Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL I PDGK 4204

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

NAMA : ANDRY RAHARJA


NIM : 857476286

1. Karakteristik bahasa dan contohnya:


A. Bahasa adalah sebuah sistem;
Bahasa merupakan susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. Begitu pula dengan bahasa, yang memiliki sistem tertentu di
dalamnya. Komponen-komponen yang terdapat di dalam suatu sistem bahasa harus
tersusun secara teratur supaya dapat dimengerti oleh penutur dan lawan penuturnya.
Dalam Bahasa Indonesia, komponen-komponen tersebut berupa Subjek (S), Predikat
(P), Objek (O), dan Keterangan (K). Untuk mempelajari mengenai komponen-
komponen yang mengatur suatu bahasa dapat ditemukan dalam disiplin ilmu
morfologi.
Contoh: Kalimat yang mengandung SPOK: Ibu memasak ikan di dapur

B. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer;


Bahasa merupakan sistem simbol, berupa lambang-lambang yang berbentuk bunyi.
Artinya, lambang-lambang tersebut berwujud bunyi yang biasanya disebut sebagai
bunyi bahasa. Setiap lambang dari bahasa dapat melambangkan sesuatu yang nantinya
disebut dengan makna atau konsep.
Contoh: Sebuah kata [kambing], pasti kita membayangkan sebuah makna atau konsep
mengenai ‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki suara mengembik dan sering
dijadikan sebagai makanan sate.

C. Bahasa bersifat produktif;


Bahasa itu sangat produktif yang dapat berkembang dalam jumlah yang tidak terbatas,
sejalan dengan sifat bahasa yang dinamis, satuan-satuan ujaran bahasa itu memiliki
jumlah yang hampir tidak terbatas.
Contohnya, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia saja ternyata memuat kurang
lebih sekitar 23.000 buah kata, yang mana kata-kata tersebut dapat pula dibuat
menjadi banyak kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.

D. Bahasa memiliki fungsi dan variasi;


Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan penggunanya.
Bahasa memiliki variasi, meskipun bahasa itu mempunyai kaidah atau pola yang
sama, tetapi apabila disampaikan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar
belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa dapat menjadi beragam.
Beragam ini dapat dilihat dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon.
Contoh : Bahasa Jawa pada dasarnya mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi
apabila dituturkan oleh masyarakat di Surabaya dan di Pekalongan, tentu saja akan
“terlihat” berbeda.
;
E. Bahasa itu konvensional.
Bahasa bersifat konvensional. Artinya, penggunaan lambang bunyi untuk suatu
konsep tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat pemakai bahasa. Sebagai
Contoh: sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang secara arbitrer
[manasuka] dilambangkan dengan bunyi [rumah]
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemerolehan bahasa anak:
A. Faktor Biologis
Setiap anak telah dilengkapi dengan kemampuan kodrati atau potensi bawaan yang
memungkinkannya mampu berbahasa. Perangkat biologis yang menentuan
penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar dan alat ucap. Dalam
proses berbahasa seorang anak dikendalikan oleh sistem syaraf pusat yang berada di
otak. Pada belahan otak sebelah kiri terdapat wilayah broca yang mempengaruhi dan
mengontrol produksi bahasa seperti bahasa. Sementara itu, pada belahan otak kanan
terdapat wilayah wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau
pemahaman biasa seperti, menyimak.

B. Faktor Sosial
Setiap anak memiliki kemampuan bawaan dan kelengkapan berbahasa. Namun
demikian, untuk menumbuhkembangkan kemampuan berbahasanya, seorang anak
memerlukan lingkungan sosial sebagai contoh atau model berbahasa, memberikan
rangsangan dan tanggapan serta melakukan latihan dan uji coba berbahasa dalam
konteks yang sesungguhnya
.
C. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar, termasuk
memecahkan suatu masalah. Intelegensi bersifat abstrak dan tak dapat diamati
langsung, kecuali melalui perilkaku. Dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa,
anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaian nya cenderung lebih cepat, lebih
kaya dan lebih bervariasi kemampuan bahasanya, dari anak yang bernalar sedang atau
rendah.

D. Faktor Motivasi
Motivasi itu bersumber dari dalam dan luar diri anak. Dalam belajar bahasa, anak
tidak melakukannya demi bahasa ituendiri. Anak belajar bahasa karena adanya
kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar, haus, sakit serta perhatian dan
kasih sayang. Inilah yang disebut dengan motivasi intrinsik yang berasal dari diri anak
itu sendiri. Bunda, pemberian motivasi dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak
untuk membuatnya kian bergairah belajar bahasa. Anak yang dibesarkan dengan
motivasi belajar bahasa yang tinggi akan kian memicu proses belajar bahasa anak.
Pemicu motivasi itu, diantaranya dapat dengan cara bunda merespons dengan bijak
pertanyaan dan komentar anak, memperbaiki tindak berbahasa anak secara halus dan
tidak langsung menyalahkan ataupun memarahi anak bila anak berbicara tidak baik.

3. Pendekatan, metode, dan teknik dalam satu proses pembelajaran:


A. Pendekatan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).
Contoh:
Ketika mengajar Bahasa Indonesia dengan tujuan belajar mengaktifkan siswa, guru
bisa menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach)
B. Metode
Metode pembelajaran bahasa dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan
disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat
lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk
melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya.
Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah
atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan
berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai.
Contoh:
Dalam pembelajaran Mendengarkan Bahasa Indonesia guru bisa menggunakan
metode ceramah dalam pembelajarannya untuk mencapai tujuan pembelajaran di
kelasnya.

C. Teknik
Teknik pembelajaran dapat diartikan cara yang dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik
pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar
penentuan teknik pembelajaran. Oleh karenanya, dari suatu pendekatan dapat
diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda
Contoh:
Penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

4. Pembelajaran terpadu lintas materi memadukan materi-materi yang ada dalam mata
pelajaran tersebut saja, contohnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan
menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan dipadukan dalam satu tema pelajaran.
Pembelajaran terpadu lintas kurikulum memadukan materi-materi dari beberapa mata
pelajaran, contoh keterampilan membaca pada Bahasa Indonesia dipadukan dengan materi
menghitung mata pelajaran Matematika.

5. Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi:


A. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah. Mencakup berbagai model penguatan
tenaga kependidikan dan sarana lain untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
Model ini dilengkapi dengan ide membuat jaringan kurikulum, pembentukan jaringan
kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum (antara lain silabus), pembinaan
profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum.

B. Kegiatan Belajar Mengajar. Berisi pokok-pokok pikiran pembelajaran dan


pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, serta gagasan pedagogik dan
andragogis yang memandu pembelajaran agar tidak mekanistik.

C. Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Mencakup prinsip, tujuan, dan pelaksanaan


evaluasi berkelanjutan yang lebih tepat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik
dengan evaluasi terintegrasi dan kegiatan belajar mengajar kelas (by class)
mengumpulkan karya siswa (portofolio), karya (produk), tugas (proyek), Efisiensi.
(Kinerja) dan ujian tertulis. Penilaian ini mengidentifikasi keterampilan/hasil belajar
yang dicapai dan mencakup pernyataan yang jelas tentang standar yang telah dan
telah dicapai, serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporannya.

D. Kurikulum Hasil Belajar (KHB). Memuat perencanaan pengembangan peserta


didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai dengan usia 18 tahun.
Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator dari
Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal (TK & RA) sampai dengan kelas XII
SMA. KHB memberikan suatu rentang kompetensi dan hasil belajar siswa yang
bermanfaat bagi guru pendidikan pradasar (TK & RA) sampai kelas XII SMA untuk
menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana seharusnya mereka
dievaluasi, dan bagaimana pembelajaran disusun. KHB dibagi menjadi satu (1)
rumpun pengembangan TK dan RA dan 11 (sebelas) rumpun pelajaran yang terdiri
dari Pendidikan Agama, Kewarganegaraan, Bahasa Indoenesia, Matematika, sains,
Ilmu Sosial, Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, Kesenian, dan Pendidikan
Jasmani. Keterampilan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai