SUMMARY BUKU
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD
Dosen Pengampu:
Steven Mandey, S.Pd, M.Hum
Disusun Oleh :
Rolanda Vabiola Andris
(21105200)
Selam itu, kontribusi sumber belajar menurut Kemp and Dayton (1985) adalah pagai berikut.
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar,
b. pembelajaran dapat lebih menarik,
c. pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar,
d. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendzk,
e. kualitas pembelajaran dapat diingkatkan,
f. proses pembelai.iran dapat berlangsung kapan pun dan di niana pun diperlukan,
g. sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses perihelajaran dapat
ditingkatkan, dan
h. peran guru berubah ke arah yang positif.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMILIHAN DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR BAHASA INDONESIA
A. PEMILIHAN MATERI SEBAGAI SUMBER BeELnjaR ohm PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
Sesuai dengan pendekatan komunikatif yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia juga diarahkan pada pembentukan kompetensi komunikasi,
yaitu kemahiran inenyimak, kemahiran berbicara, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan pendekatan ini adalah membelajarkan wacana, yaitu
pembelajaran bahasa yang dipunakan sebagai alat komunikasi yang sesungguhnya, bukan pelajaran
teori tentang bahasa. Siswa diarahkan untuk dapat berbahasa dengan jeias, benar, baik, dan
komunikatif.Dengan demikian, ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan
wacana sebagai sumber belajar, seperti berikut ini.
1. Relevan dengan kebutuhan siswa
Pertanyaan yang perlu Anda kemukakan berkaitan dengan kriteria ini ialah wacana yang
bagaimana yang dibutuhkan siswa Anda sehingga perlu Anda kemas dan rancang menjadi materi
pembelajaran? Salah satu jawaban terhadap pertanyaan ini adalah bahwa wacana itu harus sesuai
dengan kebutuhan siswa saat ini maupun di masa yang akan datang setelah siswa tersebut
menyelesaikan pendidikan di tempat sekolah.
Salah Satu pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan yang sekarahg sering
dikemukakan para ahli dan pemerhati pendidikan adalah pendidikan kecakapan hidup (life skil).
Pendidikan dipandang sebagai suatu proses untuk membentuk peserta
2. Kontekstual
Kiiterids kedua dalam pemilihan dan pengerubangan materi pembelejasan bahas2 Indonesia
adalah kontekstual. Secara sederhana dapat dikemukakan di sini bahwa materi pembelajaran yang
kontekstual adalah materi pembelajaran yan2 dekat dengan kehidupan siswa. Wacana-wacana yang
Anda angkat menjadi materi pembelajaran bahasa Indcnesia adalah wacana-watcana yang berkait
dengan kehidupan siswa. Hal ini tidak berarti bahwa wacana-wasana yang !idak dekat dengan
kehidupan siswa tidak boleh diangkat menjadi materi pembelajaran bahasa dar sastra Indonesia.
Wacana-wacana yang tidak dekat dengan kehidupan siswa itu dapat digunakan sebagai hahan
pernbelajaran bahasa dan sastra dengan cara (1) berpijak dari kehidupan siswa, dan (2)
"menghadirkan” wacana itu sehingga dekat dengan siswa. Cara pertama dapat Anda lakukan dengan
mengangkat wacana yang dekat dengan kehidupan siswa yang isinya berkaitan dengan wacana yang
akan Anda ajarkan. Apabila wacana itu sudah Anda gunakan sebagai materi pembelajaran, selanjutnya
wacana yang jauh dari kehidupan siswa itu baru Anda angkat menjadi materi pembelajaran. Hal ini
berangkat dari prinsip pembelajaran yang berangkat dari hal-hal yang dekat dengan siswa, lama-lama
ke hal-hal yang jauh dari kehidupan siswa itu.
Cara kedua dapat Anda lakukan dengan “menghadirkan” wacana itu dalam kehidupan siswa
Anda. Pembelajaran wacana tentang kereta api, misalnya, untuk siswa yang tinggal di Kalimantan
dapat dilakukan dengan menghadirkan “kereta api” itu dalam bentuk gambar atau miniatur kereta api
sehingga alat transportasi yang berupa kereta api itu “dekat” dengan siswa Anda. Dalam hal ini,
gambar atau miniatur kereta api itu digunakan sebagai “model” yang dalam pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dikenal dengan istilah modelling. Hal ini berangkat dari prinsip pembelajaran
yang berangkat dari hal-hal yang konkret ke hal-hal yang abstrak.
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
Kriteria ini mengimplikasikan bahwa wacana yang diangkat menjadi Materi Pembelajaran
untuk siswa dengan tingkat tertentu berbeda dengan wacana yang diangkat menjadi materi
pembelajaran untuk siswa pada tingkat yang lain. Siswa yanp barada, Pada tingkat yanp berbeda
memerlukan materi yang berupa wacana yang berbeda pula Ungkatannya. Perbedaan Ungkatan
wacana ini mengimplementasikan pada tingkatan Wacana berdasarkan tingkat kesulitannya.
Pengertian tingkat perkembangan siswa tidak selalu mengacu pada kelas, tetapi lebih mengacu pada
tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
4. Menarik
Kriteria ini mengamanatkan kepada Anda untuk memilih wacana yang diminati dan disukai
siswa. Tidak semua wacana yang Anda pilih berdasarkan kriteria 1 sampai dengan 3 di atas diminati
dan disukai siswa. Apabila wacana yang tidak diminati dan disukai siswa itu Anda gunakan sebagai
materi pembelajaran, tentu pembelajaran yang Anda lakukan kurang berhasil. Siswa Anda akan
enggan mengikuti proses pembelajaran yang Anda lakukan. Padahal, keberhasilan pembelajaran
sangat ditentukan oleh minat subjek didik, yaitu siswa. Kriteria wacana yang diminati dan menarik
bagi siswa ini tentu tidak dapat dipisahkan dari kriteria lain. Dari sisi isi, wacana yang diminati dan
menarik bagi siswa tentu wacana yang isinya sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Praktis
Penggunaan bahasa yang merupakan bapian dari proses pembelajaran adaiah penggunaan
bahasa yang dirancang (by design) dilakukan dalam rangka mencapai komnetensi tertentu yang
diharapkan dikuasai siswa. Siswa menonton sinetron dan dengan sendirinya juga memperhatikan
bahasa yang digunakan pelaku dalam sisetron, itu bukan proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa
menonton sinetron atas perintah guru yang didasarkan pada perencanaan pembelaiaran untuk
mencapai kompetersi tertentu, misalnya, siswa mampu menyimak wacana dialog dan mampu
menceritakan kembali isi sinetron, kegiatan siswa ini merupakan bagian dari proses pembelajaran.
6. Menantang
Kriteria ini mengisyaratkan bahwa wacana yang tepat digunaka sebagai materi pembelajaran
Bahasa dan sastra Indonesia adalah wacana yang menyebabkan siswa anda merasa penasaran setera
mempelajari wacana itu.
7. Kaya aksi
Krieria ini mengamanatkan kevada Anda untuk memilih wacana yang Memungkinkan siswa
Anda untuk mengaplikasikan berbagai kemahiran berbahasa. Dengan wacana yang digunakan sebagai
materi pembelajaran, siswa dapat menyimak, bercerita, berdebat berdiskusi, membaca, menulis, dan
sebagainya. Pendek kata, dengan wacana yang diangkat menjadi materi pembelajaran itu diharap
siswa dapat mengaktualisasikan berbagai kemahiran berbahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dengan berhagai variasinya. Semakin banyak kemahiran berbahasa yang teraktualisasi,
wacana itu semakin kaya aksi. Demikian juga sebariknya. Namun, dari berbagai kemahiran berbahasa
yang teraktualisasi itu tentu ada kemahiran berbahasa tertentii yang menjadi fokus
dalam pembelajaran.
B. PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan di atas. istilah media pembelijarsn pada
dasarnya merupaxan semua alat bantu yang dimanfaatkan guru dalare rangka mempermudah
pembelajaran. Apabila Anda akan nsengadakan pembelajaran agar siswa Arda mempunyai kompetensi
dalam menyimak wacana tertentu, media pembelajaran Anda dapat berupa kaset rekaman tentang
wocana itu dan tape recorder. Wacana dalam kaset rekaman itu merupakan materi pembelajaran
sedangkan kaset rekaman dan tape recorder merupakan media pembelajaran.
Mcdia dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia gapat pula berupa gambar-gambar,
diagram, wacana “model”, dan lain-lain yang dapat Anda gunakan untuk mengajarkan wacana dalam
rangka melatih, melatih, dan melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Dengan berbapai latihan itu,
diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dar. bersastra dengan berbagai
variasinya.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, media pembelajaran vang Anda pilih dapat
pula berupa objek yang meniadi pijakan pembelajaran. Misalnya, ketika Anda akan membelajarkan
wacana tulis agar siswa Anda memiliki kompetensi dasar mampu mengarang, media pembelajaran
Anda dapat berupa tumbuhan, binatang, benda-benda, dan/atau gambar-gambar tentang bunga,
binatang, atau benda-benda itu.
Berkaitan dengan media pembelajaran itu, berikut dikemukakan beberapa prinsip yang dapat
anda gunakan sebagai pertimbangan untuk memlih dan menemukan media pembelajara Bahasa dan
sastra Indonesia.
a. Fungsional
b. Tersedia
c. Murah
d. Menarik
MODUL 2
STRATEGI-STRATEGI PENILAIAN HASILBELAJAR OLEH PESERTA PENDIDIK
PENILAIAN PENDIDIKAN DALAM STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (TERMASUK
PERAN DAN FUNGSI MASING-MASING JENIS PENILAIAN)
A. PENILATAN UAN PENGUKURAN
Penilaian adalah proses merefleksikan data untuk membuat suatu keputusan (Campbell,
1995). Penilaiar, adalah suatu proses pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran informasi secara
sistematik untuk menentukan seberapa jauh tujuan telah tercapai. Menilai juga berarti suatu proses
untuk mcmberi miakna terhadap suatu gejala berdasarkan kriteria tertentu (Harsiati, 2001).
Secara umum dapat dikatakan penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan
informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Adapun
evaluasi pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke
arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Dari pengertian tersebui di atas tujuan evaluasi pengajaran antara lain adalah untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai di mana tingkat kemampuan dan
kebefiasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikulerlpengajaran. Dengan demikian evaluasi
menempati posisi yang penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya evaluasi
pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat diketahui.
Asesmen dan pengukuran merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk
melakukan penilaian. Yang dimaksud prosedur disini adalah langkah atau cara yang dipakai dalam
penilaian teruiama yang menyangkut kegiatan mengumpulkan data informasi yang diperlukan untuk
mengambil keputusan dalam penilaian. Salah satu bagian dari proses melakukan penilaian adalah
mengumpulkan data. Data yang diperoleh dapat berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan.
(deskriptif). Jika data yang diperlukan berupa angka-angka prosedur yang digunakan adalah
pengukuran Asesmen lebih mencakup karakteristik kualitatif maupun kuantitatif Cakupan asesmer
lebih daripada pengukuran. Pengukuran lebih berorientasi pada deskripsi kuantitatir Sementara
asesmen bcro ientasi pada deskripsi kuantitatif dan kualitatii.
B. ALAT-ALAT PENILAIAN PENGAJARAN
Wrighstone dalam bukunya Evaluation in Modern Education menggolongkan macam. macam
alat penilaian menjadi sembilan kelompok, yaitu: 1) shor answer, 2) essay and oraj examinations, 3)
observation and anecdotal records, 4) guestionaires, :nventories ang interviews, 5) checklists and
raring scales, 6) personal reports and projectives technigues, 7) sociometric methods, ii) case studies,
9) cumulative records.
C. BENTUK TES
Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Tes essay
b. Tes objektif. Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang
jawabannya merupakan kerangka (essav) atau kalimat yang panjang panjang. Panjang
pendeknya tes essay adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes.
D. FUNGSI PENILAIAN
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok sebagai berikut:
a. Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah trielakukan
kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengukur sampai di mana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses
belajar mengajar.
E. JENIS PENILAIAN
Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan, dengan penilaian kelas, tes kemampuan
dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.
1. Penilaian Berbasis Kelas
- Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan infor masi oleh guru
melalui sejumlah: bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar! kompetensi
peserta didik yang mengikuti proses peinbelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang
diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran
berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini. diperoleh notrct/profil kemampuan
veserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkahlangkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpular infonnasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian
Penilaian Berbasis Kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh
karena itu disebut penilaian berbasis kelas. PBK dilakukan dengar pengumpulan karya siswa
(portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper
and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasy belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi
siswa.Penilaian Berbasis Kela, mencakup kegiatan-kegiatan (a) pengumpulan informasi tentang
pencapaian hasil belaja, Niswa, dan (b) pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan
informaj, tersebut.
Dalam praktik pendidikan terdapat dua istilah penilaian.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN ALAT-ALAT PENILAIN
1. JENIS-JENIS ALAT PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BAHASA
INDONESIA
Jenis-jenis Alat Penilaian proses Strategi Pengamatan
a. catatan anekdot
b. wawancara
c. percakapan
d. tanggapan kelompok
e. menceritakan kembali
f. partisipasi dalam diskusi
g. berbagai pengalaman membaca
h. berbagai pengalaman menulis
i. contoh catatan
j. contoh karangan draft, revisi, suntingan, pemecahan masalah
Penilaian Sikap
a. Penpertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan
hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau
tindakan yang diinginkan Sikap terdiri dari tigakomponer, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Secaia
umum, Objek sikap yanp perlu dinilai dalam proses pembelajaran beberapa Mata pelajar anadalah
sebagai berikut.
Sikap terhadap materi pelajaran. .
Sikap terhadap guru/pengajar.
Sikap terhadap proses pembelajaran.
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut
antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yanp berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap.
Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentarip "Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi
akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan
dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
a. Penilaian Tertulis
Pengertian Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis.
b. Penilaian Proyek
Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
c. Penilaian Produk
Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-
produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan,
gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
d. Penilaian Portofolio
Pengertian Penilaian portofclis merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan nada
kumpulan informasi yang menunjukkan perker:banpan kemampuan peserta didik dalam” '
catu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.