Anda di halaman 1dari 4

RESUME MODUL 5 KB 2

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH DASAR
KB 2
Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

A. LATAR Belakang
Pendekatan Komunikatif (PK) adalah sebuah pendekatan pengajaran bahasa, khususnya
pengajaran Bahasa kedua (B2) dan pengajaran Bahasa asing. Berbahasa adalah
“menggunakan Bahasa untuk komunikasi”, yaitu menyampaikan pesan dari seseorang
kepada orang lain atau dari penulis kepada pembacanya, dari pembicara kepada
pendengarnya.
B. LANDASAN TEORITIS
Kemampuan komunikatif merupakan seperangkat kemampuan yang bersifat potensial
untuk melakukan kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, seorang penutur baru dapat
dikatakan memiliki kompetensi komunikatif apabila ia mempunyai kemampuan struktual
yang memadai dan memiliki kepekaan kontekstual yang cukup tinggi sehingga “ketepatan”
dalam pemakaian Bahasa itu tidak hanya ketepatan gramatikal saja, tetapi juga ketepatan
sosiolingual.
C. MERANCANG PENGAJARAN BERPENDEKATAN KOMUNIKATIF
Pengajaran Bahasa dengan pendekatan komunikatif lebih bersifat humanistik. Siswa
ditempatkan pada posisi aktif sebagai pusat kegiatan pengajaran dan guru sebagai fasilitator
dalam proses itu. Hal itu tampak pada rumusan tujuan, pemilihan bahan, peran siswa, guru
dan bahan serta teknik pengajarannya.
1. Tujuan Pengajaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran berpendekatan komunikatif adalah terbina
dan terkembangkannya kemampuan komunikatif atau kompetensi komunikatif siswa.
dengan demikian pengajaran Bahasa Indonesia harus dapat (1) mengembangkan
kompetensi komunikatif, (2) mengembangkan penguasaan performansi komunikatif
dan (3) pengajaran Bahasa Indonesia harus berorientasi pada penggunaan bahasa dan
bukan pada pengetahuan tentang bahasa.
2. Materi pengajaran
Dalam pendekatan komunikatif, pemilihan materi didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan (need analysis) siswa. Analisis kebutuhan siswa didasarkan pada latar
belakang (antara lain Pendidikan, status sosial) dan Lembaga Pendidikan tempat
belajar. Contoh kebutuhan berbahasa untuk calon dokter, misalnya tentu berbeda
dengan kebutuhan berbahasa calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Silabus yang digunakan adalah silabus yang menempatkan bahasa untuk alat
komunikasi. Misalnya, bahasa yang dipilih adalah bahasa yang memiliki potensi
digunakan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya bahasa untuk bertanya, berdiskusi,
menulis surat resmi, menulis surat pribadi, menulis karya ilmiah sederhana dsb.
3. Peran Siswa dan Guru
Dalam pengajaran bahasa komunikatif, peran siswa adalah sebagai “negosiator” antara
dirinya sendiri, proses belajar dan objek yang dipelajari. Siswa sendirilah yang harus
aktif berinisiatif untuk melakukan kegiatan komunikatif. Guru hanya berperan sebagai
“fasilitator” dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai pengarah dan pengoordinasi
kegiatan. Guru dapat juga berperan sebagai sutradara yang mengatur secara sistematis
tugas-tugas siswa.
4. Teknik Mengajar
Dalam pengajaran Bahasa dan sastra Indonesia yang menekankan pada kompetensi
komunikatif, pelbagai Teknik dapat digunakan secara bersama-sama. Teknik-teknk itu
antara lain tanya jawab, diskusi, Latihan, simulasi, produksi dan demonstrasi. Misalnya
menulis surat untuk temannya yang ada di lain tempat. Dalam konteks ini, guru dapat
berfungsi sebagai fasilitator atau pembimbing begaimana menulis surat pribadi yang
benar.
5. Teknik Penilaian
Sesuai dengan orientasi pengajaran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa dititikberatkan pada tes kompetensi komunikatif (TKK). TKK adalah tes yang
menitikberatkan pada kemampuan berkomunikasi pada situasi tertentu. Beberapa
pertimbangan menyusun TKK adalah (1) mempertimbangkan komponen-komponen
komunikasi seperti interaksi, tujuan, konteks dan ketakterdugaan. (2) mementingkan
penguasaan fungsi bahasa (3) yang diuji adalah kemampuan siswa berkomunikasi,
yakni aspek ketepatan dan kelancaran. (4) mementingkan kepantasan jawaban dan (5)
bersifat langsung. Mengukur kemampuan menulis dengan menggunakan tes menulis
karangan. Penguasaan komunikasi meliputi (1) penguasaan terhadap kaidah-kaidah
gramatikal kebahasaan dan (2) aturan-aturan sosial budaya tentang bagaimana bentuk-
bentuk bahasa itu secara tepat dan patut digunakan dalam masyarakat.

RESUME MODUL 6 KB 2

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH DASAR
KB 2
Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan

A. PENGANTAR
Media memiliki kedudukan yang strategis dalam pembelajaran di sekolah dasar. Semakin
rendah tingkat satuan belajar yang diajar , semakin banyak media yang diperlukan. Hal ini
disebabkan oleh tingkat berpikir anak pada usia sekolah dasar yang masih berada pada taraf
berpikir operasional-konkret.
B. MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK
1. Media Dengar
Media ini dapat berbentuk radio, tape recorder, atau laboratorium bahasa. Media
dengar dapat berperan dalam “membantu”, “melengkapi”, bahkan “menggantikan”
guru. Media-media radio, tape recorder, atau laboratorium bahasa dapat digunakan
guru dalam mencapai kompetensi-kompetensi, seperti :
a. Memahami berita dari radio
b. Memahami berita atau informasi dari televisi
c. Memahami pembacaan puisi
2. Lagu
Media lagu umumnya digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Belajar melalui
lagu dapat meningkatkan motivasi dan minat. Melalui lagu siswa dapat mengingat
kosakata, frasa, ungkapan/idiom, intonasi, kalimat dsb. Melalui lagu pula pembelajar
dapat belajar dan berlatih menyimak dan berbicara. Media lagu dapat dipilih dengan
mempertimbangkan paling tidak dua hal berikut :
a. Sesuai dengan tingkat kognitif atau berpikir pembelajaran
b. Sesuai dengan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dan
c. Tidak menyinggung atau menghina suku, agama, ras, dan antargolongan.
Lagu yang
3. Manusia
Manusia dapat juga sebagai media pembelajaran menyimak. Guru dapat membacakan
sendiri sebuah berita layaknya seorang penyiar untuk selanjutnya disimak oleh
siswanya. Jika ini yang dilakukan, beberapa hal yang perlu diperhatikan guru adalah :
(1) intonasi pembacaan diusahakan mendekati pembacaan yang nyata sebagai seorang
penyiar, (2) volume suara haruslah besar agar dapat didengar secara baik oleh siswa
seluruh kelas.
C. MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA
1. Gambar
Terdapat dua macam gambar. (i) ilustrasi dan (ii) gambar asli. Yang pertama, ilustrasi
adalah gambar dari hasil karya seseorang. Sebuah lukisan dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan keterampilan berbicara. Siswa dapat diminta untuk memberikan
komentar tentang lukisan itu. Sementara siswa yang lain diminta untuk memberikan
komentar terhadap komentar teman yang sedang diobservas itu. Kedua gambar asli
adalah hasil foto dari media kamera. Sebuah foto dapat digunakan untuk pembelajaran
“menceritakan tokoh yang dikagumi”. Foto K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
misalnya.
2. Peragaan Bercerita
Peraga bercerita dapat berupa boneka, wayang atau media lainnya. Dengan boneka
misalnya, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan berbicara. Anak-anak dapat
diminta untuk melakukan dialog atas dasar boneka yang dipegangnya. Ia harus dapat
berbahasa seperti tokoh yang diperankannya.
3. Teks
Teks yang dimaksud pada bagian ini adalah bahan bacaan yang harus dibaca oleh
siswa. dari hasil membaca itu, guru selanjutnya memberi tugas kepada siswa untuk
menyampaikan apa yang dibacanya secara lisan. Tugas berbicara dapat berbentuk : (1)
berbicara singkat, (2) menceritakan Kembali, dan (3) berbicara secara bebas.

Anda mungkin juga menyukai