Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2 SD

TENTANG

MENGUASAI DAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

Ernawati Purnama Zebua (21101696)

Dosen Pembimbing :

Dr. Junaidi Arif, M.Pd

STKIP NASIONAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PADANG PARIAMAN

T.A . 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disususn sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia 2 Sd dengan tema Menguasai Bahasa Indonesia Dalam
Interaksi Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan
yang penyusun hadapi, namun dengan semangat ingin belajar dan terus belajar,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada
bapak Junaidi Arif, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia 2 SD yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan
penyusunan materi makalah, serta terima kasih pula kepada seluruh pihak baik
yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi kita
semua. Terima kasih.

Padang, 17 juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Komunikatif
B. Pendekatan CBSA
C. Pendekatan Terpadu
D. Pendekatan Belajar Kooperatif
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. saran

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pengajaran bahasa adalah mempersiapkan
siswa untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa alamiah
siswa. Agar interaksi dapat bermakna bagi siswa, perlu didesain secara
mendalam program pembelajaran bahasa indonesia
Kemampaun berbahasa indonesia berarti siswa terampil menggunakan
bahasa indonesia sebagai alat komunikasi. Tampil berbahasa berarti tampil
menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam abhasa indonesia.
Dalam proses pembelajaran pada umumnya dan dalam proses
pembelajaran bahasa pada khususnya ada empat istilah yang kadang-
kadang dianggap sama dan kadang-kadang dianggap beda. Empat istilah
itu adalah pendekatan, metode, teknik dan model pembelajarn. Secara
hierarkis dalam proses pembelajaran pendekatan adalah tingkat tertinggi
yang kemudian dijabarkan ke dalam teknik-teknikatau kiat-kiat. Teknik
harus tunduk pada pendekatan dan pendekatan harus tunduk pada metode.
Dengan demikian model adalah wadah tempat beradanya metode,
pendektan, dan teknik pembelajaran. Lebih jelasnya pada makalah iin telah
diuraikan beberapa penjelasan tentang pendekatan dalam bahasa indonesia
dan macam-macamnya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
dikaji dalam makalah in adalah pengertian dari pendekatan serta macam-
macam pendekatan dalah bahasa indonesia seperti berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Komunikatif
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan CBSA
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Terpadu
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Belajar Kooperatif

4
C. Tujuan Pembahasan
Melihat rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini untuk
menjelaskan pengertian dari pendekatan beserta macam-macamnya
pada pembelajaran bahasa indonesia:
1. Pendekatan Komunikatif
2. Pendekatan CBSA
3. Pendekatan Terpadu
4. Pendekatan Belajar Kooperatif

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan
untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran
bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis),
mengakui dan mengahargai saling ketergantungan bahasa.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan
pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
bahasa. Jadi, pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa
yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan yang memadai
untuk mengembangkan kebahasaan dan menunjukan dalam kegiatan
berbahasa baik kegiatan produktif maupun reseptif sesuai dengan situasi
nyata, bukan situasi buatan yang terlepas dari konteks.
Ciri-ciri utama pendekatan pembelajaran komunikatif ada dua
kegiatan yang saling berkaitan yakni adanya kegiatan-kegiatan:
1. Komunikasi fungsional
Komunikasi fungsional ini terdiri atas empat bagian yaitu:
a. Mengolah informasi
b. Berbagi dan mengolah informasi
c. Berbagi informaso dengan kerja sama terbatas
d. Berbagi informasi dengan kerja sama tak terbatas
2. Kegiatan yang sifatnya interaksi sosial
Kegitan yang sifatnya interaksi sosial ini terdiri atas dari 6 hal
yakni:
a. Improvisasi
b. Lakon-lakon pendek yang lucu
c. Aneka simulasi (bermain peran)
d. Dialog dan bermain peran

6
e. Sidang-sidang konversasi dan diskusi
f. Debat
Ciri –ciri pendekatan pembelajaran komunikatif, menurut Brumfit dan
Finocchiaro, ciri-ciri pendekatan komunikatif yaitu:
1. Makna merupakan hal yanh penting.
2. Percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak
dihafalkan secara normal.
3. Kontekstualisasi meripakan premis pertama.
4. Belajar bahasa berarti belajar komunikasi.
5. Komunikasi efektif dianjurkan.
6. Latihan atau drill diperbolehkan.
7. Ucapan yang dapat dipahami diutamakan.
8. Setiap alat bantu peserta didik diterima dengan baik.
9. Segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal.
10. Penggunaan bahasa secara bijaksana dapat diterima baik bila memang
layak.
11. Terjemahan digunakan jika diperlukan peserta didik.
12. Membaca dan menulis dapat dimulai sejak awal.
13. Sisitem bahasa dipelajari melalui kegiatan berkomunikasi.
14. Komunikasi komunikatif merupakan tujuan.
15. Variasi linguistik merupakan konsep inti dalam materi dan metodoligi.
16. Urutan ditentukan berdasrkan pertimbangan isi, fungsi atau makna
untuk memperkuat minat belaar.
17. Guru mendorong peserta didik agar dapat bekerja sama dengan
menggunakan bahasa itu.
18. Bahasa diciptakan oleh peserta didik melalui mencoba dan mencoba.
19. Kefasihan dan bahasa yang diterima merupakan tujuan utama.
20. Peserta didik diharapkan dapat berinteraksi dengan orang lain melalui
kelompok atau pasangan, lisan dan tulis.
21. Guru tidak bisa meramalkan bahasa apa yang akan digunakan peserta
didiknya.

7
22. Motifasi intrinsik akan timbul melalui minat terhadap hal-hal yang
dikomunikasikan.
Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar-mengajar
bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar
pendekatan komunikatif adalah:
a) Materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi.
b) Desain materi harus menakankan proses belajar-mengajar dan
bukan pokok bahasa.
c) Materi harus mendorong kepada pelajar untuk berkomunikasi
secara wajar (Siahaan dalam pateda, 1991:86).
Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan adalah
kebutuhan si terdidik dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif
berusaha membuat si terdidik memiliki kecakapan berbahasa. Dengan
sendirinya acuan pokok setiap unit pelajaran ialah fungsi bahasa bukan
tata bahasa. Dengan kata lain, tata bahasa disajikan bukan sebagai
tujuan akhir, tetapi sarana untuk melaksanakan maksud komunikasi.
Startegi belajar mengajar dalam pendekatan komunikatif
didasarkan pada cara belajar siswa/mahasiswa aktif, yang dikenal
dengan istilah Student Centered Learning (SCL). Cara belajar aktif
merupakan perkembangan dari teori Dewey sangat tidak setuju dengan
rote learning “belajar dengan menghafal”. Dewey menerapkan prisip-
prinsip learning by doing, yaitu siswa perlu terlibat dalam proses
belajar mengajar secara spontan/ siswa terlibat secara aktif dalam
proses belajar-mengajar. Stategi pembelajaran Bahasa Indonesia
berdasarkan pendekatan komunikatif.
Strategi merupakan sebuah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Bebrapa komponen yang
terdapat dalam strategi adalah:

8
a) Tujuan
Untuk mengembangkan kompetensi komunikatif para
pembelajar bahasa yang mencakup kemampuan manafsirkan
bentuk-bentuk lingistik.
b) Materi
Menurut Tarigan (dalan Solchan, dkk. 2001:6.24) ada tiga
jenis materi yang dipakai dalam pembelajaran bahada dengan
pendekatak komunikatif yakni:
1) materi berdasarkan teks.
2) materi berdasarkan tugas.
3) Materi berdasarkan realita.
c) Metode
Keterlibatan instruktur/tutor secara langsung mulai dikurangi
untuk memberi kesempatan bagi peserta didik mengembangkan
kemampuannya.
d) Teknik
e) Media
Media pembelajaran yang sering kita kenal adalah replika,
gambar, duplikat, planel, kertas karton, radio, video, dsb.
f) Evaluasi
Dalam pembelajaran bahsa sebelumnya ada tiga tes yang dapat
digunakan yaitu tes distrik, tes integratif, dan tes pragmatik.
Namun pada pendekatan komunikatif, tes yang cocok digunakan
adalah tes integratif dan tes pragmatik. Yang termasuk tes
integratif adalah:
1) Menyusun kalimat.
2) Menafsirkan wacana yang dibaca atau di dengar.
3) Memahami bacaan yang di dengar atau dibaca.
4) Menyusun kalimat yang disediakan.

9
Sedangkan tes pragmatif adalah:
1) Diktek.
2) Berbicara.
3) Paraprase.
4) Menjawab pertanyaan.
B. Pendekatan CBSA
1. Pengertian Pendekatan CBSA
Pengertian CBSA dapat diartikan sebagai panutan pembelajaran
yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-
emosional siswa daalm proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik
siswa apabila diperlukan.
Pelibatan intektual-emosional/fisik siswa optimalisasi daalm
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana
belajar memperoleh dan memproses pemerolehan belajarnya tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Keaktifan dalam
pendekatan CBSA menunjuk pada keaktifan mental, baik intelektual
maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal
dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai
bentuk keaktifan fisik.
2. Konsep dan Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) merupakan istilah yang
bermakna sama dengan Student Active Learning (SAL). Dalam dunia
pendidikan dan pengajaran termasuk bahasa indonesia, CBSA
bukanlah yang hal yang baru. Bahkan beberapa teori menunjukan
bahwa CBSA merupakan tuntutan logis dalam hakikat pembelajaran
yang sebenarnya. Hampir tidak mungkin terjadi proses pembelajaran
yang tidak memerlukan keterlibatan siswa di dalamnya.
Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu proses pembelajaran
yang subjek didiknya terlibat secar fisik, mental, intektual, maupun
sosial dalam memahami ide-ide dan konsep-konsep pembelajaran
(Ahmadi, 1991). Dengan kata lain, arah pembelajaran CBSA mengacu

10
pada siswa atau “Student Oriented” yang bermakna pembentukan
sejumlah keterampilanuntuk membangun pengetahuan sendiri baik
melalui proses asimilasi maupun akomodasi. Daalm proses
pembelajaran yang seperti ini, siswa dipandang sebagai objek dan
sekaligus sebagai Subjek.
Berdasarkan uraian diatas dapat dsimpulkan bahwa CBSA adalah
salah satu strategi pembelajaran yang menuntut aktifitas atau
partisipasi peserta didik secara optimal mungkin, sehingga mereka
mampu mengubah tingkah lakunya dalam proses internalisasi secara
lebih efektif dan efisien.
Adabeberapa prinsip belajar yang dapat digunakan dalam
menunjang tumbuhnya CBSA didalam pembelajara (Ahmadi, 1991),
yaitu:
a. Motivasi Belajar.
Motifasi belajar merupakan prinsip utama dalam CBSA.
Tanpa adanya motovasi, hasil belajra yang dicapai siswa tidak akan
optimal. Oleh karena itu peranan guru dalam mengembangkan
motivasi belajar sangat penting dan sangat diperlukan sekali. Ada
bebrapa cara yang dilakukan guru untuk menunbuhkan mitovasi
belajar siswa dalam CBSA anatara lain:
1) Melakukan pengkodean atau cara belajar yang bervariasi.
2) Mengadakan pengulangan informasi.
3) Menggunakan media dan alat bantu yang bervariasi.
4) Memberikan pertanyaan-pertanyaan pengiring atau pengantar.
b. Pengetahuan Persyaratan.
Bahasa indonesia bersifar hierarkis. Untuk menguasai suatu
materi atau topik bahasa indonesia peserta diidk harus menguasai
terlebih dahulu materi-materi sebelumnya yang terkait baik
langsung maupun tidak langsung dengan materi yang pelajari
tersebut. Oleh karena itu guru adalah penyelidik pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa untuk

11
mempelajari suatu materi. Dengan cara demikian, siswa akn lebih
siap untuk memahami materi yang dipelajari.
c. Tujuan yang akan dicapai.
Pembelajaran yang terenvana dengan baikakan memberikan
hasil yang baik pula. Perencanaa pembelajaran ini biasanya
diwujudkan pula dalamperumusan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tujuan inilah yang akan menjadi pedoman bagi guru untuk
menentukan keluasan dan kedalam materi.
d. Hubungan Sosial.
Dalam belajar siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan
teman-temanya agar konsep-konsep yang sulit dipahami oleh siswa
secara amndiri akan lebih judah jika dipelajari secara berkelompok.
Latihan bekerja sama ini juga diperlukan dalam proses
pembentukan kepribadian siswa terutama sikap sosialnya.
e. Belajar Sambil Bekerja.
Pada hakikatnya anak belajar sambil bekerja. Semakin banyak
aktivitas fisik siswa, akan semakin berkembang pula kemampuan
berpikir siswa. Apa yang peroleh siswa dalam pembelajaran yang
banyak melibatkan aktivitas fisiknya, akan lebih lama mengendap
dalam memori siswa. Ssiwa akan gembira dalam belajar apabila
diberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya daalm bekerja. Oleh
karena itu prinsip belaar sambil bekerja ini merupakan prinsip yang
paling banyak mewarnai CBSA.
f. Perbedaan Individu
Setiap ank memiliki karakteristik tersendiri, misalnya dalam
kemampuan, kebiasaan, minat, latar belakang keluarga, dan lain-
lain. dalam pembelajaran guru sebaiknya dapat memperhatikan
perbedaan individu pada anak didiknya. Guru tidak boleh
memperlakukan semua anak dengan cara yang sama,
walaupuntidak semua perbedaan dapat diakomodasi.

12
g. Menemukan
Menemukan merupakan prinsip yang harus abnyak mewarnai
CBSA siswa harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mencari dan menumukan sendiri informasi-informasi yang
ada dalam pembelajaran. Dengan cara demikian siswa akan merasa
lebih semangat dalam belajar dan belajar menjadi pekerjaan yang
tidak mebosankan bagi siswa.
h. Pemecahan Masalah
Pembelajaran akan lebih rerarah apabila dimulai dengan
permasalahan yang haris dipecahkan siswa. Situasi yang
menghendaki siswa harus memecahkan masalah ini akan
mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya secara maksimal.
C. Pendekatan Terpadu
1. Pengertian Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu merupakan pendekatan yang dilandasi oleh
pemikiran bahwa dalam penggunaannya, bahasa tidak pernah dipisah-
pisahkan atas aspek-aspeknya. Aspek-aspek bahasa itu dalam praktik
berbahasa selalu digunakan secara bersamaa atau terpadu, baik aspek-
aspek kebahasaan maupun aspek-aspek keterampilan berbahasa.
Bahkan dengan bidang-bidang yang lain, bahasa selalu menyatu di
dalam pemakaian.
Pendekatan terpadu merupakan pendekatan termudah diatara tiga
pendekatan terbaik yang sering digunakan. Selanjutnya pendekatan
terpadu juga sudaj dijelaskan dalam pemerdiknas. Dengan demikian,
proses pembelajaran di SD, SMP, maupun SMA diharapkan dapat
menerapkan pendekatan terpadu.
Yaeger mengemukakan bebrapa hal yang penting yang terjadi
didalam kelas, dengan bahasa terpadu, antara lain:
a. Siswa banyak bergaul dengan literatur.

13
b. Siswa merasakan peningkatan dalam belajarnya dan
memperlihatkan kesanggupan belajar yang tinggi.
c. Guru-guru berinteraksi dengan siswa, baik sebagai pembaca
maupun sebagai penulis.
d. Guru memperlihatkan perhatiannya terhadap bacaan dan penulisan
pada umumnya.
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang
sangat erat, yaitu integrated curiculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah
kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan isi, keterampilan dan sikap (Wolfinger, 1994:133;
Soewignyo, 1996). Sedangkan pembelajaran terpadu banyak
dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada dalam kurikulim sehingga
anak dapat belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara
lintas disiplin dalam waktu yang bersaman.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diatikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang melibatkan bebrapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan emnghubungakannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami.
Fokus perhatian pembelajara terpadu terletak pada proses yang
ditempuh siswa pada saat berusaha memahami isis pembelajara sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
(Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut maka pengertian
pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
a. Pembelajaran yang ebranjak dari suatu tema tertentu sebagi pusat
perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran
yang bersangkutan maupun mata pelajaran lainnya.

14
b. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
mata pelajaran yang mencerminan dunia nyata disekeliling dan
dalam rentang kemampuan untuk perkembangan anak.
c. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
anak secara serempak (Simultan)
d. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam bebrapa
mata pelajaran yang berbeda, dengan ahrapan siswa akan belajar
dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatanyang
berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan
pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini
dimotori para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang
menakankan bahwa pembelajaran itu ahruslah bermakna dan
menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan perkembangan anak.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari
suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru
bersama-sama dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk
menguasai konsep-konsep mata pelajaran tetapi konsep-konsep dari
mata pelajaran terkait dijadikan sebagi alat dan wadah untuk
mempelajari dan menjelajahi topik atau tema tersebut. Jika
dibandingkan dengan pendektan konvensional, maka pembelajaran
terpadu tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam
proses belajar atau mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pendekatan
pembelajaran terpadu ini lebi menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (Learning By Doing).
Pendekatan terpadu dal pembelajaran abhasa indonesia mengacu
pada pernyataan Goodman (1986) tentang kurikulum bahwa

15
pengajaran bahasa dan pengajaran bidang studi lainnya (yang
dilaksanakan dengan mengunakan bahasa sebagi media penyajian)
merupakan kurikulum yang bersifat ganda (dual curriculum). Artinya
pengajaran abhasa dan isi dari bidang studi lain bersama-sama menjadi
bagian dalam kurikulum secara utuh. Demikian pula keterpaduan dalan
studi bahasa indonesia, goodman dalam pandangannya tentang
pengajaran bahasa menyatakan bahwa keterampilan membaca,
menulis, berbicara dan menyimak tidak dipandang sebagi komponen
terpisah pisah untuk diajarkan sendiri-sendiri. Kenyataan menunjukan
keempat keterampilan berbahasa tersebut, digunakan siswa dalam
berbagai kegiatan pembelajaran baik dalam belajara bahasa maupun
bidang studi lain. denagn demikian pembelajaran bahasa menyangkut
keterapilan bahasa diajarkan secara terpadu.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu bertolak dari suatu
tpoik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-
sama dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk menguasai
konsep-konsep mata pelajaran, akan tetapi konsep-konsep dari mata
pelajaran terkait dijadikan sebagai alat dan wadah untuk mempelajari
dan menjelajahi topik atau tema tersebut. Jika dibandingkan dengan
pendekatan konvensional, maka pelajaran terpadu tampaknya lebih
menekankan pada keterlibatan anak pada proses belajar atau
mengarahkan secara aktif terlibat daalm proses pembelajaran dan
pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih
menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(Learnig By Doing).
Pendekatan terpadu adalah rancangan kebijaksanaan pembelajran
abhasa dengan menyajikan bahan-banahn pelajaran secara terpadu,
yaitu dengan menghubungkan, menyatukan, atau mengaitkan bahan
pelajaran sehingga tidak berdiri sendiri atau terpisah-pisah.
Arah dan tujuan pendekatan terpadu menurut Frazee dan Rosse
(1995) mengarah pada pembentukan pemikiran siswa secara utuh,

16
karena secara kodrati siswa usia SD memandang sesuatu selalu dengan
pandangan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Alasan lain karena
dalam kehidupan sehari-hari siswa mengunakan pengetahuan tidak
secara perbagian, tetapi secara utuh. Oleh karena itu, akan lebih baik
bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk menuju pemikiran secara
utuh tersebut.
2. Karakteristik Pendekatan Terpadu
Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu di sekolah dasar (SD)
bisa disebut sebagai upaya untuk meperbaiki kualitas pensiskan,
terutama dalam langkah mengimbangi gejala penjejelan isi kurikulum
yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah kita. Penjejelan isi kurikulum tersebut dhawatirkan
akan mengganggu perkembangan anak karena terlalu banyak menuntut
anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugas-tugas yang melebihi
kapasitas dan kebutuhan mereka.
Dengan demikian, anak kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa
mereka kerjaka. Jika dalam proses pembelajaran anak hanya merespon
segalanya dari guru, maka mereka akan kehilangan pembelajaran yang
lamiah dan langsung (direct experiences). Pengalaman-pengalaman
sensorik yang membentuk dasarkemampuan pembelajaran abstrak
siswa menjadi tidak tersentuh, padahal hal tersebut merupakan
karakteristik utama perkembangan akan usia sekolah dasar. Disinalah
mengapa pembelajarana terpadu sebagai pendekatan baru dianggap
penting untuk dikembangkan di sekolah dasar. Terdapat beberapa
karakteristk yang perlu di pahami dari pembelajaran terpadu.
a. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student sentered)
Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajraan modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran
guru lebih banyak sebagi fasilitator yaitu memberikan kemudahan-
kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

17
b. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences).
Dengan pengalaman langsng siswa, siswa dihadapkan pada
suatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal
yang lebih abstrak. Sehingga konsepberpikir siswa menjadi lebih
baik.
c. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antara mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan-pelaksanaan
dikelas awal sekolah dasar (SD), fokus pembelajran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
d. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian
siswa daapt emmahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guur dapat
mengaitkan bahan ajar daalm suatu pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
3. Prinsip-Prinsip Pendekatan Terpadu
Pembelajaran bahasa indonesia secara terpadu dalam proses
pelaksanaan pembelajaran bahasa secara terpadu perlu di perhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Guru hendaknya bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas
dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.

18
c. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang
sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Penerapan pendekatan terpadu antara lain:
1) Metika guru mengajarkan membaca kata atau kata-kata
sekaligus guru mengajarkan bagaimana cara menghafalkannya
dengan tepat. Dalam hal ini guru sudah mengaitkan kegiatan
membaca dan pemahaman tentang lafal yang tercakup dalam
tata bunyi.
2) Pemanduan pembelajaran bahasa denganbidang studi lain,
sepeti IPS, IPA, dan matematikadilakukan dengan penyajian
tema atai amteriyang berkaitan dengan bidang studi tersebut.
Contohnya adalah pemanduan abhasa denganmata pelajaran
IPA daapt dilakukan dengan menggunakan naskah atau tulisan
tentang bidang studi IPA sebagi bacaan. Atau dapat juga siswa
ditugasi mengarang tentang sesuatu yang berkaitan dengan
IPA.
Dalam proses penilaian pembelajaran abahasasecara terpadu perlu
diperhatikan pula prinsip-prinsip sebagi berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
penilaian diri (self-evaluation) di samping bentuk penilaiannya.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan
belajar yang telah dicapai berdasrkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujaun atau kompetensi yang telah disepakati.
4. Manfaat Pembelajaran Terpadu
Dibawah ini diuraikan bebrapa manfaat yang dapat dipetik dari
pelaksanaan pembelajaran terpadu :
a. Dengan menggbungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi
penghematan karena tumpang tindih materi dapt di kurangi bahkan
dihilangkan.

19
b. Siswa dapat melihat hubunhan-hubungan yang bermakna sebab
materi pelajaran lebih berperan sebagi sarana atau alat dari paad
tujuan akhir itu sendiri.
c. Pembelajaarn terpadu daapt meningkatkan taraf kecakapan berpikir
siswa. Hal ini dapat terjadi karena siswa dihadapkan pada gagasan
atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas dan lebih dalam ketika
menghadapi situasi pembelajaran.
d. Kemungkinan pikiran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi,
sebab siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih
terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan
materi yang lebih terpadu.
e. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia
nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer
pembelajaran (Transfer Of Learning)
D. Pendekatan Belajar Kooperatif
Pendekatan belajar kooperatif sangat dikenal pada tahun 1990-an
(Duffy &Cunningham,1996). Oxford Dictionary (1992) mendefinisikan
koperasi (cooperation) sebagai “bersedia untuk membantu” (to be if
assistance or be willing to assist). Kooperatif juga berarti bekerja sama
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Slavina (1987),
belajar kooperatif dapat memantu siswa daalm mendefinisikan stuktur
motivasi dan organisasi untuk menunbuhkan kemitraan yang bersifat
kolaboratif (collaborative partnership).
Pengelompokan siswa merupakan salah satu strategi yang dianjurkan
sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat, berargumentasi dan
mengembangkan berbagai alternatif pandangan dalam upaya konstruksi
pengetahuan.
Tiga konsep yang melandasi metode kooperatif :
1. Team rewards : tim akan mendapat ahdiah bila mereka mencapai
kriteria tertentuyang ditetapkan.

20
2. Individual accountability : keberhasilan tim bergantung dari hasil
belajar individual dari semua anggota tim. Pertanggu jawaban pusat
pada kegiatan anggota tim dalam membantubelajar satu sama lain &
memastikan bahwa setiap anggota siap untuk kuis atau penilaian
lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3. Equal opportunities for succes : setiap siswa memberikan kontribusi
kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnay sendiri yang
terdahulu. Kontribusi dari semua anggota kelompok dinilai.
Pendekatan pembelajaran kooperatif menganut 4 prinsip utama:
1. Saling Ketergantungan positif
Arti ketergantungan dalam hal ini adalah keberhasilan kelompok
merupakan hasil kerja keras seluruh anggotanya. Setiap anggota
berperan aktif dan mempunyai andil yang sama terhadap keberhasilan
kelompok.
2. Tanggung jawab perseorangan
Tanggu jawab perseorangan muncul ketika seorang anggita
kelompok bertugas untuk menyajikan yang terbaik terhadap guru dan
teman sekelas lainnya. Anggota yang tidak bertugas dapat melakukan
pengamatan terhadap situasi kelas, kemudian mencatat hasilnya agar
dapat didiskusikan dalam kelompoknya.
3. Interaksi tata muka
Bertata muka merupakan suatu kesempatan yang baik bagi
anggota kelompok untuk berinteraksi memcahkan masalah bersama,
disamping membahas meteri pelajaran. Anggota dilatih untuk
menjelaskan masalah belajar masing-masing, juga diberikan
kesempatan tentang apa yang di kuasainya kepada teman-teman
sekelompoknya.
4. Komunikasi antar anggota
Model belajar kooperatif juga menghendaki agar para anggota
dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum
menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-

21
cara berkomunikasi. Keberhasilan dalam kelompok juga tergantung
pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya. Setiap siswa
memperoleh kesempatan berlatih mengenai cara-cara berkomunikasi
secara efektif seperti bagaimana pendapat orang lain tanpa
menyinggung perasaan orang tersebut.
5. Evaluasi proses secara kelompok
Perlu dijadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Cooperatif learning juga merupakan model pelajaran yang
menekankan akvitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk
kelompok, mempelajari amteri pelajaran, dan memecahkan masalah secara
kolektif kooperatif.
Pendekatan kooperatif menuntut adanya modifikasi tujuan
pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi (Transfer of
information) menjadi konstruktif pengetahuan (contruction of knowledge)
oleh individu melalui belajar kelompok. Meskipun demikian prinsip ini
tidak dan sering kali tidak anmpak jelas, karena dari berbagai literatur
tetangbelajar kooperatif dan kolaboratif, informasi petunjuk dan
pelaksanaan belajar kooperatif pada umumnya menitik beratkan pada
stuktur dan amnajemen pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dalam hal
distribusi gender, jumlah siswa dalam kelas, serta strategi pembagian tugas
sehingga semua siswa aktif mengerjakan tugas.
Dalam pendekatan belajar kooperatif ini terdapat beberapa model-
model yaitu:
1. Model STADS (Student Team Achievement Division) dengan
prosedur sebagi berikut:
a. Sajian guru meliputi penyajian pokok permasalahan, konsep,
kaidah & prinsip-prinsip bidang ilmu. Penayjian dalam bentuk
ceramah atau tanya jawab.

22
b. Diskusi kelompok dilakukan berdasarkan permasalahan yang
disampaikan oleh guru, oleh sekelompok siswa yanh heterogen.
Peran guru mengatasi konflik antar angota sangat diperlukan.
Diskuso bertujuan untuk mendalami topik-topik yang disajikan
dosen.
c. Setelah mendalami materi dilakukan tes/kuis/silang tanya jawab
antara kelompok siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa.
d. Dalam silang tanya, guru memberi penguatan dalam dialog
tersebut.
2. Model jigsaw II, dengan prosedur sebagai berikut:
a. Siswa secara individu maupun kelompok (heterogen) mengkaji
bahan ajar.
b. Dibentuk kelompok ahli (homogen) untuk diskusi pendalaman
materi bahan ajar yang dibaca.
c. Kembali kekelompok asal (heterogen), siswa menjadi peer-tutor
terhadap satu sama lain. terjadi pembentukan pengetahuan secara
berkelompok (social construction of knowledge)
d. Tes/kuis untuk mengukur kemampuan siswa secara individual.
e. Diskusi, semetara guru memberi penguatan.
3. Model TGT (Teams Games Tournament), dengan prosedur sebagi
berikut:
a. Dalam identifikasi masalah siswa dan guru mencoba menjagukan
masalah atau kasus yang berkaitan dengan materi atau konsep yang
sudah dipelajari dalam pertemuan sebelumnya, atau melalui tugas
membaca dirumah.
b. Masalah dipecahkan bersama dalam kelompok.
c. Hasil pemecahan masalah disajikan dalam bentuk turnamen,
kelompok kompetisi untuk menyajikan pemacahan masalah yang
terbaik. Guru dan beberapa siswa berperan sebagi penilai/juri.
d. Untuk mengukur kemampuan siswa dilakukan kuis.

23
Belajar kooperatif sangat tepat digunakan dalam penyelesaian
studi kasus, proyek penelitian dan tugas interaktif yang dimediasikan
oleh komputer. Belajar kooperatif bermanfaat untukmeningkatkan
sikap positif pembelajaran terhadap lingkungan belajar termasuk guru,
kemauan bekerja sama, kemampuan menalar, keterlibatan emosional,
interaksi antara pembelajar dan dukungan sosial. Keterampilan
intrapersonal merupakan faktof penring yang perlu dibina dalam
belajat kooperatif.
Keterapilan intrapersonal diperlukan untuk membangundan
memlihara hubungan antar pribadi dan saling menguntungkan. Para
anggota kelompok harus membangun rasa saling percaya melalui
komunikasi yang terbuka antar anggota, keadilan bagi semuan anggota
dan dukungan yang pantas & jujur dari semua yang berkepentingan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu
dengan yang lainnya saling terkait. Asumsi-asumsi ini sangat berhubungan
dengan karakter bahasa dan proses pengajaran serta pembelajarannya. Para
ahli memandang pendekatan dalam proses pembelajaran abahasa sebagai
seperangkat asumsi yang saling berkaitan, yang bersangkutan pada hakikat
bahasa, hakikat mengajar dan hakikat belajar bahasa.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan
pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
bahasa. Pendekatan CBSA adalah salah satu strategi pembelajaran yang
menuntut aktifitas atau partisipasi peserta didik secara optimal mungkin,
sehingga mereka mampu mengubah tingkah lakunya dalam proses
internalisasi secara lebih efektif dan efisien.
Pendekatan terpadu merupakan pendekatan yang dilandasi oleh
pemikiran bahwa dalam penggunaannya, bahasa tidak pernah dipisah-
pisahkan atas aspek-aspeknya. Aspek-aspek bahasa itu dalam praktik
berbahasa selalu digunakan secara bersamaa atau terpadu, baik aspek-
aspek kebahasaan maupun aspek-aspek keterampilan berbahasa. Bahkan
dengan bidang-bidang yang lain, bahasa selalu menyatu di dalam
pemakaian.
Pendekatan kooperatif atau Cooperatif learning juga merupakan
model pelajaran yang menekankan akvitas kolaboratif siswa dalam belajar
yang berbentuk kelompok, mempelajari amteri pelajaran, dan
memecahkan masalah secara kolektif kooperatif.
Pendekatan kooperatif menuntut adanya modifikasi tujuan
pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi (Transfer of
information) menjadi konstruktif pengetahuan (contruction of knowledge)
oleh individu melalui belajar kelompok

25
B. Saran
Agar implementasi pendekatan pembelajaran bahasa dapat tercapai
guru hendaknya menguasai perencanaan pembelajaran berdasarkan
langkah-langkah pendekatan tersebut. Dukungan media sangat dibutuhkan
guna tercapai tujuan pembelajaran harus berpusat pada siswa dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa.

26
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Junaidi.2019. Modul Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Semester II.Padang Pariaman: STKIP NASIONAL.

19

Anda mungkin juga menyukai