NO PESERTA : 201500954078
KELAS :6
BIDANG STUDI : GURU KELAS SD
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang guru di SD Negeri Lengkasa , saya telah melihat bahwa motivasi
dan minat belajar siswa terhadap materi Bahasa Indonesia, khususnya tentang Bertukat
atau Membayar dan Matematika tentang Bertukar dan Membayar, cenderung rendah.
Faktor-faktor penyebabnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya Semangat dalam Pembelajaran Matematika: Siswa kurang
termotivasi dan kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika.
2. Kurangnya Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran: Siswa tidak aktif dalam proses
pembelajaran dan lebih banyak pasif menerima informasi.
3. Kurangnya Minat untuk Memahami Materi: Banyak siswa yang merasa kurang
tertarik untuk memahami materi Matematika, khususnya aturan penjumlahan dan
perkalian.
4. Preferensi Terhadap Mata Pelajaran Produktif: Siswa cenderung lebih menyukai
mata pelajaran produktif yang mengikutsertakan praktik langsung dibandingkan
dengan Matematika.
5. Kurangnya Konsentrasi di Kelas: Banyak siswa kesulitan untuk mempertahankan
konsentrasi selama pelajaran Matematika.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perubahan dalam metode pembelajaran.
Dalam konteks ini, praktik pembelajaran yang menarik perhatian adalah Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Model ini memiliki banyak
kelebihan yang dapat memberikan dampak positif pada proses pembelajaran:
1. Mendorong Siswa Mencari Solusi Sendiri: Model pembelajaran ini menantang
siswa untuk mencari sendiri jawaban dari masalah yang diberikan melalui proses
diskusi.
2. Menggunakan LKPD yang Menarik: Menggunakan materi berbentuk seperti
permainan atau games dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pembelajaran.
3. Memanfaatkan Teknologi: Siswa dapat memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran, memungkinkan mereka untuk lebih terlibat dan berpartisipasi aktif.
4. Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Guru berperan sebagai fasilitator dan
katalisator, memungkinkan siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
5. Relevansi dengan Kehidupan Sehari-hari: Pembelajaran ini membantu siswa
mengaitkan materi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, membuat
pembelajaran lebih bermakna.
6. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran dan
bertanggung jawab dalam kelompok serta dalam presentasi hasil pembelajaran.
7. Mencapai Tujuan Pembelajaran: Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu
mencapai tujuan pembelajaran sesuai rencana.
8. Mendorong Inovasi Guru: Selain memberikan manfaat bagi siswa, model
pembelajaran ini juga dapat memotivasi guru untuk menciptakan inovasi dan
kreativitas dalam desain pembelajaran.
A. LANGKAH KERJA
Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa siswa adalah 80 %
dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sudah melebihi dari 75% yaitu 12 siswa dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa dengan presentase 20%. Nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah 60. Data pada tabel (terlampir) menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
T BM
Dari tabel diatas menunjukkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa dengan
persentase 80% dan yang di bawah KKM 3 siswa dengan presentase 20%. Grafik ini menunjukkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada perbaiakan dalam
pembelajaran dilihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM.Dari hasil analisis dapat
disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu siswa dapat
memecahkan masalah Bertukar atau Membayar.
Dengan pelaksanaan Model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu pendidik
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, dapat membantu peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, atau
simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.
Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa siswa adalah 80 %
dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sudah melebihi dari 93,33% yaitu 14 siswa dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,7%. Nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah 60. Data pada tabel (terlampir) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
T BM
Dari tabel diatas menunjukkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa dengan
persentase 93,33% dan yang di bawah KKM 1 siswa dengan presentase 6,7%. Grafik ini
menunjukkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada
perbaiakan dalam pembelajaran dilihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu
siswa dapat memecahkan masalah Pembulatan Bilangan.
Dengan pelaksanaan Model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu pendidik
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, dapat membantu peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual,
atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.
Dampak dari tindakan dan langkah-langkah yang telah dilakukan sangat efektif, yang
tercermin dalam:
1. Penggunaan Media Berbasis Website: Penggunaan media ini secara signifikan
membantu meningkatkan motivasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia materi Bertukar atau Membayar dan Matematika materi
Pembulatan Bilangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran siswa
yang melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Pemilihan Metode Pembelajaran yang Variatif: Penggunaan berbagai metode
pembelajaran secara efektif meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran,
seperti yang terlihat dari partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pemilihan Model Pembelajaran PBL: Penggunaan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa,
yang tercermin dalam respons dan jawaban siswa selama proses pembelajaran.
4. Desain Kegiatan Berpusat pada Siswa: Desain kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa secara signifikan meningkatkan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran, yang akhirnya memotivasi siswa untuk belajar.
Respon positif dari siswa terhadap kegiatan pembelajaran ini tercermin dalam refleksi
akhir pembelajaran, di mana siswa merasa bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan
media pembelajaran yang digunakan menarik dan mudah dipahami.
Keberhasilan pembelajaran ini sangat tergantung pada penguasaan guru terhadap
media pembelajaran, metode, model, dan langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh
karena itu, penting bagi guru untuk tetap kreatif dan inovatif dalam pemilihan metode,
model, dan media pembelajaran guna menciptakan pengalaman belajar yang sesuai
dengan harapan siswa.
BAB III
KESIMPULAN
Dutisna, D., Megiati, Y. E., & Pratiwi, N. K. (2022). Pengaruh Minat Belajar terhadap
Prestasi Belajar Matematika.
https://proceeding.unindra.ac.id/index.php/DPNPMunindra/article/viewFile/5952/1557
*
Nurwahida, Ana Muliana M , Murtafiah.2023.Pengaruh Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Literasi Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar Peserta Didik
https://www.researchgate.net/publication/372779487_Pengaruh_Problem_Based_Learning_
PBL_Terhadap_Kemampuan_Literasi_Matematika_Ditinjau_Dari_Gaya_Belajar_Peserta_
Didik_Kelas_X_Mipa_SMA_Negeri_1_Majene