Kasus tersebut menggambarkan situasi di mana Guru Pak Nardi telah melakukan
persiapan yang baik dan menyelenggarakan pembelajaran dengan disiplin dan konsistensi,
tetapi hasil post tes menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang mampu memahami dan
menerapkan materi yang diajarkan. Berikut identifikasi penyebab kegagalan pembelajaran,
faktor penyebab, serta alternatif pemecahan masalahnya.
2. Kompleksitas Materi
Materi yang kompleks dan abstrak, seperti pemantulan cahaya pada cermin
datar dan lengkung, mungkin sulit dipahami oleh siswa kelas V, terutama tanpa
bimbingan yang memadai.
4. Pemahaman Prasyarat
Sebelum mengajarkan materi yang kompleks, pastikan siswa memahami
konsep-konsep prasyarat yang diperlukan. Menguji pemahaman awal siswa dan
memberikan bimbingan tambahan jika diperlukan adalah suatu keharusan.
2. Metode Pembelajaran
Kombinasi ceramah singkat, demonstrasi visual menggunakan media seperti
proyektor, eksperimen praktis dengan bantuan alat-alat yang relevan, dan diskusi
kelompok untuk menggali pemahaman siswa.
3. Pemeriksaan Pemahaman
Selain tes tertulis, gunakan pengamatan dan penilaian formatif selama
eksperimen untuk menilai pemahaman dan keterlibatan siswa.
4. Sesi Bimbingan
Setelah eksperimen, lakukan sesi bimbingan khusus untuk siswa yang
kesulitan memahami konsep, memberikan penjelasan tambahan dan kesempatan
untuk bertanya.
5. Evaluasi
Setelah pembelajaran ulang, lakukan evaluasi ulang dengan menggunakan
berbagai pendekatan, termasuk tes tertulis, percobaan ulang, dan diskusi reflektif
untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa.
Dengan menerapkan pendekatan yang lebih interaktif, menyediakan waktu yang lebih
memadai, dan memastikan pemahaman prasyarat yang baik, diharapkan pembelajaran
tentang pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung akan lebih efektif dan
bermanfaat bagi semua siswa di kelas.
Daftar Referensi
Tim TAP FKIP UT. (2019). Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP (Edisi 2).
Penerbit Universitas Terbuka.