Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Agar siswa mampu menguasai,
memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa, seperti
membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pembelajaran bahasa Indonesia
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi.
Komunikasi tersebut tentunya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya sastra Indonesia. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu
belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Cara tersebut akan lebih baik jika
diajarkan sejak dini dan berkesinambungan.
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah poses
mengajarkan ilmu bahasa Indonesia. Ilmu Bahasa Indonesia berarti mempelajari
semua hal yang terkandung dalam pencapaian tujuan bahasa Indonesia. Tujuan
utama dari pengajaran bahasa Indonesia sendiri yaitu siswa mampu
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Secara lisan berarti mencakup aspek berbicara dan membaca, sedangkan
secara tulis berarti aspek menulis siswa.
Ada empat keterampilan dalam berbahasa yaitu
menyimak,berbicara,membaca,dan menulis. Membaca dan menyimak
merupakan keterampilan yang bersfat reseptif,sedangkan berbicara dan menulis
merupakan keterampilan yang produktif (sri, 2011:1). Menulis merupakan proses
perubahan bentuk pikiran atau angan-angan,perasaan dan sebagainya,menjadi
wujud lambang,tanda atau tulisan yang bermakna (Dalman, 2015:7).
Semua keterampilan dalam bahasa Indonesia sangat penting untuk
dikuasai, tetapi menulis memang harus diakui sebagai sebuah aktivitas yang
sangat berbeda bila dibandingkan dengan berbicara, membaca dan menyimak.
Menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya,
melainkan harus melalui proses pembelajaran sehingga memang diperlukan
sebuah proses panjang untuk menumbuh kembangkan tradisi menulis. Siswa
sekolah dasar diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan
menulis sebagai bekal ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Dengan kata lain,
pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar berfungsi sebagai landasan
untuk latihan keterampilan menulis di jenjang sekolah selanjutnya.
2

Salah satu bentuk menulis adalah menulis karangan. Menulis merupakan


bentuk narasi yang bertujuan menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu kepada pembaca. Hal terpenting
dalam karangan narasi adalah unsur tindakan sehingga ketika membaca
karangan narasi pembaca seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu sendiri.
Menurut sabri (dalam musfiqon,2012:85) poster merupakan
penggambaran yang ditunjukan sebagai pemberitahuan,peringatan,maupun
penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar. Dapat disimpulkan
suatu pesan tertulis baik itu berupa gambar maupun tulisan bahwa media poster
secara umum adalah yang ditujukan untuk menarik perhatian banyak orang
sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima orang lain dengan mudah.
Berdasarkan dari hasil observasi guru pada pembelajaran bahasa
Indonesia, nilai keterampilan menulis siswa masih dibawah kriteria rendah
ketuntasa minimal (KKM) yaitu 65. Data hasil evaluasi siswa menunjukan bahwa
dari 40 siswa, 20 yang memperoleh nilai diatas KKM, sedangkan 20 siswa
lainnya memperoleh skor dibawah KKM 65.
Dengan melihat persoalan yang ada, maka hal itulah yang mendorong
bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang membahas mengenai
“meningkatkan kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia melalui media gambar poster untuk siswa kelas IV SDN cikadueun”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:

1) Bagaimanakah penerapan pembelajaran keterampilan menulis karangan


narasi menggunakan media gambar poster dapat meningkatkan
keterampilan siswa kelas IV SD Negeri cikadueun?
2) Bagaimanakah penerapan pembelajaran keterampilan menulis karangan
narasi menggunakan media gambar poster dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran di SDN Cikadueun?
3) bagaimanakah penerapan keterampilan menulis karangan narasi
menggunakan media gambar poster dapat meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia SDN Cikadueun.

C. Pembatasan masalah
Karena banyaknya permasalahan yang terjadi maka peneliti perlu membatasi
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar
3

pembahasan tidak terlalu meluas sehingga hasil yang diperoleh akan lebih
maksimal.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di
atas maka permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini
adalah “Apakah menggunakan metode gambar poster dapat meningkatan
kemampuan mengarang siswa pada siswa kelas IV SD Negeri cikadeun tahun
2020”.

E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan
penelitian yang diajukan peneliti adalah untuk mengetahui bahwa pendekatan
menggunakan gambar poster dapat meningkatkan tujuan mengarang siswa pada
mata pelajaran bahasa Indonesia sdn cikadueun pandeglang.

F. Manfaat
Manfaat ini Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan masukan kegiatan pembelajaran dikelas
khususnya kemampuan mengarang peserta didik melalui penerapan media
pembelajaran gambar poster.

2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
penelitian ini Memberi masukan pada guru dalam usaha meningkatkan
mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi siswa
Dengan menggunakan gambar poster diharapkan dapat memudahkan
siswa dalam menulis karangan narasi sehingga membuat pembelajaran
bahasa Indonesia menjadi lebih menarik,menyenangkan dan terasa
mudah.
c. Bagi sekolah
4

dapat digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan mutu


pendidikan khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SD
Negeri cikadueun kabupaten pandeglang.
d. Bagi peneliti
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam
meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi menggunakan
media gambar poster.
d. Bagi peneliti berikutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan teori mengenai karangan narasi,bagi yang ingin
melanjutkan penelitian ini.
5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian teori

a. Hakikat pembelajaran menulis

1. Pengertian menulis

Menurut KBBI (2014:247) menulis mempunyai arti: (1) membuat huruf (angka,
dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); (2) melahirkan
pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; (3)
menggambar, melukis; dan (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat,
berkirim surat.
Tarigan (dalam Aris Soimin 2014:247), berpendapat bahwa menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus
terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini
tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur.
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi)secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur,yaitu:
penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media dan pembicara
(Dalman 2015:3).
Menurut suhendra (2015:5) keterampilan menulis adalah keterammpilan
seseorang untuk menuangkan ide dalam sebuah tulisan.
Menurut Susanto (2016:247) Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu Lado.
6

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis


merupakan kegiatan mengekspresikan pikiran, ide, dan gagasan dengan
menggunakan bahasa sebagai medium yang diungkapkan dalam bentuk lambang-
lambang bahasa tulis yang melibatkan penggunaan tanda baca, ejaan, kosa kata,
serta pengelolaan gagasan sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

2. tujuan menulis
Tujuan menulis ialah isi tulisan yang berupa informasi, respon atau jawaban
yang diharapkan oleh penulis akan sampai kepada pembacanya. Berdasarkan hal
itu hal tersebut, menurut Susanto (2013:253) dapat dikatakan bahwa tujuan menulis
ada empat macam, antara lain :
1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan, menginformasikan atau
keterangan kepada para pembacanya (wacana informatif)
2. Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan atau mendesak para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan (wacana persuasif);
3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan yang mengandung
tujuan estetik (wacana kesastraan);
4. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api
(wacana ekspresif).

dapat disimpulkan tujuan menulis yaitu menulis bertujuan untuk menginformasikan


sesuatu, menyatakan pendapat dan mengekspresikan perasaan.

3. Manfaat menulis
Menulis sebagai salah satu media komunikasi memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh
dari kegiatan menulis. Menurut Akhadiah, dkk. (Ahmad Susanto, 2013: 255-256),
menulis mempunyai manfaat sebagai berikut.
a. Menulis membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi dalam diri,
serta mengetahui sejauh mana pengetahuan kita tentang suatu topik.
7

b. Melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan gagasangagasan yang


kita miliki.
c. Kegiatan menulis membuat kita lebih banyak menyerap, mencari,
serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.
Dengan demikian kegiatan menulis dapat menambah wawasan kita.
d. Menulis sebagai media komunikasi yang mengomunikasikan gagasan secara
sistematik dan mengungkapkannya secara tersurat.
e. Melalui tulisan kita dapat menilai gagasan kita sendiri secara objektif.
f. Menulis dapat membantu kita dalam memecahkan permasalahan, yaitu
dengan menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
g. Menulis mendorong kita untuk belajar secara aktif, sehingga kita bisa
menemukan sekaligus memecahkan masalah sendiri.
h. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir secara
teratur.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat


menulis diantaranya untuk mengenali kemampuan dan potensi pribadi,
mengembangkan gagasan, memperluas wawasan, memecahkan masalah,
membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara teratur, serta
menumbuhkan keberanian dan sikap percaya diri dalam menuangkan ide
maupun perasaan dalam bentuk tulisan agar pesan yang disampaikan mudah
dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

4. Tahapan menulis
Tompkins (2010: 52) menyebutkan tahapan-tahapan dalam menulis, sebagai
berikut.
a. Tahapan Prapenulisan

Tahapan ini meliputi sejumlah kegiatan, yaitu:

1) memilih topik,
2) menetukan tujuan menulis
8

3) mengumpulkan dan mengorganisir ide-ide

b. Tahapan Penyusunan Draft


Dalam tahapan ini penulis menuangkan gagasan dan menekankan ide ke dalam
tulisan berupa draft kasar.
c. Tahapan Revisi
Tahapan ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:
1) Membaca ulang draft kasar Setelah membaca ulang draft kasar, siswa
merevisi tulisan dengan menambahkan, mengganti, dan menghapus.
2) Berbagi konsep dalam kelompok menulis
Siswa dalam kelompok menulis menanggapi draft kasar yang telah ditulis
dan memberikan saran untuk revisi.
3) merevisi tulisan
siswa merevisi tulisan dengan menambahkan kata-kata, kalimat
pengganti, menghapus paragraf, dan memindahkan frase.
d. Tahapan editing
Editing adalah menempatkan sebuah tulisan ke dalam bentuk akhir.
Fokus utama dalam tahapan ini yaitu pada isi tulisan dan teknik penulisan. Siswa
mengubah tulisan mereka dengan memperbaiki kesalahan ejaan dan kesalahan
mekanis lainnya. Dalam tahap editing ada dua kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1) Menemukan kesalahan
Siswa mengoreksi tulisan dengan membaca kata demi kata secara
cermat, untuk mencari dan menandai kemungkinan kesalahan.
2) Memperbaiki kesalahan
Setelah siswa mengoreksi tulisan dan menemukan banyak kesalahan,
mereka memperbaiki kesalahan secara mandiri atau dengan bantuan
seorang editor.
e. Tahapan Publikasi/ Penerbitan
Dalam tahap ini penulis mempublikasikan tulisannya melalui penerbit dengan
membuat buku, atau dengan berbagi tulisan.
9

B. Karangan Narasi
1. Pengertian karangan narasi
Menurut Dalman (2015:106) menyebutkan bahwa karangan narasi adalah
karangan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak-
tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke
waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang
disusun secara sistematis. Berdasarkan pengertian karangan narasi menurut
Dalman, karangan narasi bertujuan untuk menyampaikan gagasan dalam urutan
waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca
serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama.
Menurut Dadan Suwarna (2012: 4), narasi adalah rangkaian paragraf yang
berupa kisah tentang seseorang atau kisah tentang sesuatu. Karangan narasi
mengisahkan kebahagiaan dan penderitaan hidup seseorang dengan teknik
penyampaian menggunakan suasana hati/ emosi yang dialami oleh siapapun.
Menurut keraf (2010:136), narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang
telah terjadi.bentuk karangan ini berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa yang seolah-olah pembaca dapat melihat dan dapat mengalami peristiwa
itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian narasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
narasi adalah karangan yang menggambarkan kronologi peristiwa dalam rangkaian
waktu tertentu. Melalui karangan ini, pembaca dibuat seolah-olah dapat merasakan
peristiwa demi peristiwa yang terjadi.

2. Jenis-jenis Karangan Narasi


Karangan narasi menyajikan suatu kisah atau peristiwa yang seolah-olah
tampak nyata dialami pembaca. Kisah-kisah yang ditawarkan ini terjadi dalam
suatu rangkaian waktu. Rangkaian waktu ini dikisahkan kehidupan yang begitu
dinamis. Keraf (2010: 136–137) membagi karangan narasi menjadi dua jenis,
yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
10

1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah
pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utama jenis
narasi ini berupa perluasan pengetahuan para pembaca setelah selesai membaca
kisah tersebut. Narasi ini berusaha menyampaikan informasi suatu peristiwa yang
berlangsung. Persoalan yang diangkat dalam narasi ekspositoris pun merupakan
tahap-tahap kejadian dan rangkaian-rangkaian perbuatan yang disajikan kepada
para pembaca. Peristiwa ini disajikan secara runtut dimaksudkan agar informasi
dalam narasi mampu memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca.
Narasi ekspositoris dapat bersifat generalisasi dan dapat bersifat khas atau
khusus. Narasi ekspositoris bersifat generalisasi apabila narasi tersebut berusaha
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan
dapat dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya, wacana yang menceritakan
bagaimana seseorang membuat roti. Sementara itu, narasi ekspositoris bersifat
khusus apabila berusaha mengisahkan suatu kejadian yang khas, dan hanya terjadi
satu kali. Kejadian yang dikisahkan ini hanya terjadi pada suatu waktu tertentu.
Wacana ini dapat berupa pengalaman seseorang pertama kali mengarungi
samudra.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk memberi makna atau
peristiwa sebagai suatu pengalaman, bukan untuk memperluas pengetahuan
informasi seseorang. Narasi jenis ini selalu melibatkan imajinasi pembaca karena
sasaran utamanya adalah makna peristiwa. Penyajian kisah dalam narasi sugestif
dibuat dengan rangkaian-rangkaian sedemikian rupa sehingga merangsang
imajinasi pembaca. Pembaca dapat menarik suatu makna yang secara jelas setelah
selesai membaca narasi ini.
Untuk lebih jelasnya, maka 23 dalam tabel 2 di bawah ini akan dijelaskan
perbedaan dari kedua karangan narasi tersebut.
11

Tabel 2. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif (Gorys Keraf, 2010:
138-139)

Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif


1. Memperluas 1. Menyampaikan suatu
pengetahuan makna atau makna secara
2. Menyampaikan informasi tersirat.
mengenai suatu kejadian. 2. Menimbulkan daya khayal
3. Didasarkan pada 3. Penalaran hanya berfungsi
penalaran untuk sebagai alat untuk
mencapai kesepakatan menyampaikan makna.
rasional. 4. Bahasanya lebih condong
4. Bahasanya lebih ke bahasa figuratif dengan
condong ke bahasa menitik-beratkan pada
informatif dengan penggunaan kata-kata
menggunakan kata-kata konotatif.
denotatif.

Berdasarkan tabel perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif di


atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara ke dua jenis narasi tersebut terletak
pada penyampaian isi karangan. Narasi ekspositoris berisi karangan yang informatif
sedangkan narasi sugestif yaitu karangan yang menimbulkan daya khayal.

3. Ciri-ciri Karangan Narasi


Ciri-ciri karangan narasi yaitu berupa cerita yang menggambarkan
suatu tokoh atau peristiwa sehingga dapat membetuk suatu alur yang dapat
dipahami, menurut (Keraf, 2000:136) ciri-ciri dari narasi yaitu sebagai
berikut:
a. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. dirangkai dalam urutan
waktu.
b. berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
12

c. ada konfiks. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan
menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan
kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh (Atar
Semi, 2003: 31) sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak
menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar
Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan
kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya,
Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

4. Tujuan Menulis karangan narasi secara Fundamental


Tujuan menulis yaitu pada dasarnya merupakan upaya untuk
memberikan informasi secara benar terkait dengan suatu alur cerita,
menurut (Keraf, 2010:136) tujuan menulis narasi dapat diuraikan sebagai
berikut:

a. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas


pengetahuan, memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
b. Langkah-langkah menulis karangan narasi
c. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan tetapkan
sasaran pembaca kita rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
ditampilkan dalam bentuk skema alur bagi peristiwa utama itu ke
dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
d. Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwa
13

sebagai pendukung cerita susun tokoh dan perwatakan, latar, dan


sudut pandang.

C. Media gambar poster


1. Pengertian media gambar poster

Pengertian poster menurut Daryanto (2012: 35) poster adalah jenis


reklame yang ada di luar rumah, kalimat yang digunakan harus singkat, padat,
jelas sehingga inti masalah dapat dibaca orang sambil lalu.Musfiqon (2012: 111)
mengatakan bahwa pesan dalam poster disampaikan dengan bahasa yang
menarik, lugas, enak dibaca/didengar, dan dilengkapi dengan gambar yang
menarik.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah dikemukakan dapat disimpulkan


bahwa poster adalah jenis reklame yang ada diluar rumah, biasanya poster
dilengkapi dengan gambar yang menarik, kalimat yang digunakan harus singkat,
padat, jelas dan bahasa yang digunakan harus menarik, lugas, enak
dibaca/didengar orang sambil lalu.

2. Jenis-jenis media poster

Musfiqon (2012: 114)mengatakan bahwa jenis-jenis poster sesuai dengan


isinya, poster terbagi menjadi empat macam dimana kalimat-kalimat berikut akan
menjelaskan jenis-jenisnya secara lebih rinci:

1. Poster Niaga
Poster yang berisi penawaran sebuah produk atau jasa yang dibuat oleh
perorangan, perseron terbatas (PT), serta lembaga atau instasi. Misalnya: poster
rokok, poster sabun, poster sepatu, dan sebagainya.
 Contoh kalimat poster:
a. Gudang Garam Merah, Pria Punya Selera!
14

b. Lux, sabunnya para bintang!


c. Orang pintar minum tolak angin.
 Poster Kegiatan
Sebagai upaya publikasi kegiatan, sebuah penyelenggara acara biasanya
membuat poster yang berisi informasi acara.Informasi tersebut meliputi hal-
hal umum seperti waktu dan tempat acara berlangsung, tema acara, beserta
gambar-gambar yang dibuat untuk menarik minat pengunjung.
 Poster Pendidikan
Poster ini berisi berbagai informasi pendidikan seperti sosialisasi program
pendidikan dari pemerintah.Salah satu contohnya adalah ketika pemerintah
mensosialisasikan program wajib belajar 9 tahun.Maka selama periode
sosialisasi tersebut, ada banyak poster yang disebar di berbagai tempat.
 Poster Layanan Masyarakat
Sebagaimana namanya, poster layanan masyarakat merupakan poster
dengan tujuan mensosialisasikan program layanan masyarakat yang digagas
oleh pemerintah.Salah satu contohnya adalah layanan posyandu.

3. ciri-ciri media poster

Menurut Musfiqon (2012: 116)poster yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bahasa poster singkat, padat, dan komunikatif

2. Bahasa poster bersifat persuasif

3. Biasanya poster dilengkapi gambar, warna, foto, atau ilustrasi.

4. Diksi atau pilihan kata tepat atau sesuai, sehingga tidak membinggungkan
pembaca

5. Susunan kalimat padu, runtut (terstruktur).

4. Kelebihan dan Kelemahan Media Poster


15

Menurut Musfiqon (2012: 114)Kelebihan Media Poster adalah sebagai berikut:


1. Kelebihan Media Poster
a. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap
pesan yang disajikan.
b. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian
siswa.
c. Bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan.
d. Pembuatannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan media Poster adalah sebagai berikut:
a. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya.
b. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

D. KERANGKA BERFIKIR
Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dipakai oleh siswa
dalam pengajaran sesuai dengan kurikulum yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Dalam hal ini siswa sebagai subjek penelitian dituntut untuk menulis karangan
narasi secara bertahap. Menulis karangan narasi ini diawali ide / gagasan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan karangan narasi yaitu pengembangan (ide).
Rangkaian cerita menurut waktu kesesuaian dan kejelasan isi.
Pada dasarnya menulis karangan narasi mempunyai tujuan supaya siswa
memiliki kemampuan, pengalaman. Dan memanfaatkan keterampilan menulis dalam
berbagai keperluan. Keterampilan menulis karangan narasi bukanlah hal yang mudah.
Pada dasarnya siswa SD mengalami kesulitan menuangkan ide kedalam bentuk
tulisan.

Faktor lain berpengaruh pada kualitas hasil belajar siswa, baik dari segi nilai
prilaku adalah strategi yang digunakan guru dalam mengajar. Selama ini, guru belum
menggunakan media yang dapat memancing keluarnya ide siswa dan dapat
meningkatkan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran.
16

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti membuat penelitian tidakan kelas


dengan menggunakan suatu media yaitu gambar poster. media gambar poster
digunakan agar siswa dapat membuat karangan narasi dengan baik.

E. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN


1. penelitian yang dilakukan oleh Nunung Widiastuti (2011) dengan judul
Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN
Samirono Depok Sleman dengan Media Komik menunjukkan adanya peningkatan
terhadap keterampilan menulis narasi pada siswa. Hasil dari penelitian ini adalah
aktivitas siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditandai
dengan keaktifan siswa dalam mengukuti pembelajaran menulis narasi, selain itu
siswa juga menjadi lebih semangat dalam menulis. Rata-rata skor yang diperoleh
siswa juga meningkat. Terlihat dari prasiklus jumlah siswa yang dapat memenuhi
KKM hanya 3,33%, pada siklus I meningkat menjadi 33,33% dan pada siklus II
meningkat 50% menjadi 83,33%. Penelitian menggunakan media komik terbukti
dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa. Penelitian yang dilakukan
oleh Nunung Widiastuti tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama
meneliti tentang keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD. Perbedaan
antara penelitian in dengan penelitian relevan yaitu terletak pada penggunaan
media.
Penelitian yang dilakukan Nunung Widiastuti tersebut menggunakan media
komik, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Media gambar poster.

F. HIPOTESIS DATA
Berdasarkan rumusan, pemecahan masalah dan kajian pustaka yang telah
diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut jika
media gambar poster diterapkan, maka keterampilan siswa kelas IV SD Negeri
cikadueun dalam keterampilan menu lis karangan narasi akan meningkat.
17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam proposal ini digunakan penelitian kualitatif dengan metode Penelitian
Tindak Kelas yang ditujukan bagi siswa kelas IV SDN Cikadueun Kecamatan
Cipeucang kabupaten pandeglang . Model yang digunakan dalam penelitian tindak
kelas ini adalah model milik John Elliot (dalam Fita Nur Arifah 2017:26).

Didalam model John Elliot ada beberapa tahapan, yaitu:

1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahapan perencanaan, peneliti telah mengidentifikasi masalah, lalu
menyiapkan segala perencanaan dan persiapan sebelum melaksanakan penelitian.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan seperti perijinan pada pihak
sekolah, kajian standard kompetensi dan kompetensi dasar, silabus, RPP, media
pembelajaran, setting kelas, dan instrument pendukung.
18

2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah perlakuan yang diberikan kepada kelas
dengan menggunakan metode yang telah direncanakan. Dalam tahap ini peneliti
dibantu oleh guru pamong untuk menilai perlakuan yang diberikan kepada kelas.
3. Pengamatan Tindakan
Observasi atau pengamatan terhadap kegiatan yang ada di dalam kelas
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini berlangsung
bersamaan dengan tindakan.
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Kegiatan refleksi bertujuan untuk meningkatkan peneliti dalam mengajar
dinilai dari daftar non tes, yaitu dilakukan oleh guru pamong. Bahan refleksi
digunakan sebagai alat pemecah masalah yang lain isinya deskripsi, evaluasi dan
rencana kedepan. Setiap pertemuan wajib menghadirkan refleksi.

B. Subyek dan Lokasi Penelitian


1. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa


kelas IV SDN Cikadueun kecamatan cipeucang Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten, tahun pelajaran 2020/2021. Siswa kelas IV SDN Cikadueun kecamatan
cipeucang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten berjumlah 30 siswa, jumlah
siswa laki-laki sebanyak 12 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 18 siswa.
Peneliti memilih siswa kelas IV SDN Cikadueun Kecamatan cipeucang Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten sebagai subjek penelitian karena berdasarkan
pengamatan, siswa kelas IV SDN Cikadueun kecamatan cipeucang Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten mengalami kesulitan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menulis karangan narasi. Berdasarkan fakta inilah maka peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai upaya peningkatan hasil belajar
menulis karangan narasi.

2. Lokasi Penelitian
19

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cikadueun kecamatan cipeucang


Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang beralamat di Jl. Raya Labuan
Kecamatan Cipeucang. Letak SDN Cipeucang Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten tidak begitu jauh dari jalan raya sehingga letaknya cukup strategis. Selain
itu, lokasi SDN Cikadueun masuk ke dalam gang, sehingga kebisingan tidak terlalu
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Peneliti mengambil tempat penelitian di
SDN Cipeucang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten karena lokasi penelitian
tidak jauh dari rumah dan kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pagi hari. Hal
tersebut akan mempermudah penelitian karena peneliti sudah mengetahui lokasi
dan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SDN Cikadueun Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten.

C. Teknik Pengumpulan Data


Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
menurut Sugiyono (2015:193) yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas
pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang
telah teruji validalitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data
yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat
dalam pengumpulan datanya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
dengan :
1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2015:203) mengemukakan bahwa,2


observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
20

Nasution (dalam Sugiyono,2015:310) menyatakan bahwa, observasi adalah


dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data
itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,
sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang
sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Tujuan penggunaan teknik observasi pada penelitian tindakan ini adalah


untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia yaitu pada
kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data pada saat pembelajaran
berlangsung, terhadap aktivitas siswa ataupun yang dilakukan guru.

2. Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah


pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat
pemahaman dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Endang Poerwanti, dkk, 2008: 1-5).
Tujuan penggunaan instrumen tes adalah untuk mengetahui hasil belajar
bahasa indonesia siswa SDN Cikadueun kelas IV pada kompetensi dasar menulis
karangan narasi dengan pilihan kata yang tepat.

3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan foto–foto, video, arsip hasil tes tertulis
ataupun lembar observasi.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono,(2015:335) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkanke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
21

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam
penelitian ini, data penelitian dianalisis sejak dari tahap orientasi sampai pada tahap
berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan permasalahan tujuan
penelitian Wiraatmadja (dalam Saurifqi Diantama, 2018:170).
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data secara kuantitatif dilakukan pada data hasil tes yang berupa angka
atau numerik, sedangkan analisis data secara kualitatif dilakukan pada data hasil
nontes yakni hasil dari pengamatan (observasi), dan dokumentasi.

1. Analisis Data Tes

Analisis data yang berupa angka atau hasil dari tes diperoleh dengan dua
cara mencari yaitu nilai siswa dan nilai rata-rata (mean). Nilai siswa diperoleh dari
jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikalikan seratus
atau dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎 𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Rata-rata (mean) diambil dari seluruh data nilai siswa. Rumus yang dapat
digunakan untuk mencari rata-rata (mean) dengan cara yang sederhana
disampaikan oleh Nana Sudjana (dalam Salimah,2014). Menurutnya, rata-rata atau
mean dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan
banyaknya subjek, atau lebih sederhana dapat dicari menggunakan rumus sebagai
berikut.

Keterangan :

= Rata-rata (mean)
22

= Jumlah seluruh skor

N = Banyaknya siswa

Jadi, penerapan rumus tersebut dalam penelitian ini guna mencari nilai siswa
dan nilai rata-rata (mean) yaitu dengan cara jumlah seluruh nilai siswa dibagi
dengan jumlah seluruh siswa.

2. Data Hasil Pengamatan (Observasi)

Data yang berasal dari hasil pengamatan (observasi) dibuat menjadi


persentase, kemudian dianalisis secara deskripsi kualitatif. Data tersebut dianalisis
menggunakan rumus menghitung rata-rata berdasarkan skoring Sugiyono (dalam
Salimah,2014) sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎 𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

3. Data Hasil Dokumentasi

Data yang didapat dari hasil dokumentasi yakni yang berupa foto-foto
dianalisis sesuai dengan fakta yang ada, kemudian dideskripsikan menjadi
beberapa kalimat.

E. Teknik Pengujian Keabsahan Data


Dalam pengujian keabsahan data, penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal, dependability (reliabilitas), dan
confirmability (obyektifitas). Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan, dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan di tentukan cara – cara
yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi. Menurut Wiliam
Wiersma (dalam Sugiyono,2015:372) Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
23

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda.

1. Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Tindakan:
Memeriksa Lapangan
1.Guru melakukan presensi
2.Guru menyebutkan tujuan pembelajaran
3.Guru mengkondisikan kelas dan memberikan apersepsi kepada
siswa berupa tanya jawab tentang karangan narasi
Perencanaan 4.Guru menampilkan contoh karangan narasi kemudian
membacakannya didepan kelas
1. Meminta ijin 5.Guru menjelaskan tentang langkah” menulis karangan narasi.
penelitian 6.Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum
2. Melakukan kajian dipahami siswa.
terhadap kompetensi
7.Guru mengadakan tes formatif berupa menulis karangan narasi
dasar yang akan
8. guru menyuruh siswa melakukan pengamatan langsung dengan
diajarkan
menggunakan media gambar poster yang telah diberikan oleh
3. Menganalisis silabus
untuk membuat RPP peneliti kepada siswa.
4. Mendesain metode 9.Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi
belajar. siswa
5. Setting kelas 10.Guru menyimpulkan materi pelajaran.
6. Menyiapkan 11.Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai
instrumen belajar batas ketuntasan belajar.

Observasi/Pengamatan

Pengamatan difokuskan
pada aktifitas siswa.
Aktifitas siswa yang diamati
meliputi : Diskusi kegagalan dan
pengaruhnya/refleksi
1.Kesiapan siswa dalam
pembelajaran Pelaksanaan Tindakan Selanjutnya
(Seperti tindakan pada siklus ke-1
2.Keantusiasan siswa untuk tetapi pada siklus 2 diadakan
mengikuti kegiatan pembelajaran berkelompok)
pembelajaran

Revisi Perencanaan Observasi/Pengamatann


24

Rencana baru

1.Membuat RPP sesuai KD


Diskusi kegagalan dan
2.Melakukan pembelajaran dengan
pengaruhnya/refleksi
menggunakan pendekatan
kontekstual

F. Rencana Penelitian

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun


pelajaran 2020/2021 yaitu pada bulan Januari-februari 2021 dengan menyesuaikan
jam pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Cikadueun. Dalam penelitian tindak
kelas ini, peneliti menggunakan prosedur berupa siklus sesuai dengan tingkat
perasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan.

1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan dalam PTK ini adalah :
1. Meminta izin kepada kepala sekolah SDN Cikadueun untuk
melaksanakan penelitian tindak kelas pada kelas IV.
2. Peneliti melakukan kajian terhadap standard isi yang meliputi standard
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan ke peserta didik.
3. Menganalisis silabus untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan mengembangkannya melalui indikator–indikator hasil belajar.
4. Menyiapkan alat bantu, media pembelajaran yang menunjang KD dalam
rangka implementasi PTK.
5. Mendesain metode pembelajaran.
6. Menyeting kelas agar kelas menjadi kondusif.
7. Menyiapkan instrumen hasil belajar baik yang non tes dan instrumen tes.

b. Tindakan
25

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran


media gambar poster dalam proses pembelajaran. Tindakan ini terdiri dari
tiga tahap yaitu, pendahuluan, inti dan penutup. Langkah-langkah
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan
media gambar poster yaitu:
1. Guru melakukan presensi.
2. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
3. Guru mengkondisikan kelas dan memberikan apersepsi kepada siswa
berupa kegiatan tanya jawab tentang menulis karangan narasi.
4. Guru menampilkan contoh karangan narasi kemudian membacakannya
di depan kelas.
5. Guru menyajikan informasi tentang langkah-langkah penulisan karangan
narasi.
6. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum
dipahami siswa.
7. Guru mengadakan tes formatif berupa menulis karangan narasi
8. Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi tiap
siswa.
9. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
10. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan belajar.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada aktivitas siswa. Aktivitas siswa
yang diamati meliputi :

1.kesiapan siswa dalam pembelajaran


2.keantusiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
3.keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
4.ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa akan ditulis pada lembar


pengamatan aktivitas belajar siswa.
26

d. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pantauan melalui instrumen non tes dan
mengadakan refleksi yang berguna untuk mengingatkan peneliti dalam
melakukan pengajaran. Catatan refleksi harus bersifat evaluated/dapat
dievaluasi dan rencana ke depan agar dapat memecahkan masalah.

2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat
Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan SK dan KD.
b. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran


dengan menggunakan media gambar poster dalam proses pembelajaran.
Tindakan ini terdiri dari tiga tahap yaitu, pendahuluan, inti dan penutup.
Langkah-langkah pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan pendekatan media gambar poster yaitu:
1. Guru melakukan presensi.
2. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
3. Guru mengkondisikan kelas dan memberikan apersepsi kepada siswa
berupa kegiatan tanya jawab tentang puisi.
4. Guru menampilkan contoh karangan narasi kemudian membacakannya
di depan kelas.
5. Guru menyajikan informasi tentang langkah-langkah penulisan karangan
narasi.
6. Guru membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok belajar untuk
melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar yang dijadikan
tema menulis karangan narasi
7. Guru membimbing kelompok untuk bekerjasama dan belajar.
27

8. Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi tiap


kelompok.
9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok belajar.
10. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum
dipahami siswa.
11. Guru mengadakan tes formatif berupa menulis karangan narasi.
12. Guru menyuruh siswa melakukan pengamatan langsung dengan
menggunakan media gambar poster yang telah diberikan oleh peneliti
kepada siswa.
13. Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi tiap
siswa.
14. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
15. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan belajar.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada aktivitas siswa. Aktivitas siswa
yang diamati meliputi :

1. kesiapan siswa dalam pembelajaran


2. keantusiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
3. keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
4. ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa akan ditulis pada lembar


pengamatan aktivitas belajar siswa.
d. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi lagi terhadap hasil siklus kedua untuk
mengetahui tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas. Apabila dalam siklus kedua ini belum menemukan hasil yang
baik maka dilanjutkan pada siklus ketiga dengan harapan peserta didik telah
mencapai KKM yang ditentukan.
Penelitian akan dihentikan bilamana :
28

1. Siswa tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70,


sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh guru kelas.
2. Persentase tuntas belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa
keseluruhan memperoleh nilai belajar ≥ 70.
3. Nilai rata-rata kelas ≥ 70.

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat
Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan SK dan KD.
b. Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar poster dalam proses
pembelajaran. Tindakan ini terdiri dari tiga tahap yaitu, pendahuluan, inti dan
penutup. Langkah-langkah pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan pendekatan media gambar poster yaitu:

1. Guru melakukan presensi.


2. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
3. Guru mengkondisikan kelas dan memberikan apersepsi kepada siswa
berupa kegiatan tanya jawab tentang puisi.
4. Guru menampilkan contoh karangan narasi kemudian membacakannya
di depan kelas.
5. Guru menyajikan informasi tentang langkah-langkah penulisan karangan
narasi.
6. Guru membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok belajar untuk
melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar yang dijadikan
tema menulis karangan narasi
7. Guru membimbing kelompok untuk bekerjasama dan belajar.
29

8. Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi tiap


kelompok.
9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok belajar.
10. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum
dipahami siswa.
11. Guru mengadakan tes formatif berupa menulis karangan narasi.
12. Guru menyuruh siswa melakukan pengamatan langsung dengan
menggunakan media gambar poster yang telah diberikan oleh peneliti
kepada siswa.
13. Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi tiap
siswa.
14. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
15. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan belajar.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada aktivitas siswa. Aktivitas siswa
yang diamati meliputi :
1. kesiapan siswa dalam pembelajaran
2. keantusiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
3. keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
4. ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa akan ditulis pada lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa.

e. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi lagi terhadap hasil siklus kedua untuk
mengetahui tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Apabila dalam siklus kedua ini belum menemukan
hasil yang baik maka dilanjutkan pada siklus ketiga dengan harapan peserta
didik telah mencapai KKM yang ditentukan.
Penelitian akan dihentikan apabila :
30

1. Siswa tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70,


sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh guru kelas.
2. Persentase tuntas belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa
keseluruhan memperoleh nilai belajar ≥ 70.
3. Nilai rata-rata kelas ≥ 70.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Penelitian

1. Data Hasil Pra Siklus


a) Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Cikadueun kecamatan
Cipeucang Kabupaten Pandeglang pada tanggal 7 januari 2021. Dalam pra
siklus ini, peneliti hanya mengobservasi proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas untuk kemudian dijadikan patokan sebagai perbandingan
ketahap siklus I dan siklus II serta jika hasilnya belum memuaskan akan
melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu siklus III. Berdasarkan data yang
didapatkan pada pembelajaran pra siklus ini, guru masih menggunakan
metode ceramah yang mengarah dari guru ke peserta didik, peserta didik
hanya sebagai subyek yang mendengar dan menyimak cerita rakyat dari
guru. Sehingga keaktifan siswa tidak terlihat. Lalu peneliti melihat masih
banyak murid yang memiliki nilai dibawah kkm.
Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan memberikan 5 soal pilihan
ganda dan 1 uraian sebagai evaluasi atau refleksi. Pada pra siklus ini, peneliti
mendapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1.1
Hasil Pra Siklus Keterampilan Menulis Karangan Narasi
pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Cikadueun
31

Tahun Pelajaran 2020/2021

Nilai Jumlah siswa Presentase


<70 21 66%
>70 9 33%
Jumlah 30 100%

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 70

Selanjutnya untuk mengetahui hasil pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pra Siklus Keterampilan Menulis Karangan Narasi

pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Cikadueun

Tahun Pelajaran 2020/2021c

No Nama siswa Nilai Tuntas Tidak tuntas


1 Ahmad Hakiki 60 √
2 Ananda kamila febriyan 55 √
3 Anisa fitriyani 65 √
4 Anisa mulyani 56 √
5 Aten mustabsyir 60 √
6 Bilqis sidhqia 55 √
7 Dilah rahmadilah 50 √
8 Dinda nurafni 70 √
9 Diva cahya ramadhani 55 √
10 Erwin 52 √
11 Ela nurlaela 70 √
12 Fikri surya ramadhan 55 √
13 Farhan abdillah 52 √
14 Ghufron 70 √
15 Indah rahmania 60 √
16 Ira nuryanti 70 √
17 M.fauzi 50 √
18 M.jovan 65 √
19 M.Pratama mahendra 75 √
20 M.azhka mahendra 70 √
21 M.ibnu al bantani 68 √
22 Mila nurlaila 60 √
23 Muna tsara syarifah 60 √
32

24 Nadia agustin 70 √
25 Nindy annisa putri 65 √
26 Reni listiyani 70 √
27 Restu utami 62 √
28 Siti wahyuni 75 √
29 Tia firdaus 60 √
30 Urniah 62 √
Jumlah 1.86 9 21
Nilai rata rata 62

Berdasarkan dari data di atas, untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam


materi menulis karangan narasi kelas 4 perlu dilaksanakan dalam tiga siklus.

Adapun kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia


materi menulis karangan narasi adalah 70, sebagai ukuran ketuntasan individual.
Dengan demikian kompetensi dasar dianggap tuntas secara individual, jika siswa
tersebut memperoleh nilai ≥70. Sedangkan kelas dapat dikatakan tuntas belajarnya jika
80% siswa dinyatakan lulus dari Kriteria Ketuntasan Minimum.

b) Refleksi

Pada kegiatan ini, peneliti bersama guru menganalisis dan merefleksikan


hasil dari pengamatan yang telah dilakukan pada tahap observasi. Adapun hasil yang
diperoleh dari tahap ini, peneliti dan guru setuju untuk mencoba menggunakan media
gambar poster untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Data Hasil Penelitian Siklus I


a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Soal tes formatif berbentuk pilihan ganda dan uraian

3) Alat-alat pengajaran yang dibutuhkan

4) Lembar soal untuk evaluasi siklus I


33

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus I dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : senin, 11 januari 2021

Waktu : 10.15 – 11.00

 Peneliti mengucapkan salam


 Menanyakan kabar siswa
 Peneliti meminta ketua kelas memimpin do’a bersama
 Peneliti mengabsensi kelas
 Peneliti menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri karangan narasi
 Siswa mencatat pengertian , jenis-jenis, dan ciri-ciri karangan narasi
 Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembelajaran menulis
karangan narasi
 Peneliti meminta siswa agar membentuk kelompok
 Peneliti menayangkan media gambar poster
 Siswa memperhatikan contoh karangan narasi berdasarkan gambar
poster yang ditayangkan
 Siswa membuat karangan narasi berdasarkan gambar poster yang
diberikan oleh peneliti
 Siswa membacakan hasil karangan narasi berdasarkan gambar poster
yang sudah diberikan
 Peneliti melakukan penilaian atau refleksi terhadap pembelajaran yang
sudah dilaksanakan
 Peneliti melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil dari
pembelajaran
 Peneliti menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan
mengucapkan salam.

c) Hasil Penelitian Siklus I


34

Adapun hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti pada siklus I adalah
sebagai berikut:

No Nama Siswa Nilai Tuntas Tidak


Tuntas
1 Ahmad hakiki 70 √
2 Ananda kamila febriyan 65 √
3 Anisa fitriyani 65 √
4 Anisa mulyani 70 √
5 Aten mustabsyir 70 √
6 Bilqis sidhqia 60 √
7 Dilah rahmadilah 60 √
8 Dinda nurafni 56 √
9 Diva cahya ramadhani 75 √
10 Erwin 70 √
11 Ela nurlaelaa 65 √
12 Fikri surya ramadhan 80 √
13 Farhan abdillah 54 √
14 Ghufron 58 √
15 Indah rahmania 60 √
16 Ira nuryanti 58 √
17 M.fauzi 65 √
18 M.jovan 58 √
19 M. pratama mahendra 80 √
20 M. azhka mahendra 68 √
21 M. ibnu al bantani 60 √
22 Mila nurlaila 67 √
23 Muna tsara syarifah 82 √
24 Nadia agustin 60 √
25 Nindy annisa putri 70 √
26 Reni listiyani 75 √
27 Restu utami 50 √
28 Siti wahyuni 75 √
29 Tia firdaus 75 √
30 Urniah 70 √
Jumlah 1.991 12 18
Rata rata nilai 66

Hasil tes pada siklus I terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut:

1) Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 12 siswa atau 45%, dengan
nilai rata-rata 66
35

2) Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 18 siswa atau 55%.

Dari data tersebut, diketahui bahwa untuk indikator penelitian pertama (rata-
rata kelas) dan kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang
ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus
selanjutnya yakni pada siklus II. Adapun hasil belajar peserta didik pada
pelaksanaan siklus I dapat dilihat dalam Tabel 2.1, berikut:

Tabel 2.1 : Hasil Belajar Siklus I

No Indikator Pra Siklus Siklus I


1 Rata rata nilai 62 66
2 Ketuntasan belajar klasikal 30% 40%

d) Evaluasi dan Refleksi

Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I peneliti telah mendapatkan


hasil pada pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar
poster adalah:

1) Peserta didik masih segan untuk bertanya perihal yang tidak dimengerti

2) Masih banyak peserta didik yang belum mengerti bagaimana caranya


mengarang

3) Hasil belajar, ketuntasan klasikal serta keaktifan peserta didik masih dibawah
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

3. Data Hasil Penelitian Siklus II


a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Soal tes formatif berupa pilihan ganda dan uraian


36

3) Alat-alat pengajaran yang diperlukan

4) Lembar soal untuk evaluasi siklus II

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus I dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 13 januari 2021

Waktu : 10.15 – 11.00

Implementasi tindakan : menanyakan kabar siswa

 Peneliti mengucapkan salam dan


 Peneliti meminta ketua kelas memimpin do’a bersama
 Peneliti mengabsensi kelas
 Peneliti menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri karangan narasi
 Siswa mencatat pengertian , jenis-jenis, dan ciri-ciri karangan narasi
 Siswa menyimak penjelasan peneliti tentang pembelajaran menulis
karangan narasi
 Peneliti menayangkan media gambar poster untuk siswa membuat
karangan narasi
 Siswa memperhatikan contoh karangan narasi berdasarkan gambar
poster yang ditayangkan
 Siswa membuat karangan karangan narasi berdasarkan gambar poster
yang diberikan oleh peneliti
 Siswa membacakan hasil karangan narasi berdasarkan gambar poster
yang sudah diberikan
 Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui (konfirmasi)
 Peneliti menuliskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan
menyimpulkan (konfirmasi)
 Peneliti membimbing siswa untuk membuat rangkuman pembelajaran
37

 Peneliti melakukan penilaian atau refleksi terhadap pembelajaran yang


sudah dilaksanakan
 Peneliti melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil dari
pembelajaran
 Peneliti menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan
mengucapkan salam.
c. Tahap Pengamatan

Adapun data hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai
berikut:

Tidak
N Nama Siswa Nilai Tuntas Tuntas
o
1 Ahmad hakiki 75 √
2 Ananda kamila febriyan 72 √
3 Anisa fitriyani 68 √
4 Anisa mulyani 67 √
5 Aten mustabsyir 70 √
6 Bilkis sidhqia 70 √
7 Dilah rahmadilah 65 √
8 Dinda nurafni 68 √
9 Diva cahya ramadhani 65 √
10 Erwin 65 √
11 Ela nurlaela 67 √
12 Fikri surya ramadhan 65 √
13 Farhan abdillah 75 √
14 Ghufron 70 √
15 Indah rahmania 65 √
16 Ira nuryanti 68 √
17 M. fauzi 70 √
18 M.jovan 78 √
19 M.Pratama mahendra 80 √
20 M. azhka mahendra 78 √
21 M.ibnu al bantani 68 √
22 Mila nurlaila 80 √
23 Muna tsara syarifah 85 √
24 Nadia agustin 80 √
38

25 Nindy annisa putri 70 √


26 Reni listiyani 75 √
27 Restu utami 78 √
28 Siti wahyuni 75 √
29 Tia firdaus 72 √
30 Urniah 78 √
Jumlah 2.162 19 11
Rata – rata nilai 72

Hasil tes pada siklus II terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut:

1) Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 19 siswa atau sama


dengan 67%
2) Siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 11 orang atau sama
dengan 35%

Hasil belajar peserta didik pada siklus II yang diperoleh mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
evaluasi pada siklus II (terlampir). Tetapi nilai yang diperoleh dari siklus II belum
memuaskan dan masih di bawah ketentuan yang ditentukan oleh peneliti, maka peneliti
memutuskan untuk melanjutkan ke tahap siklus selanjutnya yakni siklus III.

Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar dapat dilihat pada
Tabel 3.1

Tabel 3.1 : Hasil Belajar Siklus II

No Indikator Pra Siklus Siklus I Siklus II


1 Rata – rata nilai 62 66 72
2 Ketuntasan belajar klasikal 30% 40% 67%

d. Refleksi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini, nilai rata - ratanya
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) tetapi ketuntasan belajar klasikal
masih belum tuntas dikarenakan dalam kelas belum terdapat 80% siswa yang telah
tuntas belajarnya. Dari data-data yang telah diperoleh disebutkan bahwa:
39

1) Sebagian siswa sudah mulai bertanya perihal yang tidak diketahuinya, tetapi
masih banyak siswa yang diam dan malu untuk bertanya
2) Sebagian siswa sudah bisa membuat karangan narasi, tetapi ada sebagian
siswa juga masih ada yang belum bisa membuat karangan narasi.

4. Data Hasil Penelitian Siklus III


a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Soal tes formatif berupa pilihan ganda dan uraian

3) Alat-alat pengajaran yang diperlukan

4) Lembar soal untuk evaluasi siklus III

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus I dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : selasa, 19 januari 2021

Waktu : 10.15 – 11.00

Implementasi tindakan : menanyakan kabar siswa

 Peneliti mengucapkan salam


 Peneliti meminta ketua kelas memimpin do’a bersama
 Peneliti mengabsensi kelas
 Peneliti menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri karangan narasi
 Siswa mencatat pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri karangan narasi
 Siswa menyimak penjelasan peneliti tentang pembelajaran menulis
karangan narasi
 Peneliti menayangkan media gambar poster untuk siswa membuat
karangan narasi
40

 Siswa memperhatikan contoh karangan narasi berdasarkan gambar


poster yang di tayangkan
 Siswa membuat karangan narasi berdasarkan gambar poster yang
ditayangkan oleh peneliti
 Siswa membacakan hasil karangan yang telah dibuat berdasarkan
gambar poster yang sudah ditayangkan
 Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui (konfirmasi)
 Peneliti menuliskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan
menyimpulkan (konfirmasi)
 Peneliti membimbing siswa untuk membuat rangkuman pembelajaran
 Peneliti melakukan penilaian atau refleksi terhadap pembelajaran yang
sudah dilaksanakan
 Peneliti melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil dari
pembelajaran
 Peneliti menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan
mengucapkan salam.
c. Tahap Pengamatan

Adapun data hasil penelitian yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai
berikut:

No Nama Siswa Nilai Tuntas Tidak


Tuntas
1 Ahmad hakiki 80 √
2 Ananda kamila febriyan 80 √
3 Anisa fitriyani 85 √
4 Anisa mulyani 68 √
5 Aten mustabsyir 83 √
6 Bilkis sidhqia 88 √
7 Dilah rahmadilah 65 √
8 Dinda nurafni 90 √
9 Diva cahya ramadhani 80 √
10 Erwin 85 √
11 Ela nurlaela 88 √
41

12 Fikri surya ramadhan 87 √


13 Farhan abdillah 82 √
14 Ghufron 68 √
15 Indah rahmania 90 √
16 Ira nuryanti 78 √
17 M.fauzi 75 √
18 M.jovan 80 √
19 M.pratama mahendra 85 √
20 M.azhka mahendra 88 √
21 M.ibnu al bantani 68 √
22 Mila nurlaila 90 √
23 Muna tsara syarifah 78 √
24 Nadia agustin 80 √
25 Nindy annisa putri 75 √
26 Reni listiyani 80 √
27 Restu utami 88 √
28 Siti wahyuni 82 √
29 Tia firdaus 85 √
30 Urniah 85 √
Jumlah 2.436 26 4
Rata – rata nilai 81

Hasil tes pada siklus III terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut:

1) Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 26 siswa atau sama


dengan 92%
2) Siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 4 orang atau sama
dengan 8%

Hasil belajar peserta didik pada siklus III yang diperoleh mengalami peningkatan
sangat pesat dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I atau siklus II. Pada siklus
ini, peserta didik sudah mencapai ketentuan berhasil dari peneliti, hal ini dapat dilihat
dari hasil nilai evaluasi pada siklus III (terlampir). Maka peneliti memutuskan untuk tidak
melanjutkan ke tahap siklus selanjutnya.

Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus III, hasil belajar dapat dilihat pada
Tabel 4.1

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Siklus III


42

No Indikator Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Rata rata nilai 62 66 72 81


2 Ketuntasan Belajar 30% 40% 67% 92%
Klasikal

d. Evaluasi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III ini sudah dalam kategori
baik. Dari data-data yang telah diperoleh disebutkan bahwa:

1) Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa seluruh siswa


sudah aktif dan semangat selama proses belajar berlangsung,
2) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga hasilnya menjadi lebih baik serta hasil belajar siswa
pada siklus III sudah tuntas. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak
tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah
menyempurnakan kekurangan yang ada dan mempertahankan apa yang
telah dicapai sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan
maksimal.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pra Siklus

Pada pembelajaran pra siklus, guru masih menggunakan metode ceramah.


Sebelum diadakan tindakan, peneliti memberi soal pre test pada peserta didik dari
pembelajan sebelumnya. Berdasarkan evaluasi didapatkan nilai rata-rata siswa 62
dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 30%. Artinya pembelajaran pada pra siklus
dapat dikatakan belum tuntas, karena batas ketuntasan belajar siswa sebesar 80%.
Maka dari itu perlu diadakannya tindakan pembelajaran pada siklus I dengan
menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik, dan peneliti memutuskan
untuk menggunakan media gambar poster.

2. Siklus I
43

Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh mengalami peningkatan
nilai dari nilai pra siklus. Akan tetapi pelaksanaan siklus I belum menunjukkan
adanya hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik kelas IV pada siklus I sebesar 66 dengan ketuntasan belajar klasikal 40% yakni
masih dibawah KKM. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dianggap belum
memuaskan dikarenakan beberapa faktor antara lain :

a) Peserta didik belum bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan
pembelajaran menulis karangan narasi

b) Suasana kelas terlihat masih kacau.

c) Peserta didik masih malu untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya


saat berdiskusi.

d) Peserta didik masih banyak yang pasif dalam berdiskusi. Dari hasil yang
belum memuaskan diatas maka dilakukan siklus II.

3. Siklus II

Pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dibandingkan


dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada
siklus II yaitu nilai rata-rata kelas sebesar 72 dengan ketuntasan belajar klasikal
67%, tetapi semua itu masih belum sesuai dengan ketentuan batas ketuntasan
belajar siswa yang sebesar 80%. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk
melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu siklus III. Beberapa faktor yang dianggap
masih belum bisa meningkatan hasil belajar siswa, antara lain:

a. Hanya sebagian peserta didik yang dapat fokus dalam kegiatan pembelajaran
menulis karangan narasi
b. Suasana kelas masih terlihat berisik karena sebagian siswa ada yang
mengobrol.
c. Banyak peserta didik yang masih malu untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapatnya saat berdiskusi.
44

d. Peserta didik masih banyak yang pasif dalam berdiskusi. Dari hasil yang
belum memuaskan diatas maka dilakukan tahap selanjutnya, yakni siklus III.

4. Siklus III

Pada siklus III hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sangat pesat
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I atau siklus II, dan pada siklus III ini nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) serta ketuntasan belajar klasikal sudah melebihi
ketentuan dari peneliti. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus III yaitu
nilai rata-rata kelas sebesar 81 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 92%, maka
peneliti memutuskan untuk berhenti sampai tahap ini dan tidak melanjutkan ke tahap
siklus selanjutnya.

Keberhasilan indikator tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Peserta didik sudah bisa menyesuaikan diri dan memperhatikan kegiatan


pembelajaran menulis karangan narasi yang sedang berlangsung.
b. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dibandingkan dengan siklus I atau
siklus II.
c. Beberapa peserta didik sudah mulai percaya diri dan tidak takut untuk
mempresentasikan hasil diskusi bersama peneliti.
d. Peserta didik sudah mulai aktif dalam berdiskusi dan tidak lagi bergantung
jawaban dari temannya yang lain.
45

DAFTAR PUSTAKA

Darussuprapti, Fajarsih Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek


Menggunakan Media Pop Up Untuk Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Sidokarto
Godean Sleman Yogyakarta, Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.

Waryanto, Nur Hadi, Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran
“Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNHY”.

Susanto, Ahmad, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta, Cet .2 Pt
Fajar Interpratama Mandiri 2014.

Samsuharni, Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam


Pembelajaran Menulis, Jurnal Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.

Arsyad, Azhar, Media Pendidikan, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2007.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Cet. 19, Rajawali Press, 2016.
46

Fitriyana, Dewi Ika. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media
Berita dengan Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas X-3 SMA N 1 Rembang
Purbalingga”. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Wibowo, Puji Setyo. 2013. “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan


Kehidupan Diri Sendiri Menggunakan Metode Writing in the Here and Now dengan
Media Audiovisual pada Siswa Kelas X Sunan Ampel SMA Walisongo Pecangaan”.
Skripsi. Semarang: Unnes.

Anda mungkin juga menyukai