BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Agar siswa mampu menguasai,
memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa, seperti
membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pembelajaran bahasa Indonesia
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi.
Komunikasi tersebut tentunya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya sastra Indonesia. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu
belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Cara tersebut akan lebih baik jika
diajarkan sejak dini dan berkesinambungan.
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah poses
mengajarkan ilmu bahasa Indonesia. Ilmu Bahasa Indonesia berarti mempelajari
semua hal yang terkandung dalam pencapaian tujuan bahasa Indonesia. Tujuan
utama dari pengajaran bahasa Indonesia sendiri yaitu siswa mampu
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Secara lisan berarti mencakup aspek berbicara dan membaca, sedangkan
secara tulis berarti aspek menulis siswa.
Ada empat keterampilan dalam berbahasa yaitu
menyimak,berbicara,membaca,dan menulis. Membaca dan menyimak
merupakan keterampilan yang bersfat reseptif,sedangkan berbicara dan menulis
merupakan keterampilan yang produktif (sri, 2011:1). Menulis merupakan proses
perubahan bentuk pikiran atau angan-angan,perasaan dan sebagainya,menjadi
wujud lambang,tanda atau tulisan yang bermakna (Dalman, 2015:7).
Semua keterampilan dalam bahasa Indonesia sangat penting untuk
dikuasai, tetapi menulis memang harus diakui sebagai sebuah aktivitas yang
sangat berbeda bila dibandingkan dengan berbicara, membaca dan menyimak.
Menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya,
melainkan harus melalui proses pembelajaran sehingga memang diperlukan
sebuah proses panjang untuk menumbuh kembangkan tradisi menulis. Siswa
sekolah dasar diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan
menulis sebagai bekal ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Dengan kata lain,
pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar berfungsi sebagai landasan
untuk latihan keterampilan menulis di jenjang sekolah selanjutnya.
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:
C. Pembatasan masalah
Karena banyaknya permasalahan yang terjadi maka peneliti perlu membatasi
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar
3
pembahasan tidak terlalu meluas sehingga hasil yang diperoleh akan lebih
maksimal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di
atas maka permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini
adalah “Apakah menggunakan metode gambar poster dapat meningkatan
kemampuan mengarang siswa pada siswa kelas IV SD Negeri cikadeun tahun
2020”.
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan
penelitian yang diajukan peneliti adalah untuk mengetahui bahwa pendekatan
menggunakan gambar poster dapat meningkatkan tujuan mengarang siswa pada
mata pelajaran bahasa Indonesia sdn cikadueun pandeglang.
F. Manfaat
Manfaat ini Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan masukan kegiatan pembelajaran dikelas
khususnya kemampuan mengarang peserta didik melalui penerapan media
pembelajaran gambar poster.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
penelitian ini Memberi masukan pada guru dalam usaha meningkatkan
mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi siswa
Dengan menggunakan gambar poster diharapkan dapat memudahkan
siswa dalam menulis karangan narasi sehingga membuat pembelajaran
bahasa Indonesia menjadi lebih menarik,menyenangkan dan terasa
mudah.
c. Bagi sekolah
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian teori
1. Pengertian menulis
Menurut KBBI (2014:247) menulis mempunyai arti: (1) membuat huruf (angka,
dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); (2) melahirkan
pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; (3)
menggambar, melukis; dan (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat,
berkirim surat.
Tarigan (dalam Aris Soimin 2014:247), berpendapat bahwa menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus
terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini
tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur.
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi)secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur,yaitu:
penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media dan pembicara
(Dalman 2015:3).
Menurut suhendra (2015:5) keterampilan menulis adalah keterammpilan
seseorang untuk menuangkan ide dalam sebuah tulisan.
Menurut Susanto (2016:247) Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu Lado.
6
2. tujuan menulis
Tujuan menulis ialah isi tulisan yang berupa informasi, respon atau jawaban
yang diharapkan oleh penulis akan sampai kepada pembacanya. Berdasarkan hal
itu hal tersebut, menurut Susanto (2013:253) dapat dikatakan bahwa tujuan menulis
ada empat macam, antara lain :
1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan, menginformasikan atau
keterangan kepada para pembacanya (wacana informatif)
2. Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan atau mendesak para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan (wacana persuasif);
3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan yang mengandung
tujuan estetik (wacana kesastraan);
4. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api
(wacana ekspresif).
3. Manfaat menulis
Menulis sebagai salah satu media komunikasi memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh
dari kegiatan menulis. Menurut Akhadiah, dkk. (Ahmad Susanto, 2013: 255-256),
menulis mempunyai manfaat sebagai berikut.
a. Menulis membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi dalam diri,
serta mengetahui sejauh mana pengetahuan kita tentang suatu topik.
7
4. Tahapan menulis
Tompkins (2010: 52) menyebutkan tahapan-tahapan dalam menulis, sebagai
berikut.
a. Tahapan Prapenulisan
1) memilih topik,
2) menetukan tujuan menulis
8
B. Karangan Narasi
1. Pengertian karangan narasi
Menurut Dalman (2015:106) menyebutkan bahwa karangan narasi adalah
karangan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak-
tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke
waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang
disusun secara sistematis. Berdasarkan pengertian karangan narasi menurut
Dalman, karangan narasi bertujuan untuk menyampaikan gagasan dalam urutan
waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca
serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama.
Menurut Dadan Suwarna (2012: 4), narasi adalah rangkaian paragraf yang
berupa kisah tentang seseorang atau kisah tentang sesuatu. Karangan narasi
mengisahkan kebahagiaan dan penderitaan hidup seseorang dengan teknik
penyampaian menggunakan suasana hati/ emosi yang dialami oleh siapapun.
Menurut keraf (2010:136), narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang
telah terjadi.bentuk karangan ini berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa yang seolah-olah pembaca dapat melihat dan dapat mengalami peristiwa
itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian narasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
narasi adalah karangan yang menggambarkan kronologi peristiwa dalam rangkaian
waktu tertentu. Melalui karangan ini, pembaca dibuat seolah-olah dapat merasakan
peristiwa demi peristiwa yang terjadi.
1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah
pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utama jenis
narasi ini berupa perluasan pengetahuan para pembaca setelah selesai membaca
kisah tersebut. Narasi ini berusaha menyampaikan informasi suatu peristiwa yang
berlangsung. Persoalan yang diangkat dalam narasi ekspositoris pun merupakan
tahap-tahap kejadian dan rangkaian-rangkaian perbuatan yang disajikan kepada
para pembaca. Peristiwa ini disajikan secara runtut dimaksudkan agar informasi
dalam narasi mampu memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca.
Narasi ekspositoris dapat bersifat generalisasi dan dapat bersifat khas atau
khusus. Narasi ekspositoris bersifat generalisasi apabila narasi tersebut berusaha
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan
dapat dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya, wacana yang menceritakan
bagaimana seseorang membuat roti. Sementara itu, narasi ekspositoris bersifat
khusus apabila berusaha mengisahkan suatu kejadian yang khas, dan hanya terjadi
satu kali. Kejadian yang dikisahkan ini hanya terjadi pada suatu waktu tertentu.
Wacana ini dapat berupa pengalaman seseorang pertama kali mengarungi
samudra.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk memberi makna atau
peristiwa sebagai suatu pengalaman, bukan untuk memperluas pengetahuan
informasi seseorang. Narasi jenis ini selalu melibatkan imajinasi pembaca karena
sasaran utamanya adalah makna peristiwa. Penyajian kisah dalam narasi sugestif
dibuat dengan rangkaian-rangkaian sedemikian rupa sehingga merangsang
imajinasi pembaca. Pembaca dapat menarik suatu makna yang secara jelas setelah
selesai membaca narasi ini.
Untuk lebih jelasnya, maka 23 dalam tabel 2 di bawah ini akan dijelaskan
perbedaan dari kedua karangan narasi tersebut.
11
Tabel 2. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif (Gorys Keraf, 2010:
138-139)
c. ada konfiks. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan
menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan
kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh (Atar
Semi, 2003: 31) sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak
menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar
Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan
kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya,
Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
1. Poster Niaga
Poster yang berisi penawaran sebuah produk atau jasa yang dibuat oleh
perorangan, perseron terbatas (PT), serta lembaga atau instasi. Misalnya: poster
rokok, poster sabun, poster sepatu, dan sebagainya.
Contoh kalimat poster:
a. Gudang Garam Merah, Pria Punya Selera!
14
Menurut Musfiqon (2012: 116)poster yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
4. Diksi atau pilihan kata tepat atau sesuai, sehingga tidak membinggungkan
pembaca
D. KERANGKA BERFIKIR
Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dipakai oleh siswa
dalam pengajaran sesuai dengan kurikulum yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Dalam hal ini siswa sebagai subjek penelitian dituntut untuk menulis karangan
narasi secara bertahap. Menulis karangan narasi ini diawali ide / gagasan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan karangan narasi yaitu pengembangan (ide).
Rangkaian cerita menurut waktu kesesuaian dan kejelasan isi.
Pada dasarnya menulis karangan narasi mempunyai tujuan supaya siswa
memiliki kemampuan, pengalaman. Dan memanfaatkan keterampilan menulis dalam
berbagai keperluan. Keterampilan menulis karangan narasi bukanlah hal yang mudah.
Pada dasarnya siswa SD mengalami kesulitan menuangkan ide kedalam bentuk
tulisan.
Faktor lain berpengaruh pada kualitas hasil belajar siswa, baik dari segi nilai
prilaku adalah strategi yang digunakan guru dalam mengajar. Selama ini, guru belum
menggunakan media yang dapat memancing keluarnya ide siswa dan dapat
meningkatkan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran.
16
F. HIPOTESIS DATA
Berdasarkan rumusan, pemecahan masalah dan kajian pustaka yang telah
diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut jika
media gambar poster diterapkan, maka keterampilan siswa kelas IV SD Negeri
cikadueun dalam keterampilan menu lis karangan narasi akan meningkat.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam proposal ini digunakan penelitian kualitatif dengan metode Penelitian
Tindak Kelas yang ditujukan bagi siswa kelas IV SDN Cikadueun Kecamatan
Cipeucang kabupaten pandeglang . Model yang digunakan dalam penelitian tindak
kelas ini adalah model milik John Elliot (dalam Fita Nur Arifah 2017:26).
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahapan perencanaan, peneliti telah mengidentifikasi masalah, lalu
menyiapkan segala perencanaan dan persiapan sebelum melaksanakan penelitian.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan seperti perijinan pada pihak
sekolah, kajian standard kompetensi dan kompetensi dasar, silabus, RPP, media
pembelajaran, setting kelas, dan instrument pendukung.
18
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah perlakuan yang diberikan kepada kelas
dengan menggunakan metode yang telah direncanakan. Dalam tahap ini peneliti
dibantu oleh guru pamong untuk menilai perlakuan yang diberikan kepada kelas.
3. Pengamatan Tindakan
Observasi atau pengamatan terhadap kegiatan yang ada di dalam kelas
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini berlangsung
bersamaan dengan tindakan.
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Kegiatan refleksi bertujuan untuk meningkatkan peneliti dalam mengajar
dinilai dari daftar non tes, yaitu dilakukan oleh guru pamong. Bahan refleksi
digunakan sebagai alat pemecah masalah yang lain isinya deskripsi, evaluasi dan
rencana kedepan. Setiap pertemuan wajib menghadirkan refleksi.
2. Lokasi Penelitian
19
2. Tes
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan foto–foto, video, arsip hasil tes tertulis
ataupun lembar observasi.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono,(2015:335) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkanke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
21
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam
penelitian ini, data penelitian dianalisis sejak dari tahap orientasi sampai pada tahap
berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan permasalahan tujuan
penelitian Wiraatmadja (dalam Saurifqi Diantama, 2018:170).
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data secara kuantitatif dilakukan pada data hasil tes yang berupa angka
atau numerik, sedangkan analisis data secara kualitatif dilakukan pada data hasil
nontes yakni hasil dari pengamatan (observasi), dan dokumentasi.
Analisis data yang berupa angka atau hasil dari tes diperoleh dengan dua
cara mencari yaitu nilai siswa dan nilai rata-rata (mean). Nilai siswa diperoleh dari
jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikalikan seratus
atau dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎 𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Rata-rata (mean) diambil dari seluruh data nilai siswa. Rumus yang dapat
digunakan untuk mencari rata-rata (mean) dengan cara yang sederhana
disampaikan oleh Nana Sudjana (dalam Salimah,2014). Menurutnya, rata-rata atau
mean dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan
banyaknya subjek, atau lebih sederhana dapat dicari menggunakan rumus sebagai
berikut.
Keterangan :
= Rata-rata (mean)
22
N = Banyaknya siswa
Jadi, penerapan rumus tersebut dalam penelitian ini guna mencari nilai siswa
dan nilai rata-rata (mean) yaitu dengan cara jumlah seluruh nilai siswa dibagi
dengan jumlah seluruh siswa.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎 𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Data yang didapat dari hasil dokumentasi yakni yang berupa foto-foto
dianalisis sesuai dengan fakta yang ada, kemudian dideskripsikan menjadi
beberapa kalimat.
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda.
1. Alur Penelitian
Identifikasi Masalah
Tindakan:
Memeriksa Lapangan
1.Guru melakukan presensi
2.Guru menyebutkan tujuan pembelajaran
3.Guru mengkondisikan kelas dan memberikan apersepsi kepada
siswa berupa tanya jawab tentang karangan narasi
Perencanaan 4.Guru menampilkan contoh karangan narasi kemudian
membacakannya didepan kelas
1. Meminta ijin 5.Guru menjelaskan tentang langkah” menulis karangan narasi.
penelitian 6.Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum
2. Melakukan kajian dipahami siswa.
terhadap kompetensi
7.Guru mengadakan tes formatif berupa menulis karangan narasi
dasar yang akan
8. guru menyuruh siswa melakukan pengamatan langsung dengan
diajarkan
menggunakan media gambar poster yang telah diberikan oleh
3. Menganalisis silabus
untuk membuat RPP peneliti kepada siswa.
4. Mendesain metode 9.Guru melakukan penilaian terhadap hasil penulisan karangan narasi
belajar. siswa
5. Setting kelas 10.Guru menyimpulkan materi pelajaran.
6. Menyiapkan 11.Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai
instrumen belajar batas ketuntasan belajar.
Observasi/Pengamatan
Pengamatan difokuskan
pada aktifitas siswa.
Aktifitas siswa yang diamati
meliputi : Diskusi kegagalan dan
pengaruhnya/refleksi
1.Kesiapan siswa dalam
pembelajaran Pelaksanaan Tindakan Selanjutnya
(Seperti tindakan pada siklus ke-1
2.Keantusiasan siswa untuk tetapi pada siklus 2 diadakan
mengikuti kegiatan pembelajaran berkelompok)
pembelajaran
Rencana baru
F. Rencana Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan dalam PTK ini adalah :
1. Meminta izin kepada kepala sekolah SDN Cikadueun untuk
melaksanakan penelitian tindak kelas pada kelas IV.
2. Peneliti melakukan kajian terhadap standard isi yang meliputi standard
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan ke peserta didik.
3. Menganalisis silabus untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan mengembangkannya melalui indikator–indikator hasil belajar.
4. Menyiapkan alat bantu, media pembelajaran yang menunjang KD dalam
rangka implementasi PTK.
5. Mendesain metode pembelajaran.
6. Menyeting kelas agar kelas menjadi kondusif.
7. Menyiapkan instrumen hasil belajar baik yang non tes dan instrumen tes.
b. Tindakan
25
d. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pantauan melalui instrumen non tes dan
mengadakan refleksi yang berguna untuk mengingatkan peneliti dalam
melakukan pengajaran. Catatan refleksi harus bersifat evaluated/dapat
dievaluasi dan rencana ke depan agar dapat memecahkan masalah.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat
Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan SK dan KD.
b. Tindakan
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat
Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan SK dan KD.
b. Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar poster dalam proses
pembelajaran. Tindakan ini terdiri dari tiga tahap yaitu, pendahuluan, inti dan
penutup. Langkah-langkah pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan pendekatan media gambar poster yaitu:
e. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi lagi terhadap hasil siklus kedua untuk
mengetahui tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Apabila dalam siklus kedua ini belum menemukan
hasil yang baik maka dilanjutkan pada siklus ketiga dengan harapan peserta
didik telah mencapai KKM yang ditentukan.
Penelitian akan dihentikan apabila :
30
BAB IV
Tabel 1.1
Hasil Pra Siklus Keterampilan Menulis Karangan Narasi
pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Cikadueun
31
Selanjutnya untuk mengetahui hasil pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
24 Nadia agustin 70 √
25 Nindy annisa putri 65 √
26 Reni listiyani 70 √
27 Restu utami 62 √
28 Siti wahyuni 75 √
29 Tia firdaus 60 √
30 Urniah 62 √
Jumlah 1.86 9 21
Nilai rata rata 62
b) Refleksi
Adapun hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Hasil tes pada siklus I terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut:
1) Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 12 siswa atau 45%, dengan
nilai rata-rata 66
35
Dari data tersebut, diketahui bahwa untuk indikator penelitian pertama (rata-
rata kelas) dan kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang
ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus
selanjutnya yakni pada siklus II. Adapun hasil belajar peserta didik pada
pelaksanaan siklus I dapat dilihat dalam Tabel 2.1, berikut:
1) Peserta didik masih segan untuk bertanya perihal yang tidak dimengerti
3) Hasil belajar, ketuntasan klasikal serta keaktifan peserta didik masih dibawah
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
Adapun data hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Tidak
N Nama Siswa Nilai Tuntas Tuntas
o
1 Ahmad hakiki 75 √
2 Ananda kamila febriyan 72 √
3 Anisa fitriyani 68 √
4 Anisa mulyani 67 √
5 Aten mustabsyir 70 √
6 Bilkis sidhqia 70 √
7 Dilah rahmadilah 65 √
8 Dinda nurafni 68 √
9 Diva cahya ramadhani 65 √
10 Erwin 65 √
11 Ela nurlaela 67 √
12 Fikri surya ramadhan 65 √
13 Farhan abdillah 75 √
14 Ghufron 70 √
15 Indah rahmania 65 √
16 Ira nuryanti 68 √
17 M. fauzi 70 √
18 M.jovan 78 √
19 M.Pratama mahendra 80 √
20 M. azhka mahendra 78 √
21 M.ibnu al bantani 68 √
22 Mila nurlaila 80 √
23 Muna tsara syarifah 85 √
24 Nadia agustin 80 √
38
Hasil tes pada siklus II terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut:
Hasil belajar peserta didik pada siklus II yang diperoleh mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
evaluasi pada siklus II (terlampir). Tetapi nilai yang diperoleh dari siklus II belum
memuaskan dan masih di bawah ketentuan yang ditentukan oleh peneliti, maka peneliti
memutuskan untuk melanjutkan ke tahap siklus selanjutnya yakni siklus III.
Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar dapat dilihat pada
Tabel 3.1
d. Refleksi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini, nilai rata - ratanya
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) tetapi ketuntasan belajar klasikal
masih belum tuntas dikarenakan dalam kelas belum terdapat 80% siswa yang telah
tuntas belajarnya. Dari data-data yang telah diperoleh disebutkan bahwa:
39
1) Sebagian siswa sudah mulai bertanya perihal yang tidak diketahuinya, tetapi
masih banyak siswa yang diam dan malu untuk bertanya
2) Sebagian siswa sudah bisa membuat karangan narasi, tetapi ada sebagian
siswa juga masih ada yang belum bisa membuat karangan narasi.
Adapun data hasil penelitian yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai
berikut:
Hasil tes pada siklus III terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut:
Hasil belajar peserta didik pada siklus III yang diperoleh mengalami peningkatan
sangat pesat dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I atau siklus II. Pada siklus
ini, peserta didik sudah mencapai ketentuan berhasil dari peneliti, hal ini dapat dilihat
dari hasil nilai evaluasi pada siklus III (terlampir). Maka peneliti memutuskan untuk tidak
melanjutkan ke tahap siklus selanjutnya.
Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus III, hasil belajar dapat dilihat pada
Tabel 4.1
d. Evaluasi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III ini sudah dalam kategori
baik. Dari data-data yang telah diperoleh disebutkan bahwa:
2. Siklus I
43
Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh mengalami peningkatan
nilai dari nilai pra siklus. Akan tetapi pelaksanaan siklus I belum menunjukkan
adanya hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik kelas IV pada siklus I sebesar 66 dengan ketuntasan belajar klasikal 40% yakni
masih dibawah KKM. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dianggap belum
memuaskan dikarenakan beberapa faktor antara lain :
a) Peserta didik belum bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan
pembelajaran menulis karangan narasi
d) Peserta didik masih banyak yang pasif dalam berdiskusi. Dari hasil yang
belum memuaskan diatas maka dilakukan siklus II.
3. Siklus II
a. Hanya sebagian peserta didik yang dapat fokus dalam kegiatan pembelajaran
menulis karangan narasi
b. Suasana kelas masih terlihat berisik karena sebagian siswa ada yang
mengobrol.
c. Banyak peserta didik yang masih malu untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapatnya saat berdiskusi.
44
d. Peserta didik masih banyak yang pasif dalam berdiskusi. Dari hasil yang
belum memuaskan diatas maka dilakukan tahap selanjutnya, yakni siklus III.
4. Siklus III
Pada siklus III hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sangat pesat
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I atau siklus II, dan pada siklus III ini nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) serta ketuntasan belajar klasikal sudah melebihi
ketentuan dari peneliti. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus III yaitu
nilai rata-rata kelas sebesar 81 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 92%, maka
peneliti memutuskan untuk berhenti sampai tahap ini dan tidak melanjutkan ke tahap
siklus selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Waryanto, Nur Hadi, Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran
“Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNHY”.
Susanto, Ahmad, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta, Cet .2 Pt
Fajar Interpratama Mandiri 2014.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Cet. 19, Rajawali Press, 2016.
46
Fitriyana, Dewi Ika. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media
Berita dengan Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas X-3 SMA N 1 Rembang
Purbalingga”. Skripsi. Yogyakarta: UNY.