Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE


TANYA JAWAB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS III SD NEGERI 1 KURGADING
KAB. TANGGAMUS
TP 2021/2022

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PDGK 4501
Pemantapan Kemampuan Profesional

Disusun oleh :

ROVITA
837747556

PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-BANDAR LAMPUNG POKJAR KOTAAGUNG BARAT
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam
dunia pendidikan. Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara yang
berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa, pengembang kebudayaan, pengembang
ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta alat perhubungan dalam kepentingan pemerintah
dan kenegaraan (Nurul Hidayah, 2015).
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah, peserta didik dapat
menghargai dan membanggakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara, peserta didik memahami bahasa indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi
serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan. Peserta
didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (Nurul Hidayah,2015).
Berdasarkan tujuan umum di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup mata
pelajaran bahasa indonesia di jenjang SD meliputi empat espek keterampilan bahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sistem pendidikan nasional yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa,
merupakan tanggung jawab bersama antara guru, orang tua dan pemerintah. Untuk
mewujukan semua itu guru dan orang tua memegang peran penting dalam meningkatkan
kemajuan belajar anak didik. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru
merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya guru
yang secara langsung memfasilitasi proses pembelajaran. Sebagai seorang guru harus
mampu memberikan pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses belajar
yang efektif agar tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Yayan Abdika
dkk, 2019).
Proses pembelajaran yang baik harus menggunakan metode yang tepat yang di
sesuaikan dengan permasalahan yang ada. Metode pembelajaran yang di perlukan adalah
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa, mendorong siswa menjadi
aktif. Sehingga mereka bersifat aktif dalam memahami materi yang di ajarkan. Salah satu
metode yang tepat adalah metode tanya jawab.
Metode tanya jawab dapat membuat terjadinya interaksi guru dan siswa yang aktif.
Sehingga membuat pelajaran lebih menarik, dan menimbulkan minat, motivasi serta
perhatian siswa terhadap pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Melalui metode tanya
jawab, guru dapat bertanya pada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap pelajaran, dan siswa pun dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, sehingga
guru dapat mengetahui kesulitan serta permasalahan yang di peroleh siswa selama
mengikuti proses pembelajaran , hal lainnya yang teramat penting adalah bahwa metode
tanya jawab dapat mengembangkan daya pikir termasuk daya ingatan serta
mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat (Yayan Abdika,2019).
Metode tanya jawab sangat baik untuk mengumpulkan ide atau gagasan siswa
berdasarkan apa yang pernah mereka dapatkan melalui bacaan atau pengalaman. Metode
tanya jawab dapat di artikan sebagai cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik kepada pendidik (Sudirman,2017).
Selanjutnya, metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya, siswa menjawab ataupun siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik
secara langsung antara guru dan siswa (Ahmad Sabri, 2017).
Dengan rendahnya hasil interaksi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia
maka guru harus memperbaiki cara mengimplementasikan kemampuannya dalam
penggunaan metode pada saat pembelajaran berlangsung yang dalam hal ini metode
tanya jawab.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang cara “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya
Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri Kaurgading Kab.
Tanggamus”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “
Apakah Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya
Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri Kaurgading Kab.
Tanggamus”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui Apakah Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III SD Negeri Kaurgading Kab. Tanggamus.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah untuk dapat memotivasi pimpinan sekolah
agar dapat memfasilitasi media pembelajaran serta dapat memberi gambaran tentang
kompetensi guru dalam mengajar.
2. Manfaat Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk sebagai bahan pertimbangan bagi guru
dalam menentukan kegiatan proses belajar mengajar yang efektif. Dan dapat
memberikan masukan serta sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya yang
bermaksud meneliti atau mengetahui lebih jauh masalah pengaruh metode tanya
jawab terhadap umpan balik siswa.
3. Manfaat Bagi Siswa
Manfaat bagi penelitian ini bagi siswa adalah untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa serta siswa dapat mengikuti pembelajaran yang aktif dan kreatif sehingga siswa
terus termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Bahasa Indonesia
a. Definisi Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk
satuan- satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang
diungkapkan baik secara lisan maupun tulis. Terdapat banyak sekali
definisi bahasa, dan definisi tersebut hanya merupakan salah satu di
antaranya. Anda dapat membandingkan definisi tersebut dengan definisi
sebagai berikut: bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang
dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulis yang terstruktur
untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan
kalimat, yang diterjemahkan dari bahasa Inggris: “the system of human
communication by means of a structured arrangement of sounds (or
written representation) to form lager units, eg. morphemes, words,
sentences” (Richards, Platt & Weber, 1985: 153).
Di dunia ini terdapat ribuan bahasa, dan setiap bahasa mempunyai
sistemnya sendiri-sendiri yang disebut tata bahasa. Terdapat tata bahasa
untuk bahasa Indonesia, tata bahasa untuk bahasa Inggris, tata bahasa
untuk bahasa Jepang, dan sebagainya. Meskipun kegiatan berkomunikasi
dapat dilakukan dengan alat lain selain bahasa, pada prinsipnya,
manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa.
Bahasa, dalam pengertian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF),
adalah bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan di
dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan baik
secara lisan maupun secara tulis. Dalam pandangan ini, bahasa
merupakan suatu konstruk yang dibentuk melalui fungsi dan sistem
secara simultan. Ada dua hal penting yang perlu digarisbawahi.
Pertama, secara sistemik, bahasa merupakan wacana atau teks yang
terdiri dari sejumlah sistem unit kebahasaan yang secara hirarkis bekerja
secara simultan dari sistem yang lebih rendah: fonologi/grafologi,
menuju ke sistem yang lebih tinggi: leksikogramatika (lexicogrammar),
struktur teks, dan semantik wacana. Masing-masing level tidak dapat
dipisahkan karena masing-masing level tersebut merupakan organisme
yang mempunyai peran yang saling terkait dalam merealisasikan makna
suatu wacana secara holistik (Halliday, 1985; Halliday, 1994). Kedua,
secara fungsional, bahasa digunakan untuk mengekspresikan suatu
tujuan atau fungsi proses sosial di dalam konteks situasi dan konteks
kultural (Halliday, 1994; Butt, Fahey, Feez, Spinks, & Yalop, 2000).
Oleh karena itu, secara semiotika sosial, bahasa merupakan sejumlah
semion sosial yang sedang menyimbulkan realitas pengalaman dan
logika, realitas sosial, dan realitas semiotis/simbol. Dalam konsep ini,
bahasa merupakan ranah ekspresi dan potensi makna. Sementara itu,
konteks situasi dan konteks kultural merupakan sumber makna.

b. Tujuan Belajar Bahasa Indonesia


Bahasa mengemban tiga fungsi utama, yaitu fungsi ideasional, fungsi
interpersonal, dan fungsi tekstual. Ketiga fungsi ini disebut fungsi
metafungsional, dan ketiga fungsi tersebut menunjukkan realitas yang
berbeda. Di bawah fungsi ideasional, bahasa digunakan untuk
mengungkapkan realitas fisik-biologis serta berkenaan dengan
interpretasi dan representasi pengalaman. Di bawah fungsi interpersonal,
bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas sosial dan berkenaan
dengan interaksi antara penutur/penulis dan pendengar/pembaca. Di
bawah fungsi tekstual, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas
semiotis atau realitas simbol dan berkenaan dengan cara penciptaan teks
dalam konteks (Matthiessen, 1992/1995:6; Martin, 1992).
Ketiga fungsi tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri secara lepas-lepas.
Ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan metafungsi. Oleh karena itu,
sebuah tuturan kebahasaan, misalnya yang berbentuk klausa,
mengemban tiga fungsi itu sekaligus. Dengan kata lain, meskipun wujud
klausa itu hanya satu, klausa yang satu itu harus dilihat dari kapasitasnya
yang mempunyai tiga fungsi sekaligus. (Lihat uraian dalam contoh “You
may go home now” di bawah ini).
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Para ahli belajar modern menyatakan bahwa hasil belajar pada dasarnya
adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat dari latihan dan pengalaman yang diperoleh.
Hasil belajar adalah merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan
perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik (E.Mulyasa,2013). Selanjutnya
pendapat lain menyatakan bahwa, Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana,
2014). Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku.
Bagaimana bentuk tingkah laku yang diharapkan berubah itu dinyatakan dalam
perumusan tujuan instruksional.
Berdasarkan pendapat di atas dapat pahami bahwa, hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku peserta didik setelah proses belajar mengajar yang sesuai
dengan tujuan pengajaran. Di sekolah hasil belajar ini bisa dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Dalam setiap proses belajar mengajar, keberhasilan dan kegagalan tidak dapat
dilihat dari satu faktor yang menghambat proses belajar mengajar siswa, hasil
belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
kegiatan belajar. Untuk mencapai keberhasilan belajar tersebut ada beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, seperti pendapat di bawah ini:
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan secara terperinci mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa baik yang bersifat
intern maupun ekstern sebagai berikut :
1) Faktor intern, terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh)
b) Faktor Psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan, dan kesiapan)
c) Faktor kelelahan
2) Faktor ekstern, terdiri dari:
a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, dan latar belakang kebudayaan)
b) Faktor sekolah ( metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
metode balajar, dan waktu sekolah)
c) Faktor masyarakar (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul,
media masa, dan bentuk kehidupan di masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor faktor


yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor intern dan faktor
ekstern. Keberhasilan belajar pendidikan Bahasa Indonesia dilihat dari hasil
belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang
(Slameto, 2014)

c. Kriteria Hasil Belajar


Ada beberapa alternatif norma pengukuran hasil belajar sebagai indikasi
keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-
norma pengukuran tersebut adalah sebagai berikut (Nuraini,2018):
1) Norma skala angka dari 0 – 10
2) Norma skala angka dari 0 – 100
3) Norma skala angka dari 0,0 – 0,4
4) Norma skala huruf dari A – E
Berdasarkan norma-norma pengukuran di atas, tidak ada keharusan bagi guru
termasuk guru pendidikan Bahasa Indonesia untuk menggunakan satu norma di
atas karena norma-norma ukuran manapun bisa digunakan sebagai acuan dalam
memberikan ukuran-ukuran terhadap hasil belajar sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan lembaga.

3. Metode Tanya Jawab


a. Pengertian Metode Tanya Jawab
Untuk menciptakan kehidupan intraksi belajar mengajar, guru perlu
melakukan tanya jawab agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang
fakta dipelajari, di dengar ataupu dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian
yang mendalam tentang fakta itu. Metode tanya jawab sangat baik untuk
mengumpulkan ide atau gagasan siswa berdasarkan apa yang pernah mereka
dapatkan melalui bacaan atau pengalaman.
Menurut Sudirman dalam buku Zainal Aqib dan Ali (2017) menyatakan
“Metode tanya jawab dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari pendidik kepada peserta
didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada pendidik.
Selanjutnya H. Ahmad Sabri (2017) mengemukakan “Metode Tanya jawab
adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa”. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru dan siswa.
Dari defenisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode tanya
jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru.

b. Tujuan, Tekhnik Dan Jenis Pertanyaan


Metode tanya jawab guru saat menyampaikan materi di dalam proses belajar
mengajar dikatakan baik apabila metode tersebut digunakan dengan tepat, sesuai
tujuan dan teknik pengajuan pertanyaan.
Pertanyaan yang tersusun yang tersusun baik dengan tehnik yang tepat maka akan
tercapai tujuan diantaranya sebagai berikut (Mulyono,2014):
1) Meningkatkan prestasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap masalah
yang sedang dibicarakan.
3) Merangsang dan mengembangkan pola berfikir dan belajar aktif peserta
didik, sebab berfikir itu adalah bertanya.
4) Menuntun proses berfikir peserta didik terhdap masalah yang sedang
dibahas
5) Memusatkan perhatian peserta didik
6) Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh
peserta didik.
7) Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya masalah yang belum
dipahami.
Teknik mengajukan pertanyaan ialah pertanyaan diajukan untuk mengulang
bahan pelajaran, ingin membangkitkan peserta didik belajar, sebagai selingan
metode ceramah dan tidak terlalu banyak peserta didik. Berbagai teknik
bervariasi dalam mengajukan pertanyaan yang dapat ditempuh oleh guru antara
lain:
1) The mixed strategy, yaitu mengombinasikan tipe dan jenis pertanyaan.
2) The speak strategy, yaitu mengajukan pertanyaan yang saling berhubungan
satu sama lainya.
3) The plateaus strategy, yaitu mengajukan pertanyaan terhadap sejumlah
peserta didik sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.
4) Teh inductive strategy, yaitu pertanyaan peserta didik didorong untuk
menarik generalisasi dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang umum.
5) The deductive strategy, yaitu dari suatu generalisasi yng dijadikan sebagai
titik tolak, peserta didik diharapkan dapat mengmukakan pendapatya
terhadap masalah yang ditanyakan.
Metode tanya jawab tidak wajar digunakan untuk menilai kemajuan siswa,
mencari jawaban dari siswa atau membatasi jawaban yang dapat diterima,
memberi giliran pada siswa tertentu.
Ada dua jenis pertanyaan yang perlu diajukan yakni: pertama, pertanyaan
ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan sudah
tertanam pada siswa. Biasannya pertanyaan ini seperti apa, kapan, dimana,
berapa. Kedua, pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana cara berpikir anak dalam menaggapi suatu persoalan. Biasannya
pertanyaan ini seperti mengapa, bagaimana.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab


1) Kelebihan Metode Tanya Jawab
Menurut Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2017), menyatakan bahwa metode
tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode
lainya”. Dalam pelaksanaanya, metode tanya jawab ternyata memiliki
beberapa kelebihan yang dapat diidentifikasi, di antaranya sebagai berikut :
a) Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, meskipun pada
saat yang bersamaan kondisi kelas sedang ribut.
b) Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya ingat
dan penalaran.
c) Menimbulkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam bertanya,
menjawab, mengemukakan pendapat, dan mempertanyakan pendapat oran
lain.
d) Tanya jawab dapat memproleh sambutan yang lebih aktif jika
dibandingkan dengan metode konvensional.
e) Mengetahui perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawa ke arah
suatu diskusi
f) Kelas lebih aktif karena peserta didik tidak sekedar mendengarkan saja.
g) Situasi kelas menjadi hidup/dinamis karena peserta didik aktif
berpikir dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan.
h) Melatih peserta didik agar berani mengemukakan pendapat
secara argumentatif dan bertanggung jawab.
i) Mengetahui perbedaan pendapat antara peserta didik dan
pendidik yang dapat membawa ke arah diskusi yang positif.
j) Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat
diantara peserta didik.
k) Dapat menukur batas kemampuan dan penguasaan peserta didik
terhadap pelajaran yang telah diberikan.
2) Kekurangan Metode Tanya Jawab
a) Membutuhkan waktu lebih banyak
b) Dengan tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok
persoalan. Lebih-lebih jika kelompok peserta didik memberi jawaban
atau mengajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan masalah baru dan
menyimpang dari pokok persoalan.
c) Dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/ materi
pelajaran, hal ini terjadi jika pendidik tidak dapat mengendalikan
jawaban atas segala pertanyaan peserta didik
d) Tidak cepat merangkum bahan pelajaran.
e) Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada
variasi.
d. Indikator Metode Tanya Jawab
Indikator metode tanya jawab didapat dari langkah-langkah metode tanya jawab.
Indikator metode tanya jawab adalah sebagai berikut (Nuraini,2018):
1) Untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah
yang sedang dibicarakan.
2) Untuk merangsang dan mengembangkan pola berfikir peserta didik.
3) Untuk mengetahui materi yang telah dikuasai peserta didik.
4) Untuk memusatkan perhatian peserta didik.

e. Penelitian Terkait
1) Nida Fadhilah,(2016) melakukan penelitian tentang“Pengaruh Metode

Tanya Jawab terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam Peserta Didik SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan Tahun

Pelajaran 2015/2016” menyimpulkan bahwa ada pengaruh metode tanya

jawab terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar pendidikan agama Islam

peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan.

2) Dwi Handayani,(2016) dengan judul skripsi “Pengaruh Penerapan

Metode Pembelajaran Bervariasi terhadap Hasil Belajar Bidang Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia Siswa SMP Negeri 1 Purbolinggo Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2015/2016”, menyimpulkan bahwa metode

pembelajaran bervariasi yang dilakukan oleh guru pendidikan Bahasa

Indonesia tergolong baik terlihat dari metode pembelajaran bervariasi

dilaksanakan oleh guru dengan hasil kiteria baik.


f. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang di gunakan untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang akan di teliti (diamati) yang berkaitan
dengankonteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menggabungkan
kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo,2012).

g. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka yang berhubungan dan berkaitan antara
konsep-konsep yang akan di teliti atau diukur melalui penelitian yang akan di
lakukan (Notoatmodjo,2012).

Variabel Independent Variabel Dependent

Metode tanya jawab Hasil Belajar Siswa

h. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat sementara tentang suatu hal. Selain
itu, Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara atau dugaan sementara terhadap rumusan masalah dimana
kebenaranya masih dibuktikan oleh si peneliti di lapangan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesisnya menjadi hipotesis nihil
(Ho) dan hipotesis alternatif (Hi) sebagai berikut:

Ho. Tidak Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan


Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD
Negeri Kaurgading Kab. Tanggamus
Hi. Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode
Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri
Kaurgading Kab. Tanggamus.

13

Anda mungkin juga menyukai