1. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara umum terbagi atas dua sisi,
yakni berpusat pada siswa dan pada guru. Strategi mana yang lebih baik, bahwa ketika
siswa masih rendah minat terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, maka
berpusat pada siswa akan lebih mudah diterima. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa
dapat menjadi bahan pembelajaran bahasa dan sastra. Menumbuhkan selera/kesukaan
penting, karena dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Siswa mendapatkan
hiburan atas permasalahannya, dan minatnya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia bangkit. Strategi Pembelajaran yang berpusat pada guru melahirkan strategi
induktif atau ekspositoris, sedangkan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa
melahirkan strategi inkuiri, berbasis masalah, pengembangan berpikir, kooperatif, dan
kontekstual. Beberapa strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran
sastra, diantaranya ialah (Nur’aini, 2014).
1) Strategi Pembelajaran Ekspositoris
Strategi “pembelajaran ekspositori (SPE) adalah strategi pembelajaran yang menekankan
pada proses penyampaian materi secara verbal atau secara lisan. Materi pelajaran
diberikan secara langsung oleh guru. Peran siswa adalah menyimak materi yang disampaikan
guru. Oleh sebab itu strategi pembelajaran ekspositoris juga disebut strategi pembelajaran
langsung (Sanjaya, 2011).”
2) Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk menemukan sendiri
jawaban dari sebuah permasalahan (Sanjaya, 2011). Strategi inkuiri didasari oleh teori
belajar kognitif, penekanannya adalah siswa mampu menginterprestasi sesuatu
(Suryaman, 2010).”
3) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2011). Dalam penerapan strategi ini, guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk menentukan topik masalah. Peran guru hanya mengarahkan
agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.”
4) Strategi Pembelajaran Pengembangan Berpikir Strategi pembelajaran pengembangan
berpikir (SPPB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman siswa sebagai
bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Tujuan yang ingin dicapai SPPB
adalah bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan dan ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal (Sanjaya, 2011).”
5) Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif (SPK) merupakan strategi pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan. Terdiri dari dua siswa maupun lebih. Sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Dengan demikian setiap kelompok akan
mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan tersebut akan memunculkan
tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap
anggota (Sanjaya, 2011)
Suryaman “(2010) menjelaskan ada beberapa dimensi di dalam SPK. Pertama, dimensi
motivasi. Kelompok dapat dijadikan sebagai media untuk saling mendorong sesama
anggota. Kedua, dimensi sosial, dapat terjadi dalam bentuk saling memberi bantuan,
masukan, kepercayaan, inspirasi, dan sebagainya. Ketiga, dimensi kognitif. Siswa
terdorong untuk mengolah berbagai informasi bagi pencapaian informasi. Keempat,
dimensi elaborasi. Setiap individu akan berusaha untuk memahami dan menggali
informasi guna memperkaya pengalaman kognitifnya.
6) Strategi Kontekstual
Strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning-CTL) adalah strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan (Nur’aini, 2014).
3. Pendekatan
Pendekatan adalah cara seseorang memandang sesuatu atau cara seseorang menjelaskan
suatu fenomena. Pendekatan berguna untuk merumuskan langkah-lngkah pencapaian
tujuan. Pendekatan merupakan pandangan atau penjelasan untuk mencapai tujuan. Cara
seseorang memandang atau menjelaskan sebuah fenomena itu didasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, filsafat, teori, ataupun konteks dimensi ruang
dan dimensi waktu tertentu. Pendekatan merupakan seperangkat asumsi yang aksiomatik
tentanghakikat bahasa, pengajaran, dan belajar bahasa yang digunakan sebagailandasan
dalam merancang, melaksanakan, dan menilai proses belajar-mengajar bahasa.
a) Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komukatif adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasauntuk
mengembangkan potensi siswa dalam menguasai empatketerampilan berbahasa,
yakni: menyimak, mewicara, membaca, danmenulis. Pendekatan komunikatif
didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah sarana berkomunikasi. Oleh
karena itu tujuan utama pengajaran bahasa adalah meningkatkan keterampilan
berbahasa siswa, bukan kepada pengetahuan tentang bahasa, pengetahuan bahasa
diajarkanuntuk menunjang pencapaian keterampilan bahasa.Ciri utama
pembelajaran dengan pendekatan komunikatif adalah prosedur pembelajaran yang
digunakan difokuskan pada peningkatanketerampilan berbahasa sesuai dengan
potensi siswa dan kontekskomunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, siswa
dikondisikan oleh gurumempraktikkan keempat keterampilan berbahasa sesuai
dengan potensi dan konteks komunikasi. Menurut Littlewood (1981), pendekatan
komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa:
(1) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas
tentang bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa
bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada
fungsi komunikatif bahasa. Pendekatan komunikatif membuka diri bagi
pandangan yang luasdalam pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan
kesadaran bahwa mengajarkan bahasa tidak cukup dengan
memberikankepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi
siswaharus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-
bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam
situasi dan waktu yang tepat. Dengan kata lain, ciri-ciri yang telah
diperlihatkan di atas telah jelas memperlihatkan beberapa perbedaan
pokok antara pendekatan komunikatif dengan pendekatan secara
tradisional, yang merupakan hal terpenting.
a) Teori bahasa : Pendekatan komunikatif berdasarkan teori bahasa
menyatakan bahwa pada hakikatnya bahasa adalah suatu sistem
yang mengekspresikan makna, yang menekankan pada dimensi
semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa.Oleh
karena itu, yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi
bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.
b) Teori belajar : Teori belajar yang cocok untuk pendekatan iniadalah
teori pemerolehan bahasa kedua secara alamiah. Teori ini
beranggapan bahwa proses belajar lebif efektif apabila
bahasadiajarkan secara alamiah, sehingga proses belajar yang
efektifdilakukan melalui komunikasi langsung dalam bahasa yang
dipelajari.
c) Tujuan : Karena kebutuhan siswa yang utama dalam belajar bahasa
berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi, maka tujuan umum
pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan siswa
untuk berkomunikasi.
d) Silabus : Silabus harus disusun searah dengan tujuan pembelajaran
dan tujuan-tujuan yang dirumuskan dan materi-materi yang dipilih
harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
e) Tipe kegiatan : Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan
pendekatan komunikatif, pembelajaran dipajankan pada situasi
komunikasi yang nyata, seperti tukar menukar informasi, negosiasi
makna, atau kegiatan lain yang sifatnya riil.
f) Peran Guru : Dalam pembelajaran ini, guru hanya berperan sebagai
fasilitator proses komunikasi, partisipan tugas dan teks, penganalisis
kebutuhan, konselor, dan manajer proses belajar.
g) Peran Siswa : Dalam pembelajaran ini, pembelajar berperan sebagai
pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor, sehingga siswa
tidak menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi juga bentuk dan
maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakainya.
h) Peran materi : Dalam pembelajaran ini, materi harus disusun
dandisajikan dalam peran sebagai pendukung usaha
untukmeningkatkan kemahiran berbahasa dalam bentuk tindak
komunikasi nyata.
(2) Pendekatan keterampilan prosesPendekatan keterampilan proses
merupakan pendekatan pembelajaran bahasa dengan mengembangkan
keterampilan-keterampilan memproses perolehan sehingga siswa mampu
menemukan dan mengembangkan faktadan konsep serta menumbuh
kembangkan sikap dan nilai. Dengandemikian, keterampilan-keterampilan
itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan
konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Seluruh
irama dan gerak atau tindakan dalam proses belajar-mengajar tersebut
akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif.Langkah-langkah
kegiatan keterampilan proses di antaranya mengobservasi atau
mengamati ; termasuk di dalamnya: menghitung,mengukur,
mengklasifikasi, mencari hubungan ruang/waktu; membuathipotesis,
merencanakan penelitian/eksperimen, mengendalikan
variabel,menginterpretasi atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan
sementara,meramalkan, menerapkan , dan mengomunikasikan .Ciri utama
pembelajaran bahasa dengan keterampilan proses adalah prosedur
pembelajaran yang digunakan difokuskan pada peningkatan potensi siswa
dalam proses berbahasa. Dalam pembelajaran di kelas, siswadikondisikan
oleh guru untuk mempraktikkan proses berbahasa.
(3) Pendekatan Pembelajaran terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu adalah seperangkat asumsi yang
berisikan wawasan dan aktivitas berpikir dalam merencanakan
pembelajaran dengan memadukan pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan sebagai area isi kegiatan belajar-mengajar. Fogarty
(1991)Dalam buku “How to Integrate the Circula” menyatakan
pembelajaranterpadu merupakan :
a. The vertical spiral represents the “Spiralling”
curricula built into most text materials as content.
b. The horizontal band represents the breadth and
depth of learning ina given subject.
c. The circle represents the integration of skills,
themes, concepts,and topic across disciplines.
Menurut Arifin (2016:13) adapun tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut: