wacana, terdapat
sejumlah formula-formula yang dapat dipergunakan. Salah
satu Formula yang dipergunakan adalah

Simple Measure of Gobbledygook (SMOG).


Simple Measure of Gobbledygook
(SMOG)

Simple Measure of Gobbledygook (SMOG) dikembangkan oleh Mclaoughlin pada tahun 1969. Jika
seseorang membaca pada atau di atas tingkat kelas, mereka akan memahami 90-100% informasi.
Formula ini dipergunakan untuk mengukur keterbacaan wacana peserta didik kelas 4 dan seterusnya.
Beberapa Aturan Dalam Menghitung
Kata
1. Kalimat adalah sekelompok kata yang diakhiri dengan titik, tanda seru, atau tanda tanya.
2. Kata-kata dengan tanda hubung dihitung sebagai satu kata. (misal: kata-kata, jenis-jenis, bermacam-
macam)
3. Kata benda yang tepat dihitung.
4. Baca angka dengan keras untuk menentukan jumlah suku kata.
5. Dalam kalimat panjang dengan titik dua atau titik koma diikuti dengan daftar, hitung setiap bagian dari
daftar dengan frasa awal kalimat sebagai kalimat tersendiri.
6. Hitung singkatan sebagai keseluruhan kata yang diwakilinya.
Langkah-Langkah menggunakan SMOG
(Untuk Bacaan > 30 kalimat)

1. Hitung jumlah kalimat dalam bacaan


2. Apabila bacaan anda memiliki lebih dari 30 kalimat, hitung 10 kalimat berturut-turut di
awal bacaan Anda, hitung 10 kalimat di tengah, dan hitung 10 kalimat menjelang akhir.
(30 kalimat total)
3. kemudian hitung setiap kata yang memiliki tiga atau lebih suku kata. Kata yang sama
tetap dihitung. Misal, jumlah kata bersuku kata tiga atau lebih yang ditemukan sebagai
berikut: HI-TUNG-LAH ; KE-MU-DI-AN ; SE-HING-GA ; DU-NI-A
4. Tambahkan jumlah kata yang dihitung. Gunakan Tabel Konversi SMOG I untuk
menemukan tingkat kelas.
Langkah-Langkah menggunakan SMOG
(Untuk Bacaan < 30 kalimat)

1. Hitung jumlah kalimat dalam bacaan.


2. Hitung jumlah kata dengan 3 suku kata atau lebih.
3. Temukan jumlah total kalimat dan angka konversi yang sesuai pada Tabel Konversi SMOG
II.
4. Kalikan jumlah total kata dengan 3 suku kata atau lebih dengan nomor konversi. Gunakan
nomor ini sebagai jumlah kata untuk menemukan tingkat kelas yang benar dari Tabel I.
SMOG Tabel I SMOG Tabel II
(Untuk Bacaan Panjang) (Untuk Bacaan < 30 kalimat)
Banyak Kalimat
Banyak Kata Kelas Konversi
Secara Keseluruhan
0-2 4 29 1.03
3-6 5 28 1.07
7-12 6 27 1.1
13-20 7 26 1.15
Tabel SMOG 21-30 8 25 1.2
31-42 9 24 1.25
43-56 10 23 1.3
57-72 11 22 1.36
73-90 12 21 1.43
91-110 13 20 1.5
111-132 14 19 1.58
133-156 15 18 1.67
157-182 16 17 1.76
183-210 17 16 1.87
211-240 18 15 2.0
14 2.14
13 2.3
12 2.5
11 2.7
10 3.0
Contoh Kasus

Dahulu kala ada seekor kelinci yang memiliki kaki kuat sehingga larinya bisa sangat cepat. Karena kemampuan larinya yang
sangat cepat ia pun jadi kelinci yang congkak dan sombong. Suatu hari karena tidak suka dengan sifat sombong yang dimiliki
si kelinci, seekor kura-kura pun menantang kelinci untuk lomba lari.
Padahal, kura-kura adalah hewan yang jalannya lambat karena kakinya kecil dan ia pun harus menggendong rumahnya
kemanapun ia pergi. Kelinci yang sombong pun setuju untuk berlomba lari dengan kura-kura. “Bagaimana bisa ia
mengalahkanku dengan jalannya yang lambat begitu”, pikir kelinci. Akhirnya mereka pun sepakat menentukan jalan yang
akan digunakan untuk berlari.
Perlombaan lari pun dimulai, banyak hewan yang penasaran ingin melihat hasil perlombaan unik tersebut, banyak juga yang
mendukung kura-kura karena mereka juga tidak suka dengan sifat kelinci yang sombong. Si monyet pun ditunjuk untuk jadi
wasitnya. Begitu lomba lari dimulai, kelinci pun langsung melesat jauh meninggalkan kura-kura.
Karena merasa masih punya banyak waktu dan jarak yang cukup jauh, belum sampai garis finish si kelinci memutuskan untuk
tidur siang dulu di pinggir jalan. Di sisi lain, kura-kura terus sekuat tenaga untuk berlari sampai ke garis finish dan kelinci pun
tidak sadar kalau dirinya sudah disalip kura-kura karena keasikan tidur. Akhirnya kura-kura pun memenangkan perlombaan
dan membuat kelinci kaget minta ampun. Kura-kura yang menang mendapat sorak sorai dari hewan yang lain sedangkan
kelinci pulang dengan tertunduk malu.
Penyelesaian

• Hitung jumlah kalimat dalam bacaan


Jumlah kalimat = 14 (sehingga memakai rumus SMOG <30 kalimat)
• Hitung jumlah kata dengan 3 suku kata atau lebih
Jumlah kata yang memiliki 3 suku kata atau lebih = 79
• Temukan jumlah total kalimat dan angka konversi yang sesuai pada Tabel Konversi SMOG II
Jumlah total kalimat = 14 , Nilai konversi = 2.14
• Kalikan jumlah total kata dengan 3 suku kata atau lebih dengan nomor konversi. Gunakan nomor ini
sebagai jumlah kata untuk menemukan tingkat kelas yang benar dari Tabel I.
= 79 x 2,14 = 169,06
• Sehingga jika dilihat pada tabel I, hasil ini sama dengan kelas 16 = 157-182 kata
• Setiap individu menyusun cerpen dengan ketentuan:
• Jumlah kalimat minimal 40 kalimat
• Hitung menggunakan SMOG dengan tingkat
keterbacaan untuk kelas (bebas).
• Tema cerita yang disajikan berdasarkan apa yang ada
di lingkungan peserta didik madrasah ibtidaiyah /
sekolah dasar.
Ujian Akhir • Setiap individu tidak boleh sama
(UAS) • Cerpen dikumpulkan dalam satu kelas, kemudian dibuatkan
judul kompilasi cerpen. Lengkap dengan identitas kelas dan
NIM.
• Kumpulan cerpen kemudian dijadikan satu menjadi buku
(Jilid soft cover)
• Pengumpulan dengan 2 cara: dicetak dan dikirim file (PDF).
• Pengumpulan paling lambat hari Jumat, 29 Desember 2023
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai