Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2

Mata Kuliah : Strategi Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu : Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Pd

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL

Disusun oleh :
1. Arpan Syarif_2103020009

2. Salom_2103020012

3. Naswa Hanna Sajidin_2103020010

4. Noviana Rahmadani_2103020011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
KELOMPOK 2
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Pendekatan konvensional adalah upaya peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu secara
kaku pada paradigma input-proses-output. Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar,
pendekatan pembelajaran sebagaimana yang sudah lazim digunakan dalam kegiatan pembelajaran
di kelas disebut pendekatan pembelajaran konvensional.

Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan


mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran. Dalam praktiknya metode ini
berpusat pada guru (teacher centered) atau guru lebih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab.
Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang banyak dilaksanakan di
sekolah saat ini, yang menggunakan urutan kegiatan pemberian uraian, contoh, dan latihan
(Wibawa dan Mukti, 1992: 5). Dalam pembelajaran IPS Geografi di SMP pendekatan
konvensional ini masih banyak digunakan untuk pembelajaran di kelas.

B. Dasar untuk menentukan Pendekatan Konvensional

Dasar yang digunakan untuk menentukan pilihan pendekatan konvensional ini dalam
pembelajaran adalah banyaknya jumlah siswa per kelas di sekolah dan terbatasnya waktu yang
tersedia untuk menyampaikan pengetahuan yang bersifat kognitif, sehingga untuk menciptakan
keterampilan atau kemampuan psikomotorik siswa dilakukan dengan pemberian tugas yang
dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas. Metode pemberian tugas ini dilakukan oleh guru
setelah guru menyampaikan materi pengetahuan yang bersifat kognitif dengan metode ceramah
untuk memantapkan penguasaan materi dalam pembentukan kemampuan psikomotoriknya.

Masih sering digunakan karena telah teruji dan terbukti efektif dalam mengajarkan konsep-konsep
dasar yang diperlukan dalam berbagai bidang. Beberapa alasan mengapa kita masih menggunakan
pendekatan konvensional antara lain:

1. Pengalaman: Banyak guru dan dosen yang telah mengajarkan dengan pendekatan
konvensional selama bertahun-tahun, sehingga mereka merasa nyaman dan terbiasa
dengan metode ini.
2. Ketersediaan sumber daya: Beberapa sekolah dan perguruan tinggi mungkin tidak
memiliki akses ke teknologi modern seperti perangkat lunak pembelajaran atau perangkat
KELOMPOK 2
keras komputer yang diperlukan untuk mengimplementasikan metode pembelajaran yang
lebih modern.
3. Kepatuhan terhadap standar pendidikan: Kurikulum di berbagai negara biasanya
ditetapkan oleh pemerintah dan memerlukan pengajaran keterampilan dasar tertentu, dan
penggunaan metode pembelajaran yang sudah teruji dapat membantu memastikan bahwa
materi ini diajarkan dengan baik.

Beberapa alasan atau dasar mengapa metode ini tetap populer antara lain:

4. Terbukti efektif – Metode pembelajaran konvensional telah digunakan selama bertahun-


tahun dan terbukti efektif dalam membantu siswa mempelajari materi pelajaran. Beberapa
metode seperti ceramah, tugas tertulis, dan ujian, telah membantu siswa memahami
konsep-konsep kunci dan memperoleh keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk sukses
di dunia akademik dan profesional.
5. Mudah diterapkan – Metode pembelajaran konvensional relatif mudah diterapkan oleh
guru dan instruktur. Guru dapat memberikan ceramah, tugas tertulis, diskusi kelompok,
dan ujian dengan sedikit persiapan atau pengaturan.
6. Memiliki kerangka yang jelas – Metode pembelajaran konvensional memiliki kerangka
yang jelas dan terstruktur, sehingga siswa dapat mengantisipasi apa yang akan mereka
pelajari dan bagaimana mereka akan dinilai.

C. Ciri-ciri pendekatan Pembelajaran Konvensional


Beberapa ciri-ciri dari pendekatan pembelajaran konvensional adalah:
1. Pengajaran berpusat pada guru: Guru atau pengajar adalah sumber utama informasi, dan
siswa dituntut untuk memperoleh pengetahuan dari guru atau pengajar.
2. Berpusat pada materi: Materi pembelajaran disajikan secara linear dan seragam, dan siswa
diminta untuk mempelajari materi ini dengan cara yang sama.
3. Keterbatasan partisipasi siswa: Siswa biasanya dianggap sebagai penerima informasi dan
kurang terlibat dalam pembelajaran aktif.
4. Penekanan pada hafalan: Siswa sering diminta untuk menghafal fakta dan konsep, daripada
memahami dan menerapkan konsep-konsep tersebut dalam situasi kehidupan nyata.
KELOMPOK 2
5. Evaluasi berbasis tes dan tugas-tugas tertulis: Evaluasi dilakukan melalui tes atau tugas-
tugas tertulis, yang dapat membatasi pemahaman siswa secara holistic.
6. Pemberian materi oleh guru atau dosen secara lisan atau tertulis dalam bentuk buku teks.
7. Pembelajaran dilakukan dalam kelas dengan menggunakan papan tulis, alat tulis, dan buku
teks.
8. Siswa atau mahasiswa mendengarkan penjelasan guru atau dosen dan mencatat informasi
yang disampaikan.
9. Pembelajaran dilakukan secara linear dan terstruktur, dimulai dari materi yang dasar
hingga yang lebih kompleks.
10. Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui ujian tertulis, tugas-tugas, atau proyek.

Pendekatan pembelajaran konvensional cenderung menekankan pada pengajaran langsung dan tes
penilaian akhir, sehingga mungkin tidak terlalu banyak melibatkan tugas proyek yang lebih
kompleks. Namun, dalam beberapa kasus, guru atau pengajar dapat menambahkan tugas proyek
sebagai tambahan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Contoh tugas proyek yang dapat diberikan dalam pendekatan pembelajaran konvensional antara
lain:

a) Menulis esai tentang topik tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
b) Membuat presentasi atau poster untuk mempresentasikan hasil belajar siswa.
c) Mengerjakan proyek riset mini untuk mempelajari topik atau isu tertentu yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
d) Membuat tugas kelompok, seperti membuat video pendek atau drama yang menunjukkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
e) Mengerjakan tugas rumah yang lebih mendalam, seperti membuat jurnal atau catatan
refleksi tentang pengalaman belajar siswa.

Dalam hal ini, tugas proyek dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep-konsep yang
diajarkan dalam kelas dan mendorong mereka untuk mempraktikkan keterampilan yang telah
dipelajari dengan cara yang lebih kreatif dan menantang. Namun, tugas proyek haruslah dirancang
dengan hati-hati dan harus relevan dengan materi pelajaran serta mempertimbangkan kemampuan
siswa agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pembelajaran siswa.
KELOMPOK 2
11. Interaksi antara guru dan siswa atau mahasiswa cenderung satu arah, yaitu dari guru ke
siswa atau mahasiswa.
12. Atau mahasiswa diharapkan menguasai materi yang telah disampaikan dan mampu
mengingatnya dengan baik.
13. Fokus pada guru: Pada pendekatan konvensional, guru dianggap sebagai sumber utama
pengetahuan dan pengajarannya dianggap sebagai yang paling tepat.
14. Pengajaran satu arah: Dalam pendekatan konvensional, pengajaran seringkali berjalan satu
arah, yaitu dari guru ke siswa. Siswa lebih banyak mendengarkan dan menulis catatan
daripada berpartisipasi dalam pembelajaran secara aktif.
15. Penekanan pada hafalan: Di dalam pendekatan konvensional, penekanan lebih diberikan
pada hafalan daripada pemahaman. Siswa sering diminta untuk menghafal fakta-fakta dan
rumus tanpa benar-benar memahaminya.
16. Kurikulum dan materi yang tetap: Materi dan kurikulum dalam pendekatan konvensional
sudah ditentukan sebelumnya dan tidak bisa diubah-ubah. Hal ini seringkali membuat
siswa merasa bosan dengan materi yang sudah diajarkan berulang-ulang.
17. Penilaian dengan tes: Pendekatan konvensional cenderung menilai kemampuan siswa
dengan tes atau ujian tertulis, dan seringkali hanya menekankan pada kemampuan hafalan.
18. Tidak memperhatikan perbedaan individu: Pendekatan konvensional tidak memperhatikan
perbedaan individu antara siswa, seperti kecepatan belajar, minat, dan gaya belajar yang
berbeda.
19. Kurangnya penggunaan teknologi: Dalam pendekatan konvensional, penggunaan
teknologi dalam pembelajaran tidak terlalu diperhatikan atau bahkan dihindari.

D. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Setidaknya terdapat 3 kelebihan dalam metode pembelajaran secara konvensional ini. Kelebihan
inilah yang menjadikan metode ini masih tetap digunakan oleh banyak tenaga pengajar untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.

1. Informasi yang diberikan lebih cepat diterima oleh peserta didik karena mereka akan
langsung mendengarkan apa yang guru sampaikan.
KELOMPOK 2
2. Tidak memerlukan banyak biaya karena kegiatan ini akan fokus pada guru dan beberapa
sumber pendamping seperti buku.
3. Metode ini juga mudah diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar karena masih sangat
sederhana dan tidak memerlukan sarana dan prasarana yang kompleks.
4. Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain

5. Menyampaikan informasi dengan cepat.

6. Membangkitkan minat baca akan informasi.

7. Mengajari peserta didik yang cara belajar terbaiknya dengar mendengarkan.

8. Mudah digunakan dalam proses belajar.

E. Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Beberapa kekurangan dari pendekatan pembelajaran konvensional antara lain:

1. Kurang interaktif: Pendekatan pembelajaran konvensional cenderung menempatkan guru


sebagai pusat perhatian dan siswa sebagai penerima informasi. Hal ini dapat membuat
pembelajaran kurang interaktif dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Kurang mempertimbangkan kebutuhan individual siswa: Karena pendekatan pembelajaran
konvensional cenderung menggunakan satu metode pengajaran untuk semua siswa, hal ini
mungkin tidak mempertimbangkan kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda pada
setiap siswa.
3. Kurang menekankan pada keterampilan sosial dan emosional: Pendekatan pembelajaran
konvensional cenderung menekankan pada penguasaan materi pelajaran dan penilaian
akhir dalam bentuk tes. Hal ini mungkin tidak memberikan cukup perhatian pada
pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa.
4. Kurang fleksibel: Pendekatan pembelajaran konvensional biasanya memiliki jadwal dan
kurikulum yang ketat. Hal ini mungkin tidak memberikan fleksibilitas yang cukup bagi
guru atau siswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam situasi pembelajaran.
5. Kurang menekankan pada pengembangan keterampilan kritis dan kreatif: Pendekatan
pembelajaran konvensional cenderung menekankan pada pengajaran dan pemahaman
KELOMPOK 2
konsep-konsep yang telah Hal ini mungkin kurang memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan kritis dan kreatif mereka.

F. Contoh Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Contoh dari pendekatan pembelajaran konvensional antara lain:

1. Ceramah: Guru memberikan penjelasan dan presentasi tentang konsep atau topik tertentu
di depan kelas, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat catatan.
2. Pembelajaran melalui buku teks: Guru menggunakan buku teks sebagai sumber utama
materi pelajaran dan memberikan tugas dan latihan di kelas atau sebagai pekerjaan rumah.
3. Pengajaran berdasarkan metode tanya jawab: Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa
dan siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut secara individu atau dalam
kelompok.
4. Pengajaran praktis: Siswa belajar dengan melakukan tugas-tugas yang berfokus pada
penguasaan keterampilan khusus dalam bidang tertentu, seperti melakukan latihan
matematika atau praktikum dalam pelajaran sains.
5. Pengajaran berdasarkan proyek: Siswa belajar dengan membuat proyek atau tugas besar
yang memerlukan penguasaan konsep dan keterampilan dalam bidang tertentu. Guru
memberikan arahan dan bimbingan selama proses pembuatan proyek tersebut.

Namun, perlu dicatat bahwa pendekatan pembelajaran konvensional tidak selalu bersifat kaku dan
dapat dimodifikasi untuk mengakomodasi gaya belajar dan kebutuhan individual siswa.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai