Anda di halaman 1dari 6

A.

Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah kelas tinggi


Pendekatan (approach) adalah cara memulai sesuatu atau cara memulai pengajaran
bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Secara lebih luas,
pendekatan merupakan asumsi tentang bahasa, antara lain asumsi yang menganggap bahasa
sebagai kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang
pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.
1. Pendekatan Kontekstual
Johnson (Nurhadi, 2004:12) mengungkapkan sistem kontekstual adalah suatu proses
pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam bahan yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupannya sehari-hari. Sementara,
The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning merumuskan
pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta didik memperkuat,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai
latar di sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan persoalan yang ada dalam dunia nyata.
Nurhadi (2004:13) menyimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep
belajar pasda saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupannya sehari-hari. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk
pesera didik bekerja dan mengalami, bukan berupa pemindahan pengetahuan dari guru kepada
peserta didik. Johnson (Nurhadi, 2004:13-14) mengungkapkan bahwa karakteristik pendekatan
kontekstual memiliki delapan komponen utama yaitu.
a. Memiliki hubungan yang bermakna
b. Melakukan kegiatan yang signifikan
c. Belajar yang diatur sendiri
d. Bekerja sama
e. Berfikir kritis dan kreatif
f. Mengasuh dan memelihara pribadi peserta didik
g. Mencapai standar yang tinggi
h. Menggunakan penilaian autentik
2. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran
bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus
dicapai dalam pembelajaran bahasa (Zuchdi dan Budiarsih, 1996/1997:33-34). Hal ini sesuai
dengan yang dituntut baik oleh Kurikulum 1994 maupun oleh Kurikulum 2004, bahwa tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia di SD tidak lagi untuk menciptakan bagaimana peserta didik
memahami tentang bahasa, tetapi lebih ditekankan pada kemampuan menggunakan Bahasa
Indonesia secara lisan dan tulisan.
Kompetensi berbahasa seseorang tidak memberikan pengaruh terhadap performansi
berbahasanya atau sebaliknya. Pengetahuan kebahasaan bertalian dengan pengetahuan
penutur terhadap bahasa sebagai suatu sistem dan merupakan kemampuan potensial dalam diri
penutur. Melalui kemampuan potensial ini penutur dapat menciptakan tuturantuturan,
biasanya berupa kalimat-kalimat.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kompetensi linguistik merupakan daya dorong
untuk berbahasa secara kreatif. Pandangan tersebut diperluas oleh para pakar dari versi kuat.
Jadi pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan peserta
didik memiliki kesempatan yang memadai untuk mengembangkan kebahasaan dan
mengunjukkan dalam kegiatan berbahasa, baik kegiatan produktif maupun reseptif sesuai
denagn situasi yang nyata, bukan situasi buatan.yang terlepas dari konteks. Brumfit dan
Finocchiaro (dalam Richards dan Rogers, 186:87) mengungkapkan ciri-ciri pendekatan
komunikatif adalah.
a. Makna merupakan hal yang terpenting.
b. Percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan secara
normal.
c. Kontekstualisasi merupakan premis pertama.
d. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi.
e. Dianjurkan berkomunikasi efektif.
f. Latihan penubihan atau drill diperbolehkan, tetapi tidak memberatkan.
g. Ucapan yang dapat dipahami diutamakan.
h. Setiap alat bantu peserta didik diterima dengan baik.
i. Segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal.
j. Penggunaan bahasa secara bijaksana dapat diterima bila memang layak.
k. Terjemahan digunakan jika diperlukan peserta didik.
l. Membaca dan menulis dapat dimulai sejak awal.
m. Sistem bahasa dipelajari melalui kegiatan berkomunikasi.
n. Komunikasi komunikatif merupakan tujuan.
o. Variasi linguistik merupakan konsep inti dalam materi dan metodologi.
p. Urutan ditentukan berdasarkan pertimbangan isi, fungsi, atau makna untuk
memperkuat minat belajar.
q. Guru mendorong peserta didik agar dapat bekerja sama dengan menggunakan
bahasa itu.
r. Bahasa diciptakan oleh peserta didik melalui mencoba dan mencoba.
s. Kefasihan dan bahasa yang berterima merupakan tujuan utama, ketepatan dinilai
dalam konteks bukan dalam keabstrakan.
t. Peserta didik diharapkan berinteraksi dengan orang lain melalui kelompok atau
pasangan, lisan dan tulis.
u. Guru tidak bisa meramal bahasa apa yang akan digunakan peserta didinya.
v. Motivasi intrinksik akan timbul melalui minat terhadap hal-hal yang dikomunikasikan.
Pendekatan terpadu adalah 

suatu pembelajaran yang mengintegrasikan/ mengkaitkan tema-tema yang over laping untuk
dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik,
atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan
pendekatan terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi peserta didik. Hal ini dimaksudkan
agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang
utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik.

Model Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum
yang dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan. Model Pendekatan pembelajaran terpadu
pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
secara holistik dan otentik. Melalui pendekatan terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-
kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

B.      Ciri – ciri

  Dalam pendekatan pembelajaran terpadu terdapat beberapa ciri-ciri, yaitu:

1.      Berpusat pada anak (student centered).

2.      Proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung.

3.      Pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

C.     Langkah – langkah

Langkah-langkah dalam mempersiapkan pendekatan pembelajaran terpadu  adalah:

1.      Menganalisis Standar Isi. Dalam rangka implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
serta untuk memenuhi ketercapai pembelajaran, maka terlebih dahulu dilakukan analisis standar isi
setiap mata pelajaran, kemudian dipilih materi pada standar isi mata pelajaran lain yang dapat
berintegrasi dengan mata pelajaran tersebut. Dalam menganalisis standar isi dilakukan pemetaan
kompetensi yang dapat dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar dari mata pelajaran pada satu
KMP.
2.      Menyusun bahan ajar, yang mengacu kepada standar isi pendidikan kesetaraan yang telah
dianalisis dan diramu dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang memiliki tema yang
sama/overlapping. Bahan ajar dapat berbentuk modul atau bahan belajar lainnya.

3.      Merancang Pembelajaran Terpadu, yaitu membuat rencana pembelajaran secara tertulis sebagai
pedoman operasional yang akan menjadi pedoman bagi tutor dalam melakukan kegiatan pembelajaran
melalui pendekatan pembelajaran terpadu. Langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat rencana
pembelajaran terpadu tersebut adalah:

a.       Menetapkan tema sentral pembelajaran yang akan berfungsi sebagai alat pengait pembelajaran.

b.       Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik.

c.       Mengidentifikasi konsep-konsep yang memiliki sifat keterkaitan baik yang terdapat dalam intra
maupun antar mata pelajaran yang akan diintegrasikan.

d.      Merumuskan skenario pembelajaran yang akan dilakukan.

e.        Menetapkan alat evaluasi yang akan dilakukan.

4.      Penerapan konsep. Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan peserta didik sesuai
dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik
fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga peserta didik
dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam
kehidupan sehari-hari.

D.    Kelebihan

Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki beberapa  kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :

1.       Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.

2.       Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

3.       Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.

4.       Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

5.       Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.

6.       Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

E.     Kelemahan
1.      Pendekatan terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada
proses.

2.      Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses
pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.

3.       Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu banyak menimbulkan masalah dan tugas guru
menjadi semakin membengkak.

4.      Penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang
sedang berlaku.

  Pendekatan Pengalaman Berbahasa


 
     Definisi pendekatan pengalaman berbahasa (PPB)
Pendekatan pengalaman berbahasa adalah sistem pembelajaran bahasa dalam bidang
membaca dengan menggunakan wacana yang dikembangkan bersama-sama dengan siswa.
Dalam PPB guru merangsang anak-anak untuk berpikir tentang pengalaman masing-
masing. Guru memberikan dorongan kepada anak-anak untuk bercerita. Rekaman guru yang
menggunakan huruf-huruf yang jelas itu harus dilakukan di depan anak-anak supaya anak-anak
sadar bahwa bahasa lisan itu bisa diubah menjadi bahasa tulisan.
Keunggulan dan kekurangan PPB
 Keunggulan PPB
a.       Sifat PPB dapat meningkatkan minat baca anak
b.      Untuk menjembatani ke dunia anak-anak dalam upaya mengenali lebih baik keperluan,
keinginan dan minat anak
c.       Tidak memerlukan biaya yang banyak, cukup  dengan kertas, papan tulis, pensil dan kapur.
 Kelemahan PPB
a.       Sifat PPB yang hanya digunakan pada pembelajaran membaca tingkat awal
b.      PPB menuntut waktu  yang lebih banyak dibandingkan pendekatan-pendekatan lain
c.       PPB harus memperkenalkan kata-kata yang harus dipelajari oleh siswa
Langkah-langkah pembelajaran dengan PPB
a.       Guru mengembangkan wacana bersama siswa dengan menyuruh siswa memikirkan hal-hal yang
menjadi kesukaannnya
b.      Guru berupaya untuk mendengarkan sebaik-baiknya dan mengarahkan percakapan yang
berlangsung antara murid-muridnya
c.       Menuliskan hal-hal yang disampaikan oleh murid. Biasanya guru memberikan petunjuk/contoh
kepada murid supaya yang dikemukakan itu berupa sebuah cerita
d.      Guru mendengar bacaan muridnya, memperhatikan kata-katanya dan mencatat kata-kata yang
tidak ada dalam wacana
e.       Penggunaan wacana dalam pembelajaran membaca. Guru harus memanfaatkan pengetahuan
yang diperolehnya dari bacaan murid-muridnya. Kalau guru tahu bahwa siswanya tidak dapat
membaca kata tertentu yang ada dalam wacana yang digunakan, dia harus mengajarkan dengan
cara memisahkan kata tertentu dari wacana.

 Contoh pembelajaran dengan PPB


a.       Guru bercerita tetang momen yang liburan yang paling disukainya, seperti dia suka berlibur di
desa karena lingkungannya masih sejuk. Lalu guru menangankan kepada siswa, siswa senang
berlibur kemana?
b.      Setelah siswa kesenangan siswa telah terpancing, guru meminta siswa untuk membuat suatu
tulisan yang berdasarkan pada pengalamannya
c.       Setelah itu, guru mendengarkan apa yang dibacakan siswa
d.      Kemudian, guru mencatat hal-hal yang mungkin sulit dimengerti oleh siswa lainnya dan
memberikan penjelasan terhadap kata-kata yang sulit dimengerti tersebut

Anda mungkin juga menyukai