Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI PADA

SISWA KELAS VIII

NOVA YULIANA

NIM. 21210050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI 2023


A. Judul

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI PADA

SISWA KELAS VIII

B. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang kompleks karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Jika proses belajar mengajar dilakukan

secara formal di lingkungan sekolah, maka interaksi yang terjadi selama proses tersebut

dipengaruhi oleh lingkungan yang terdiri atas peserta didik, pendidik, bahan atau materi

pelajaran, serta berbagai sumber belajar dan fasilitas pendukung lainnya. Mata pelajaran

Bahasa Indonesia di SMP diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan

maupun tertulis.

Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat bidang, yaitu

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menyimak, dan keterampilan

menulis. Tiap keterampilan memiliki hubungan yang erat dengan proses berpikir bahasa

seseorang untuk mencerminkan gagasannya. Keterampilan bahasa tidak pernah terlepas dari

wacana tentang pembelajaran bahasa, seperti pendapatnya Tarigan (2013) mengatakan bahwa

dalam pengajaran bahasa, metode apapun yang digunakannya bertujuan agar para

pembelajarnya terampil dalam berbahasa.


Diantara keempat keterampilan tersebut, menulislah yang paling sulit untuk dicapai. Hal

tersebut karena keterampilan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang kompleks.

Kompleksitas dalam menulis terdapat pada tuntutan kemampuan penulis untuk mengatur dan

mengorganisasikan ide secara runtut dan logis. Keruntutan dan kelogisan tersebut harus

disampaikan dalam ragam bahasa tulis serta kaidah penulisan yang benar. Kemampuan ini

akan tercapai apabila banyak berlatih secara sistematis dan tingkat disiplin tinggi.

Kegiatan menulis bukan hanya sekadar menuangkan isi atau ide pikiran ke dalam sebuah

bentuk tulisan, akan tetapi proses menulis juga dikatakan sebagai proses kreatif dalam

menuangkan gagasan ke dalam sebuah tulisan agar dapat dibaca dan dipahami dengan mudah

oleh pembaca sesuai kaidah tata bahasa yang berlaku. Di dalam proses pembelajaran, proses

menulis harus menghasilnya produk dalam konteks akademik. Konteks akademik artinya,

produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum di dalam

kurikulum. Salah satu produk akademik yang bergenre sastra adalah puisi. Puisi merupakan

salah satu karya sastra yang berisi gagasan dan perasasaan yang dituangkan dalam ekspresi

tulisan dengan menggunakan bahasa yang indah dan tidak terikat aturan.

Penerapan metode discovery learning pada pembelajaran merupakan upaya dalam

meningkatkan kemampuan menulis puisi peserta didik. Metode discovery learning adalah

metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam mengemukakan

beberapa pendapat yang dapat ditarik kesimpulannya berdasarkan prinsip-prinsip umum dari

pengalamannya secara langsung. Penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran

menulis teks puisi dapat dilakukan dengan cara siswa belajar aktif, berorientasi pada proses

pembelajaran, untuk mencari pengetahuan sendiri, mengarahkan sendiri dan reflektif.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagi

berikut :

1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran discovery learning dalam

meningkatkan kemampuan menulis teks puisi pada kelas VIII ?

2. Kendala apa yang dihadapi oleh guru dan siswa SMP kelas VIII dalam

melaksanakan pembelajaran menggunakan model discovery learning ?

3. Bagaimana efektifitas penerapan model discovery learning pada pembelajaran

siswa SMP kelas VIII di lihat dari :

a. Peningkatan kemampuan menulis teks puisi

b. Ketuntasan belajarnya

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan tujuan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menelaah :

1. Proses penerapan model discovery learning pada pembelajaran kelas VIII

2. Kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa SD kelas VIII dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi :

1. Guru memberikan informasi bahwa dengan menerapkan model discovery learning

pada pembelajaran dapat mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan

meningkatkan pemahaman bagi siswa, sehingga akan berdampak pada hasil belajar

siswa yang meningkat.


2. Siswa

a. Membiasakan peserta didik untuk ikut berpartisipasi ketika proses pembelajaran

berlangsung dan memotivasi siswa.

b. Meningkatkan sikap percaya diri peserta didik ketika tampil didepan kelas.

c. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pembelajaran.

d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap suatu materi pembelajaran.

3. Sekolah
Menambah informasi tentang model-model pembelajaran dan sebagai ispirasi bagi

sekolah dalam upaya perbaikan kualitas pembelajaran, mendorong sekolah agar

berupaya menyediakan sarana dan prasarana.

F. Definisi Operasional

Defini operasional adalah definisi yang memberikan penjelasan atau suatu variable dalam

bentuk yang dapat diukur. Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini,

maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut :

1. Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi

bila guru menyajikan materi pembelajaran tidak dalam bentuk finalnya, tetapi siswa

dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti menghimpun informasi,

membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,

mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan (Kemdikbud, 2014 h. 30).

Sedangkan pembelajaran Discovery Learning menurut Hosnan (2014, hlm.282)

adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan

tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery

Learning memberikan kesempatan pada peserta didik untuk lebih aktif dalam

pembelajaran baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor.

2. Keterampilan menulis Menurut Rusyana (2013) menulis adalah kemampuan

menggunakan pola-pola bahasa dan penyampaiannya secara tertulis untuk

mengungkapkan gasan atau pesan. Dan menurut Kusumaningsih (2013) menulis

adalah menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa tulisan, dengan maksud dan

pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang d ikehend aki. Menurut

Pranowo (2014) Keterampilan menulis merupakan kemampuan mengungkapkan

gagasan menggunakan bahasa tulis serta materi yang harus diajarkan diajarkan

mencakup menulis dengan topik tertentu yang menarik.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menulis merupakan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan gagasan

menggunakan bahasa tulisan. Dalam pembelajaran bahasa kemampuan menulis

memiliki arti penting. Pertama, menulis dalam arti mengekspresikan pikiran dan

perasaan dalam bahasa tulisan. Kedua, menulis dalam arti melahirkan bunyi-bunyi

bahasa, ucapanucapan dalam bentuk tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,

membuat surat) dengan tulisan.

3. Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Sampai saat ini orang tidak dapat

memberikan definisi yang tepat tentang apakah puisi itu, namun untuk

memahaminya perlu diketahui konsep atau prinsip sekitar pengertian puisi.


Menurut H. G. Tarigan (1985: 4) mengungkapkan bahwa kata puisi berasal dari

bahasa Yunani “poiesis” yang berarti penciptaan. Kata puisi dalam bahasa Inggris

disebut “poetry” yang berarti puisi. Puisi yaitu hasil seni sastra yang kata-katanya

disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama sajak dan kata-kata

kiasan.

Puisi menurut Ahmad Badrun (1989: 2-3) adalah karya seni yang memiliki

beberapa aspek di antaranya mempunyai suatu masalah, mempunyai suatu bentuk,

merupakan karya pengarang, tampak pada waktu tertentu, dibaca oleh pembaca,

dievaluasi dengan kriteria tertentu. Puisi menurut Suminto A. Sayuti (1985: 12)

adalah hasil kreativitas manusia yang diwujudkan lewat susunan kata yang

mempunyai makna. Sedangkan menurut Herman J. Waluyo (2005: 1), puisi adalah

karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan

bunyi yang padu dengan pemilihan kata-kata kias / imajinatif. Sejalan dengan

pendapat tersebut, Rachmat Djoko Pradopo (2007: 7) menyatakan bahwa

14 puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang

merangsang imajinasi panca indera dalam suatu susunan berirama.

G. Kajian Teoritis

1. Model Discovery learning

H osnan (2014) menyebutkan bahwa discovery learning adalah suatu model untuk

mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki,

maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan. Menurut Suryosubroto

(2009) discovery learning merupakan komponen praktik pendidikan yang meliputi


metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beriorentasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Kurniasih, dkk (2014)

discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran disajikan

dengan pelajaran dalam bentuk finalnya tetapi d iharapkan siswa mengorganisasikan

sendiri.

Langkah-langkah operasional dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas

sebagai berikut:

a. Stimulation (Pemberian Rangsangan)

Tahap ini peserta didik diharapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya,

kemudian melanjutkanuntuk tidak memberikan generalisasi agar timbul keinginan

untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan

mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku dan aktifitas belajar lainnya yang

mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

b. Problem Steatment (Pertanyaan/Identifikasi Masalah)

Guru memberikan kesempatan kepada murid mengidentifikasi sebanyak mungkin

agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satu

dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

c. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung, guru dapat memberikan kesempatan kepada murid

untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis. Tahap ini berfungsi untukmenjawab petanyaan atau membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis. Konsekuensi dari tahap ini adalah murid belajar aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, yang

secara tidak sengaja menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki.

d. Data Processing (Pengelolaan Data)

Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya diolah dan bila

perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Data tersebut berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.

e. Verification (Pembuktian)

Murid melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis yang ditetapkan di awal.

2. Keterampilan menulis

Merupakan suatu kemampuan menggunakan akal dan pikiran untuk mengungkapkan

ide, pikiran, perasaan kepada orang lain melalui tulisan. Melalui tulisan, seseorang

dapat berkomunikasi tanpa berhadap- hadapan langsung. Menurut Hastuti (1992),

keterampilan menulis adalah keterampilan yang sangat kompleks. Menulis melibatkan

cara berpikir dan kemampuan mengungkapkan pikiran gagasan, perasaan dalam bentuk

bahasa tertulis dengan memperhatikan beberapa syarat, yaitu: (1) keteraturan gagasan,

(2) kemampuan menyusun kalimat yang jelas dan efektif, (3) keterampilan menyusun

paragraf, (4) menguasai teknik penulisan seperti penemuan tanda baca (pungtuasi), dan

(5) memiliki sejumlah kata yang diperlukan. H.G. Tarigan (2008: 22) menyatakan

bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang- lambang grafik yang

menggambarkan salah satu bahasa yang dipahami oleh45


seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.

Menulis bukan sekedar menggambarkan huruf-huruf, tetapi juga menyampaikan pesan

melalui gambar huruf-huruf tersebut berupa karangan. Karangan sebagai ekspresi

pikiran, gagasan ide, pendapat, pengalaman disusun secara sistematis dan logis.

Keterampilan menulis dibutuhkan untuk merekam, meyakinkan, memberitahukan,

serta mempengaruhi orang lain. Semua tujuan hanya dapat diperoleh apabila disusun

dan disampaikan dengan jelas.

Menurut Sabarti Akhadiah (1995: 2), menulis dapat didefinisikan sebagai: (1) suatu

bentuk komunikasi, (2) suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang

gagasan yang akan disampaikan, (3) suatu bentuk komunikasi yang berbeda dengan

bercakap-cakap; dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik,

serta situasi yang menyertai percakapan, (4) = suatu ragam komunikasi yang perlu

dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta ejaan dan tanda baca, (5) suatu bentuk

komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang

dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu bentuk komunikasi untuk menyampaikan

ide secara teratur dan sistematik melalui bahasa tulis dengan tujuan tertentu.

3. Puisi

Menurut Mihardja (2012) puisi adalah seni tertulis dimana digunakan untuk kualitas

estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Menurut Nurgiyantoro (2016)

puisi adalah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek tersaring
penggunaannya. Selanjutnya menurut Damayanti (2013) puisi adalah jenis karya sastra

yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam

kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat

bunyi, irama dan makna khusus.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa puisi adalah seni

karya tulis yang menyatakan perasaan yang ditata dengan cermat untuk mempertajam

kesadaran orang akan sesuatu yang dituangkan dalam ekspresi tulisan dengan

menggunakan bahasa yang indah dan tidak terikat aturan.

b. Unsur-unsur Pembentuk Puisi

Puisi terbentuk atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin

yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Struktur fisik yang terdiri dari kata

konkret, diksi, versifikasi, pengimajian, majas, dan tata wajah/tipografi. Berikut ini

adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik puisi:

a. Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi secara tersirat,

yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah sebagai berikut:

b. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang mendasari dalam

sebuah puisi, yang menduduki tempat utama di dalam cerita.

c. Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok permasalahan yang

terdapat dalam puisi saat menciptakannya.

d. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah puisi.

e. Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang kepada

pembaca melalui
sebuah puisi. Pesan-pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang

tersembunyi.

H. Metode dan Desain Penelitia

Metode yang digunakan adalah mixed methodes. Penelitian ini merupakan suatu

langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada

sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantatif. Metode ini digunakan

agar penelitian memperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan

objektif.

Adapun desain yang digunakan adalah the exploratory sequental design. Desain ini

digunakan karena peneliti akan melakukan penerapan sebuah model pembelajaran

discovery learning di Sekolah tingkat SMP, yang bertujuan untuk mengetahu apakah model

pembelajaran tersebut dapat digunakan secara efektif atau tidak.

I Subjek Peneliti

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas delapan jenjang SMP yang berlokasi di jln.

Soreang yaitu SMPN 03 SOREANG dengan jumlah 30 siswa. Subjek penelitian ini dipilih

dengan dasar karakteristik :

1. Siswa belum terampil dalam menulis teks puisi

2. Guru belum menerapkan metode pembelajaran discovery learning dalam keterampilan

menulis teks puisi.

J. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi :

1. Nontes

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran

peserta didik upaya mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.


b. Angket dilakukan kepada siswa dan guru untuk memperoleh data mengenai penerapan

model discovery learning.

c. Lembar observasi merupakan pedoman yang akan digunakan bagi guru untuk

mengamati hal-hal yang akan diamati. Dengan lembar observasi, peneliti mendapatkan

informasi tentang aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran keterampilan

menulis puisi.

2. Tes

a. Melakukan tes seperti membuat teks puisi untuk melihat seberapa

meningkatnya siswa dalam keterampilan menulis teks puisi.

b. Melakukan tes teori puisi untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa
mengenai materi puisi.

c. Melakukan penilaian terhadap hasil menulis teks puisi.

K. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian mengikuti tahapan penelitian the exploratory sequental design.

1. Merumuskan masalah

2. Merumuskan landasan teori dan hipotesis

3. Mengumpulkan data dan menganalisis data kualitatif

a. RPP

b. Data hasil Angket

c. Data hasil observasi

4. Mengumpulkan data dan menganalisis kuantatif

a. Hasil penilaian tes menulis teks puisi

b. Hasil penilaian tes teori puisi

5. Menganalisis data kualitatif dan data kuantatif


6. Merumuskan simpulan dan saran

L. Prosedur Pengolahan Data

Data kualitatif berupa data hasil wawancara dan observasi untuk menjawab kendala yang

dihadapi siswa juga guru dalam proses penerapan model pembelajaran.

Sementara itu, data kuantitatif berupa hasil tes untuk mengukur efektivitas penerapan model

discoveri learning dalam meningkatkan menulis teks puisi.

M. Jadwal Penelitian

BULAN KE

1 2 3 4 5 6
NO KEGIATAN

1 Studi pendahuluan dan studi pustaka


(perumusan masalah, teori dan hipotesis)

2 Pengumpulan data dan analisis data


kualitatif

3 Pengumpulan data dan analisis data


kuantitatif

4 Penngolahan data /analisis data


kualitatif dan kuantitatif
5 Interprestasi, simpulan dan saran

6 Penyusunan laporan (skripsi)

N. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai