Anda di halaman 1dari 10

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SMAN 5 SURAKARTA


Lingkup Pendidikan KELAS XI IPS
Tujuan yang ingin Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik
dicapai Kelas XI pada Materi Determinan Matriks Ordo 2x2 Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Penulis Dwi Yuni Pramugarini
Tanggal 8 November 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi Latar belakang masalah:
latar belakang masalah, Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah minat belajar
mengapa praktik ini peserta didik yang kurang optimal. Musibah covid 19 membuat
penting untuk dibagikan, minat belajar peserta didik kurang optimal, pembelajaran daring
apa yang menjadi peran mengakibatkan banyak perubahan pada sikap peserta didik yang
dan tanggung jawab berdampak pada pembelajaran. Oleh karena itu, peserta didik
anda dalam praktik ini. merasa bosan pada saat kembali belajar di sekolah karena terbiasa
belajar secara daring, santai, dan bermain di rumah bersama
temannya pada saat pembelajaran daring. Perubahan-perubahan
yang terjadi seperti:
1. Minat belajar matematika peserta didik belum maksimal
2. Ketrampilan mengemukakan gagasan matematika belum
optimal
3. Kemampuan peserta didik memahami soal belum maksimal,
terutama soal – soal cerita
4. Guru belum mengoptimalkan dan menerapkan model
pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik materi.
5. Hasil belajar peserta didik yang belum sesuai harapan, yaitu
banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan tujuan pembelajaran
masih kurangdari 70%.
Dengan adanya perubahan yang terjadi guru mengajak peserta didik
membuat kesepakatan dalam pembelajaran, agar selama
pembelajaran peserta didik mematuhi dan pelaksanankan
kesepakatan yang dibuat bersama, tujuannya agar pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Praktik pembelajaran inovatif yang
dilaksanakan menggunakan model Problem Based Learning
sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran dikarenakan model
pembelajaran ini bersifat Student Oriented, dimana peserta didik
diberikan suatu permasalahan dan dilibatkan untuk berdiskusi
dalam memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan penelitian
Mashuri, Djidu, dan Ningrum (2019), penerapan model PBL telah
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa karena kedudukan
siswa dalam model PBL tidak lagi bersifat pasif. Model PBL ini
membantu peserta didik mengembangkan pengetahuannya dan
membantu peserta didik bertanggung jawab atas pembelajarannya
sendiri.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan
karena:
Sebagian besar guru mengalami permasalahan seperti yang
penulis alami. Praktik pembelajaran ini menjadi motivasi bagi
penulis untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih
melibatkan keaktifan peserta didik dan diharapkan semua peserta
didik bisa aktif dan berminat dalam mempelajari matematika
sehingga semua peserta didik bisa mencapai tujuan pembelajaran
yang di tetapkan dan di harapkan semua peserta didik bisa lulus dan
memahami materi dengan baik.
Peran dan tanggung jawab :
Peran dan tanggung jawab saya dalam pembelajaran ini
adalah mendesign pembelajaran yang kreatif dan inovatif,
terintegrasi dengan TPACK, 4C, Literasi, HOTS, dan PPK,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik. Guru berperan sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran, tentunya sebagai guru yang
bertanggung jawab saya harus mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai agar peserta didik dapat memahami
materi yang disampaikan dengan baik dan berminat belajar
matematika sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai. Adapun pelaksanaan kegiatan dalam PPL tersebut yaitu:
Persiapan
1. Melaksanakan kegiatan persiapan pra pembelajaran mulai dari
ruang kelas yang bersih, mengatur tempat duduk peserta didik,
menyiapkan alat pembelajaran berupa LCD, laptop, dan media
pembelajaran, RPP, instrumen penilaian, buku pelajaran, modul
ajar, dan LKPD.
2. Saya sebagai guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
perangkat pembelajaran yang telah dibuat mulai
dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
3. Guru menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Setiap ranah penilaian dilengkapi dengan
instrumen penilaian yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, soal
evaluasi, rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian di akhir
pembelajaran.
4. Pada saat pelaksanaan PPL yang ke 1 saya menggunakan dua
HP dan 2 laptop yaitu: satu HP untuk merekam kegiatan
pembelajaran yang ditaruh pada tripot dari arah pojok belakang,
satu HP untuk merekam kegiatan secara dinamis dari berbagai
sudut agar bisa terlihat semua aktivitas peserta didik, dan dua
laptop satu untuk PPT dan yang satu untuk zoom.

Tantangan :
Apa saja yang menjadi Tantangan untuk mencapai tujuan :
tantangan untuk 1. Persiapan dalam pembelajaran yang membutuhkan sarana yang
mencapai tujuan banyak dan komplek karena belum terbiasa menggunakan
tersebut? Siapa saja model pembelajaran yang akan diterapkan.
yang terlibat, 2. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran yang terbatas
3. Kondisi peserta didik yang belum terbiasa dengan model
pembelajaran inovatif
4. Pengalaman guru yang terbatas dalam pelaksanaan
pembelajaran inovatif
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus
melewatinya dengan berbagai cara seperti :
1. Mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin mulai
dari perangkat pembelajaran, media dan tempat belajar yang
kondusif.
2. Dengan segala keterbatasan waktu diusahakan semua selesai
tepat pada waktunya dan berdiskusi dengan guru lain untuk
dimintai tanggapan dan saran untuk mengatasi tantangan
3. Memberikan pengarahan pada peserta didik supaya mengetahui
model pembelajaran yang akan dilakukan dan membimbingnya
dengan baik supaya paham dengan model pembelajaran yang
dilakukan.
4. Pengalaman yang terbatas membuat saya harus terus dan ingin
belajar untuk melakukan praktik model pembelajaran inovatif.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tantangan yang dihadapi
melibatkan peserta didik dan guru, dari sisi guru kompetensi yang
harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, dan
kompetensi profesional, dari sisi peserta didik adalah kebiasaan
dalam mengikuti pembelajaran inovatif dan kemampuan peserta
didik yang harus diasah.
Siapa saja yang terlibat: guru yang bersangkutan, peserta didik,
guru yang membantu pengambilan dokumentasi, rekan sejawat
PPG, guru pamong PPG, dan dosen pembimbing PPG.

Aksi : Langkah-langkah/strategi yang dilakukan untuk


Langkah-langkah apa menghadapi tantangan, yaitu :
yang dilakukan untuk ➢ Memilih Model Pembelajaran Inovatif
menghadapi tantangan Model pembelajaran inovatif yang dipilih dengan
tersebut/ strategi apa mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan materi
yang digunakan/ pembelajaran. Pada materi determinan matriks ordo 2x2
bagaimana prosesnya, pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran
siapa saja yang terlibat / Problem Based Learning (PBL).
Apa saja sumber daya Pemilihan model pembelajaran melalui proses kajian
atau materi yang literatur, wawancara dan diskusi dengan pakar dan teman
diperlukan untuk sejawat. Guru mempelajari model PBL, mempelajari
melaksanakan strategi karakteristik peserta didik melalui pengamatan dan
ini kemampuan awal pada materi sebelumnya.
➢ Memilih media pembelajaran yang menarik
Penulis menggunakan media pembelajaran yang menarik
bagi peserta didik seperti Power Point yang didalamnya
memuat video untuk meningkatkan minat belajar matematika.
Dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat
meningkatkan perhatian, konsentrasi, minat belajar dan
memudahkan peserta didik untuk memahami materi
pembelajaran.
➢ Proses yang saya lakukan dalam PPL ke 1 adalah:
Menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) dengan tujuan agar peserta didik mampu
berpikir kritis, lebih aktif dan kreatif.
Dalam model pembelajaran PBL ini ada sintak yang telah
dilaksanakan yaitu:
Kegiatan Pendahuluan:
Menyampaikan salam, menanyakan kabar, berdoa mengecek
kehadiran dan mengkondisikan peserta didik, menyampaikan
apersepsi materi pembelajaran yang lalu dan menghubungkan
materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari saat
pembelajaran.
Kegiatan Inti:
Fase 1: Orientasi Peserta didik pada masalah
Saya menyampaikan masalah yang akan dipecahkan, masalah
yang diangkat berupa masalah yang kontekstual sehingga
peserta didik bisa bernalar kritis untuk mencari
penyelesaiannya. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
Peserta didik mengamati persoalan dan guru menanyakan
strategi apa yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan
tersebut. Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk
memberikan tanggapan terkait permasalahan yang disajikan.
Fase 2: Mengorganisasi Peserta didik
Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang
berdasarkan pengamatan guru selama proses pembelajaran.
Peserta didik secara kreatif dan bernalar kritis mengamati
permasalahan yang berkaitan dengan determinan matriks pada
LKPD yang dibagikan oleh guru. Guru memberikan
penjelasan tentang hal apa saja yang harus dilakukan oleh
peserta didik, yaitu mendiskusikan permasalahan yang ada
pada LKPD dan menuliskan hasil diskusinya di LKPD serta
membuat presentasi hasil diskusinya.
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Peserta didik berdiskusi mengenai permasalahan yang ada
pada LKPD, selama kegiatan diskusi, guru berperan sebagai
fasilitator. Guru memberikan bantuan terbatas kepada
kelompok yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian
LKPD. Guru berkeliling untuk mengamati proses diskusi
kelompok peserta didik.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik menampilkan hasil diskusi kelompoknya dengan
presentasi secara bergantian. Setiap kelompok diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi selama 10
menit. Selama kegiatan presentasi hasil diskusi, salah satu
peserta didik berperan sebagai moderator yang memimpin
jalannya presentasi hasil diskusi.
Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Kelompok yang tidak presentasi memberikan tanggapan
terhadap penyampaian kelompok yang presentasi. Guru
memberikan tanggapan dan memberikan penguatan terhadap
hasil penyelesaian masalah kelompok yang presentasi. Guru
memberikan reward berupa applause dan pujian secara verbal
terhadap hasil presentasi peserta didik.
Berikut beberapa dokumentasi kegiatan pembelajaran

Perkenalan Motivasi Belajar

Orientasi pada masalah Diskusi kelompok

Pembimbingan diskusi Presentasi

Berikut adalah link perangkat pembelajaran inovatif dengan


sintaks model pembelajaran Problem Based Learning pada
materi determinan matriks ordo 2x2
https://drive.google.com/file/d/1aUhpqf9H9ZEVkgpOWM1A
hxd-7FfQmKD/view?usp=share_link
Link video pembelajaran inovatif determinan matriks ordo
2x2 dengan sintaks Model PBLadalah sebagai berikut.
https://youtu.be/EhMAvA9TuAc
Refleksi Hasil dan Dampak dari aksi yang telah saya lakukan di PPL ke 1, yaitu :
dampak a. Pembelajaran berjalan tertib dan lancar.
Bagaimana dampak dari b. Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
aksi dari Langkah- c. Peserta didik sangat bersemangat dalam menerima pelajaran.
langkah yang dilakukan? d. Peserta didik aktif dalam diskusi bersama kelompoknya.
Apakah hasilnya efektif? e. Adanya kerja sama yang baik antara guru dan peserta didik.
Atau tidak efektif? Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat
Mengapa? Bagaimana dikatakan efektif, hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil belajar
respon orang lain terkait peserta didik meningkat dibuktikan dengan nilai hasil kuis setelah
dengan strategi yang pembelajaran lebih baik dibandingkan pada pembelajaran
dilakukan, Apa yang sebelumnya. Pada pertemuan sebelumnya dari 34 peserta didik
menjadi faktor yang mengerjakan kuis masih ada 7 peserta didik yang belum
keberhasilan atau mencapai KKM, sedangkan pada pertemuan ini masih ditemukan 2
ketidakberhasilan dari peserta didik yang belum mencapai KKM. Jika dihitung
strategi yang dilakukan? persentasenya, pada kuis pertemuan sebelumnya persentase peserta
Apa pembelajaran dari didik yang mencapai KKM adalah 79,4%, sedangkan pada
keseluruhan proses pertemuan ini persentase peserta didik yang mencapai KKM
tersebut sebesar 94%. Hal ini menunjukkan model pembelajaran Problem
Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar matematika.
Keefektifan juga dapat dilihat dari minat belajar peserta didik
mengalami peningkatan ditunjukkan dengan peningkatan
persentase indikator minat belajar matematika sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based
Learning.
Persentase indikator angket minat belajar matematika sebelum dan
setelah pembelajaran dengan model Problem Based Learning
Indikator Minat Belajar Persentase Persentase
Matematika Sebelum Sesudah
Perasaan Senang 48% 78%
Perhatian 53% 75%
Ketertarikan 55% 79%
Keterlibatan peserta didik 51% 80%
Dengan demikian model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan minat belajar matematika.
➢ Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan
yaitu mereka sangat mendukung dengan apa yang saya
lakukan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Peserta didik: Peserta didik lebih bersemangat dan senang
belajar pada pelaksanaan praktik yang ke-1 ini daripada
pelaksanaan pembelajaran biasanya di kelas.
Guru: Disamping saya mintai bantuan untuk merekam
dalam pembelajaran praktik yang ke-1 ini, beliau
juga memberi motivasi kepada saya untuk bersemangat dalam
pembelajaran, termasuk juga rekan sejawat di sekolah dan rekan
PPG memberi masukan dan motivasi untuk melanjutkan praktik
dengan model pembelajaran ini.
➢ Faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
digunakan
Keberhasilan pembelajaran inovatif yang dilakukan tidak
lepas dari segala arahan dan bimbingan dari dosen, guru
pamong, dan masukan rekan sejawat PPG selama proses
mengembangkan perangkat. Faktor keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran inovatif sangat ditentukan dari kompetensi guru
dalam mendesign pembelajaran, mengelola pembelajaran
inovatif sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan, dan
antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
➢ Pembelajaran dari keseluruhan proses
Dari pembelajaran saya yang berkesan pada praktik yang
ke-1 adalah pada saat saya menggunakan PPT dan menyiapkan
video, disini anak senang dan semangat dalam belajar, karena
tidak setiap hari saya mengajar dengan menayangkan video
untuk meningkatkan minat belajar dan memberikan LKPD pada
peserta didik yang HOTS dan berbasis masalah sehingga peserta
didik lebih tertantang dan antusias dalam pembelajaran.
Di PPL yang ke-1 saya menggunakan LKPD yang berbasis
masalah dan mengajak peserta didik untuk bernalar kritis,
kreatif, dan bergotong royong sehingga mendorong peserta
didik lebih berminat untuk belajar matematika. Dengan
menggunakan model PBL peserta didik lebih berminat,
antusias, dan senang belajar matematika.
➢ Rencana Tindak Lanjut
Setelah melaksanakan praktik pembelajara inovatif, guru
akan melakukan rencana tindak lanjut, yaitu sebagai berikut.
1. Membuat perangkat dan melaksanakan pembelajaran inovatif
pada pembelajaran-pembelajaran selanjutnya
2. Mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif yang
terintegrasi TPACK, Literasi, 4C, dan HOTS
3. Senantiasa berkoordinasi dengan kepala, teman sejawat dan
peserta didik demi perbaikan pelaksanaan pembelajaran
Daftar Pustaka 1. Mashuri, S., Djidu, H., & Ningrum, R. K. (2019). Problem
based learning dalam pembelajaran matematika: upaya guru
untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
PYTHAGORAS. Jurnal Pendidikan Matematika, 14(2).
2. Renny Aisyah, R., Sri Sutarni, M.P. and Rejeki, S., 2016.
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem
Based Learning (PBL) Dan Project Based Learning (PjBL)
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Komunikasi Matematis
Pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2 Colomadu Tahun Ajaran
2015/2016 (Doctoral dissertation,Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
3. Sari, E. W. (2021). Analisis Minat Belajar Siswa pada
Pembelajaran Matematika di SD Negeri 37 KAUR (Doctoral
dissertation, IAIN Bengkulu).
4. Subchan, dkk. 2018. Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika
Kelas XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan.
5. Subchan, dkk. 2018. Buku Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai