Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BEST PRACTICE

NAMA MAHASISWA : NIKMA NAMRI SUSAGAU,S.Pd

NO PESERTA : 201500954078
KELAS :6
BIDANG STUDI : GURU KELAS SD

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


PPG DALAM JABATAN
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai seorang guru di SD Negeri Lengkasa , saya telah melihat bahwa motivasi
dan minat belajar siswa terhadap materi Bahasa Indonesia, khususnya tentang Bertukat
atau Membayar dan Matematika tentang Bertukar dan Membayar, cenderung rendah.
Faktor-faktor penyebabnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya Semangat dalam Pembelajaran Matematika: Siswa kurang
termotivasi dan kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika.
2. Kurangnya Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran: Siswa tidak aktif dalam proses
pembelajaran dan lebih banyak pasif menerima informasi.
3. Kurangnya Minat untuk Memahami Materi: Banyak siswa yang merasa kurang
tertarik untuk memahami materi Matematika, khususnya aturan penjumlahan dan
perkalian.
4. Preferensi Terhadap Mata Pelajaran Produktif: Siswa cenderung lebih menyukai
mata pelajaran produktif yang mengikutsertakan praktik langsung dibandingkan
dengan Matematika.
5. Kurangnya Konsentrasi di Kelas: Banyak siswa kesulitan untuk mempertahankan
konsentrasi selama pelajaran Matematika.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perubahan dalam metode pembelajaran.
Dalam konteks ini, praktik pembelajaran yang menarik perhatian adalah Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Model ini memiliki banyak
kelebihan yang dapat memberikan dampak positif pada proses pembelajaran:
1. Mendorong Siswa Mencari Solusi Sendiri: Model pembelajaran ini menantang
siswa untuk mencari sendiri jawaban dari masalah yang diberikan melalui proses
diskusi.
2. Menggunakan LKPD yang Menarik: Menggunakan materi berbentuk seperti
permainan atau games dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pembelajaran.
3. Memanfaatkan Teknologi: Siswa dapat memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran, memungkinkan mereka untuk lebih terlibat dan berpartisipasi aktif.
4. Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Guru berperan sebagai fasilitator dan
katalisator, memungkinkan siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
5. Relevansi dengan Kehidupan Sehari-hari: Pembelajaran ini membantu siswa
mengaitkan materi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, membuat
pembelajaran lebih bermakna.
6. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran dan
bertanggung jawab dalam kelompok serta dalam presentasi hasil pembelajaran.
7. Mencapai Tujuan Pembelajaran: Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu
mencapai tujuan pembelajaran sesuai rencana.
8. Mendorong Inovasi Guru: Selain memberikan manfaat bagi siswa, model
pembelajaran ini juga dapat memotivasi guru untuk menciptakan inovasi dan
kreativitas dalam desain pembelajaran.

B. PERAN TANGGUNG JAWAB GURU


Sebagai seorang guru, saya memiliki peran tanggung jawab penting dalam
melaksanakan perubahan ini:
1. Mengembangkan Perangkat Pembelajaran: Saya akan merancang perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
memastikan bahwa perangkat ini cocok untuk Program Pengalaman Lapangan (PPL)
bagi mahasiswa yang melakukan observasi.
2. Mengikuti Persiapan PPL: Saya akan aktif mengikuti pengantar persiapan Program
Pengalaman Lapangan bersama dengan dosen dan guru pembimbing lainnya untuk
memastikan kesiapan.
3. Koordinasi dengan Pihak Terkait: Saya akan berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan Kepala Sekolah, sesama guru, dan siswa beberapa hari sebelum dimulainya
Program Pengalaman Lapangan.
4. Menyiapkan Peralatan dan Teknologi: Saya akan memastikan peralatan seperti
laptop, jaringan, infocus, dan LCD tersedia untuk mendukung pembelajaran berbasis
teknologi.
5. Mengelola Kelas: Saya akan bekerja untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung fokus dan konsentrasi siswa selama pembelajaran.
6. Melaksanakan PPL: Saya akan Melaksanakan PPL secara luring yang di supervisi
oleh dosen dan guru pamong melalui Google meeting
7. Pembagian Hasil Pembelajaran: Saya akan mengedit rekaman pembelajaran 2 JP
menjadi video yang informatif dan menarik dengan durasi 20-30 menit, lalu
membagikannya melalui platform online dan mengungah ke LMS

C. TANTANGAN YANG DIHADAPI


Dalam upaya meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, terdapat beberapa
tantangan yang harus diatasi:
1. Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat: Siswa perlu dihadapkan pada media
pembelajaran yang menarik, relevan, dan memotivasi.
2. Variasi dalam Metode Pembelajaran: Perlu diterapkan berbagai metode
pembelajaran untuk menjaga ketertarikan siswa.
3. Pemilihan Model Pembelajaran yang Sesuai: Model pembelajaran harus
disesuaikan dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa.
4. Memanfaatkan Kreativitas Guru: Guru perlu meningkatkan kreativitas dalam
menyampaikan pembelajaran.
5. Peningkatan Kompetensi Guru: Guru harus terus memperkaya diri dalam metode
dan media pembelajaran yang menarik serta dapat memotivasi siswa.
Melihat tantangan ini, terlihat bahwa meningkatkan motivasi dan minat belajar
siswa melibatkan upaya yang kuat dari guru dalam mengembangkan kompetensi
pedagogik dan profesionalnya, serta dari siswa dalam meningkatkan motivasinya dalam
belajar. Semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik
dan relevan dengan kebutuhan siswa dalam perkembangan zaman yang terus
berubah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANGKAH KERJA

Dalam upaya mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia, guru perlu melakukan serangkaian langkah-langkah yang strategis:
1. Pemilihan Media Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media pembelajaran adalah dengan
memilih media pembelajaran yang dirasa tepat dan sesuai dengan materi
pelajaran juga sesuai karakteristik siswa, selain itu guru juga bisa memilih media
pembelajaran yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan juga pengoperasian.
Disini guru memilih media pembelajaran berbasis website menggunakan aplikasi
Canva, dan LKPD sebagai alat evaluasi
b. Proses pembuatan media ini dimulai dari mempelajari materi yang akan dibuat
medianya, kemudian guru merancang desain menu-menu apa saja yang perlu ada
di media pembelajaran setelah rancangan / desain baru guru mulai membuat
media ini di aplikasi canva sesuai rancangan atau desain.
c. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara lain
pengetahuan guru dalam menggunakan aplikasi canva dan juga alat seperti
komputer/laptop dan jaringan internet.
2. Pemilihan Metode Pembelajaran yang variatif
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan metode pembelajaran adalah
dengan memahami karakteristirk siswa dan karakteristik materi
Disini guru melakukan Varian Pengajaran: Gunakan berbagai metode pengajaran,
termasuk ceramah, diskusi kelompok, penggunaan alat bantu visual, dan
teknologi. Beri siswa banyak pilihan untuk memahami materi sesuai dengan gaya
belajar mereka.
b. Proses pemilihan metode ini pertama guru mempelajari apa saja metode-metode
dalam pembelajaran, lalu memahami karakteristik siswa dengan melihat
kemampuan dasar dan kebiasaan siswa. Lalu melihat karakteristik materi dengan
mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku guru dan buku siswa.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru akan metode-metode pembelajaran dan juga
pemahaman guru akan materi pembelajaran.
3. Pemilihan Model Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan
memahami karakteristik siswa dan karakteristik materi
Disini guru memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
b. Proses pemilihan model ini pertama guru mempelajari apa saja model-model
dalam pembelajaran, lalu memahami karakteristik siswa dengan melihat
kemampuan dasar dan kebiasaan siswa. Lalu melihat karakteristik materi dengan
mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku guru dan buku siswa.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru akan Model Pembelajaran PBL dan juga
pemahaman guru akan materi pembelajaran.
4. Meningkatkan Motivasi siswa
a. Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi siswa adalah dengan:
1. Merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2. Kontekstualisasi Materi
3. Aktivitas Interaktif
b. Proses pengembangan RPP dan LKPD yang berpusat pada siswa guru
menentukan kegiatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran
yang kegiatan kegitan itu berpusat pada siswa dan membuat siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru akan pembuatan RPP, LKPD dan juga kreatifitas
merancang kegiatan-kegiatan yang membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.
B. HASIL

1)HASIL ASSESMEN PLL 1


Penilaian Hasil belajar siswa

No Nama siswa Indikator penilaian


Afektif Kognitif Keterampilan
Bahasa
Indonesia
1 AFIK TUDO B 100 B
2 FIFA TIMBOYU B 100 B
3 SEYA YA’A B 100 B
4 PEPING YA’A B 100 B
5 GEWAN NASI B 100 B
6 REFI YAMI B 100 B
7 YOHAN B 100 B
8 RINA GANDA B 80 B
9 AWI YA’A B 80 B
10 FATMAWATI B 60 B
11 KASING GANDA B 100 B
12 ATO TIMBOYU B 100 B
13 AFIK TUDO B 60 B
14 FIFA TIMBOYU B 100 B
15 SEYA YA’A B 60 B

Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa siswa adalah 80 %
dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sudah melebihi dari 75% yaitu 12 siswa dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa dengan presentase 20%. Nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah 60. Data pada tabel (terlampir) menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).

Persentase Hasil Belajar Peserta Didik (PPL 1)


90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas

T BM

Dari tabel diatas menunjukkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa dengan
persentase 80% dan yang di bawah KKM 3 siswa dengan presentase 20%. Grafik ini menunjukkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada perbaiakan dalam
pembelajaran dilihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM.Dari hasil analisis dapat
disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu siswa dapat
memecahkan masalah Bertukar atau Membayar.
Dengan pelaksanaan Model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu pendidik
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, dapat membantu peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, atau
simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.

2)HASIL ASSESMEN PLL 2


Penilaian Hasil belajar siswa

No Nama siswa Indikator


penilaian
Afekti Kognitif Keterampilan
f Matematika
1 AFIK TUDO B 100 B
2 FIFA TIMBOYU B 100 B
3 SEYA YA’A B 100 B
4 PEPING YA’A B 100 B
5 GEWAN NASI B 100 B
6 REFI YAMI B 100 B
7 YOHAN B 100 B
8 RINA GANDA B 80 B
9 AWI YA’A B 80 B
10 FATMAWATI B 80 B
11 KASING GANDA B 100 B
12 ATO TIMBOYU B 100 B
13 AFIK TUDO B 80 B
14 FIFA TIMBOYU B 100 B
15 SEYA YA’A B 60 C

Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa siswa adalah 80 %
dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sudah melebihi dari 93,33% yaitu 14 siswa dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,7%. Nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah 60. Data pada tabel (terlampir) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).

Persentase Hasil Belajar Peserta Didik (PPL 2)

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
T BM
Dari tabel diatas menunjukkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa dengan
persentase 93,33% dan yang di bawah KKM 1 siswa dengan presentase 6,7%. Grafik ini
menunjukkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada
perbaiakan dalam pembelajaran dilihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu
siswa dapat memecahkan masalah Pembulatan Bilangan.

Dengan pelaksanaan Model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu pendidik
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, dapat membantu peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual,
atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.

Dampak dari tindakan dan langkah-langkah yang telah dilakukan sangat efektif, yang
tercermin dalam:
1. Penggunaan Media Berbasis Website: Penggunaan media ini secara signifikan
membantu meningkatkan motivasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia materi Bertukar atau Membayar dan Matematika materi
Pembulatan Bilangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran siswa
yang melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Pemilihan Metode Pembelajaran yang Variatif: Penggunaan berbagai metode
pembelajaran secara efektif meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran,
seperti yang terlihat dari partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pemilihan Model Pembelajaran PBL: Penggunaan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa,
yang tercermin dalam respons dan jawaban siswa selama proses pembelajaran.
4. Desain Kegiatan Berpusat pada Siswa: Desain kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa secara signifikan meningkatkan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran, yang akhirnya memotivasi siswa untuk belajar.
Respon positif dari siswa terhadap kegiatan pembelajaran ini tercermin dalam refleksi
akhir pembelajaran, di mana siswa merasa bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan
media pembelajaran yang digunakan menarik dan mudah dipahami.
Keberhasilan pembelajaran ini sangat tergantung pada penguasaan guru terhadap
media pembelajaran, metode, model, dan langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh
karena itu, penting bagi guru untuk tetap kreatif dan inovatif dalam pemilihan metode,
model, dan media pembelajaran guna menciptakan pengalaman belajar yang sesuai
dengan harapan siswa.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam upaya meningkatkan motivasi dan minat belajar dalam pembelajaran


matematika, khususnya materi kaidah pencacahan (aturan penjumlahan dan aturan
perkalian), dapat disimpulkan bahwa tujuan ini adalah suatu hal yang sangat mungkin
dicapai dengan menerapkan praktik terbaik yang relevan. Dalam pembelajaran
matematika, penting untuk menjaga semangat siswa dan memberikan lingkungan yang
mendukung pembelajaran yang efektif.
Dalam laporan ini, telah dijelaskan langkah-langkah konkrit yang dapat diambil oleh
guru untuk mencapai tujuan ini. Diantaranya:
1. Pemilihan Media Pembelajaran: Guru perlu memilih media pembelajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa. Penggunaan media
pembelajaran berbasis website, seperti yang dilakukan dengan aplikasi Canva
sebagai alat evaluasi, telah terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi siswa.
2. Pemilihan Metode Pembelajaran yang Variatif: Guru harus memilih metode
pembelajaran yang beragam untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan berbagai gaya
belajar. Penggunaan metode yang bervariasi, seperti ceramah, diskusi kelompok, alat
bantu visual, dan teknologi, membantu meningkatkan keaktifan siswa.
3. Pemilihan Model Pembelajaran: Pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran juga sangat penting. Dalam kasus
ini, Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terbukti efektif dalam
mengembangkan berpikir kritis siswa.
4. Meningkatkan Motivasi Siswa: Guru dapat meningkatkan motivasi siswa dengan
merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengkontekstualisasikan materi,
dan melibatkan siswa dalam aktivitas interaktif. Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berpusat pada
siswa menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan ini.
Semua langkah-langkah ini membantu menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran matematika yang bermakna dan menarik bagi siswa. Hasilnya telah terbukti
efektif, dengan hasil evaluasi pembelajaran siswa yang melebihi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Siswa juga merespons positif terhadap pengalaman belajar ini dan
merasa bahwa pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan menarik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan yang beragam dan
berfokus pada keterlibatan siswa, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
pencapaian kesuksesan dalam pembelajaran matematika. Semoga laporan ini dapat
memberikan panduan yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika, baik bagi guru maupun siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Dutisna, D., Megiati, Y. E., & Pratiwi, N. K. (2022). Pengaruh Minat Belajar terhadap
Prestasi Belajar Matematika.
https://proceeding.unindra.ac.id/index.php/DPNPMunindra/article/viewFile/5952/1557

Bastudin. 2021. Hambatan Utama Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran dan


Strateginya.http://lpmpsumsel.kemdikbud.g
202.+Ika+Ratnaningrum(1204-1209).pdf

*
Nurwahida, Ana Muliana M , Murtafiah.2023.Pengaruh Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Literasi Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar Peserta Didik

https://www.researchgate.net/publication/372779487_Pengaruh_Problem_Based_Learning_
PBL_Terhadap_Kemampuan_Literasi_Matematika_Ditinjau_Dari_Gaya_Belajar_Peserta_
Didik_Kelas_X_Mipa_SMA_Negeri_1_Majene

Anda mungkin juga menyukai