Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Kelas Terhadap Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas v sd

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mengharapakan peserta
didik untuk mempunyai keterampilan yang baik dalam berbahasa. Keterampilan – keterampilan
berbahasa itu terdiri dari keterampilan membaca, mendengar atau menyimak, berbicara, maupun
keterampilan menulis. Keempat keterampilan ini sangat diperlukan oleh peserta didik untuk membatu
segala kegiatannya baik dalam dunia pendidikan maupun kegiatan sehari – hari.

Alwi, N. A., Agasi, D., Kharisna, F., & Perdana, A. S. (2021). Peningkatan Keterampilan Berbicara
Berbicara Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Artikulasi di Kelas IV Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 6055-6061.

Kegiatan berbicara juga meliputi beberapa jenis yaitu berdialog, menyampaikan pengumuman,
argumentasi, bercerita, diskusi, serta berpiato, dan dalam hal ini tentunya akan berpengaruh pada
pelaksanaan pembelajaran siswa khususnya pada pendidikan sekolah dasar (Helwa Hanin & Irfan
Islamy, 2020; Hidayat et al., 2018). Salah muatan pembelajaran yang membahas mengenai
keterampilan berbicara yaitu muatan pembelajaran bahasa Indonesia.

Dewi, A. A. I. K. (2020). Meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui model pembelajaran role
playing berbantuan media audio visual. Mimbar Ilmu, 25(3), 449-459.

Hayati (2010, p.57) mengatakan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok memiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan dengan metode ceramah, misalnya, yang selama ini mendominasi kegiatan
perkuliahan. Melalui metode ini, kegiatan perkuliahan tidak lagi berpusat pada dosen. Mahasiswa
yang lebih aktif terlibat dalam kegiatan perkuliahan, sedangkan dosen hanya memosisikan diri
sebagai fasilitator perkuliahan.

Metode ini dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa lebih tertarik dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, metode ini mengharapkan mahasiswa lebih aktif dan menjadi subjek dalam
proses pembelajaran. Metode diskusi kelompok merupakan metode yang melibatkan dua atau lebih
individu secara verbal dan bertatap muka dalam sebuah kelompok. Melalui metode ini mahasiswa
saling memberikan stimulus kepada rekan-rekan sekelompok untuk mengembangkan kata kunci
yang telah didapat. Metode diskusi dapat mendorong mahasiswa untuk berdialog dan bertukar
pendapat, baik dengan guru maupun teman-temannya sehingga mereka dapat berpartisipasi secara
optimal tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras namun tetap mengikuti etika yang disepakati
bersama.

Waenawae, W., & Suyata, P. (2015). Keefektifan Metode Diskusi Kelompok dan Bermain Peran
dalam Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Mahasiswa Thammasat University,
Thailand. LingTera, 2(1), 84-92.

Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia sekarang ini penggunaan bahasa di kehidupan sehari-
hari masih mengalami kelemahan. Kelemahan tersebut bermula pada pelaksanaan pembelajaran
Bahasa Indonesia yang dilakukan guru selama ini terlihat seperti kurangnya kemampuan guru
memotivasi peserta didik untuk giat belajar, guru masih mengandalkan metode ceramah, lingkungan
belajar peserta didik kurang mendukung, ketidakmampuan guru mengajar dengan metode, strategi,
pendekatan-pendekatan serta model-model pembelajaran yang baru, dipihak siswa terlihat bahwa
mereka masih lebih senang santai daripada giat belajar. Peran pendidikan di sekolah sangat penting
dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar
tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam
menunjang tercapainya tujuan belajar. Dalam proses belajar mengajar bahasa guru harus giat
menuntut keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran
dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar
bahasa, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat
dilihat, memberi kesempatan untuk bercerita, berdialog, membaca, menulis dan mengajukan
pertanyaan atau tangapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar
mengajar yang interaktif. Sebagai seorang guru yang professional hendaknya dapat memilih dan
menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik
serta dapat meningkatkan prestasi belajar. Jika perlu variatif metode pembelajaran dapat diterapkan
secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pembelajaran. Untuk itu guru harus
mempunyai kreatifitas dan inovasi baru dalam meningkatkan kemampuan dan teknik mengajarnya.
Kemampuan teknik mengajar akan sangat berguma untuk membantu siswa mencapai tingkat
ketuntasan belajar yang diharapkan.

Menurut Suparman.S (2010:149) diskusi merupakan suatu metode atau cara mengajar dengan cara
memecahkan masalah yang dihadapi, baik atau lebih, dimana setiap peserta diskusi berhak
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Menurut Mulyasa (2006:79) diskusi
kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksitatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah (Puji, 2017)

Anggreni, N. L. O. (2019). Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar Dapat Ditingkatkan
Melalui Optimalisasi Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil (Small Group Discussion). Jurnal
Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(2), 201-208.

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan,


menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan
yang memberi bekal bagi perkembangan kehidupan baik untuk pribadi maupun masyarakat.
Pendidikan sekolah dasar (SD) memberikan bekal kemampuan dan keterampilan dasar strategis
sejak awal menuju jenjang yang lebih tinggi. Salah satu kemampuan dan keterampialan dasar
strategis itu adalah penggunaan Bahasa Indonesia, sehingga penting bagi guru menguasai
pengajaran Bahasa Indonesia.

Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai program pengajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Harapan dari para guru dan masyarakat pada pengajaran Bahasa Indonesia ini agar setiap lulusan
memiliki kemampuan berbahasa dan dapat menggunakannya dengan baik dan benar. Keberhasilan
pengajaran Bahasa ditentukan oleh sikap, tingkah laku seseorang dalam kehidupan di masyarakat
karena setiap pengajaran Bahasa di sekolah perlu dibuktikan keberhasilannya. Pada setiap satuan
pelajaran dalam materi belajar Bahasa Indonesia terdapat empat aspek (4) keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai oleh siswa antara lain: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Menurut Tarigan dan Dawson (Santosa dkk, 2008: 18) dari ke empat aspek keterampilan berbahasa
tersebut, keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif. Setiap keterampilan itu berhubung erat pula dengan proses-proses berpikir yang
mendasari Bahasa. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berbicara.

Berbicara pada umumnya merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa, menyampaikan
gagasan dan pesan kepada lawan bicara dan pada waktu yang hamper bersamaan pembicara akan
menerima gagasan yang tidak teratur yang menyebabkan penggunanaan bahasa juga tidak teratur
(Nurgiyantoro, 2016:439). Menurut Tarigan (2015:16) berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyampaikan atau menyatakan
gagasan, pikiran dan perasaan.

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab didalamnya terjadi
pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Komunikasi dipandang sebagai suatu
kombinasi perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian atau undur-unsur yang
mengandung maksud dan tujuan. (Ningsih, 2014).

Wahyono (2017) mengemukakan aspek-aspek penting dalam penilaian kemampuan berbicara yaitu
(1) kefasihan (fluency), (2) ketepatan (accuracy), dan (3) strategi komunikasi (oral communicative
strategies). Ketepatan berbicara yang dimaksud meliputi (a) tata bahasa (grammar), (b) kosakata
(vocabulary), dan (c) pelafalan (pronunciation). Adapun strategi komunikasi yang dimaksud adalah
strategi pencapaian (achievement strategies) misalnya dengan menebak-nebak (guessing strategies)
atau dengan parafrasa (paraphrase strategies) atau dengan menggabungkan keduanya. Sementara
menurut Brown (2014) dan Nurgiantoro (2011) ada 5 komponen penilaian kemampuan berbicara
yaitu 1) ucapan atau tekanan, 2) tata bahasa, 3) kosakata, 4) pemahaman dan kefasihan. Kelima
komponen ini yang dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai ketrampilan berbicara peserta didik
kelas V di SDN Riangkoli.

Pembelajaran berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat
penting dalam menujang perkembangan intelektual, emosional, dan sosial peserta didik serta
merupakan faktor penunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua mata pelajaran.
Keterampilan berbicara mendasari peserta didik untuk aktif dalam mengikuti proses belajar
mengajar di kelas.

Dari pembahasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran berbicara merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam suatu pendidikan. Dengan demikian
melalui keterampilan berbicara setiap individu akan saling berinteraksi dengan individu lainya.
Dengan keterampilan berbicara setiap individu dapat saling mengungkapkan perasaan, pendapat,
ide-ide, atau maksud dari setiap individu. Setiap individu mampu berbicara secara ilmiah, tetapi
tidak semua individu bisa berbicara secara baik dan benar sehingga kegiatan berbicara cenderung
menimbulkan gagasan yang tidak teratur yang menyebabkan penggunaan bahasa juga tidak teratur.

Molan, A. S., Ansel, M. F., & Mbabho, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Terhadap Ketrampilan Berbicara Di Kelas V Sekolah Dasar. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 1(2), 176-183.

Anda mungkin juga menyukai