Anda di halaman 1dari 24

Pendekatan Pembelajaran

Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar

Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd.


Feby Inggriyani, M.Pd.
Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran
(Sanjaya, 2010:127).

Pembejaran pada hakikatnya


merupakan penguasaan atau
pemerolehan pengetahuan tentang
suatu subjek atau sebuah
keterampilan (Brown, 2007:8))

.
Pembelajaran bahasa Indonesia
pada hakikatnya bukan hanya
kegiatan menghapal teori dan
mendapatkan nilai yang tinggi.
Pembelajaran bahasa yang
sebenarnya adalah pembelajaran
yang dapat membuat siswa lancar
berbahasa baik lisan maupun tulisan
(Iskandarwassid dan Dadang
Suhendar, 2011:56).
Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah


seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, pengajaran
bahasa dan proses bahasa.

Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam


setiap kegiatan pembelajaran yang harus dipikirkan dan
ditetapkan lebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai.
Pendekatan Pembelajran Bahasa
Indonesia

1 2 3
4

Pendekatan Proses Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Struktural Tematik Komunikatif
Pendekatan Proses

Pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran bahasa


adalah pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif
dalam proses pemerolehan bahasa. Keterampilan proses
meliputi keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan
keterampilan fisik. Keterampilan proses berfungsi sebagai alat
menemukan dan mengembangkan konsep. Konsep yang telah
ditemukan atau dikembangkan berfungsi pula sebagai
penunjang keterampilan proses. Interaksi tersebut menghasilkan
sikap dan nilai dalam diri siswa.
Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan pendekatan pembelajaran
bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahwa
bahasa adalah seperangkat kaidah. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan
kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Dalam hal ini,
pembelajaran lebih menekankan pada pengetahuan tentang
fonologi, morfologi, dan sintaksis.

Dengan demikian pengetahuan bidang kognitif bahasa lebih


diutamakan. Kelebihan pendekatan ini adalah siswa akan
semakin cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka
memahami kaidahnya.
Pendekatan Terpadu

Pendekatan terpadu sering disebut dengan pendekatan


integratif. Pendekatan pembelajaran bahasa yang
terintegrasi didasarkan pada kenyataan bahwa
penggunaan bahasa sehari-hari baik secara formal
maupun tidak formal tiap-tiap aspeknya tidak pernah
berdiri sendiri.

Misalnya pada waktu kita membaca, berhadapan dengan


ejaan, kosa kata, struktur kalimat. Setelah membaca
mungkin membuat catatan, menceriterakannya kepada
orang lain. Salah satu model pembelajaran terpadu yaitu
pembelajaran tematik.
Pembelajaran
Tematik

Pembelajaran tematik diartikan sebagai


pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
sebagai pemadu beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik. Dikatakan bermakna, karena peserta didik
akan mempelajari konsep-konsep melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain.
Karakteristik Pembelajaran Tematik menurut tim
Pusat Kurikulum 2006

01 Pembelajaran berpusat
pada peserta didik 02 Mata pelajaran manyatu
dengan mata pelajaran
yang lainnya

03 Memberikan langsung
pengalamn kepada anak 04 Menyajikan konsep dari
berbagai mapel dalam
suatu proses
pembelajaran sehingga
bermakna

05 Hasil pembelajaran dapat


berkembang sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak
Pembelajaran tematik merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja Kompetensi Dasar (KD)
dan indikator dari kurikulum/Standar Isi
(SI) dari beberapa mapel menjadi satu
kesatuan untuk dikemas dalam satu tema
(Sukayati dan Wulandari, 2009, hlm.13).
Manfaat Pembelajaran Tematik

1. Materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai


keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan utuh.

2. Peserta didik mudah memusatkan perhatian karena beberapa


mapel dikemas dalam satu tema yang sama.

3. Peserta didik dapat memelajari pengetahuan dan mengembangkan


berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama.

4. Pembelajaran tematik melatih peserta didik untuk semakin banyak


membuat hubungan beberapa mapel, sehingga mampu memproses
informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan
memungkinkan berkembangnya jaringan konsep.

5. Menghemat waktu karena beberapa mapel dikemas dalam suatu


tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-
pertemuan yang direncanakan.
Implikasi
Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif,


baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar
yang bermanfaat bagi peserta didik, juga dalam
memilih KD dari berbagai mapel, serta mengaturnya
agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
dan menyenangkan
Implikasi Pembelajaran
Tematik bagi Peserta Didik

Peserta didik harus siap


Peserta didik harus siap
mengikuti kegiatan
mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dalam
pembelajaran yang
pelaksanaannya bervariasi secara aktif,
dimungkinkan untuk misalnya: melakukan diskusi
bekerja baik secara kelompok, mengadakan
individual, kelompok, atau penelitian
klasikal. sederhana/eksperimen, dan
memecahan masalah.
Kurikulum Merdeka

● Ada mata pelajaran IPAS (Ilmu ● Capaian Belajar di SD dengan Kurikulum Merdeka
Pengetahuan Alam dan Sosial), paduan disusun per fase (bukan per Kompetensi Dasar/KD)
IPA dan IPS, di SD dengan Kurikulum yaitu:
Merdeka Fase A, umumnya setara dengan kelas I dan II SD
Fase B, umumnya setara dengan kelas III dan IV
● Bahasa Inggris jadi mata pelajaran SD
pilihan di SD dengan Kurikulum Fase C, umumnya setara dengan kelas V dan VI SD
Merdeka, tergantung kesiapan sekolah

● SD atau siswa dengan Kurikulum


Merdeka bisa memilih minimal 1 dari 4
mata pelajaran Seni dan Budaya: Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari.
Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka


1. Menggunakan KI 1. Capaian Pembelajaran setara KI
2. Menggunakan KD 2. Tujuan Pembelajaran (TP) setara
3. Menggunakan Silabus KD
4. Menggunakan RPP 3. Silabus menjadi ATP (Alur Tujuan
5. PPK (Penguatan Pendidikan Pembelajaran)
Karakter) 4. Menggunakan Modul Ajar yang
6. Menggunakan kurikulum Tingkat didalamnya ada TP dan ATP
Satuan Pendidikan (KTSP) 5. Profil Pelajar Pancasila
6. Menggunakan Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan
(KOSP)
Pendekatan Komunikatif diartikan
sebagai orientasi belajar
mengajar bahasa yang berdasarkan
pada tugas dan fungsi bahasa
untuk berkomunikasi.

Pendekatan Pendekatan komunikatif merupakan

Pembelajaran pendekatan pembelajaran bahasa


yang berlandaskan pada
pemikiran
Komunikatif bahwa kemampuan menggunakan
bahasa dalam berkomunikasi
merupakan tujuan yang harus dicapai
(Krissandi, Widharyanto, Dewi,
2018, hlm.9)
Ciri-ciri pendekatan Komunikatif
Menurut Subyakto (1988:70)

2. Aktivitas berbahasa yang bertujuan


1. Aktivitas yang menunjukkan
komunikasi sebenarnya atau realitas akan melakukan tugas-tugas yang bermakna
mendorong pelajar untuk belajar akan mendorong pelajar untuk belajar

3. Materi komunikasi dipersiapkan 4. Aktivitas di kelas berpusat kepada


berdasarkan analisis kebutuhan. pelajar

5. Guru berperan sebagai penyuluh, 6. Peran bahan pengajaran ialah untuk


penganalisis kebutuhan pelajar, dan menunjang komunikasi pelajar
sumber manajer kelompok secara aktif.
Prinsip pendekatan komunikatif
(Suyono,1990,hlm.45)

1. Fungsi utama bahasa adalah alat 5. Mengoptimalkan pemakaian bahasa dalam peristiwa
komunikasi komunikatif pada proses pembelajaran

2. Tujuan utama pengajaran bahasa adalah 6. Memberikan informasi, latihan, praktik dan
penguasaan kompetensi dan performansi pengalamanpengalaman
komunikatif Berbahasa

3. Pengajaran bahasa harus didasarkan


pada dan menjawab 7. Diarahkan pada penggunaan bahasa dan bukan
kebutuhankebutuhan komunikatif peserta pengetahuan bahasa
didik
8. Semua ragam bahasa berguna, di antaranya untuk
4. Memberi kesempatan kepada peserta menyampaikan
didik untuk mengambil Informasi
bagian dalam peristiwa komunikat yang
bemakna, dengan 9. Buku teks atau bahan pengajaran yang paling baik
penutur asli adalah yang memberikan bahan latihan komunikatif yang
bermanfaat
Peran guru dalam Pembelajaran Bahasa
dengan Pendekatan Komunikatif

Peran guru dalam pembelajaran bahasa


dengan pendekatan komunikatif adalah
sebagai salah satu sumber belajar yang
dapat dilengkapi dengan sumber belajar
Pemberi kemudahan Sebagai partisipan
dari peserta didik, dan lingkungan. Chandlin
dalam belajar mandiri dalam
(dalam Tarigan, 1999: 201) menyatakan
berbahasa kelompok belajar
peran guru dalam pembelajaran bahasa
mengajar
dengan pendekatan komunikatif yaitu
sebagai berikut:
Tujuan Pendekatan Komunikatif
berorientasi pada fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi (Pringgawidagda,
2002:131). Tujuan pembelajaran dengan
pendekatan komunikatif adalah
mengembangkan kompetensi komunikatif.
Penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dapat didasarkan pada cara belajar siswa,
yang sekarang dikenal dengan istilah Student Centered
Learning (SCL).

Cara belajar aktif merupakan perkembangan dari teori


Dewey Learning by Doing (1854—1952) (Pannen, dkk. dalam
Syafyahya:2010). Dewey sangat tidak setuju dengan rote
learning ‘belajar dengan menghafal’. Dewey menerapkan
prinsip-prinsip learning by doing, yaitu siswa perlu terlibat
dalam proses belajar secara spontan dan terlibat secara
aktif dalam proses belajar-mengajar
Dalam pendekatan komunikatif, ada
beberapa metode yang dapat diterapkan,
yaitu metode simulasi (The Simulation
Method), dan metode kaji pengalaman (The
Inquiry Method) (Pateda, dalam
Syafyahya:2010).

Slavin (dalam Syafyahya:2010) menjelaskan


metode-metode belajar aktif terdiri atas:
metode Students Teams Achievement
Division (STAD), metode Team Games
Tournament (TGT).
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai