TUGAS TUTORIAL 1

MATA KULIAH PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

AYU IMTYAS RUSDIANSYAH
NIM. 858745338
UPBJJ-UT SURABAYA
1.
Praktik PKR yang tidak ideal: Pernyataan ini sangat relevan karena pelaksanaan PKR di
lapangan sering kali tidak mencerminkan gambaran ideal dari model pembelajaran kelas
rangkap. Terdapat beberapa penyimpangan yang umum terjadi. Salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara struktur fisik ruang kelas dengan kebutuhan PKR. Banyak ruang kelas
yang masih terikat pada tata letak klasik dengan siswa duduk berbaris menghadap papan tulis,
yang kurang mendukung pembelajaran kelas rangkap yang interaktif dan beragam.
Keterbatasan sumber daya dan pemahaman yang belum matang tentang PKR juga bisa
menjadi penyebab praktik yang tidak ideal. Selain itu, aspek kualitas pembelajaran seringkali
terabaikan dalam praktik PKR. PKR seharusnya mendorong siswa untuk aktif, berkolaborasi,
dan memiliki pengalaman belajar yang mendalam. Namun, ada kasus di mana guru lebih
fokus pada proses penyampaian materi daripada pada pemberian peluang kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif. Oleh karena itu, perlu perubahan dalam praktik PKR menuju idealnya,
termasuk adaptasi ruang kelas dan peningkatan pelatihan guru.

2.
Peran guru PKR: Guru PKR memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Beberapa peran utama guru PKR meliputi.
a. Perancang pembelajaran: Guru PKR merancang rencana pembelajaran,
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan memilih model-model pembelajaran yang
sesuai dengan materi dan siswa.
b. Fasilitator pembelajaran: Guru berfungsi sebagai fasilitator yang memandu siswa
dalam proses belajar, memfasilitasi diskusi, dan memberikan bimbingan saat
diperlukan.
c. Penilai: Guru mengukur pencapaian siswa, memberikan umpan balik, dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
d. Manajer kelas: Guru mengatur dinamika kelas, mengelola sumber daya, dan
memastikan keamanan serta disiplin di kelas.
 e. Pendukung siswa: Guru PKR mendukung perkembangan pribadi dan akademik siswa,
memberikan bantuan saat diperlukan, dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan
positif.
Guru PKR juga harus mampu mengelola berbagai model pembelajaran, beradaptasi dengan
kebutuhan siswa, dan memastikan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

3.
Model dasar pengelolaan pembelajaran kelas rangkap: Ada tiga model dasar pengelolaan
pembelajaran kelas rangkap, yaitu:
a. PKR 221: Dalam model ini, dua kelas dengan dua mata pelajaran berbeda diajar
dalam satu ruangan pada waktu yang bersamaan. Ini memungkinkan penghematan
ruang dan fasilitas, tetapi bisa menjadi tantangan dalam mengelola kedua kelas secara
bersamaan.
b. PKR 222: Model ini melibatkan dua kelas, masing-masing dengan dua mata pelajaran
yang diajar dalam dua ruangan terpisah. Keuntungan utama adalah pemisahan fisik
antara dua kelas, yang dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi siswa. Namun,
model ini mungkin memerlukan lebih banyak sumber daya dan ruang.
c. PKR 333: Dalam model ini, tiga kelas dengan tiga mata pelajaran berbeda diajar
dalam tiga ruangan terpisah. Ini memberikan ruang dan fokus yang optimal untuk
setiap mata pelajaran, tetapi juga memerlukan lebih banyak sumber daya dan
pemisahan yang jelas antara kelas.
Model PKR yang paling efektif dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan
pembelajaran. Namun, menurut saya, PKR 222 mungkin bisa dianggap yang paling efektif.
Ini karena pemisahan fisik antara dua kelas dapat membantu meningkatkan fokus dan
konsentrasi siswa terhadap mata pelajaran masing-masing. Namun, keefektifan model ini
juga tergantung pada sumber daya yang tersedia dan kemampuan guru untuk mengelola dua
kelas secara bersamaan. Keputusan akhir harus didasarkan pada evaluasi situasi kelas dan
tujuan pembelajaran yang spesifik.

4.
Model interaksi kelas rangkap (PKR):
a. PBAS (proses belajar arahan sendiri): Model ini menekankan pada belajar mandiri di
mana siswa bekerja melalui materi secara mandiri atau dalam kelompok kecil. Guru
berperan sebagai pengarah dan memberikan panduan yang sesuai.
 b. PBMKS (proses belajar melalui kerja sama): Model ini mencakup berbagai metode
yang memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam pembelajaran. Beberapa sub-
model di dalam PBMKS termasuk OPS (Olah-Pikir Sejoli) dan OPB (Olah-Pikir
Berebut).
PBAS lebih menekankan pada belajar mandiri sementara PBMKS fokus pada kolaborasi
antar siswa. Kedua model ini memiliki peran penting dalam PKR dengan mendorong siswa
untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran dan berinteraksi dengan teman sebaya.

5.
Penataan ruang kelas PKR: Penataan ruang kelas sangat penting dalam PKR untuk
mendukung pembelajaran yang berfokus pada siswa. Berdasarkan RPP PKR yang disusun,
penataan ruang kelas harus mencerminkan kebutuhan pembelajaran. Tata letak ruang kelas
sangat penting dalam mendukung pembelajaran yang efektif dalam model PKR (Pendidikan
Kelas Rangkap). Dalam pengaturan ruang kelas yang dijelaskan dalam RPP sebelumnya,
berikut adalah gambaran pengaturan denah ruang kelas:

PAPAN TULIS

GURU

KELAS 1 KELAS 1 KELAS 2 KELAS 2

Penjelasan:
1. Papan Tulis: Papan tulis diletakkan di depan ruang kelas, sehingga guru dapat dengan
mudah menjelaskan materi kepada siswa.
2. Meja Guru: Meja guru diletakkan di dekat papan tulis untuk memudahkan guru dalam
mengelola pembelajaran dan mengawasi aktivitas siswa.
3. Meja Siswa: Meja siswa disusun dalam bentuk persegi panjang dengan ruang yang
cukup antara meja untuk memungkinkan siswa bergerak dan berkolaborasi dengan
nyaman.
Pengaturan ruang kelas ini dirancang untuk mendukung model PKR dengan fokus pada
interaksi siswa, kerja kelompok, dan eksperimen dalam pembelajaran. Guru dapat dengan
mudah bergerak di antara meja siswa dan memberikan bimbingan saat diperlukan. Meja
siswa yang disusun dalam kelompok-kelompok juga memfasilitasi kerja kelompok dan
eksperimen yang diperlukan dalam RPP sebelumnya. Dengan pengaturan ini, ruang kelas
diharapkan dapat menjadi lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran efektif sesuai
dengan model PKR.

Daftar Referensi :
Djalil, Aria, dkk. 2023. Pembelajaran Kelas Rangkap (Edisi 2). Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka