Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PDGK 4501
Pemantapan Kemampuan Profesional
Disusun oleh :
ROVITA
837747556
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam
dunia pendidikan. Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara yang
berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa, pengembang kebudayaan, pengembang
ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta alat perhubungan dalam kepentingan pemerintah
dan kenegaraan (Nurul Hidayah, 2015).
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah, peserta didik dapat
menghargai dan membanggakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara, peserta didik memahami bahasa indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi
serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan. Peserta
didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (Nurul Hidayah,2015).
Berdasarkan tujuan umum di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup mata
pelajaran bahasa indonesia di jenjang SD meliputi empat espek keterampilan bahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sistem pendidikan nasional yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa,
merupakan tanggung jawab bersama antara guru, orang tua dan pemerintah. Untuk
mewujukan semua itu guru dan orang tua memegang peran penting dalam meningkatkan
kemajuan belajar anak didik. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru
merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya guru
yang secara langsung memfasilitasi proses pembelajaran. Sebagai seorang guru harus
mampu memberikan pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses belajar
yang efektif agar tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Yayan Abdika
dkk, 2019).
Proses pembelajaran yang baik harus menggunakan metode yang tepat yang di
sesuaikan dengan permasalahan yang ada. Metode pembelajaran yang di perlukan adalah
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa, mendorong siswa menjadi
aktif. Sehingga mereka bersifat aktif dalam memahami materi yang di ajarkan. Salah satu
metode yang tepat adalah metode tanya jawab.
Metode tanya jawab dapat membuat terjadinya interaksi guru dan siswa yang aktif.
Sehingga membuat pelajaran lebih menarik, dan menimbulkan minat, motivasi serta
perhatian siswa terhadap pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Melalui metode tanya
jawab, guru dapat bertanya pada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap pelajaran, dan siswa pun dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, sehingga
guru dapat mengetahui kesulitan serta permasalahan yang di peroleh siswa selama
mengikuti proses pembelajaran , hal lainnya yang teramat penting adalah bahwa metode
tanya jawab dapat mengembangkan daya pikir termasuk daya ingatan serta
mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat (Yayan Abdika,2019).
Metode tanya jawab sangat baik untuk mengumpulkan ide atau gagasan siswa
berdasarkan apa yang pernah mereka dapatkan melalui bacaan atau pengalaman. Metode
tanya jawab dapat di artikan sebagai cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik kepada pendidik (Sudirman,2017).
Selanjutnya, metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya, siswa menjawab ataupun siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik
secara langsung antara guru dan siswa (Ahmad Sabri, 2017).
Dengan rendahnya hasil interaksi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia
maka guru harus memperbaiki cara mengimplementasikan kemampuannya dalam
penggunaan metode pada saat pembelajaran berlangsung yang dalam hal ini metode
tanya jawab.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang cara “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya
Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri Kaurgading Kab.
Tanggamus”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “
Apakah Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya
Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri Kaurgading Kab.
Tanggamus”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui Apakah Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III SD Negeri Kaurgading Kab. Tanggamus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah untuk dapat memotivasi pimpinan sekolah
agar dapat memfasilitasi media pembelajaran serta dapat memberi gambaran tentang
kompetensi guru dalam mengajar.
2. Manfaat Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk sebagai bahan pertimbangan bagi guru
dalam menentukan kegiatan proses belajar mengajar yang efektif. Dan dapat
memberikan masukan serta sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya yang
bermaksud meneliti atau mengetahui lebih jauh masalah pengaruh metode tanya
jawab terhadap umpan balik siswa.
3. Manfaat Bagi Siswa
Manfaat bagi penelitian ini bagi siswa adalah untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa serta siswa dapat mengikuti pembelajaran yang aktif dan kreatif sehingga siswa
terus termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bahasa Indonesia
a. Definisi Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk
satuan- satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang
diungkapkan baik secara lisan maupun tulis. Terdapat banyak sekali
definisi bahasa, dan definisi tersebut hanya merupakan salah satu di
antaranya. Anda dapat membandingkan definisi tersebut dengan definisi
sebagai berikut: bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang
dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulis yang terstruktur
untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan
kalimat, yang diterjemahkan dari bahasa Inggris: “the system of human
communication by means of a structured arrangement of sounds (or
written representation) to form lager units, eg. morphemes, words,
sentences” (Richards, Platt & Weber, 1985: 153).
Di dunia ini terdapat ribuan bahasa, dan setiap bahasa mempunyai
sistemnya sendiri-sendiri yang disebut tata bahasa. Terdapat tata bahasa
untuk bahasa Indonesia, tata bahasa untuk bahasa Inggris, tata bahasa
untuk bahasa Jepang, dan sebagainya. Meskipun kegiatan berkomunikasi
dapat dilakukan dengan alat lain selain bahasa, pada prinsipnya,
manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa.
Bahasa, dalam pengertian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF),
adalah bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan di
dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan baik
secara lisan maupun secara tulis. Dalam pandangan ini, bahasa
merupakan suatu konstruk yang dibentuk melalui fungsi dan sistem
secara simultan. Ada dua hal penting yang perlu digarisbawahi.
Pertama, secara sistemik, bahasa merupakan wacana atau teks yang
terdiri dari sejumlah sistem unit kebahasaan yang secara hirarkis bekerja
secara simultan dari sistem yang lebih rendah: fonologi/grafologi,
menuju ke sistem yang lebih tinggi: leksikogramatika (lexicogrammar),
struktur teks, dan semantik wacana. Masing-masing level tidak dapat
dipisahkan karena masing-masing level tersebut merupakan organisme
yang mempunyai peran yang saling terkait dalam merealisasikan makna
suatu wacana secara holistik (Halliday, 1985; Halliday, 1994). Kedua,
secara fungsional, bahasa digunakan untuk mengekspresikan suatu
tujuan atau fungsi proses sosial di dalam konteks situasi dan konteks
kultural (Halliday, 1994; Butt, Fahey, Feez, Spinks, & Yalop, 2000).
Oleh karena itu, secara semiotika sosial, bahasa merupakan sejumlah
semion sosial yang sedang menyimbulkan realitas pengalaman dan
logika, realitas sosial, dan realitas semiotis/simbol. Dalam konsep ini,
bahasa merupakan ranah ekspresi dan potensi makna. Sementara itu,
konteks situasi dan konteks kultural merupakan sumber makna.
e. Penelitian Terkait
1) Nida Fadhilah,(2016) melakukan penelitian tentang“Pengaruh Metode
jawab terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar pendidikan agama Islam
g. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka yang berhubungan dan berkaitan antara
konsep-konsep yang akan di teliti atau diukur melalui penelitian yang akan di
lakukan (Notoatmodjo,2012).
h. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat sementara tentang suatu hal. Selain
itu, Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara atau dugaan sementara terhadap rumusan masalah dimana
kebenaranya masih dibuktikan oleh si peneliti di lapangan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesisnya menjadi hipotesis nihil
(Ho) dan hipotesis alternatif (Hi) sebagai berikut:
13