Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikn adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangan

kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu

( pengajaran, bimbingan, atau pelatihan) serta interaksi individu dengan

lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya (zaenal Arifin, 2016:39).

Maka dari itu Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

megembangkan kemampuan serta kepribadian individu melalui kegiatan

pembelajaran. Pendidikan sangat berperan penting bagi perkembangan bangsa,

karena kunci utama untuk mewujudkan potensi yang ada dalam diri seorang

individu.

Pendidikan di Indonesia saat ini tengah mengalami perbaikan demi

meningkatkan kualitas yang maksimal dalam pelaksanaan Pendidikan itu

sendiri. Salah satu upaya Peningkatan Pendidikan yang dilakukan yakni

ditunjukan pada kurikulum yang berubah-ubah dari mulai kurikulum tingkat

satuan Pendidikan yang disempurnakan dalam kulikulum 2013. kurikulum

tersebut menuntut keaktifan siswa dan menempatkan guru sebagai fasilitator

dalam kegiatan pembelajaran. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran

yang engikuti aturan pada kurikulum 2013 yang berbasis teks.

1
Dalam kurikulum 2013 siswa lebih diarahkan untuk berfikir krtitis dibandingkan

dengan menghafal dan siswa akan diarahkan lebih aktif sesuai dengan kurikulum

2013.

Pembelajaran merupakan proses Pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua

potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan maksimal. Selain itu,

nantinya akan diproleh pengetahuan yang luas, keterampilan yang kompleks,

dan sikap yang berkarakter. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia disekolah

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa. Sehingga

saat ini pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang wajib ada

disetiap sekolah yang ada di Indonesia, berguna menumbuhkan rasa bangga

terhadap negaranya. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat

edukatif, nilai edukatif digambarkan dengan adanya interaksi antara guru dan

siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan,diarahkan, harapan yang inin dicapai oleh para guru tentunya

bagaimana agar bahan pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh

siswa secara tuntas.

Didalam kegiatan pembelajaran yang menarik terdapat model- model

pembelajaran yang menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Joyce dan well berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk embentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka Panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce dan well, 1980:1).

2
Model pembelajaran yang tepat merupakan upaya meningkatkan kemampuan

siswa dalam menunjang hasil belajar, salah satu model pembelajaran yaitu

model Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu

strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil

siswa dengan level akademik yang berbeda-beda, saling bekerja sama untuk

menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga

dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Strategi ini

pertama kali dikembangkan oleh Robert slavin (1995) dan rekannya di Johns

Hopkins University (Miftahul Huda, M.Pd, 2013:201). Slavin (2007)

menyatakan bahwa Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan

vareasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga

sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika,IPA,IPS, Bahasa

Inggris, Teknik dan banyak subyek lainnya, serta pada tingkat sekolah dasar

sampai perguruan tinggi. Dalam Student Teams Achievement Divisions (STAD),

siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam

kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. ( Dr. Rusman, M.Pd, 2010:213). Maka

dari itu, Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah suatu strategi

pembelajaran yang didalamnya terdapat kelompok yang beranggotakan tiga

sampai empat orang dengan beragam kemampuan, jenis kelamin serta budaya.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 diarahkan

pada keempat keterampilan berbasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan

3
tersebut diharapkan bisa untuk menjadi bekal bagi siswa untuk berkomunikasi

dalam bermasyarakat secara cerdas dan santun. Dalam keterampilan berbahasa

salah satunya yaitu keterampilan menulis. Tarigan (2018:3) menyatakan bahwa,

menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam

kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur

bahasa, dan koasa kata. Cohen dan Reil (1989) menyatakan bahwawa, menulis

merupakan tindak komunikasi sebagai upaya membahi hasil observasi,

informasi, pikiran atau ide, dan pengalaman kepada orang lain. Menulis ialah

menurunkan melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa serta

gambaran grafik itu. Maka dari itu menulis merupakan kegiatan komunikasi

yang dilakukan secara tidak langsung untuk menyampaikan sebuah Pesan atau

informasi secara tertulis.

Pembelajaran menulis tidak lepas dari pembelajaran Bahasa Bahasa

memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

siswa. Dalam pembelajaran Bahasa, khususnya dilembaga formal seperti sekolah

menulis menjadi salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai, dengan

ketentuan standar penilaian khusus. Standar keterampilan menulis memang

sangat penting untuk dikuasai. Salah satu tujuan umum adalah memberikan

bekal pada siswa untuk terampil dalam menulis. Dimana, menulis merupakan

4
salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu

kompetensi yang harus dicapai siswa kelas X SMA/SMK adalah mengolah,

menalar, dan menyaji dalam ranan konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan diri yang koheren sesuai dengan kriteria teks yang akan dibuat

secara tulis maupun secara lisan. Salah satu teks dalam Bahasa Indonesia yaitu

teks Anekdot.

Anekdot adalah Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di

masyarakat digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara

yang kasar dan menyakiti. Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena

lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting

(tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya

(kementrian Pendidikan dan kebudayaan 2018:81). Teks anekdot merupakan

sebuah karangan yang bisa jadi berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang

ditulis secara singkat, pendek, dan lucu tentang berbagai topik seperti

Pendidikan, politik, hokum, sindiran. Tidak hanya berbentuk cerita, teks anekdot

juga dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh. Karena berisi kritik

anekdot sering kali bersumber dari kisah-kisah tokoh terkenal. Anekdot adalah

kritik, anekdot sering kali bersumber dari kisah-kisah faktual dengan tokoh yang

terkenal. Anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, guyonan

ataupun humor. Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain dibalik cerita lucunya itu,

yaknipesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak (Dr. E.

Kosasih, M.Pd. 2014:02). Maka dari itu, Anekdot merupakan suatu cerita lucu

yang didalamnya terdapat sebuah kritik yang diambil dari kisah seseorang tokoh

5
terkenal, akan tetapi dibalik cerita lucunya terdapat diharapkan bisa memberikan

pelajaran bagi khalayak.

Berdasarkan Hasil wawancara dari salah satu guru Bahasa Indonesia

SMAN 1 Jalancagak saat ini menulis masih dianggap sulit karena dengan

perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang membuat kurangnya

minat siswa dalam menulis. Sehingga kurangnya minat siswa dalam

keterampilan menulis ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan siswa, serta

motivasi yang dimiliki siswa masih kurang dalam menulis teks sehingga siswa

Kesulit untuk menuangkan ide-ide dan gagasan dalam bentuk tulisan yang utuh.

Ada beberapa hal yang melatarbelakanginya, yaitu kurangnya antutias siswa

terhadap teks anekdot dan kurangnya pemahaman siswa mengenai pembelajaran

teks anekdot. Selain itu metode yang digunakan guru masih menggunakan

metode konvesional, sehigga diperlukan hal yang menarik untuk meningkatkan

keterampilan menulis teks anekdot, salah satunya dengan menggunakan model

pembelajaran yang menarik.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya, yaitu

menurut NoviYanti (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Kemampuan

menulis teks anekdot dengan Teknik pemodelan siswa kelas X SMA Pertiwi

Padang” menyatakan walaupun siswa kelas X SMA Pertiwi Padang sudah dapat

menulis teks anekdot sesuai dengan struktur, tetapi pemakaian koasa kata masih

kurang tepat. Menurut Windi Indrian (2018) dalam penelitiannya yang berjudul

“ Peningkatan keterampilan menulis teks anekdot melalui model mobile

learning barcode QR code pada siswa kelas X SMAN 4 Makasar” menyatakan

6
bahwa kurangnya pemahaman siswa dalam menuangkan ide dan gagasan

kedalam sebuah tulisan, sehingga siswa menganggap menulis sebuah kegiatan

yang sulit.menurut Intan Dwi Lestari dalam penelitiannya yang berjudul

“Evektivitas pembelajaran menulis teks anekdot dengan model sinektik pada

siswa kelas X SMAN 1 Jalancagak” menyatakan bahwa kurangnya pemahaman

siswa dalam menulis teks anekdot serta rendahnya minat siswa dalam menulis

yang disebabkan oleh kesadaran dalam penggunan Bahasa Indonesia.

Dari uraian diatas peneliti mengetahui beberapa permasalahan maka dari

itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “ Penggunaan Model

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Teks Anekdot Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1

Jalancagak.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian terdapat identifikasi masalah

sebagai berikut.

1. Kurangnya minat siswa dalam menulis, sehingga menulis masih

dianggap sulit dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa

kurang aktif dalam belajar.

2. Kurangnya motivasi siswa dalam menulis teks anekdot

3. Perlunya model pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan

keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran teks anekdot.

4. Kurangnya pemahaman siswa Mengenai pembelajaran teks anekdot.

7
C. Rumusan Masalah Penelitian

Merumusakan suatu masalah sangat penting, dengan adanya perumusan masalah

akan memberikan arahan terhadap latar belakang dan identifikasi masalah yang

penulis kemukakan sebelumnya. Maka penulis merumuskan masalah penelitian

ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan menulis teks anekdot pada siswa kelas X SMAN

1 Jalancagak ?

2. Bagaimana kemampuan menulis teks anekdot pada siswa kelas X SMAN

1 Jalancagak sebelum menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Divisions (STAD) ?

3. Bagaimana peningkatan dalam keterampilan menulis teks anekdot pada

siswa kelas X SMAN 1 Jalancagak sesudah menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk memperoleh pembelajaran yang efektif dalam menulis teks

anekdot menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement

Divisions (STAD).

8
2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan kemampuan menulis teks anekdot pada siswa

kelas X SMAN 1 Jalancagak

b. Mendeskripsikan kemampuan teks anekdot pada siswa kelas X

SMAN 1 Jalancagak Jalancagak sebelum menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)

c. Mendeskripsikan peningkatan dalam menulis teks anekdot pada

siswa kelas X SMAN 1 Jalancagak Jalancagak sesudah

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement

Divisions (STAD)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan dalam teori pembelajaran Bahasa, khususnya dalam menulis

teks anekdot pada kelas X SMAN 1 Jalancagak menggunakan model

pembelajaran studens teams achievement divisions (STAD).

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

9
Sebagai bahan kajian dalam meningkatkan hasil pembelajaran

menulis teks anekdot. Kemudian memberi tambahan wawasan dan

pengetahuan mengenai pembelajaran menulis teks anekdot.

b. Bagi siswa

Sebagai peranan motivasi an berperan aktif untuk menulis

teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Divisions (STAD).

c. Bagi guru

Sebagai bahan masukan dalam memberikan model pembelajaran

yang sesuai bagi siswa kelas X SMAN 1 Jalancagak dalam teks

Anekdot untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.

d. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja guru

serta upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran.

F. Definisi Oprasional

1. Menulis

Menulis merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan secara

tidak langsung untuk menyampaikan sebuah Pesan atau informasi secara

tertulis.

2. Teks Anekdot

10
Anekdot merupakan suatu cerita lucu yang didalamnya terdapat

sebuah kritik yang diambil dari kisah seseorang tokoh terkenal, akan

tetapi dibalik cerita lucunya terdapat diharapkan bisa memberikan

pelajaran bagi khalayak.

3. Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah suatu

strategi pembelajaran yang didalamnya terdapat kelompok yang

beranggotakan tiga sampai empat orang dengan beragam kemampuan,

jenis kelamin serta budaya.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi skripsi ini akan dipaparkan mengenai penulisan

sistematika dari setiap bab secara tersusun. Adapun penulisan dari sistematika

penulisan skripsi sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan

a. Latar belakang masalah

b. Identifikasi masalah

c. Rumusan masalah

d. Tujuan penelitian

e. Manfaat penelitian

f. Definisi oprasional

11
g. Struktur organisasi skripsi

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Penelitian

Pada bab ini berisi tentang kajian

pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Didalamnya mencakup

tentang pengertian teks anekdot, pengertian menulis dan penjelasan tentang

model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).

3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini berisi tentang desain dan metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian, instrument penelitian dan bagaimana proses

pengembangan penelitian itu sendiri, serta yang digunakan dalam

pengumpulan data.

4. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang hasil penelitian dan

pembahasaan. Dalam hasil penelitian diutarakan nilai kemampuan menulis

teks anekdot dan siswa serta rekapitulasi perhitungan angket respon siswa.

5. Bab V Kesimpulan Dan Saran

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan atas rumusan masalah dan tujuan

penelitian saran ini yang dibuat untuk kebijakan kepada para pengguna hasil

peneliti yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk

melakukan penelitian

12
13

Anda mungkin juga menyukai