Anda di halaman 1dari 14

UJIAN AKHIR SEMESTER

SUMMARY BUKU
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD

Dosen Pengampu:
Steven Mandey, S.Pd, M.Hum

Disusun Oleh :
Rolanda Vabiola Andris
(21105200)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023
MODUL 1
PENGEMBANGAN SUMBER-SUMBER BELAJAR BAHASA INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN DAN FUNGSI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
A. PENGERTIAN SUMBER BELAJAR
Sumber belajar adalah bahan yang incncakup media belajar dan alat peraga untuk
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak maupun orang dewasa yang
berperan mendampirwi anak belajar. Sumber belajar ini dapat berupa tulisan (tulis tangan atau hasil
cetak), gambar foto, narasumber. benda-benda alamiah, dan benda-benda hasil budaya. Selain itu,
sumber belajar dapat herupa ruang belajar sebagai tempat sejumlah alat/media, artefak/benda-benda
budaya, alat peraga, gambar poster, alat masak, dan papan data yang ditata rapi Jalani ruangan yang
cukup penerangannva.
Juga ada materi sumber belajar, yaitu semua bahan yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar. Dilihat dari perkembangan anak untuk belajar maka dibutuhkan sumber belajar yang dapat
mendukung faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terkandung dalam perkembangan emosi,
motorik, pengamatan dan ingatan visual, pendengaran, kemampuan bebahasa pasif dan
akuf, dan kecerdasan.

B. FUNGSI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN Secara umum sumber belajar


berfungsi untuk:
1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra,
3) menimbulkan gairah belajar, interaksi Jebih langsung antara murid dengan sumber belajar,
4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori &
kinestetiknya, dan
5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan
persepsi yang sama.

Selam itu, kontribusi sumber belajar menurut Kemp and Dayton (1985) adalah pagai berikut.
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar,
b. pembelajaran dapat lebih menarik,
c. pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar,
d. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendzk,
e. kualitas pembelajaran dapat diingkatkan,
f. proses pembelai.iran dapat berlangsung kapan pun dan di niana pun diperlukan,
g. sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses perihelajaran dapat
ditingkatkan, dan
h. peran guru berubah ke arah yang positif.

C. MACAM-MACAM SUMBER BELAJAR


Jarolimek (1985) mengelompokkan sumber belajar menjadi 2 kategori yaitu: a) reading
materials ar.d resouces (materi dan sumber bacaan) meliputi buku teks, ensiklopedia, buku referensi,
komputer, majalah, pampiet, surat kabar, kliping, brosur perjalanan, dan keberapa materi yang
dicetak,diprint: b) nonreading materials and resources (materi dan sumber bukan bacaan) meliputi
gambar, film, rekaman, darmawisata, peta, globe, dan sumber masyarakat. Koran, majalah, buku,
brosur, leaflet, merupakan sumber belajar penting bagi anak. Sumber belajar ini dapat memberikan
banyak informasi kepada anak. Misalnya tentang peristiwa tertentu, tempat, bahkan iklan, dan data-
data yang dibutuhkan. Selain itu, sumber belajar dapat pula berupa lingkungan alam.
k. Pengembangan Sudut (Area) Bahasa dan Sastra Indonesia Secara Terpadu
Upaya ini menyarankan agar memanfaatkan sudut-sudut ruangan kosong dengan cara
mengemasnya atau memodifikasi pembelajaran bahasa secara terpadu. jika ruangan terbatas, tidak
perlu dipisah-pisah menjadi sudut membaca, menulis, karya Dalam penyajiannya dapat ditampilkan
sastra tetapi cukup satu saja sudut bahasa. secara keseluruhan materi yang berkaitan dengan bahasa
ataupun secara bergiliran Secara bergiliran, maksudnya mungkin satu atau dua minggu sudut tersebut
diisi dengan penyajian bidang sastra, beberapa minggu kemudian diisi dengan penyajian yang lainnya,
dan seterusnya seperti sebuah siklus dan akhirnya kembali pada bidang membaca. Dalam merotasi isi
sudut belajar bahasa, dapat dipertimbangkan beberapa hal, yaitu minat dan motivasi anak, kebutuhan
anak, ketersediaan sarana penunjang dan sebagainya. Dengan penyajian secara terintegrasi, tidak ada
alasan bagi sekolah mana pun untuk menghindari pengembangan pembelajaran bahasa secara lebih
baik kepada anak-anak yang bersekolah pada lembaganya.
Model penyajian sudut bahasa secara terintegrasi akan mampu mengatasi berbagai kelemahan
yang selama ini dihadapi oleh banyak lembaga pendidikan usia dini yang tersebar di seluruh
Indonesia.
1.Pengembangan Sanggar Menulis dan Membangun Motivasi Menulis Mary Leonhard (2001:
19-27) memaparkan alasan-alasan yang menunjukkan bahwa menulis itu amat penting bagi anak-
anak. Ada sepuluh alasan mengapa gemar menulis itu penting, di antaranya:
1) rasa suka terhadap suatu kegiatan merupakan prasyarat untuk keberhasilan di bidang
2) hanya anak-anak yang suka menulis saja yang akan menulis dengan sering dan teliti suatu hal
yang mereka butulikan untuk menjadi penulis ulung:
3) hanya siswa-siswa yang gemar menulis dan banyak menulis secara mandiri yang akan
mengembangkan irama dan gaya pribadi mereka:
4) hanya anak yang terbiasa menulis mandiri sajalah yang akan belajar cara menulis dengan
fokus yang tajam dan jelas:
5) anak-anak harus sering dan bebas menulis supaya prigel dalam menggunakan suuktur kalimat
yang kompleks dan benar sccara tata bahasa:
6) anak-anak yang menikmati tulismenuiss jarang menunda-nunda menyerahkan makalai dan
daporan sekolah yang ditugaskan:
7) anak-anak yang suka manalis, dan sering menulis untuk iseng. juga icbih memahami Lalai
yang dibacanya,
8) anak-anak yang gemar menulis menjadi murid yang mudah unggul dalam hampir semua mata
pelajaran,
9) anak-anak dengan kebiasaan menulis pribad: yang mandiri mempunyai cara yang mudah
untuk mengatasi trauma emesicnal,
10) penulis yangterampil dan fasih mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian besar
biiang pererjaan.
Kiat-kiat mengarang di atas dapat dikembangkan dan dipilih salah -satusesuai dengan kondisi
yang sedang dihadapi anak.
1) Menulis buku cerita
2) Menulis madding
3) Membuat kliping

KEGIATAN BELAJAR 2
PEMILIHAN DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR BAHASA INDONESIA
A. PEMILIHAN MATERI SEBAGAI SUMBER BeELnjaR ohm PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
Sesuai dengan pendekatan komunikatif yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia juga diarahkan pada pembentukan kompetensi komunikasi,
yaitu kemahiran inenyimak, kemahiran berbicara, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan pendekatan ini adalah membelajarkan wacana, yaitu
pembelajaran bahasa yang dipunakan sebagai alat komunikasi yang sesungguhnya, bukan pelajaran
teori tentang bahasa. Siswa diarahkan untuk dapat berbahasa dengan jeias, benar, baik, dan
komunikatif.Dengan demikian, ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan
wacana sebagai sumber belajar, seperti berikut ini.
1. Relevan dengan kebutuhan siswa
Pertanyaan yang perlu Anda kemukakan berkaitan dengan kriteria ini ialah wacana yang
bagaimana yang dibutuhkan siswa Anda sehingga perlu Anda kemas dan rancang menjadi materi
pembelajaran? Salah satu jawaban terhadap pertanyaan ini adalah bahwa wacana itu harus sesuai
dengan kebutuhan siswa saat ini maupun di masa yang akan datang setelah siswa tersebut
menyelesaikan pendidikan di tempat sekolah.
Salah Satu pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan yang sekarahg sering
dikemukakan para ahli dan pemerhati pendidikan adalah pendidikan kecakapan hidup (life skil).
Pendidikan dipandang sebagai suatu proses untuk membentuk peserta
2. Kontekstual
Kiiterids kedua dalam pemilihan dan pengerubangan materi pembelejasan bahas2 Indonesia
adalah kontekstual. Secara sederhana dapat dikemukakan di sini bahwa materi pembelajaran yang
kontekstual adalah materi pembelajaran yan2 dekat dengan kehidupan siswa. Wacana-wacana yang
Anda angkat menjadi materi pembelajaran bahasa Indcnesia adalah wacana-watcana yang berkait
dengan kehidupan siswa. Hal ini tidak berarti bahwa wacana-wasana yang !idak dekat dengan
kehidupan siswa tidak boleh diangkat menjadi materi pembelajaran bahasa dar sastra Indonesia.
Wacana-wacana yang tidak dekat dengan kehidupan siswa itu dapat digunakan sebagai hahan
pernbelajaran bahasa dan sastra dengan cara (1) berpijak dari kehidupan siswa, dan (2)
"menghadirkan” wacana itu sehingga dekat dengan siswa. Cara pertama dapat Anda lakukan dengan
mengangkat wacana yang dekat dengan kehidupan siswa yang isinya berkaitan dengan wacana yang
akan Anda ajarkan. Apabila wacana itu sudah Anda gunakan sebagai materi pembelajaran, selanjutnya
wacana yang jauh dari kehidupan siswa itu baru Anda angkat menjadi materi pembelajaran. Hal ini
berangkat dari prinsip pembelajaran yang berangkat dari hal-hal yang dekat dengan siswa, lama-lama
ke hal-hal yang jauh dari kehidupan siswa itu.
Cara kedua dapat Anda lakukan dengan “menghadirkan” wacana itu dalam kehidupan siswa
Anda. Pembelajaran wacana tentang kereta api, misalnya, untuk siswa yang tinggal di Kalimantan
dapat dilakukan dengan menghadirkan “kereta api” itu dalam bentuk gambar atau miniatur kereta api
sehingga alat transportasi yang berupa kereta api itu “dekat” dengan siswa Anda. Dalam hal ini,
gambar atau miniatur kereta api itu digunakan sebagai “model” yang dalam pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dikenal dengan istilah modelling. Hal ini berangkat dari prinsip pembelajaran
yang berangkat dari hal-hal yang konkret ke hal-hal yang abstrak.
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
Kriteria ini mengimplikasikan bahwa wacana yang diangkat menjadi Materi Pembelajaran
untuk siswa dengan tingkat tertentu berbeda dengan wacana yang diangkat menjadi materi
pembelajaran untuk siswa pada tingkat yang lain. Siswa yanp barada, Pada tingkat yanp berbeda
memerlukan materi yang berupa wacana yang berbeda pula Ungkatannya. Perbedaan Ungkatan
wacana ini mengimplementasikan pada tingkatan Wacana berdasarkan tingkat kesulitannya.
Pengertian tingkat perkembangan siswa tidak selalu mengacu pada kelas, tetapi lebih mengacu pada
tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
4. Menarik
Kriteria ini mengamanatkan kepada Anda untuk memilih wacana yang diminati dan disukai
siswa. Tidak semua wacana yang Anda pilih berdasarkan kriteria 1 sampai dengan 3 di atas diminati
dan disukai siswa. Apabila wacana yang tidak diminati dan disukai siswa itu Anda gunakan sebagai
materi pembelajaran, tentu pembelajaran yang Anda lakukan kurang berhasil. Siswa Anda akan
enggan mengikuti proses pembelajaran yang Anda lakukan. Padahal, keberhasilan pembelajaran
sangat ditentukan oleh minat subjek didik, yaitu siswa. Kriteria wacana yang diminati dan menarik
bagi siswa ini tentu tidak dapat dipisahkan dari kriteria lain. Dari sisi isi, wacana yang diminati dan
menarik bagi siswa tentu wacana yang isinya sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Praktis
Penggunaan bahasa yang merupakan bapian dari proses pembelajaran adaiah penggunaan
bahasa yang dirancang (by design) dilakukan dalam rangka mencapai komnetensi tertentu yang
diharapkan dikuasai siswa. Siswa menonton sinetron dan dengan sendirinya juga memperhatikan
bahasa yang digunakan pelaku dalam sisetron, itu bukan proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa
menonton sinetron atas perintah guru yang didasarkan pada perencanaan pembelaiaran untuk
mencapai kompetersi tertentu, misalnya, siswa mampu menyimak wacana dialog dan mampu
menceritakan kembali isi sinetron, kegiatan siswa ini merupakan bagian dari proses pembelajaran.
6. Menantang
Kriteria ini mengisyaratkan bahwa wacana yang tepat digunaka sebagai materi pembelajaran
Bahasa dan sastra Indonesia adalah wacana yang menyebabkan siswa anda merasa penasaran setera
mempelajari wacana itu.
7. Kaya aksi
Krieria ini mengamanatkan kevada Anda untuk memilih wacana yang Memungkinkan siswa
Anda untuk mengaplikasikan berbagai kemahiran berbahasa. Dengan wacana yang digunakan sebagai
materi pembelajaran, siswa dapat menyimak, bercerita, berdebat berdiskusi, membaca, menulis, dan
sebagainya. Pendek kata, dengan wacana yang diangkat menjadi materi pembelajaran itu diharap
siswa dapat mengaktualisasikan berbagai kemahiran berbahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dengan berhagai variasinya. Semakin banyak kemahiran berbahasa yang teraktualisasi,
wacana itu semakin kaya aksi. Demikian juga sebariknya. Namun, dari berbagai kemahiran berbahasa
yang teraktualisasi itu tentu ada kemahiran berbahasa tertentii yang menjadi fokus
dalam pembelajaran.
B. PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan di atas. istilah media pembelijarsn pada
dasarnya merupaxan semua alat bantu yang dimanfaatkan guru dalare rangka mempermudah
pembelajaran. Apabila Anda akan nsengadakan pembelajaran agar siswa Arda mempunyai kompetensi
dalam menyimak wacana tertentu, media pembelajaran Anda dapat berupa kaset rekaman tentang
wocana itu dan tape recorder. Wacana dalam kaset rekaman itu merupakan materi pembelajaran
sedangkan kaset rekaman dan tape recorder merupakan media pembelajaran.
Mcdia dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia gapat pula berupa gambar-gambar,
diagram, wacana “model”, dan lain-lain yang dapat Anda gunakan untuk mengajarkan wacana dalam
rangka melatih, melatih, dan melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Dengan berbapai latihan itu,
diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dar. bersastra dengan berbagai
variasinya.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, media pembelajaran vang Anda pilih dapat
pula berupa objek yang meniadi pijakan pembelajaran. Misalnya, ketika Anda akan membelajarkan
wacana tulis agar siswa Anda memiliki kompetensi dasar mampu mengarang, media pembelajaran
Anda dapat berupa tumbuhan, binatang, benda-benda, dan/atau gambar-gambar tentang bunga,
binatang, atau benda-benda itu.
Berkaitan dengan media pembelajaran itu, berikut dikemukakan beberapa prinsip yang dapat
anda gunakan sebagai pertimbangan untuk memlih dan menemukan media pembelajara Bahasa dan
sastra Indonesia.
a. Fungsional
b. Tersedia
c. Murah
d. Menarik

C. PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR


Lingkungan danat dimanfaatkan sebapai sumbar belajar. Lingkungan baik di Sekitar sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai Sumber belajar. betapa pun kecil atau
terpencil, suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajer yang sangat
kaya dan bermanfaat, yaitu:
a. Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah,
b. Lingkangan fisik di sekitar sekolah,
c. Bahan sisa yang Udak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanta, sebagai sumber belajar, dan
d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhati, Siswa. Ada
peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan berulang kembaj, Jangan lewatkan
peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Cukup banyak tersedia sumber belajar di luar dinding sekolah. Bawalah sesuat, dari liugkungan
ke dalam kelas. Bawalah siswa dari kelas ke lingkungan Juar kelas/ Sekolah. Biarlah mereka aktif,
senang, berinisiatif, dan kreatif dalam belajar dengan lingkungannya.
Siswa datang ke sekolah membawa pengalaman sendiri-sendiri. Mereka mengena binatang,
bahkan mungkin memeliharanya. Siswa rnengenal tumbuh-tumbuhan, bahkan Sering
menggunakannya sebagai alat dalam bermain.
1. Prinsip-prinsip psamanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Ada beberapa prinsip yang
dapat dilakukan guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Berikut ini
dipaparkan prinsip pemanfaatan lingkungan yang dapat Anda lakukan.
a. Kelayakan waktu yang tersedia.
b. Kesesuaian lingkungan sasaran dalam interaksi belajar mengajar dengan tujuan
yang ingin dicapai.
c. Kelayakannya untuk dimanfaatkan,
d. Kesesuaiannya dengan strategi belajar mengajar yang telah diterapkan,
e. Keselarasan lingkungan dengan hasil yung diharapkan serta kemungkinannya untuk
dievaluasi,
2. Nifai Positif Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Sebagai salah satu bentuk sumber belajar, lingkungan memiliki sejumlah kelebihan atau nilai
positif. Sejumlah nilai positif yang dimaksud adalah sebagai berikut pengetahuan
a. Memungkinkan siswa untuk membandingkan perolehan mereka dengan fakta kehidupan yang
nantinya menjadi medan penerapan pengetahuannya.
b. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber penguat, medan terapan maupun untuk memperluas
cakrawala pengetahuan siswa.
c. Lingkungan mampu menanamkan konsep dasar secara jelas, konkret, dan benar.
d. Lingkungan memungkinkan terjadinya hubungan langsung antara siswa dengan sumber ilmu
pengetahuan itu sendiri sehingga juga mendorong rasa ingin tahu maupun upaya penemuan
dari siswa itu sendiri.
e. Lingkungan mampu mengatasi keterbatasan informasi verbal yang diterima oleh siswa karena
penjelasan tentang ciri bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu, misalnya,
mungkin menjadi begitu rumit apabila disampaikan secara verbal. Sementara apabila diamati
dan disimpulkan sendiri oleh siswa justru relatif lebih mudah dan jelas.
f. Lingkungan mampu memberikan pengalaman belajar secara lebih terpadu dan reaslitis
sehingga berbagai konsep semula dikuasai siswa secara abstrak akhirnya dapat dipahami
kemungkinan strategi penerapannya serta berbagai ciri perilakunya setelah hadir dalam
kegiatan pemakaian.

MODUL 2
STRATEGI-STRATEGI PENILAIAN HASILBELAJAR OLEH PESERTA PENDIDIK
PENILAIAN PENDIDIKAN DALAM STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (TERMASUK
PERAN DAN FUNGSI MASING-MASING JENIS PENILAIAN)
A. PENILATAN UAN PENGUKURAN
Penilaian adalah proses merefleksikan data untuk membuat suatu keputusan (Campbell,
1995). Penilaiar, adalah suatu proses pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran informasi secara
sistematik untuk menentukan seberapa jauh tujuan telah tercapai. Menilai juga berarti suatu proses
untuk mcmberi miakna terhadap suatu gejala berdasarkan kriteria tertentu (Harsiati, 2001).
Secara umum dapat dikatakan penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan
informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Adapun
evaluasi pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke
arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Dari pengertian tersebui di atas tujuan evaluasi pengajaran antara lain adalah untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai di mana tingkat kemampuan dan
kebefiasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikulerlpengajaran. Dengan demikian evaluasi
menempati posisi yang penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya evaluasi
pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat diketahui.
Asesmen dan pengukuran merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk
melakukan penilaian. Yang dimaksud prosedur disini adalah langkah atau cara yang dipakai dalam
penilaian teruiama yang menyangkut kegiatan mengumpulkan data informasi yang diperlukan untuk
mengambil keputusan dalam penilaian. Salah satu bagian dari proses melakukan penilaian adalah
mengumpulkan data. Data yang diperoleh dapat berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan.
(deskriptif). Jika data yang diperlukan berupa angka-angka prosedur yang digunakan adalah
pengukuran Asesmen lebih mencakup karakteristik kualitatif maupun kuantitatif Cakupan asesmer
lebih daripada pengukuran. Pengukuran lebih berorientasi pada deskripsi kuantitatir Sementara
asesmen bcro ientasi pada deskripsi kuantitatif dan kualitatii.
B. ALAT-ALAT PENILAIAN PENGAJARAN
Wrighstone dalam bukunya Evaluation in Modern Education menggolongkan macam. macam
alat penilaian menjadi sembilan kelompok, yaitu: 1) shor answer, 2) essay and oraj examinations, 3)
observation and anecdotal records, 4) guestionaires, :nventories ang interviews, 5) checklists and
raring scales, 6) personal reports and projectives technigues, 7) sociometric methods, ii) case studies,
9) cumulative records.
C. BENTUK TES
Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Tes essay
b. Tes objektif. Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang
jawabannya merupakan kerangka (essav) atau kalimat yang panjang panjang. Panjang
pendeknya tes essay adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes.
D. FUNGSI PENILAIAN
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok sebagai berikut:
a. Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah trielakukan
kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengukur sampai di mana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses
belajar mengajar.
E. JENIS PENILAIAN
Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan, dengan penilaian kelas, tes kemampuan
dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.
1. Penilaian Berbasis Kelas
- Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan infor masi oleh guru
melalui sejumlah: bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar! kompetensi
peserta didik yang mengikuti proses peinbelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang
diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran
berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini. diperoleh notrct/profil kemampuan
veserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkahlangkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpular infonnasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian
Penilaian Berbasis Kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh
karena itu disebut penilaian berbasis kelas. PBK dilakukan dengar pengumpulan karya siswa
(portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper
and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasy belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi
siswa.Penilaian Berbasis Kela, mencakup kegiatan-kegiatan (a) pengumpulan informasi tentang
pencapaian hasil belaja, Niswa, dan (b) pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan
informaj, tersebut.
Dalam praktik pendidikan terdapat dua istilah penilaian.

 Pertama, penilaian (assesment) yang merupakan kegiatan untuk memperolep Informasi


tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa (perseorangan atdy sekelompok) dan
mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untiik mencapaj tujuan pembelajaran.
 Kedua, peniiaian (evaluasi) yang berarti kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan
suatu sistem pendidikan secara keseluruhan.
Penilaian berbasis kelas menggunakan ari penilaian sebagai “assessment” yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tantang hasij belajar siswa pada tingkat
kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM). Data atau informasi dari Penilaian
Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan urtuk mengukur keberhasilan
suatu program pendidikan. Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum, penilaian dan pelaksanaannya,
pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan (manajemen) pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara keseluruhan. Penilaian (evaluasi) di sini mencakup penilaian terhadap hal-hal
berikut.
a. Penilaian dukungan konteks yang terkait ( dukungan unsur pemerintah, DPRD,
Dinas, pimpinan sekolah, guru, karyawan, orangtua, dsb.),penilaian terhadap
komponen input (organisasi dan manajemen,ketenagaan, fasilitas, dan kesiswaan)
b. Penilaian terhadap komponen proses (kegiatan belajar-mengajar, dan sistem evaluasi)
c. Penilaian terhadap produk dan dampak (hasil dan dampak penyelenggaraan
pendidikan)
Ciri-ciri Penilaian Berbasis Kelas
Ciri penilaian kelas yaitu belajar tuntas, otentik, berkesinambungan, berdasarkan acuan
kriteria/patokan, dan menggunakan berbagai cara dan alat penilaian.
a. Belajar Tuntas
b. Penilaian Otentik
c. Berkesinambungan
d. Berdasarkan Acuan Kriteria / Patokan Prestasi
e. Menggunakan Berbagai Cara dan & Alat Penilaian
Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaran kelas antara lain adalah:
a. Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi sclama dan setelah Proses
hembelajaran berlangsung.
b. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
c. Untuk memantau kemajuan dan mendiapnosis kesulitan belajar yang dialami pesert,
didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
d. Untuk umnan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kepiatan dar
Sumber belajar yang dipunakan.
e. Untuk memberikan pilina alternatif penilaian kepada guru.
f. Untuk memberikan hr Mornasi kepada orang tua dan komite sekolah centang
Ofektivitas pendidikan.
Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menggambarkan sejauh mana seorang peseria didik telah menguasai suatu kompetensi.
b. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk peniurusan (sebagai bimbingan).
c. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
mengikuti remedial atau pengayaan.
d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna
perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik
Prinsip-prinsip Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan, misalnya kompetensi ” mempraktikkan gerak dasar jalan..", maka penilaian valid
apabila mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka penilaian
tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable
(ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistens! Misal, guru
menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung
sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondis' yang relatif sama. Untuk menjamin
penilaian yang reliabel petunjuk pelaksana"
c. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang fertuang pada
setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai
beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kcempetensi peserta didik.
d. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk meniperoleh
gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
e. Obyektif
Penilaian harus dilaksanakan secara obvektif. Untuk itu, penilaian harus odil, terencana, dan
menerapkan kriteria yang jalas dalam pembenan skor.
f. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ranah Penilaian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penjabaran dari standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Muatan dari standar isi pendidikan adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Satu
standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke
dalam indikator-indikator pencapaian hasil relajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/ daerah masing-masing. Indikator-indikator
yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi
dasar bersangkutan.
Strategi-Strategi Penilaian Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penilaian proses pembilajaran bahasa Indonesia di titik beratkan pada tingkat efektifan proses
kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pergajaran. Strategi penilaian prose pembelajaran bahasa
Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
a. Strategi penilaian Proses Bidang Menyimak
b. Strategi Penilaian Proses Bidang Berbicara
c. Strategi Penilaian Proses Bidang Membaca
d. Strategi Penilaian Proses Bidang Menulis
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan,
proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat
ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan
sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha dan keuletannya.

KEGIATAN BELAJAR 2
PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN ALAT-ALAT PENILAIN
1. JENIS-JENIS ALAT PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BAHASA
INDONESIA
Jenis-jenis Alat Penilaian proses Strategi Pengamatan
a. catatan anekdot
b. wawancara
c. percakapan
d. tanggapan kelompok
e. menceritakan kembali
f. partisipasi dalam diskusi
g. berbagai pengalaman membaca
h. berbagai pengalaman menulis
i. contoh catatan
j. contoh karangan draft, revisi, suntingan, pemecahan masalah

Strategi Pengukuran Kontekstual


k. ceklis, inventori
l. tes buatan guru (mjtatihan menyunting
m. latihan kelas
n. survei minat/sikap
o. tes formatif
Jenis-jenis Alat Penilaian
Hasil Strategi pengamatan
a. tanggapan terhadap pertanyaan
b. tanggapan terhadap susu
c. catatan refieksi belajar
d. majalah sekolah
e. evaluasi
f. hasil penyelesaian tugas
g. pertanyaan buatan murid
h. buku catatan
i. kumpulan karngan murid
j. catatan buku yang dibaca
k. catatan kosakata
l. contoh tulisan
m. tanggapan terhadap pementasan
n. portofolio
Strategi Pengukuran Nonkontekstual
a. tes baku
b. tes kemampuan minimal
c. tes sekolah, nasional
d. tes acuan norma
e. tes acuan kriteria
f. tes huruf, bunyi kata
g. tesejaan
h. tes diagnostik
i. lembar kerja

2. TEKNIK PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN


Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan
beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta
didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian satu kompetensi dasar
dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil relajar, baik berupa domain kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja,
penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri.
 Penilaian Unjuk Kerja
a.Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik dalam melakukan sesuatu. Penitaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium,
praktck Sholat, praktek olahraga, bermain perap memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/
dcklamasi dll.
b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat
penzapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan bermain peran (mementaskan drama)
peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi yang berapam, seperti: lafal dan
intonasi, penghayatan terhadap peran, kinestesik (gerak tubuh). Dengan demikian, gambaran
kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrumen berikut:
Daftar Cek (Check-list) Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-
tidak).

 Penilaian Sikap
a. Penpertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan
hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau
tindakan yang diinginkan Sikap terdiri dari tigakomponer, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Secaia
umum, Objek sikap yanp perlu dinilai dalam proses pembelajaran beberapa Mata pelajar anadalah
sebagai berikut.
 Sikap terhadap materi pelajaran. .
 Sikap terhadap guru/pengajar.
 Sikap terhadap proses pembelajaran.
 Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut
antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

 Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yanp berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap.
Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentarip "Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi
akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan
dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
a. Penilaian Tertulis
Pengertian Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis.
b. Penilaian Proyek
Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
c. Penilaian Produk
Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-
produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan,
gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
d. Penilaian Portofolio
Pengertian Penilaian portofclis merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan nada
kumpulan informasi yang menunjukkan perker:banpan kemampuan peserta didik dalam” '
catu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai