Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PARTISIPASI

MATA KULIAH PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


AYU IMTYAS RUSDIANSYAH
NIM. 858745338
UPBJJ-UT SURABAYA

( Halaman 3.20 )

1. Pendekatan dalam konteks pembelajaran bahasa mengacu pada pendekatan atau cara
berfikir yang digunakan untuk mengajar dan memahami bahasa. Dalam referensi yang
diberikan, pendekatan tersebut dapat merujuk pada berbagai metode yang digunakan
dalam pengajaran bahasa, seperti pendekatan keterampilan berbicara, pendekatan tata
bahasa, atau pendekatan komunikatif. Pendekatan ini membantu menentukan
bagaimana materi diajarkan dan bagaimana siswa belajar bahasa.
2. Aliran rasionalis adalah salah satu aliran dalam pengajaran bahasa. Prinsip pokok aliran
rasionalis adalah:
a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan.
b. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan.
c. Ajarkanlah berbahasa, bukan tentang bahasanya.
d. Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh pemakainya, bukan apa yang oleh
seseorang seharusnya katakana demikian, tidak ada satu bahasapun yang sama
persis dengan bahasa yang lain.
e. Keterampilan berbahasa harus diajarkan dengan langkah-langkah yang rasional.
f. Siswa harus memahami aturan tata bahasa sebelum mereka dapat menggunakan
bahasa secara benar.
g. Proses belajar bahasa dapat diatur dan direncanakan dengan baik.
3. Pengertian metode dan teknik adalah sebagai berikut:
a. Metode adalah pendekatan umum atau rencana sistematis yang digunakan
dalam pengajaran, seperti metode Campuran (Eclectic method) yang
memungkinkan guru memilih berbagai metode yang cocok untuk situasi
pembelajaran.
b. Teknik adalah alat-alat atau cara-cara yang digunakan guru dalam kelas untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara langsung. Contohnya, dalam metode
Campuran, guru dapat menggunakan berbagai teknik seperti permainan, diskusi,
atau latihan tulis.
Perbedaan utama antara metode dan teknik adalah bahwa metode adalah pendekatan
umum yang mencakup prinsip-prinsip besar pengajaran, sementara teknik adalah alat-
alat dan cara-cara spesifik yang diterapkan dalam proses pengajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

( Halaman 3.28 )

1. Pembelajaran terpadu lintas materi adalah pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan atau memadukan berbagai materi yang ada dalam suatu mata
pelajaran. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, jika terdapat empat
keterampilan berbahasa (mendengar, membaca, berbicara, menulis), maka dalam
pembelajaran terpadu lintas materi, keempat keterampilan ini tidak diajarkan secara
terpisah, melainkan diintegrasikan dalam satu konteks pembelajaran. Pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk melihat hubungan antara berbagai aspek pembelajaran
dalam satu mata pelajaran.
2. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tema sangat penting, dan pembelajaran
biasanya tidak dapat dilaksanakan tanpa tema. Tema digunakan sebagai kerangka atau
landasan untuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Tema ini menjadi landasan
untuk merencanakan langkah-langkah pembelajaran dan mengarahkan fokus
pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tema berperan sebagai wadah
yang menghubungkan berbagai keterampilan berbahasa (mendengar, membaca,
berbicara, menulis) dalam satu konteks yang bermakna.
3. Pembelajaran terpadu lintas kurikulum adalah pendekatan yang menggabungkan materi
dari beberapa mata pelajaran yang berbeda. Ini berarti bahwa dalam pembelajaran
terpadu lintas kurikulum, materi dari beberapa mata pelajaran dipadukan untuk
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih holistik. Sebagai contoh, materi dari
mata pelajaran Agama dapat dipadukan dengan materi dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia, atau materi dari mata pelajaran Sejarah dapat dipadukan dengan materi dari
mata pelajaran Geografi, dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk membantu siswa
memahami hubungan dan keterkaitan antara berbagai aspek pembelajaran dalam
berbagai mata pelajaran.
( Halaman 4.32 )

1. Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup


empat aspek, yaitu:
a. Mendengarkan
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis
2. Kegiatan pembelajaran di mana siswa diminta menceritakan apa yang dilihat saat pergi
ke sekolah melatih keterampilan berbicara dan mendengarkan. Berbicara karena siswa
harus menyampaikan cerita dengan kata-kata, dan mendengarkan karena siswa lain
harus mendengarkan cerita tersebut.
3. Tujuan pembelajaran sastra di SD adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra. Sastra di sini mencakup berbagai
bentuk seperti dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak,
syair lagu, pantun, dan drama anak. Tujuannya adalah membantu siswa memahami dan
mengapresiasi karya sastra.
4. Salah satu indikator kompetensi dasar "Mendeklamasikan puisi anak atau syair lagu"
adalah (a) membaca puisi atau syair lagu dengan benar, atau (b) mendeklamasikannya
sesuai dengan isi dan mengekspresikannya dalam gerak dan mimik yang sesuai. Ini
berarti siswa harus dapat mengucapkan puisi atau syair lagu dengan benar dan
mengekspresikannya secara kreatif melalui gerak dan mimik.

Daftar Referensi :
Solchan, dkk. 2023. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (Edisi 2). Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai