Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501) 2022.2

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 TIRTASARI TAHUN 2022/2023

OLEH:

NAMA : NI PUTU ITA PURNAMI


NIM : 859024765
PROGRAM STUDI : S1 PGSD-BI
POKJAR : BULELENG UPBJJ DENPASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara
berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak
langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan
komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca
merupakan komunikasi tidak langsung.
Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan studi di jenjang pendidikan
selama ini tidak seperti yang diharapkan semua pihak. Terutama mata pelajaran
Bahasa Indonesia, padahal mata pelajaran Bahasa Indonesia sangatlah penting
bagi siswa kelas rendah. Oleh karena itu kita sebagai pendidik diharapkan dapat
mewujudkan harapan pendidikan.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan

berbahasa yang mempunyai peranan penting didalam kehidupan manusia. Dengan

menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai

maksud dan tujuannya. Siti Anisatun (2018) menyatakan “Menulis merupakan

sebuah proses penuangan gagasan atau ide dalam beberapa tahapan yang

merupakan satu system yang lebih utuh.” Kemudian menurut Sudarwan dalam

jurnal Qodaroh (2017) menyatakan bahwa “Menulis merupakan salah satu sisi

dari keterampilan berbahasa, oleh karena sifatnya demikian, maka latihan yang

continue menjadi persyaratan. Penulis harus memiliki banyak pengalaman dan

kosakata.” Sedangkan Dalman (2016) menyatakan bahwa “Menulis merupakan

suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis sebagai alat

atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis

sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.”
Dari beberapa pendapat para ahli di atas menulis adalah suatu kegiatan

penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan tulisan sebagai media

atau alatnya.

Pada dasarnya menulis bercerita tentang sesuatu yang ada dalam imajinasi,
cerita itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Setiap manusia
diciptakan untuk menjadi penulis. Namun, menulis pemikiran secara teratur dan
sistematis bukanlah hal yang mudah. Banyak orang pandai berbicara atau
berpidato, tetapi, mereka masih belum bisa menuangkan pikirannya ke dalam
bahasa tulisan. Oleh karena itu, untuk mengarang dengan baik, ia harus memiliki
keterampilan menulis. Keterampilan menulis dapat dicapai melalui belajar dan
berlatih.
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas VI SD , dalam pembelajaran menulis
karangan siswa masih rendah. Bahwa guru masih menggunakan cara
tradisional ,artinya guru hanya menerangkan secara sepintas saja tanpa
menanyakan kepada siswa apakah sudah memahami atau belum tentang
bagaimana cara mengarang , sehingga hasilnya tidak maksimal . Hal ini antara
lain disebabkan implementasi yang kurang mendukung ,yakni guru memberikan
tugas mengarang kepada siswa dengan judul yang sudah ditentukan. Kemudian ,
siswa mengarang dengan topik yang sama. Setelah beberapa menit, guru
menyuruh siswa mengumpulkan hasilnya. Selanjutnya guru mengembalikan
karangan tadi yang sudah dikoreksi dan dinilai. Akhir kegiatan guru
membicarakan hasil karangan siswa yang dibuat. Terungkaplah permasalahan
dalam bahasa Indonesia yaitu: 1) siswa kurang menguasai Bahasa Indonesia, 2)
kurangnya minat siswa untuk menulis, 3) siswa kurang menguasai penulisan huruf
EYD dan tanda baca.
Dari hasil kegiatan menulis karangan, diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran kemampuan menulis karangan dilakukan kurang efisien , sehingga
hasil belajar menulis karangan kurang maksimal. Kemampuan siswa SD dalam
pembelajaran menulis karangan dapat dikembangkan secara optimal, dilakukan
pembatasan yaitu: 1) media yang akan digunakan dalam menulis karangan adalah
media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa SD
Negeri 2 Tirtasari . 2) penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang difokuskan pada topik menulis karangan di kelas VI semester
genap SD Negeri 2 Tirtasari dipilihnya gambar seri sebagai solusi mengatasi
masalah siswa yang dihadapi, karena setiap gambar yang disajikan merangsang
pikiran siswa untuk menghasilkan ide atau gagasan baru. Gambar dan warna yang
indah dapat menarik minat siswa dalam menulis. Selain itu, pikiran siswa terbuka
sehingga karangan siswa menjadi lebih baik.
Menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran melalui bahasa.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis
harus mampu menggunakan kosa kata, tata bahasa dan struktur bahasa
Nurgiyono (2001:273).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa masalah yang diidentifikasi
dalam penelitian ini dapat diuraikan :
1) Siswa tidak dapat sepenuhnya mampu menguasai bahasa Indonesia.
2) Kurangnya minat siswa untuk menulis.
3) Siswa kurang menguasai penulisan huruf EYD dan tanda baca.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang hasil observasi pertama yang dilakukan, maka
penelitiannya dibatasi dengan masalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar menulis
karangan bahasa Indonesia siswa kelas VI semester genap tahun pelajaran 2022/
2023?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan topik yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut. Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Karangan
Berbahasa Indonesia, Siswa Kelas VI Semester II SD Negeri 2 Tirtasari Tahun
Pelajaran 2022/2023
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu:
1. Manfaat Teoritisntuk

Diharapkan melalui hasil penelitian ini, guru sekolah dasar

dan penulis memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang

penggunaan media gambar seri dalam keterampilan menulis karangan

Bahasa Indonesia sebagai bentuk inovasi pembelajaran di Sekolah

Dasar. Selain itu, guru dan peniliti sekolah dasar diharapkan dapat

mengembangkan inovasi pembelajaran baru sehingga dapat

digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bagi siswa lebih mudah dan semangat dalam
memahami materi pelajaran serta bisa membantu siswa dalam
menulis karangan menggunakan media gambar seri.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan guru dalam
menentukan atau menemukan media yang tepat untuk menulis
karangan.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran aspek menulis karangan dengan menggunaan media
gambar seri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Menulis Karangan
1) Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh siswa. Banyak pakar yang telah menggambarkan pengertian
menulis. Menurut pendapat Abbas (2006:125), Menulis adalah kemampuan
mengungkapkan pikiran, dan perasaan kepada orang secara tertulis . ketepatan
pengungkapan gagasan harus dibantu oleh ketepatan bahasa, kosakata,tata bahasa
dan ejaan yang digunakan.
Menurut Tarigan (2008:3), keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak
lain.
Menurut pendapat Nurgiyono (2001:273), menulis adalah kegiatan di man
aide-ide diungkapkan melalui bahasa. Menulis merupakan kegiatan yang
produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu menggunakan kosa kata,
tata bahasa, dan struktur bahasa. Menulis diartikan sebagai kemampuan
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan ide, pikiran atau perasaan kepada
orang lain melalui bahsa tulis.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah kemampuan seseorang untuk berbicara dengan baik dan produktif,
kemampuan mengungkapkan pikiran, gagasan dan perasaan secara tertulis
sehingga orang lain yang membaca dapat memahami dengan baik isi dari apa
yang ada.
2.2 Mengarang
2.2.1 Pengertian Menulis atau Mengarang
Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan seseorang
untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan pemikirannya dalam bentuk huruf,
lambang dan simbol sehingga seseorang dapat memahami maksud dari apa yang
dikatakan. ketika seseorang menggunakan pikiran, ide, perasaan, pengalaman,
atau apapun dalam bahasa tulis, aktivitasnya adalah komposisi. Untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau hl lainnya, seseorang
harus memiliki kosa kata yang cukup, kemampuan menyusun kata menjadi
kalimat yang jelas, dan kemampuan mggunakan bahasa secara efektif. Menurut
Finoza (2004:192) karangan adalah hasil dari topik atau gagasan yang
didiskusikan secara formal dan teratur. Setiap karangan ideal pada dasarnya
adalah deskripsi paragraph yang lebih tinggi dan luas.
Dalam proses karang-mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu
kata, kata-kata dirangkai menjadi sebuah kalimat membentuk paragraf, dan
paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan.
Sedangkan karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu
perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan
dipahami oleh orang lain.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah
kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat sampai paragraf
yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud
menceritakan kejadian atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan
lainnya.
2.2.2 Unsur-Unsur Karangan
Ketika kita berbicara tentang karangan, baik dalam bentuk karangan
pendek maupun panjang, kita harus berbicara tentang beberapa hal atau hal di
sekitar karangan.
The Liang Gie (1992:17) menegaskan bahwa dalam komposisi terdapat,
ada 4 (empat) unsur yaitu:
1) Gagasan (Idea)
Yaitu mata pelajaran berikut, mata pelajaran yang diungkapkan secara
tertulis.
2) Pidato (Discourse)
Ini adalah cara untuk mengekspresikan ide sehingga pembaca dapat
memahami. Ada 4 (empat) bentuk mengarang :
a. Pencarian (Naration)
Suatu Bentuk pengumuman yang menyampaikan suatu peristiwa/
pengalaman.
b. Pelukisan (Description)
Suatu bentuk pengungkapan yang menggambarkan perasaan, sensasi, dan
komposisi tentang berbagai hal yang ditempatkan dalam susunan ruang
mengarang tentang macam-macam hal yang berada dalam susunan ruang
(misalnya : pemandangan indah, lagu merdu, dll).
c. Pemaparan (Exposition)
Suatu bentuk komunikasi yang menyajikan fakta yang dirmaksudkan
untuk memberikan penjelasan kepada pembaca tentang suatu ide,
masalah, proses, atau perangkat..
d. Perbincangan (Argumentation)
Suatu bentuk komunikasi yang menyajikan fakta yang dirmaksudkan
untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang suatu ide, masalah,
proses, atau perangkat.
e. Perbincangan (Argumentation)
Suatu bentuk representasi yang dimaksudkan menyalin pembaca untuk
mengubah pemikiran, pendapat, atau sikap mereka berdasarkan apa yang
penulis temui.
3) Misi (organization)
Yakni, pengorganisasian dan penataan ide yang rasional, dengan
mempertimbangkan berbagai prinsip, aturan, dan teknik untuk merancang
bingkai dan tahapan.
4) Wahana (Medium)
Ini adalah sarana penyampaian ide dalam bentuk bahasa tertulis, terutama
berurusan dengan kos akata, tata bahasa (tata bahasa), dan terotika
( kemampuan menggunakan bahasa secara efektif).
2.2.3 Tujuan Pengajaran Mengarang
Tujuan pengajaran mengarang sama dengan berbicara, hanya berbeda
dengan bentuk tulisan, yaitu: 1) Pengayaan kosakata bahasa positif dan positif dan
aktif 2) Latihan membangkitkan pikiran dan perasaan dengan benar 3) Latihan
mendeskripsikan pengalaman dengan benar. 4) Latihan penggunaan ejaan
(keinginan menguasai bentuk tuturan) menurut Loka (2002: 58) .

2.2.4 Macam-macam Karangan di SD


Siswa yang mengambil kelas komposisi adalah siswa yang sudah tahu cara
menulis. Ada beberapa jenis pelajaran komposisi berikut:
1) Mengarang bebas
Kompoisi bebas bukan berarti mengarang sesuai pilihan siswa, tetapi guru
terlebih dahulu memberikan petunjuk tentang penulisan, ejaan dan bahasa.
Para siswa dapat memilih judul karangan mereka sendiri.
2) Mengarang permintaan Guru
Penulisan permintaan guru memerlukan nama karangan yang akan
didiskusikan terlebih dahulu antara siswa dan guru. Jika ada beberaa judul,
siswa dapat memilih.
3) Mengarang cerita
Mengarang cerita yang sudah dibicarakan oleh siswa di depan kelas. Yang
dikarang adalah hasil pembicaraan yang telah didiskusikan di depan kelas.
4) Menulis pengalaman Siswa menulis pengalamannya sendiri. Guru
pertama-tama meminta siswa untuk memberikan penjelasan singkat
tentang pengalaman mereka.
5) Menulis laporan Membuat/ menyerahkan laporan tertulis tentang sesuatu
perintah guru. Tugas didu, kelompok atau kelas. Peran ini biasanya
mencakup kunjungan lapangan, kunjungan, komite, dan lainnya.
6) Mengarang gambar Mengarang mengacu pada ekspresi atau interpretasi
imaji dalam bahasa tulisan.
2.2.5 Karangan Permulaan
Sabarti Akhadiah mengatakan, mengajar mengarang itu baru diberikan di
kelas V sekolah rendah, karena syarat-syarat yang ditentukan untuk mengarang itu
adalah berat. Seperti ejaan bahasa, susunan kalimat, isi, tanda baca, dan
sebagainya.
Pelajaran mengarang sejak di kelas I (Satu) sudah mulai disisipkan
(Mengarang Permulaan). Di kelas I (Satu) sudah dapat dimulai dengan
menggambar bebas kemudian anak menulis beberapa kalimat tentang gambarnya.
Di kelas III (Tiga) sudah menggunakan cerita tentang gambar telah memakai
judul, kalimat lebih banyak pada saat menceritakan tentang benda, hewan atau
tanaman yang sesuai dengan lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu tentang
benda. Mengarang dengan bentuk gambar seri telah lebih banyak kalimatnya
dariapda di kelas II (dua) biasanya anak menggunakan kata penghubung. Di kelas
VI (enam) karangan anak lebih luas dari pada kelas III (tiga). Anak dibiasakan
mengamati lingkungan sekitarnya (Pasar, Toko, Kantor Pos, Bank, Tempat
pertunjukkan, dll) lebih rinci sehingga siswa kelas VI (enam) telah dapat
menuliskan kalimat tentang sesuatu.
Pada saat menceritakan gambar berseri, siswa kelas VI (enam) lebih rinci
menjelaskan setiap gambar. Pengamatan gambar lebih rinci. Mulailah anak,
menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. Hal
ini lebih mudah dilatih melalui mengarang dengan bentuk media gambar seri.

2.2.6 Susunan Karangan


Model logis adalah model yang menggunakan pendekatan berdasarkan
cara berpikir atau berpikir orang yang selalu mengamati sesuatu
berdasarkan logika.
1) Kata
Setiap pikiran atau ide emosional dituangkan de dalam kata-kata. Kata
adalah unsur kata yang diucapkan atau ditulis yang mewujudkan kesatuan
perasaan dan pikiran yang digunakan dalam bahasa.
Mampu menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan saat menulis
karangan. Seseorang harus memiliki kosa kata yang cukup dan cara berbicara
yang benar. Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu
(1) Ketepatan, (2) Kesesuaian. Persyaratan ketepatan yaitu kata-kata yang dipilih
harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sehingga
pembaca juga dapat menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti maksud penulis.
Persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini menyangkut kecocokan antara
kata-kata yang dipakai dengan kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca.
Apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merupakan
suasana atau tidak menyinggung perasaan orang yang hadir.
2) Kalimat
Kalimat dibentuk oleh gabungan klausa, sedangkan klausa merupakan
gabungan dari frase atau kalimat dan klausa itu sendiri merupakan kumpulan kata.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau
pembaca secara tepat pula. ” Rose Kusumaning Ratri (2019:194) kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat menyampaikan gagasan secara tempat kepada
pembaca.
3) Paragraf
Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang
menyatakan satu kesatuan informasi dengan gagasan pokok sebagai pedoman.
Ramlan (dalam Rohmadi dan Nasucha,2010:23)
Fungsi dari paragraf dalam sebuah karangan adalah :
1) Ekspresikan gagasan utama yang anda inginkan.
2) Disampaikan oleh penulis.
3) Jelaskan seluruh gagasan pokok secara sederhana, logis dan sistematis.
4) Garis bawahi frase ide baru jika esai memiliki lebih dari satu ide utama.
5) Membantu pembaca memahami gagasan utama karangan.
6) Memudahkan pengendalian variable apabila karangan memuat lebih dari
satu variabel.
7) Membantu penulis mengatur dan mengembangkan ide untuk dimasukkan
ke dalam karangannya.
”Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi tiga syarat, yaitu (1)
Kohesi (Kesatuan), Koherensi (Kepaduan), dan (3) Pengembangan / Kelengkapan
paragraf”.
1) Kohesi (Kesatuan)
Baryadi (2002:17) menjelaskan bahwa bagian-bagian wacana harus
dihubungkan untuk menciptakan keutuhan, yang sejalan dengan pengertian
bahwa bahasa itu sendiri adalah bentuk dan makna. Hubungan antar bagian –
bagian wacana ada dua macam, yaitu hubungan yang disebut kohesi dan
hubungan makna atau hubungan semanttik yang disebut kohorensi. Kohesi
pada dasarnya berarti hubungan bentuk dan makna, unsu–unsur wacana (kata
atau kalimat) yang digunakan untuk membentuk wacana memliki hubungan
yang konsisten dan utuh. Dengan kata lain, kohesi terkandung dalam aspek
internal struktur wacana (Mulyana, 2005: 26).
Referensi atau nama adalah bagian dari konteks tata bahasa yang terkait
dengan penggunaan kata atau frasa. Menunjukkan kata atau kalimat atau
satuan gramatikal lainnya Ramlan (dalam Mulyana, 2005: 133).Pertemuan
dalam konteks wacana terbagi menjadi dua jenis, yaitu pertemuan
ekstratekstual dan pertemuan intratekstual.
2) Koherensi (Kepaduan)
Menurut Pranomo (dalam Sumarlam 2009:173) koherensi adalah cara dimana
komponen wacana, konfigurasi istilah dan hubungan, menjadi bermakna dan
saling mengikat. Selain itu Brown menjelaskan bahwa koherensi merujuk
pada konsistensi pendapat tersebut dapat disimpilkan bahwa koherensi adalah
penyatuan makna menjadi kalimat yang baik dan jelas anatara predikat,
subjek, objek dan hubungan deskriptif.
3) Pengembangan / Kelengkapan paragraf Keraf (dalam Suryamiharja, 1966 :
50), berpendapat bahwa ”pengembangan paragraf adalah penyusunan atau
penjabaran ide-ide dari gagasan-gagasan yang membina paragraf itu”.
Sebuah paragraf dianggap berkembang atau selesai ketika topik atau
klausa utama dikembangkan atau dijelaskan dengan menggambarkannya dalam
bentuk onkret yang dapat diilustrasikan dan dilengkai dengan contoh, analisis, dan
nilai.
2.3 Media Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media adalah bentuk jamak dari kata media. Media dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pemandu dalam komunikasi antara
pengirim dan penerima. Keterbatasan konsep media dalam pendidikan yakni
media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran
(Daryanto,2016:4).
Definisi media menurut Azhar Arsyad (2014:4), media pendidikan adalah
bagian dari sumber belajar atau wahana fisik yang membuat abhan ajar di
lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Lingkungan
belajar dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
mendistribusikan pesan yang berasal dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerima dapat melakukan
proses belajar secara efektif dan efisien. (Yudhi Munadi, 2013:8).
Konsep Lingkungan belajar memiliki dua aspek yang tidak dapat
dipisahkan atau saling mendukung, yaitu perangkat keras atau peralatan
(Hardware) dan materi atau bahan yang dapat disebut perangkat lunak (Software).
Misalnya, jika seorang guru membua t gambar/tulisan pada proyektor cahaya,
bahan/materi transparan tersebut perangkat lunak (Software) sedangkan OHP
sendiri adalah alat/perangkat yang digunakan untuk menampilkan materi
pembelajaran dimana papan tulis digunakan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa dalam prose belajar mengajar yang
diharapkan antara guru dan peserta didik.

2.3.2 Fungsi Media Pengajaran


Fungsi media menurut Munadi, (2012:36), manfaat penggunaan media
pengajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Media pengajaran
berfungsi sebagai sumber belajar 2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, 3) Media pengajaran
dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Ketika fungsi-fungsi media pembelajaran itu diaplikasikan kedalam proses
belajar mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

2.3.3 Kriteria Pemilihan Media Pengajaran


Beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut.
1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan
pelajaran lebih mudah dipahami siswa.
3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan
praktis penggunaannya.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses
pengajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

2.3.4 Media Cerita Gambar Seri dalam Media Pembelajaran


Media digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian
pula dalam pembelajaran menulis karangan di SD. Penggunaan media gambar seri
dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang.
Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut,
kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan.
Berkaitan dengan penggunaan media gambar, mengemukakan bahwa
“Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang
mungkin akan menjadi karangan-karangan”.“Mengarang melalui media gambar
seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa dalam menyusun atau
menulis suatu karangan.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri
adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau
karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk
tulisan.

2.3.5 Ciri-ciri Gambar yang Baik dan Peranannya sebagai Media Pengajar
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
yang memiliki ciri-ciri sebagaimana, yaitu :
1) Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
2) Memberi kesan kuat dan manarik perhatian.
3) Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang
obyek-obyek dalam gambar.
4) Berani dan dinamis.
5) Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :
1) Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
siswa dalam belajar.
2) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar.
3) Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat
yang lain
Atas dasar uraian tersebut di atas, hendaknya guru mau mempertimbangkan
penggunaan media gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat
merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang
dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis
karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya (Sudirman
dkk,1991:220).

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan


Kajian penelitian yang relevan manyampaikan penelitian-penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang
relevan dengan penelitian ini antara lain:
a. Penelitian terhadap penggunaan media gambar seri di dalam
menulis karangan sudah pernah dilakukan oleh ST.Herawati
(2018). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan media
gambar seri dapat berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan
menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD
Inpres Tarantang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Warsito dalam skripsinya yang

berjudul ”Penggunaan Media Gambar Seri dalam Mmembantu

Meningkatkan Kemampuan MenulisCerita Narasi Fiksi Murid

Kelas V SD Takaranita IV Jakarta”

Penggunaan media gambar seri dalam penelitian tindakan kelas ini

menitik beratkan pada peningkatan kemampuan menulis cerita

narasi fiksi yaitu dengan cara mengurutkan gambar seri, kemudian

menentukan pikiran pokok dan selanjutnya mengembangkan

pikiran pokok pada setiap gambar seri. Hasil penelitian setelah tiga
kali putaran diadakan kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran

Bahasa Indonesia adalah berupa peningkatan kemampuan menulis

cerita narasi fiksi bagi siswa. Berdasarkan persentase rata-rata hasil

pelaksanaan tindakan dapat diketahui hasilnya pada pretest adalah

74%, dan pada postest 82%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar seri sangat

membantu siswa dalam menumbuhkan gagasan apabila siswa

menemui kebuntuan.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Mu’alim Fatah Zein dalam

skripsinya yang berjudul ”Peningkatan Keterampilan Menulis

Karangan dengan Menggunakan Media Gambar Seri pada Siswa

Kelas III SDN 03 Klareyan Kecamatan Petarukan Kabupaten

Pemalang Tahun Ajaran 2008/2009.”

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media gambar

seri terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis

karangan siswa kelas III SDN 03 Klareyan. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dari hasil tes pretest yang memperoleh

nilai 52,4 serta skor rata-rata siklus 68,5 dan skor rata-rata

posttest 83,4. Berdasarkan analisis data kualitatif dapat

diketahui bahwa siswa merasa senang menulis karangan

dengan menggunakan media gambar seri. Berdasarkan hal

tersebut, jelas bahwa media gambar seri, sangat membantu

dalam upaya keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di


sekolah, terutama mampu meningkatkan kemampuan menulis

cerita siswa di kelas III MI Bendiljati Wetan Sumbergempol

Tulungagung.

2.5 Kerangka Berfikir


Membuat sebuah karangan untuk anak SD bukanlah hal yang mudah,
untuk mempermudah hal tersebut maka digunakan gambar seri sebagai medianya.
Dipilihnya bantuan gambar seri karena bantuan gambar seri akan banyak
menghadirkan warna dan bentuk yang indah. Keindahan tersebut akan membantu
mengundang daya tarik siswa untuk mengarang dan mempermudah pikiran siswa
dalam menentukan ide serta gagasan yang tepat dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Di samping itu juga, gambar seri dapat menuntun siswa dalam
menghasilkan rangkaian kata-kata pembentuk kalimat, menggabungkan anak
kalimat, hingga mengakhiri karangan dengan baik. Inilah kelebihan yang dimiliki
gambar seri dibandingkan dengan bantuan gambar tunggal yang hanya
menghadirkan satu gambar saja dan kerangka yang sama sekali tidak
menghadirkan cerita gambar.
Penggunaan media gambar seri sebagai alternatif memecahkan masalah
yang dihadapi siswa tersebut akan dapat mendukung pola berpikir siswa di dalam
menemukan rangkaian kata yang dapat menghasilkan sebuah karangan. Media
gambar akan menuntun siswa dalam merangkai kata-kata yang dijadikan kalimat.
Dengan demikian, penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas
VI semester II di SD Negeri 2 Tirtasari.

2.6 Hipotesis Tindakan


Berdasarkan kerangka berpikir di atas, adapun rumusan hipotesisnya adalah
jika penggunaan media gambar berseri dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dapat diterapkan dengan baik, maka keterampilan menulis karangan siswa pada
mata pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkat lebih baik sesuai dengan apa
yang diharapkan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research) yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus kegiatan.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1) perencanaan
tindakan yang terdiri dari menyusun rumusan masalah, menentukan tujuan dan
metode penelitian serta membuat rencana tindakan; (2) pelaksaan tindakan, apa
yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perubahan yang dilakukan; (3)
observasi dan evaluasi, untuk mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang
dilakukan terhadap siswa; (4) refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Hasil
refleksi ini digunakan sebagai dasar perencanaan dan tindakan berikutnya
sehingga membentuk sebuah siklus.
Lokasi penelitian adalah bertempat di SD Negeri 2 Tirtasari yang berlokasi
di Banjar Dinas Dangin margi Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Lokasi
penelitian ini merupakan tempat peneliti bertugas sebagai guru yang ditugaskan
oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI
semester genap tahun pelajaran 2022 / 2023.

B. Subjek dan Obyek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Tirtasari tahun
pelajaran 2022 / 2023 yang berjumlah 8 orang dengan 5 orang siswa laki-laki dan
3 orang siswa perempuan. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian
karena pada kelas ini ditemukan permasalahan-permasalahan seperti yang
diungkapkan pada latar belakang.
Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah:
1) Penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VI.
2) Keterampilan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas VI semester II.

Tabel. 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas VI


NO JENIS
NAMA SISWA
URUT KELAMIN
1 Komang Andika Arya Pratama L
2 Kadek Aditya Ariawan L
3 Kadek Andi Wicaksana L
4 Kadek Adi Mas Putra L
5 Kmang Indah Srimas Ariani P
6 Made Setuti Ayuningsih P
7 Luh Sri ayu Milantini P
8 Putu Wahyu Arya Permana L
C. Prosedur Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang ditunjukkan dalam penelitian ini model
rancangan penelitian
Penjelasan dari setiap tahapan ini secara umum adalah sebagai berikut :
3.2.1 Rencana Tindakan
Kegiatan yang akan dilakukan pada langkah rencana tindakan ini adalah:
1) Menyiapkan dan menganalisis silabus bahasa Indonesia yang terkait
dengan materi yang diajarkan.
2) Membuat RPP sesuai materi ajaran bahasa Indonesia.
3) Menyiapkan lembar observasi sebagai pengumpulan data dalam menulis
karangan.
4) Menyiapkan tes hasil belajar.
5) Melakukan evaluasi hasil belajar.
3.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Adapun kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan
adalah:
1) Peneliti bersama guru masuk kelas.

2) Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dan mengenalkan materi


pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri.

3) Untuk mengetahui tingkat kemajuan keterampilan menulis karangan, peneliti


bersama guru mengamati setiap penampilan dari masing-masing siswa.

4) Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yaitu berupa lembar observasi


kegiatan.

3.2.3 Evaluasi
Evaluasi terhadap hasil belajar dilaksanakan setelah kegiatan secara tuntas
dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Evaluasi yang dilaksanakan berpedoman pada kriteria menulis karangan. Berikut
diuraikan kriteria penilaian dan penskorannya yang sudah disiapkan untuk
menetukan menulis karangan siswa. Selain itu, hasil tes juga dianalisis
berdasarkan kriteria ketuntasan dengan berpedoman pada sistem penilaian di SD
Negeri 2 Tirtasari.

3.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data dari pelaksanaan tindakan siklus I maka
dilakukan penafsiran dengan secermat-cermatnya. Jika hasil refleksi menunjukkan
masih terhadap kekurangan, maka perlu dibuatkan perencanaan yang lebih baek
untuk melaksanakan tindakan siklus II, sehinga peneliti memperoleh gambaran
mengenai kekurangan dan kelebihan yang telah dilaksanakan pada siklus I.
Secara umum setiap silkus dilaksanakan melalui 4 tahap seperti yang
dijelaskan dalam paragraf di depan, tetapi tahap yang berbeda dari masing-masing
siklus lebih dominan dalam tahap pelaksanaan dan tahap refleksi/revisi. Dengan
demikian siklus berikutnya sangat dipengaruhi oleh hasil analisis data silkus
sebelum dan hasil untuk merevisi pelaksanaan siklus berikutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Dokumentasi ini
berupa hasil karya siswa yaitu menulis karangan.Siswa diminta menulis secara
bebas dengan rambu-rambu yang diberikan oleh guru. Kemudian hasil karya
siswa ini dinilai untuk mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan tes,
akan diuraikan sebagai berikut.
3.3.1 Metode Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain
(Sugiyono.2018:229). Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain.observasi juga tidak terbatas pada orang , tetapi
juga objek-objek alam yang lain, melalui kegiatan observasi peniliti dapat
belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Menurut Yusuf (2013:384) kunci keberhasilan dari observasi sebagai
teknik dalam pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti itu
sendiri, karena peneliti melihat dan mendengarkan objek penelitian dan
kemudian peneliti menyimpulkan dari apa yang diamati. Peneliti yang
memeberikan makna tentang apa yang diamatinya dalam realitas dan dalam
konteks yang alami, ialah yang bertanya dan juga yang melihat bagaimana
hubungan antarasatu aspek dengan aspek yang lain pada objek yang
ditelitinya.
3.3.2 Metode tes

Tes adalah metode atau prosedur yang dilakukan dalam rangka


pengukuran dan e v a l u a s , dimana orang yang diuji harus
melakukan tugas untuk membentuk nilai deskriptif perilaku dari informasi
yang diperoleh. Sehingga atas dasar data yang diperoleh dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah

laku atau prestasi testee, skor dapat dibandingkan dengan nilai orang lain atau
dengan standar nilai tertentu. (Anas Sudijono. 2015:67). Menurut Nana Sudjana
(2014:35), tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan yang diajukan kepada
siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulis), atau dalam bentuk kegiatan (tes lisan), dalam
bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk kegiatan (tes tindakan).
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan untuk penelitian ini, dilakukan analisis data.
Analisis kuantitatif deskriptif digunakan untuk data dalam penelitian ini. Metode
ini digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar menulis karangan
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil jika siswa mencapai ketuntasan dalam
peningkatan keterampilan menulis karangan minimal 75% ke atas. Setiap siswa
mendapat nilai 70 ke atas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian


4.2.1 Data Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Siklus I)
Data hasil belajar siklus I yang terdiri dari hasil belajar menulis
karangan di kelas Bahasa Indonesia. Hasil menulis karangan dapat diperoleh
melalui tes. Jenis tes yang digunakan adalah tes deskriptif.
Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan dari peserta didik untuk dapat meningkatkan
komunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan 2 kali mengajar 1 kali
evaluasi. Data hasil evaluasi kemampuan menulis karangan pada siklus I
ini sebagai berikut:
(1) Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan pembalajaran siklus I peneliti bersama guru mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas VI menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan menganalisis silabus. Selain itu disiapkan lembar
observasi untuk menetapkan aktivitas belajar siswa dan peneliti juga menyiapkan
penilaian hasil belajar agar hasil belajar siswa dapat diketahui pada akhir siklus
(2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tidakan perbaikan sesuai dengan RPP yang telah
disempurnakan hasil refleksi pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan skenario yang telah disusun dan peneliti harus mengikuti apa yang
telah dirumuskan dalam rancangan dalam perencanaan dalam perteman yang
diadakan dalam waktu dua jam pembelajaran
(3) Observasi / Evaluasi
Selama penilitian ini dilakukan observasi oleh peneliti pada bidang kajian
bahasa Indonesia kelas VI. Pengamatan rinci dilakukan meliputi aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang diterima. Hasil
evaluasi menulis karangan pada siklus I sebagai berikut :
Tabel 04.1 Data Hasil Menulis Karangan Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Tahun Ajaran 2022/ 2023 Pada Siklus I
No Kode Siswa Aspek yang dinilai Nilai Nilai
A B C D E F Rata-
rata
1 Komang Andika Arya Pratama 42 7
2 Kadek Aditya Ariawan 42 7
3 Kadek Andi Wicaksana 39 6,5
4 Kadek Adi Mas Putra 42 7
5 Komang Indah Srimas Ariani 36 7
6 Made Setuti Ayuningsih 36 6
7 Luh Sri Ayu Milantini 42 7
8 Putu Wahyu Arya Permana 39 6,5
Keterangan:
A = Kesesuaian karangan dengan tema
B = Urutan peristiwa karangan
C = Tulisan karangan yang rapi dan jelas
D = Penggunaan tanda baca yang tepat
E = Penggunaan kata yang baku
F = Susunan kalimat yang tepat

Berikut langkah-langkah analisis tabel diatas seperti yang tunjukkan pada


tabel 04.2 di bawah ini:
Tabel 04.2 Tabel Kerja Tentang Hasil Menulis Karangan Siswa Pada
Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Ajaran 2022/2023 Siklus I.

Skor (X) F FX
7 5 35
6,5 2 13
6 1 6
N= 8 ∑ FX= 54

Keterangan:
X = skor hasil tes
F = frekuensi
FX = frekuensi dikalikan skor
N = jumlah siswa
Σ = jumlah hasil kali X dengan F
Menghitung nilai rata-rata hasil belajar menulis karangan siswa pada siklus I.

M=

M = 54%
8
= 6,75
Jadi nilai rata-rata hasil belajar menulis karangan siswa pada siklus I adalah
6,56
4.1.1.1 Menentukan Tingkat Hasil belajar Menulis Karangan
Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa dilakukan dengan cara
membandingkan angka rata-rata persen dengan lima kriteria model PAP di bawah
ini. Angka rata-rata persen dapat dihitung dengan rumus :

M% = x 100%
M % = 6.75 x 100
M % = 6.75 x 100
10

= 67,5%
Keterangan:
M(%) = Rata-rata persen
M = Rata-rata hasil belajar
SMI = Skor Maksimal Ideal (= 10)

Tabel 04. 3 Konversi Skor Mentah Menjadi Nilai dengan


Menggunakan PAP Skala Lima.
Nilai
Tingkat Penguasaan
Konversi Angka Kategori
85% - 100% A Baik sekali
70% - 84% B Baik
55% - 69% C Cukup
40% - 54% D Kurang
0% - 39% E Kurang sekali

Dengan membandingkan rata-rata persentase yang diperoleh berdasarkan


kriteria PAP ternyata berada pada kategori 55% – 69%. Jadi hasil belajar menulis
karangan siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 tirtasari yang berjumlah 8 orang
Tahun Ajaran 2022 / 2023 berada pada kategori cukup sehingga masih perlu
diadakan perbaikan pada siklus II supaya hasil yang dicapai lebih baik atau berada
dalam kategori baik sekali.

4.2.2 Data Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus II


Kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan dua kali mengajar satu kali
evaluasi. Data hasil evaluasi kemampuan menulis karangan pada siklus II ini
perbaikan pada siklus I. Pada siklus II siswa berubah menajadi lebih konsentrasi
mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Berikut
ini akan diuraikan hasil penelitian pada tindakan siklus II dengan langkah-langkah
kegiatannya
(1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II peneliti melakukan
persiapan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
membandingkan dengan RPP pada siklus I, untuk meperbaiki kelemahan
yang muncul pada siklus I. Disamping itu juga membuat lembar observasi
yang akan digunakan untuk aktifitas siswa dalam pembelajaran dan peneliti
juga menyiapkan tes hasil belajar agar hasil belajar siswa dapat diketahui
pada akhir siklus II
(2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 140 menit, yaitu 25 Oktober 2022 dan 27
Oktober 2022.Dalam satu kali pertemuan berlangsung selama dua jam.
(3) Observasi / Evaluasi
Ketika proses pembelajaran berlangsung peneliti bersama guru bidang
studi bahasa Indonesia kelas VI mengadakan pengamatan menggunakan
lembar observasi untuk mengetahui aktifitas siswa selama pembelajaran dari
awal sampai akhir kegiatan. Dinyatakan telah berjalan dengan baik maka
dilaksanakan evaluasi terhadap tindakan siklus II.

Tabel 04.4 Data Hasil Belajar Menulis Karangan Siswa Pada


Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Ajaran 2022/2023 Pada Siklus II
N Kode Siswa Aspek yang dinilai Nilai Nilai
o A B C D E F Rata
-rata
1 Kadek Andika Arya 48 8
Pratama
2 Kadek Aditya Ariawan 48 8
3 Kadek Andi Wicaksana 42 7,5
4 Kadek Adi Mas Putra 45 7,5
5 Komang Indah Srimas 45 7,5
Ariani
6 Made Setuti Ayuningsih 45 7,5
7 Luh Sri Ayu Milantini 45 7,5
8 PutuWahyuArya Permana 45 7,5
Keterangan:
A = Kesesuaian karangan dengan tema
B = Urutan peristiwa karangan
C = Tulisan karangan yang rapi dan jelas
D = Penggunaan tanda baca yang tepat
E = Penggunaan kata yang baku
F = Susunan kalimat yang tepat
Data di atas dapat dianalisis dengan langkah-langkah seperti yang terlihat
pada tabel 04.5 di bawah ini.
Tabel 04.5 Tabel Kerja Tentang Hasil Menulis Karangan Siswa Pada
Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Ajaran 2022/ 2023 Siklus II

Skor (X) F FX
8 2 16
7,5 6 45,6
N=8 Σ FX = 61
Menghitung Nilai Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II.

M=

M = 61
8
= 7,62%

Jadi nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 7,62

4.2.2.1 Menentukan Tingkat Hasil Belajar Menulis Karangan


Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa dilakukan dengan cara
membandingkan angka rata-rata persen dengan lima kreteria model PAP di bawah
ini. Angka rata-rata persen dapat di hitung dengan rumus :

M% = x 100%
M% = 7,62 x 100%
10
= 76,2 %
Keterangan:
M% = Rata-rata persen SMI = Standar
Maksimal Ideal
Tabel 04.6 Konversi Skor Mentah Menjadi Nilai dengan
Menggunakan PAP Skala Lima.

Nilai
Tingkat Penguasaan
Konversi Angka Kategori
85% - 100% A Baik sekali
70% - 84% B Baik
55% - 69% C Cukup
40% - 54% D Kurang
0% - 39% E Kurang sekali

Dengan membandingkan rata-rata persentase yang diperoleh berdasarkan


kriteria PAP ternyata berada pada kategori 70% – 84%. Jadi hasil belajar siswa
kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 Trtasari yang berjumlah 8 orang terhadap
menulis karangan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Ajaran
2022 / 2023 berada pada kategori baik.
4.2.3 Interpretasi Hasil PTK Siklus I dan II
Berdasarkan hasil analisis data Siklus I dan Siklus II maka dapat
diinterpretasikan mengenai hasil belajar siswa kelas VI dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD Negeri 2 Tirtasari adalah sebagai berikut.
Hasil belajar yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian, persentase angka
rata rata pada siklus I adalah 67,5 % dan persentase angka rata-rata pada siklus II
adalah 76,2 %. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa gambar seri pada siswa
kelas VI SD Negeri 2 Tirtasari dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang terlihat pada tabel 04.7 dibawah ini.

Tabel 04.7 Peningkatan Hasil belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Tirtasari


Tahun Ajaran 2022 / 2023
Persentase Tindakan
Peningkatan
Rata-Rata Siklus I Siklus II
Yang Dicapai 67,5% 76,2 % 8,7%

Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II ternyata masih ada
banyak ditemukan adanya kendala yang dihadapi siswa adalah:
1) Siswa kurang aktif memberikan tanggapan atau komentar terhadap
hasil diskusi temannya.
2) Siswa hanya mengandalkan temannya dalam membuat suatu
karangan.
3) Siswa masih takut tampil di depan kelas.
Berdasarkan hasil data siklus I dan siklus II penelitian ini sudah dianggap
tuntas karena sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,sehingga penelitian
ini dihentikan pada siklus II.
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.

Hasil penelitian yang dimaksud yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data

yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada siklus I hasil belajar siswa

kelas VI SD Negeri 2 Tirtasari berjumlah 8 orang di mana persentase hasil belajar

siswa pada siklus I adalah 67,5% berada pada kategori cukup. Hasil penilaian

observasi siklus I pada pokok bahasan penulisan karangan siswa dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok secara heterogen untuk mengerjakan tugas secara

berkelompok. Siswa Nampak antusias dan menyenangkan mendapatkan suatu

pembelajaran yang baru namun siswa masih kurang memahami penggunaan

media gambar seri untuk menulis karangan Bahasa Indonesia.


Analisis data pada siklus II hasil Belajar siswa kelas VI SD Negeri 2

Tirtasari berjumlah 8 orang di mana persentase hasil belajar siswa pada siklus II

adalah 76,2% berada pada kategori baik. Pada siklus II pokok bahasan menulis

karangan dalam kehidupan sehari-hari, siswa belajar berkelompok secara

heterogen untuk berdiskusi, dan mendalami pemahaman tentang menulis karangan

Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri. Sehingga pada siklus ini

diharapkan ada peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.

Peningkatan hasil belajar ini banyak dipengaruhi oleh faktor internal

maupun faktor eksternal. Belajar melalui mengalami secara langsung akan lebih

efektif dan berkesan. Hasil ini cocok dengan dasar teoretis yang dikemukan oleh

Slameto (2003:54). Pemaparan di atas juga didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Warsito dalam skripsinya yang berjudul ”Pemnggunaan Media

Gambar Seri dalam Membantu Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Narasi

Fiksi Kelas IV Jakarta.” Hasil penelitian setelah tiga kali putaran diadakan

kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah berupa

peningkatan kemampuan menulis cerita nasi fiksi bagi siswa. Berdasarkan

persentase rata-rata hasil pelaksanaan tindakan dapat diketahui hasilnya pada

pretest adalah 74% dan pada postest 82%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar seri sangat membantu siswa

dalam menumbuhkan gagasan apabila siswa menemukan kebuntuan. Kemudian

penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ahmad Mu’alim Fatah Zein dalam

skripsinya yang berjudul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan dengan

Menggunakan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 03 Klareyan
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2008/2009.”hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa media gambar seri terbukti dapat

meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas III SDN 03 Klayeran.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes pretest yang memperoleh nilai

52,4 serta skor rata-rata siklus 68,5 dan skor rata-rata postets 83,4. Berdasarkan

data kualitatif dapat diketahui bahwa siswa merasa senang menulis karangan

menggunakan media gambar seri dan terbukti dari peningkatan hasil belajar yang

telah dilakukan.

Melalui menulis karangan menggunakan media seri hasil belajar siswa

kelas VI yang berjumlah 8 orang pada Sekolah Dasar Negeri 2 Tirtasari

berdampak positif. Telah ada terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan

dengan kondisi sebelum diadakan PTK.

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan di atas dapat
diambil simpulan sebagai berikut :
5.1.1 Penggunaan media cerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan pada siswa kelas VI SD Negeri2 Tirtasari . Pada siklus 1
diperoleh hasil belajar menulis karangan sebesar 67,5% sedangkan pada
siklus II diperoleh hasil belajar menulis karangan sebesar 76,2% sehingga
telah mencapai target yang ditentukan. Maka dengan menggunakan media
gambar strategi guru dan metode yang bervariasi dapat menciptakan siswa
aktif, kreatif dan menyenangkan
5.1.2 Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis karangan
adalah:
1) Siswa kurang mampu menggunakan kata-kata yang tepat dalam
menuangkan buah pikiran.
2) Siswa belum bisa menentukan topik sebuah karangan.
3) Siswa kurang menguasai penulisan huruf EYD dan penggunaan tanda
baca.
5.2 Saran
Berdasarkan refleksi atau kesimpulan tentang menulis karangan
menggunakan media gambar seri dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam
kemampuan menulis sebuah karangan membuat peningkatan dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Sebaiknya
para guru bisa menerapkannya.
Sebagai seorang guru kita harus mampu memilih suatu strategi
pembelajaran yang tepat, karena dengan mengembangkan model-model
pembelajaran tujuan pendidikan dapat tercapai.
Sehubungan dengan kekurangan-kekurangan yang telah dipaparkan di atas
dan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Kepada Bapak/Ibu Kepala SD agar selalu memberikan pengarahan guru-
gurunya untuk mempelajari penggunaan media atau langkah-langkah dan
metode yang bervariasi dalam melakukan proses pembelajaran Bahasa
Indonesia.
b. Kepada Bapak/Ibu Guru sekolah dasar harus mampu menggunakan media
yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SD karena jika penggunaan metode atau media yang salah dapat
membuat siswa tidak memahami apa yang diberikan.
c. Kepada Siswa SD diharapkan lebih aktif dalam proses pembelajaran untuk
mengikuti kegiatan belajar disekolah agar hasilnya dapat meningkat setiap
harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Disekolah


Dasar. Jakarta: departemen pendidikan nasional dierktorat jendral
pendidikan tinggi direktorat ketenagaan.
Arsyad, Azhar. 2014. Media pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Anisatun, Siti. 2018. Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga. Jakarta:Diksi.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran ( Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Referensi.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Yogjakarta: BPFE.
Qodaroh, 2017. Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Dengan
Menggunakan Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I SD Negeri Gamer
02 Kota Pekalongan. Jurnal Cakrawala Pendas Vol.2 No. 2.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
(Bandung: Angkasa).
Warsito, Penggunaan Media Gambar Seri dalam Membantu Meningkatkan
Kemampuan Menulis Cerita Narasi Fiksi Siswa Kelas V SD Tarakanita IV
Jakarta, Jakarta: FKIP Pendidikan Guru SD Unika Atma Jaya, 2007.
Zein, Ahmad Mu’alim Fatah, Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
dengan Menggunakan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 03
Klareyan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran
2008/2009, Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang Tidak
Diterbitkan, 2009.

Anda mungkin juga menyukai