Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS


KARANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
SERI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III
SDN MOJO KECAMATAN KALITIDU BOJONEGORO

Oleh :
ANITA KUSUMAWATI
NIM 858641564

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UPBJ-UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2019

1
ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS III SDN MOJO KECAMATAN KALITIDU
KABUPATEN BOJONEGORO

ANITA KUSUMAWATI
NIM. 858 649 564

Pembelajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting


bagi pendidikan di Indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata
pelajaran yang mendapat pembagian waktu yang banyak. Pembelajaran Bahasa
Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang membawa seangkaian keterampilan.
Keterampilan tersebut meliputi empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, membaca,
menyimak, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, salah satunya adalah
keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang menghasilkan
tulisan. Salah satu kemampuan menulis adalah mengarang. Mengarang merupakan
kegiatan menulis yang produktif artinya dalam mengarang seseoarng menjadi subyek
aktif, dalam pengelolaan dan penggunaan Bahasa nilai dari pemilihan kata, penyusunan
kata menjadi kalimat bermakna, penggunaan tanda baca sampai mengorganisasikan
tulisan. Supaya siswa terampil dalam menulis karangan, maka peneliti mengadakan
penelitian tindakan kelas. Perbaikan ini dilakukan peneliti di kelas III SDN Mojo
Kecamatan kalitidu Bojonegoro. Dalam perbaikan ini, peneliti melaksanakan perbaikan
2 siklus yaitu siklus I tanggal 24 Oktober 2019 dan siklus II pada tanggal 31 Oktober
2019. Perbaikan ini didasarkan pada tujuan, yaitu untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas III SD SDN Mojo Kecamatan Kalitidu Bojonegoro. Pada siklus 1 mendapat
nilai rata-rata 71 dengan presentase 76% sedangkan pada siklus II mengalami
peningkatan nilai rata-rata 79 dengan presentase 94%. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan.

Kata Kunci : Menulis karangan, media gambar seri

2
xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelajaran bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting bagi.
Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah mendapat pembagian waktu pembelajaran
yang banyak. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang
membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya
dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang
berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan tersebut
meliputi empat aspek dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan
berbicara, membaca, menyimak, dan menulis.
Dari keempat keterampilan di atas menulis merupakan keterampilan yang
paling kompleks. Proses menulis melibatkan berbagai pengetahuan dan
pengalaman serta keterampilan mengolah ide dan menalarnya agar apa yang
disampaikan penulis dapat tersampaikan kepada pembaca sesuai maksud
penulisnya,sehingga menjadi tulisan yang baik. Rahmanto (2007:111)
menjelaskan bahwa penulisan yang baik menurut suatu penyajian pokok persoalan
yang jelas, pengungkapan ide secara teratur, dan pokok persoalan yang dibahas
sesuai dengan minat dan pengalaman. Salah satu kemampuan menulis adalah
mengarang, melalui mengarang akan diketahui kecermatan siswa dalm
penyusunan kalimat secara logis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya siswa kelas III
SDN Mojo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro pada aspek menulis
karangan masih sangat kurang karena kemampuan kelas tiga belum terampil
dalam menulis karangan tanpa menggunakan media gambar. Hal ini terlihat pada
pembelajaran mengarang pada siswa kelas tiga dapat diperoleh nilai rata-rata 60
atau mencapai 55% siswa yang tuntas belajar dan mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang sudah disepakati oleh sekolahan tersebut.

1
Kekurangmampuan siswa dalam menulis karangan dipengaruhi oleh beberapa
factor antara lain: 1) minat belajar siswa masih kurang, 2) guru masih kurang
dalam mengembangkan metode, 3) guru tidak menggunakan media gambar. Oleh
karena itu, mengakibatkan kemampuan mengarang siswa di kelas tiga masih
kurang .
Salah satu cara yang digunakan guru untuk mencapai karangan yang baik
adalah menggunakan media yang tepat. Dengan media, diharapkan siswa yang
mengalami kesulitan mengarang akan teratasi dan akan meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengarang, sehingga tujuan yang diinginkan dapat
tercapai secara optimal.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Menggunakan Media Gambar Seri Kelas III SDN Mojo Kecamatan Kalitidu
Bojonegoro”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan penggunaan gambar seri pada siswa kelas III
SDN Mojo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro?
2. Bagaimana nilai menulis karangan siswa kelas III SDN Mojo setelah
penggunaan media gambar seri?
3. Apakah ada dampak dari hasil penggunaan media gambar seri pada
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN Mojo dalam
menyusun karangan?

2
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan penerapan penggunaan media gambar seri dalam
penulisan karangan
2. Mendeskripsikan kemampuan siswa menulis karangan dengan
menggunakan media gambar seri
3. Mendeskripsikan dampak penggunaan media gambar seri pada pelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN Mojo dalam menyusun
karangan

D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahann untuk membekali diri dikemudian hari supaya menjadi
guru yang profesional
2. Bagi siswa
Siswa dapat menulis karangan dan memperoleh hasil yang maksimal
3. Bagi sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas
menulis karangan pada pelajaran Bahasa Indonesia

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Menulis dan Mengarang


1. Pengertian Menulis
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan suatu kegiatan
yang kompleks. Kekompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis
menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam formula
ragam Bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Dibalik kerumitannya,
menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan
social seseorang, (Graves, 2007:119) mengemukakan bahwa, 1). Menulis dapat
mengembangkan kecerdasan untuk mengharmonisasikan berbagai aspek,
seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwsan pengungkapan kemampuan
mengendalikan level berpikir dari tingkat meningkat sampai evaluasi. 2). Menulis
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas. 3). Menulis menumbuhkan
keberanian, maksudnya ketika menulis harus berani menampilkan pribadinya,
pemikiran kemauan dan menawarkan kepada public. 4). Menulis mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
2. Hubungan Menulis dan Mengarang
Dalam kurikulum 2006, ada emapat keterampilan berbahasa yang harus
dikembangkan . Salah satu dari empat keterampilan itu adalah keterampilan
menulis. (Zuchli, 1996:62) mengemukakan bahwa keterampilan menulis
merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif,
artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan yaitu
menghasilkan tulisan.
Salah satu kemampuan menulis adalah mengarang. Mengarang merupakan
kegiatan menulis yang produktif. Artinya dalam mengarang seseorang menjadi
subjek aktif, dalam pengelolaan dan penggunaan bahasa nilai dari pemilihan kata,
penyusunan kata menjadi kalimat bermakna, penggunaan tanda baca sampai
mengorganisasikan tulisan.

4
3. Pengertian Mengarang
Mengarang merupakan keterampilan menulis, mengarang dapat dipahami
keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat
seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang. Menulis narasi yaitu jenis
tulisan atau karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman dan
pengamatan maupun berdasarkan rekaan pengarang.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengarang
Karangan adalah bahasa yang dituliskan, karena itu bahasa dalam karangan
harus jelas. Kejelasan bahasa dalam karangan sangat penting, sehingga mudah
dipahami oleh pembaca. Agar seseorang dapat mengarang, maka diperlukan
kecakapan pemakaian bahasa. Sehubungan dengan ini, kecakapan pemakaian
bahasa ini perlu diberikan kepada siswa. Dengan begitu siswa akan memperoleh
kemampuan mengarang dengan cepat dan cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengarang yaitu:
a. Penentuan Pikiran Utama
Satu ciri utama dari sebuah paragraph yang baik adalah adanya kesesuaian
gagasan. Sebuah paragraph akan menjadi jelas jika mempunyai satu kesatuan,
yaitu semua detail baik yang berupa contoh, alasan, ataupun fakta yang digunakan
harus tidak menyimpang dari pikiran utama. Pikiran utama merupakan
pengendalian suatu paragraf sehingga dengan pikiran utama dimaksudkan isi
karangan tidak menyimpang. Pikiran utama yang paling baik diletakkan pada
kalimat pertama pada tiap paragraf. (Mukhsin, 2005:13).
b. Pemberian paragraf
Agar karangan mudah ditangkap pembaca dan jelas maka perlu disusun suatu
paragraf. Paragraf merupakan suatu satuan pikiran atau perasaan yang tersusun
teratur berupa kalimat-kalimat yang berfungsi sebagai bagian dari suatu kesatuan
yang lebih besar (Mukhsin,2005 :1). Sehingga paragraf tersusun dari beberapa
buah kalimat yang berhubungan dari satu dengan yang lain dan merupakan satu
kesatuan yang utuh untuk maksud menyampaikan suatu maksud.

5
c. Penulisan kalimat
Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah di pahami karena kalimat
tertulis dalam beberapa hal tidak sama dengan kalimat tutur. Kalimat yang jelas
dan terang dalam bahan percakapan, tidak selamanya jelas dan terang jika
dituliskan, sebab lagu bicara yang sangat penting dalam bahasa tidak dapat atau
sukar digambarkan dalam tulisan . kalau kita perhatikan setiap kalimat dalam
karangan pada dasarnya kalimat itu disusun oleh unsur-unsur. Unsur -unsur
kalimat disebut juga bagian-bagian kalimat yang disebut konstituen. Bagian-
bagian kalimat antara lain :
1). Subjek
Subjek kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Jabatan
atau funsi subjek dalam sebuah kalimat biasanya dapat diketahui dengan
mengajukan pertanyaan : apa atau siapakah yang dibicarakan dalam kalimat
(Yohanes, 2005:6).
2). Predikat
Predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Ciri-ciri umum predikat
terletak di bagian subyek serta berkelas kata kerja (verba).
3). Objek
Kehadiran objek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta
ciri khas obyek itu sendiri. Objek umumnya berkelas kata benda.
4) Keterangan
Tempat jabatan keterangan dalam kalimat biasanya bebas. Keterangan tidak
wajib dalam sebuah kalimat. Dalam sebuah kalimat biasanya menyatakan banyak
makna, namun yang sering ditemukan dalam pemakaian bahasa sehari-hari adalah
keterangan waktu dan tempat.
d. Penggunaan tanda baca
Karangan selalu berupa bahasa tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tulis tidak
sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu, jeda, tinggi
rendah suara, tekanan suara seperti digambarkan dalam bahasa tertulis, untuk
melengkapi keterangan maka dibuatlah tanda baca. Macam-macam tanda baca
antara lain:

6
1). Titik (.) dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Jadi pokok
tugasnya adalah sebagai pengunci kalimat.
2). Koma (,) paling sering dipakai dalam tulis-menulis. Pokok tugasnya adalah
untuk menyatakan jeda sejenak, menyekat hubungan-hubungan yang perlu
dijelaskan pada umumnya koma dipakai untuk menyekat kata atau frase sejenis
dan setara.
3). Ttik dua ( : ) digunakan untuk menegaskan keterangan atau penjelasan sebagai
tambahan pada sesuatu yang tersebut dalam kalimat terdahulu, menyatakan
perincian berbagai hal atau benda yang disebutkan berturut-turut, menyatakan
kutipan perkataan orang.
4). Tanda seru dan tanda tanya. Tanda seru pada pokoknya untuk mengintensifkan
peraturan. Biasanya dipakai untuk menyatakan perasaan yang kuat seperti
perintah, melarang heran, menarik perhatian, tidak percaya dan sebagainya.
Sedangkan tanda tanya (?) sudah tentu untuk menyatakan pertanyaan.

B. Media Gambar Seri


Media merupakan alat, metode, dan tehnik yang digunakan untuk
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa. Media
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena
dengan menggunakan media kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan siswa
lebih mudah menerima.
Gambar seri yang dipakai dalam pembelajaran menulis karangan adalah
serangkaian gambar yang tersusun secara kronologis. Rangkaian gambar tersebut
akan membentuk sebuah cerita yang nantinya menjadi sumber ide bagi siswa
untuk mengarang yang sesuai dengan imajinasi anak terhadap rangkaian gambar
tersebut. Jadi, gambar seri merupakan seangkaian gambar yang terpisah antara
satu dengan yang lain tetapi memiliki satu- kesatuan urutan cerita. Gambar seri
akan sulit dipahami ketika berdiri sendiri-sendiri dan belum diurutkan. Gambar
seri di gunakan sebagai media dalam meningkatkan kemampuan menulis
karangan.

7
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Siti Sulastri (2013)
yang berjudul ”Upaya meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia pada pokok
bahasan menulis karangan melalui media gambar seri pada siswa kelas V SDN
Pekuwon III Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Tahun
Ajaran 2013/2014” yang menyatakan bahwa penggunaan gambar seri dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menulis karangan di SDN Pekuwon III
Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata siklus I sebesar 77% meningkat pada siklus II sebesar
90%.

8
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian


1.Lokasi penelitian
Penelitian pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III SDN Mojo Kecamatan
Kalitidu Bojonegoro dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan meteri
menulis karangan.
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2019/2020. Siklus 1
dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2019 dan siklus II dilaksanakan pada
tanggal 31 Oktober 2019.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III di SDN Mojo Kecamatan Kalitidu
Bojonegoro yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 9 siswa perempuan dan 8 siswa
laki-laki.
3. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah jadwal dilaksanakannya perbaikan tiap siklus.
Penelitian dijadwlkan sampai 2 siklus.
Tabel 3.2
Jadwal Perbaikan Pembelajaran
No Hari / tanggal Jam ke Waktu Siklus Pengamat
1 Kamis, 5&6 10.00-11.00 I 1. Winardi
24-10-2019 Suseno, S.Pd
2. Mukarrom
ah, S.Pd
2. Kamis, 1&2 07.00-08.00 II 1. Winardi Suseno, S.Pd
31-10-2019 2. Mukarromah, S.Pd

B. Prosedur Penelitian
1.Gambaran umum Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam prses berbeda yang terdiri 4
tahap yaitu:
a. Merencanakan (planning)

9
b. Melakukan tindakan (acting)
c. Mengamati (observing)
d. Refleksi (reflecting)
Hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dijadikan pedoman untuk
melakukan revisi rencana perbaikan jika ternyata tindakan yang dilakukan belum
berhasil.
a. Informasi tentang observer
Prosedur pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus
perbaikan. Selma pelaksanaan peneliti dibantu oleh:
Nama : Mukarromah S.Pd
NIP : 196906172008012019
Jabatan : Guru kelas VI
Tugas : Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran
b. Rincian Prosedur
Dalam penelitian tindakan kelas, desain penelitiandapat digambarkan
sebagai berikut:
Merencanakan

Refleksi Melakukan Tindakan

Mengamati

Gambar 3.2 Tahap-tahap dalam PTK

a. Perencanaan Tindakan
Pada observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
mengarang sangat kurang. Kemudian peneliti menentukan beberapa rencana
tindakan yang berhubungan dengan tindakan perbaikan strategi pembelajaran.
Rencana tindakan yang disusun harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Pada tahap ini direncanakan tindakan antara lain: 1) menetapkan rencana
pembelajaran, 2) menentukan media yang dapat membantu pembelajaran menulis

10
karangan, 3) menetapkan kriteria pencapaian pembelajaran. Kriteria yang disusun
dapat dipakai sebagai pedoman penilaian penguasaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan difokuskan pada penggunaan media gambar seri dalam
pembelajaran mengarang yang melibatkan siswa dalam kegiatan pra menulis, saat
menulis, dan pasca menulis.
Pada tahap pra menulis guru menjelaskan pengertian mengarang dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam kegiatan mengarang. Pada tahap saat menulis, guru
membimbing serta mengaarhkan siswa dalam menyusun karangan yang baik,
siswa mengamati gambar seri, siswa mengurutkan gambar seri, siswa menentukan
tema, judul, pokok pikiran, dan mengembangkan kalimat-kalimat menjadi
paragraph. Dari paragraph yang tersusun pada tiap gambar, akan disusun menjadi
karangan.
c. Observasi (Pengumpulan Data)
Observasi (Pengumpulan data) dilaksanakan dengan instrument utama dan
penunjang. Instrument utama adalah peneliti sendiri yang bersifat dinamis dan
mampu menyeleksi, menilai, mengumpulkan, dan menentukan data. Instrument
penunjang adalah tes/hasil menulis kaarngan siswa dalam dokumen instrument
gambar seri.
Penelitian ini menggunakan tehnik observasi langsung melalui pengamatan
sumber data. Dalam hal ini peneliti secara intensif mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kelas dan memberikan tindakan perbaikan.
d. Refleksi
Kegiatan analisis data adalah bagian dari kegiatan merefleksikan pada akhir
tiap siklus tindakan. Analisis data bertujuan untuk memaknai data berkaitan
dengan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan keberhasilan siswa dalam
pembelajaran mengarang dengan menggunakan gambar seri. Keberhasilan siswa
diukur dari hasil karangan yang di tulis siswa setelah adanya perbaikan, dengan
kriteria yang sudah ditetapkan.
2. Rincian khusus prosedur penelitan
a. Siklus 1

11
1. Perencanaan
Guru dan peneliti melakukan dialog untuk menentukan pemecahan masalah,
baik dari segi metode pembelajaran dan penggunaan media yang tepat. Setelah
dilakukan perundingan, maka dipilihlah gambar seri sebagai upaya peningkatan
kemampuan siswa dalam mengarang.
Setelah disepakati tentang upaya pemecahan masalah, maka guru dan peneliti
segera membuat perangkat pembelajaran yang inovatif. Dengan menggunakan
gambar seri diharapkan siswa memiliki gambaran tentang alur cerita dan dapat
mengembangkan kalimat utama paragraph.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus 1 dilaksanakan di SDN Mojo Kecamatan Kalitidu, pelaksanaan ini
dilakukan dalam satu kali pertemuan (2x35 menit) pada tanggal 24 Oktober 2019
dengn rincian kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
• Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
• Menyanyikan lagu “ Indonesia Raya “
• Mengajak berdinamika dengan bertepuk sukses
• Membacakan tujuan pembelajaran
• Melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu
“Tik-tik Bunyi Hujan”
2).Kegiatan Inti
• Siswa dan guru menyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama
dengan penuh semangat
• Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa hujan terjadi pada
musim hujan
• Siswa diminta untuk mengamati masing-masing gambar
• Siswa diminta menceritakan masing-masing gambar
• Siswa diminta mengurutkan gambar yang ada di papan
• Siswa diminta untuk menceritakan gambar sesuai dengan urutan
yang benar

12
• Siswa diminta untuk menuliskan cerita berdasarkan gambar di
lembar kerja dengan menggunakan tanda baca yang benar
3). Kegiatan Penutup
• Siswa dan guru membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar
Bahasa Indonesia
• Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
• Mendengarkan nasehat guru agar menjaga kesehatan dan tidak
main hujan-hujanan
• Guru menutup pelajaran
3.Observasi dan Refleksi
Penelitian dilaksanakan secara Bersama-sama dengan guru kelas VI sebagai
observer. Focus observasi adalah kesulitan siswa dan keaktifan siswa yang
meliputi kualitas bertanya atau menjawab pertanyaan. Hasil observasi dibahas
Bersama pada akhir siklus untukmemperoleh gambaran bagaimana dampak
penerapan pembelajaran yang telah direncanakan. Kemudian peneliti melakukan
dialog dengan guru tentang pemecahan masalah.
b. Siklus II
1.Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan siklus II hamper sama dengan siklus I. kompetensi
yang diajarkan juga sama, tetapi penggunaan medianya berbeda. Setelah
disepakati tentang upaya pemecahan masalah, maka guru dan peneliti segera
membuat perangkat pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus II.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung sebagai berikut :
1). Kegiatan Awal
• Apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Hari
Minggu”
• Guru memotivasi siswa akan memasang hasil karangan terbaik
pada papan pajangan
• Guru melakukan tanya jawab seputar aktivitas siswa sehari-hari.
2). Kegiatan Inti

13
• Siswa memperhatikan beberapa gambar seri yang ditunjukkan guru
• Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi gambar.
• Siswa maju ke depan kelas untuk mengurutkan gambar agar
menjadi urutan yang benar.
• Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang cerita yang
ditunjukkan dalam gambar yang telah diurutkan.
• Siswa menceritakan gambar sesuai dengan urutannya
• Siswa diminta untuk membuat karangan berdasarkan gambar seri
yang telah diurutkan
• Siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas
• Guru meminta siswa bertanya kepada temannya tentang isi
ceritanya
3). Kegiatan Penutup
• Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini.
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang pelajaran yang dipelajari hari ini
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan di
rumah.
• Guru berpesan kepada siswa agar tidak lupa membantu orang tua di
rumah
3.Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran seperti
pelaksanaan observasi pada siklus I. peneliti mencatat segala hal permasalahan
yang dialami siswa dan guru pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan instrument observasi yang telah ditentukan.
4.Refleksi
Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua, peneliti
melakukan evaluasi mulai dari rencana perbaikan pembelajaran disusun dan
bagaimana perbaikan pembelajaran berlangsung di kelas. Pelaksanaan siklus
kedua telah berjalan seperti yang direncanakan. Kekurangan yang ada pada siklus
pertama telah teratasi. Hasil evaluasi hasil belajar siswa mencapai rata – rata

14
79,41 yang berarti telah melebihi target yang ditetapkan dalam tujuan
pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan setelah peneliti
merevisi kekurangan pada perbaikan pembelajaran sebelumnya. Melihat hasil
yang dicapai siswa sudah maksimal peneliti memutuskan untuk tidak melakukan
perbaikan pembelajaran ulang. Hasil refleksi akan dijadikan acuan untuk
menyimpulkan hasil penelitian dan bagi siswa yang masih mengalami kesulitan
pembelajaran peneliti memberikan tugas tambahan untuk diselesaikan di rumah.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Observasi awal dilakukan untuk mencari kesulitan belajar siswa kelas III,
pada pelajaran Bahasa Indonesia. Pertama peneliti melakukan tanya jawab dengan
guru kelas tentang kesulitan belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
diketahui siswa kesulitan dalam hal mengarang baik dari segi penggunaan tanda
baca, tulisan dan isi dari menulis karangan. Untuk mendapat gambaran yang tepat
peneliti melakukan tes awal (pre test) dengan gambaran sebagai berikut: 1) guru
memberikan contoh karangan yang bertema “kegitan sehari-hari” yang bercerita
tentang kegiatan siswa di rumah, 2) beberapa siswa disuruh membaca karangan
tersebut, 3) siswa disuruh membuat karangan dengan tema yang sama.
b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan siklus I
adalah:
1. Melaksanakan apersepsi
2. Melakukan tanya jawab tentang materi mengarang
3. Memberikan tugas mengarang sebagai evaluasi
Pada tahap ini teman sejawat memberikan data berupa tabel tentang
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Guru
Kemunculan
No Tahap Indikator Tidak Komentar
Ada
Ada
1. Memotivasi siswa

2. Penyampaian tujuan

pembelajaran
Persiapan
1 Awal 3. Menghubungkan dengan
√ Lengkap
pelajaran sebelumnya

4. Mengkondisikan siswa agar
siap menerima materi pelajaran

16
1. Mempresentasikan langkah – √
langkah pembelajaran dengan
gambar seri
2. Memberikan contoh karangan √
berdasarkan gambar seri Pelaksanaan
3. Meminta siswa membuat √ belum
2. Inti
karangan berdasarkan gambar sesuai
seri dengan RPP
4. Mengawasi setiap siswa √
dalam mengarang
5. Memberi bantuan kepada √
siswa yang kesulitan
1. Membimbing siswa √
menyimpulkan materi Dilakukan
3. Akhir
2. Memberi Evaluasi √ dengan baik

Berdasarkan tabel diatas bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran yang


dilakukan oleh guru belum maksimal, sehingga hasil yang diperolah kurang
maksimal.
Tabel Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Siswa
Kemunculan
No Tahap Indikator Tidak
Ada
Ada
1. Memperhatikan penjelasan tujuan

pembelajaran
1 Awal 2. Mempersiapkan diri mengikuti kegiatan

pembelajaran

3. Membaca buku
1. Bekerja sama dengan kelompok √
2. Diskusi antar siswa dengan guru √

3. menyajikan hasil pembelajaran √
2. Inti
4. Menanggapi pertanyaan atau ide √

5. Menulis ketika kegiatan belajar


mengajar
1. Merangkum pembelajaran √
3. Akhir 2. Mengerjakan tes evaluasi √

17
Berdasarkan tabel diatas bahwa aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa
juga belum maksimal sehingga hasil yang dicapai juga belum maksimal.
Hasil dari perbaikan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Siswa
Rata-
Aspek yang Dinilai Ket.
No rata
Nama Siswa
Urt Pilihan Tanda
Tulisan Isi
kata Baca
1 Aida Nihayatus S. 65 70 75 70 70 Tuntas
2 Aissatul Hana 75 60 75 70 70 Tuntas
3 Alfiansyah Ar Rahman 70 65 70 70 69 Tuntas
4 Arjanti Nuzul Azzahra 80 75 80 75 78 Tuntas
5 Avin Pratama 75 72 70 65 71 Tuntas
6 Bilal Triatama 70 70 75 65 70 Tuntas
Belum
7 Catur Sugeng Rahayu
60 65 70 60 64 Tuntas
Belum
8 Dimas Arya Oktavian
60 65 65 65 64 Tuntas
9 Fahri Albar 75 70 80 70 74 Tuntas
10 Gheany Rachmadhita 80 80 70 75 76 Tuntas
11 Hellena Isyahria Tuntas
70 80 75 75 75
Belum
12 Kendra Daffi Prasetyo
60 60 70 65 64 Tuntas
13 Sigit Airlangga 65 65 75 65 68 Tuntas
14 Shevina Ayudha Rista 70 70 70 80 73 Tuntas
Belum
15 Sinta Mey Putri A.
65 60 65 65 63 Tuntas
16 Siti Kholifah 70 65 75 70 70 Tuntas
17 Steven Ananda P 70 70 80 65 71 Tuntas
Rata-rata 70 69 74 70 71
Persentase Ketuntasan 76 %
Keterangan dan Kriteria:
1. Pilihan Kata
Nilai 75 – 100 = Menggunakan Kata Baku sesuai bahasa indonesia
Nilai 50 – 75 = Masih ada beberapa kata tidak baku
Nilai 25 – 50 = Banyak terdapat kata tidak baku
Nilai 0 – 25 = Penggunaan kata baku tidak sesuai bahasa Indonesia

18
2. Penggunaan Tanda Baca
Nilai 75 – 100 = Menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan benar
Nilai 50 – 75 = Sebagian masih belum sesuai
Nilai 25 – 50 = Penggunaan tanda baca dan huruf kapital sebagian besar belum
sesuai
Nilai 0 – 25 = Tidak Menggunakan tanda baca dan huruf kapital
3. Tulisan
Nilai 75 – 100 = Rapi dan dapat dibaca
Nilai 50 – 75 = Dapat dibaca akan tetapi ada sedikit coretan yang membuat
kurang rapi
Nilai 25 – 50 = Dapat dibaca, banyak terdapat coretan
Nilai 0 – 25 = Sulit dibaca dan tidak rapi
4. Ketepatan dalam menyusun karangan
Nilai 75 – 100 = Cerita runtut sesuai dengan urutan gambar seri
Nilai 50 – 75 = Cerita sudah sesuai gambar namun belum sesuai dengan urutan
gambar
Nilai 25 – 50 = Sebagian cerita belum sesuai dengan gambarr
Nilai 0 – 25 = Tidak ada kesesuaian antara gambar dan cerita
Skor = Skor Perolehan X 100
Skor Maksimal
c. Tahap Refleksi
Dalam Pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dapat dikatakan belum
berhasil, masih terdapat 4 siswa yang belum tuntas dalam belajar. Persentase
ketuntasan belum mencapai ketuntasan klasikal (80%). Teman sejawat
berpendapat bahwa langkah - langkah perbaikan masih perlu membutuhkan revisi
untuk dapat dilakukan pada siklus berikutnya.
2. Deskripsi Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari rencana perbaikan pembelajaran, yaitu:

19
25

1. Penyusunan rencana perbaikan pembelajaran yang sudah direvisi


2. Menyempurnakan langkah – langkah pembelajaran
3. Tahap evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan siklus I
adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan apersepsi materi siklus I
2. Melakukan tanya jawab tentang materi mengarang
3. memberikan tugas mengarang sebagai evaluasi
Pada tahap ini teman sejawat memberikan data berupa tabel tentang
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Guru
Kemunculan
No Tahap Indikator Tidak Komentar
Ada
Ada
1. Memotivasi siswa

2. Penyampaian tujuan

pembelajaran
Persiapan
1 Awal 3. Menghubungkan dengan
√ Lengkap
pelajaran sebelumnya
4. Mengkondisikan siswa agar

siap menerima materi pelajaran
1. Mempresentasikan langkah –
langkah pembelajaran dengan
gambar seri √
2. Memberikan contoh karangan √
berdasarkan gambar seri
Pelaksanaan
3. Meminta siswa membuat √
2. Inti sesuai
karangan berdasarkan gambar
dengan RPP
seri
4. Mengawasi setiap siswa √
dalam mengarang √
5. Memberi bantuan kepada
siswa yang kesulitan
1. Membimbing siswa √
Dilakukan
3. Akhir menyimpulkan materi
dengan baik
2. Memberi Evaluasi √

20
26

Berdasarkan tabel diatas bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran yang


dilakukan oleh guru sudah bagus, sehingga hasil yang diperolah meningkat
signifikan.
Tabel Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Siswa
Kemunculan
No Tahap Indikator Tidak
Ada
Ada
1. Memperhatikan penjelasan tujuan √
pembelajaran
1 Awal 2. Mempersiapkan diri mengikuti kegiatan √
pembelajaran √
3. Membaca buku
1. Bekerja sama dengan kelompok √
2. Diskusi antar siswa dengan guru √

3. menyajikan hasil pembelajaran √


2. Inti
4. Menanggapi pertanyaan atau ide √

5. Menulis ketika kegiatan belajar √


mengajar
1. Merangkum pembelajaran √
3. Akhir
2. Mengerjakan tes evaluasi √

Berdasarkan tabel diatas bahwa aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa


sudah maksimal sehingga hasil yang dicapai sangat bagus dan melebihi standart
ketuntasan. Hasil dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa

Rata-
Aspek yang Dinilai Ket.
rata
No
Nama Siswa
Urt Pilihan Tanda
Tulisan Isi
kata Baca

1 Aida Nihayatus S. 80 75 80 85 80 Tuntas


2 Aissatul Hana 78 75 80 75 78 Tuntas
3 Alfiansyah Ar Rahman 78 75 80 75 77 Tuntas
4 Arjanti Nuzul Azzahra 80 80 90 85 84 Tuntas
5 Avin Pratama 75 78 80 80 79 Tuntas

21
6 Bilal Triatama 78 75 80 80 78 Tuntas
7 Catur Sugeng Rahayu 78 75 78 70 75 Tuntas
Belum
8 Dimas Arya Oktavian
68 65 60 65 64 Tuntas
9 Fahri Albar 80 75 80 80 79 Tuntas
10 Gheany Rachmadhita 85 85 90 90 88 Tuntas
11 Hellena Isyahria Tuntas
85 85 80 80 83
12 Kendra Daffi Prasetyo 75 80 75 78 77 Tuntas
13 Sigit Airlangga 80 75 75 80 78 Tuntas
14 Shevina Ayudha Rista 85 85 90 80 85 Tuntas
15 Sinta Mey Putri A. 75 70 70 78 73 Tuntas
16 Siti Kholifah 80 75 80 75 78 Tuntas
17 Steven Ananda P 80 80 90 90 85 Tuntas
Rata-rata 79 77 80 84 79
Persentase Ketuntasan 94%

Keterangan dan Kriteria:


1. Pilihan Kata
Nilai 75 – 100 = Menggunakan Kata Baku sesuai bahasa indonesia
Nilai 50 – 75 = Masih ada beberapa kata tidak baku
Nilai 25 – 50 = Banyak terdapat kata tidak baku
Nilai 0 – 25 = Penggunaan kata baku tidak sesuai bahasa indonesia
2. Penggunaan Tanda Baca
Nilai 75 – 100 = Menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan benar
Nilai 50 – 75 = Sebagian masih belum sesuai
Nilai 25 – 50 = Penggunaan tanda baca dan huruf kapital sebagian besar belum
sesuai
Nilai 0 – 25 = Tidak Menggunakan tanda baca dan huruf kapital
3. Tulisan
Nilai 75 – 100 = Rapi dan dapat dibaca
Nilai 50 – 75 = Dapat dibaca akan tetapi ada sedikit coretan yang membuat
kurang rapi
Nilai 25 – 50 = Dapat dibaca, banyak terdapat coretan
Nilai 0 – 25 = Sulit dibaca dan tidak rapi
4. Ketepatan dalam menyusun karangan

22
Nilai 75 – 100 = Cerita runtut sesuai dengan urutan gambar seri
Nilai 50 – 75 = Cerita sudah sesuai gambar namun belum sesuai dengan urutan
gambar
Nilai 25 – 50 = Sebagian cerita belum sesuai dengan gambarr
Nilai 0 – 25 = Tidak ada kesesuaian antara gambar dan cerita
Skor = Skor Perolehan X 100
Skor Maksimal
c. Tahap Refleksi
Dalam Pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dapat dikatakan belum
berhasil, masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas dalam belajar. Persentase
ketuntasan sudah mencapai ketuntasan klasikal (94%).
Pembahasan
1. Siklus I
Untuk mencapai prestasi belajar dalam pelaksanaannya selalu ada faktor-
faktor yang mempengaruhinya, baik yang bersifat mendukung maupun yang
bersifat menghambat pencapaian belajar secara optimal.
Didalam proses belajar mengajaar guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi adalah harus menguasai teknik –
teknik penyajian atau disebut metode mengajar (Roestiyah N.K, 2004: 1).
Dari hasil perbaikan yang dilakukan dapat dilihat adanya peningkatan prestasi
belajar tetapi presentase ketuntasan pada siklus I masih kurang maksimal (76%).
Untuk itu masih perlu melakukan siklus II.
2. Siklus II
Menurut pendapat Dimyati (2004: 124), pembelajaran dimaksudkan agar
tercipta kondisi yang memungkinkan terjadi pada diri siswa. Dalam suatu
kegiatan dapat dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku
pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
kegiatan siklus I ketuntasan belajar meningkat daripada pembelajaran sebelumnya
(35% menjadi 76%). Tetapi masih banyak siswa yang belum tuntas belajar,

23
sehingga masih diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Dari hasil
penelitian siklus II diperoleh hasil belajar yang sangat membanggakan karena
hanya 1 siswa yang belum tuntas belajar dengan presentase ketuntasan mencapai
94%, sehingga peneliti bersama teman sejawat memutuskan untuk tidak
melanjutkan siklus berikutnya. Dari hasil kegiatan siklus I dan II menunjukkan
bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam membuat karangan.

24
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaan gambar seri terbukti secara nyata dapat meningkatkan
kemampuan mengarang siswa kelas III SDN Mojo Kecamatan Kalitidu
Bojonegoro Tahun Ajaran 2019/2020. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya persentase rata-rata kelas pada tiap siklus, dari siklus 1
76%, meningkat siklus 2 menjadi 94%.
2. Setelah pelaksanaan siklus II hasil penilaian menulis karangan siswa kelas
III SDN Mojo Kecamatan Kalitidu mengalami peningkatan menjadi 79,
jika dibandingkan dengan hasil penilaian siklus I yang rata-ratanya
mencapai 71.
3. Dari hasil penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada
siswa kelas III SDN Mojo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

B. Saran
Berdasarkan simpulan dan uraian sebelumnya, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk Kepala Sekolah SDN Mojo
a. Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan di lingkungan
sekolahnya, melakukan pendampingan kepada gurunya secara rutin
b. Kepala sekolah sebaiknya memberi kesempatan kepada guru untuk
menambah pengetahuan dengan mengikutkan guru – guru dalam
diklat dan menganggar dana untuk program studi banding
2. Untuk Guru
a. Dalam mengajarkan Bahasa Indonesia guru sebaiknya menggunakan
media, salah satu media alternative diantaranya media gambar seri

25
b. Guru perlu melakukan kerja sama dengan guru lain demi tercapainya
tujuan pembelajaran
3. Untuk Siswa
a. Siswa sebaiknya melakukan persiapan penguasaan materi dengan
belajar sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
b. Siswa sebaiknya berperan aktif dalam proses belajar mengajar

26
DAFTAR PUSTAKA

Alkhadiyah. 1999. Keterampilan Menulis. Jakarta: Debdikbud

Depdikbud. 1991. Media Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Hafiah. 2005. Keterampilan Mengarang. Jakarta: Bumi Angkasa

Mukhsin.2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang

Siti Rulastri. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia


Pada
Pokok Bahasan Menulis Karangan Melalui Media Gambar Seri Pada
Siswa Kelas V SDN Pekuwon III kecamatan Sumberrejo Bojonegoro. UT:
UPBJJ Surabaya

Rahmanto. 2007. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud

Wiriaatmadja. 2006. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas


Negeri Malang

Yohanes. 1991. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang


Zuchli. 1996. Kemampuan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Zulfahnur. 2002. Pembelajaran Mengarang di Kelas Rendah. Malang:


Universitas Negeri Malang

27

Anda mungkin juga menyukai