OLEH:
sebuah proses penuangan gagasan atau ide dalam beberapa tahapan yang
merupakan satu system yang lebih utuh.” Kemudian menurut Sudarwan dalam
jurnal Qodaroh (2017) menyatakan bahwa “Menulis merupakan salah satu sisi
dari keterampilan berbahasa, oleh karena sifatnya demikian, maka latihan yang
suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis sebagai alat
sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.”
Dari beberapa pendapat para ahli di atas menulis adalah suatu kegiatan
atau alatnya.
Pada dasarnya menulis bercerita tentang sesuatu yang ada dalam imajinasi,
cerita itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Setiap manusia
diciptakan untuk menjadi penulis. Namun, menulis pemikiran secara teratur dan
sistematis bukanlah hal yang mudah. Banyak orang pandai berbicara atau
berpidato, tetapi, mereka masih belum bisa menuangkan pikirannya ke dalam
bahasa tulisan. Oleh karena itu, untuk mengarang dengan baik, ia harus memiliki
keterampilan menulis. Keterampilan menulis dapat dicapai melalui belajar dan
berlatih.
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas VI SD , dalam pembelajaran menulis
karangan siswa masih rendah. Bahwa guru masih menggunakan cara
tradisional ,artinya guru hanya menerangkan secara sepintas saja tanpa
menanyakan kepada siswa apakah sudah memahami atau belum tentang
bagaimana cara mengarang , sehingga hasilnya tidak maksimal . Hal ini antara
lain disebabkan implementasi yang kurang mendukung ,yakni guru memberikan
tugas mengarang kepada siswa dengan judul yang sudah ditentukan. Kemudian ,
siswa mengarang dengan topik yang sama. Setelah beberapa menit, guru
menyuruh siswa mengumpulkan hasilnya. Selanjutnya guru mengembalikan
karangan tadi yang sudah dikoreksi dan dinilai. Akhir kegiatan guru
membicarakan hasil karangan siswa yang dibuat. Terungkaplah permasalahan
dalam bahasa Indonesia yaitu: 1) siswa kurang menguasai Bahasa Indonesia, 2)
kurangnya minat siswa untuk menulis, 3) siswa kurang menguasai penulisan huruf
EYD dan tanda baca.
Dari hasil kegiatan menulis karangan, diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran kemampuan menulis karangan dilakukan kurang efisien , sehingga
hasil belajar menulis karangan kurang maksimal. Kemampuan siswa SD dalam
pembelajaran menulis karangan dapat dikembangkan secara optimal, dilakukan
pembatasan yaitu: 1) media yang akan digunakan dalam menulis karangan adalah
media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa SD
Negeri 2 Tirtasari . 2) penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang difokuskan pada topik menulis karangan di kelas VI semester
genap SD Negeri 2 Tirtasari dipilihnya gambar seri sebagai solusi mengatasi
masalah siswa yang dihadapi, karena setiap gambar yang disajikan merangsang
pikiran siswa untuk menghasilkan ide atau gagasan baru. Gambar dan warna yang
indah dapat menarik minat siswa dalam menulis. Selain itu, pikiran siswa terbuka
sehingga karangan siswa menjadi lebih baik.
Menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran melalui bahasa.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis
harus mampu menggunakan kosa kata, tata bahasa dan struktur bahasa
Nurgiyono (2001:273).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa masalah yang diidentifikasi
dalam penelitian ini dapat diuraikan :
1) Siswa tidak dapat sepenuhnya mampu menguasai bahasa Indonesia.
2) Kurangnya minat siswa untuk menulis.
3) Siswa kurang menguasai penulisan huruf EYD dan tanda baca.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang hasil observasi pertama yang dilakukan, maka
penelitiannya dibatasi dengan masalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar menulis
karangan bahasa Indonesia siswa kelas VI semester genap tahun pelajaran 2022/
2023?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan topik yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut. Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Karangan
Berbahasa Indonesia, Siswa Kelas VI Semester II SD Negeri 2 Tirtasari Tahun
Pelajaran 2022/2023
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu:
1. Manfaat Teoritisntuk
Dasar. Selain itu, guru dan peniliti sekolah dasar diharapkan dapat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini bagi siswa lebih mudah dan semangat dalam
memahami materi pelajaran serta bisa membantu siswa dalam
menulis karangan menggunakan media gambar seri.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan guru dalam
menentukan atau menemukan media yang tepat untuk menulis
karangan.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran aspek menulis karangan dengan menggunaan media
gambar seri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa dalam prose belajar mengajar yang
diharapkan antara guru dan peserta didik.
2.3.5 Ciri-ciri Gambar yang Baik dan Peranannya sebagai Media Pengajar
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
yang memiliki ciri-ciri sebagaimana, yaitu :
1) Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
2) Memberi kesan kuat dan manarik perhatian.
3) Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang
obyek-obyek dalam gambar.
4) Berani dan dinamis.
5) Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :
1) Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
siswa dalam belajar.
2) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar.
3) Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat
yang lain
Atas dasar uraian tersebut di atas, hendaknya guru mau mempertimbangkan
penggunaan media gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat
merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang
dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis
karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya (Sudirman
dkk,1991:220).
pikiran pokok pada setiap gambar seri. Hasil penelitian setelah tiga
kali putaran diadakan kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran
menemui kebuntuan.
nilai 52,4 serta skor rata-rata siklus 68,5 dan skor rata-rata
Tulungagung.
A. Setting Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research) yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus kegiatan.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1) perencanaan
tindakan yang terdiri dari menyusun rumusan masalah, menentukan tujuan dan
metode penelitian serta membuat rencana tindakan; (2) pelaksaan tindakan, apa
yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perubahan yang dilakukan; (3)
observasi dan evaluasi, untuk mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang
dilakukan terhadap siswa; (4) refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Hasil
refleksi ini digunakan sebagai dasar perencanaan dan tindakan berikutnya
sehingga membentuk sebuah siklus.
Lokasi penelitian adalah bertempat di SD Negeri 2 Tirtasari yang berlokasi
di Banjar Dinas Dangin margi Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Lokasi
penelitian ini merupakan tempat peneliti bertugas sebagai guru yang ditugaskan
oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI
semester genap tahun pelajaran 2022 / 2023.
3.2.3 Evaluasi
Evaluasi terhadap hasil belajar dilaksanakan setelah kegiatan secara tuntas
dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Evaluasi yang dilaksanakan berpedoman pada kriteria menulis karangan. Berikut
diuraikan kriteria penilaian dan penskorannya yang sudah disiapkan untuk
menetukan menulis karangan siswa. Selain itu, hasil tes juga dianalisis
berdasarkan kriteria ketuntasan dengan berpedoman pada sistem penilaian di SD
Negeri 2 Tirtasari.
3.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data dari pelaksanaan tindakan siklus I maka
dilakukan penafsiran dengan secermat-cermatnya. Jika hasil refleksi menunjukkan
masih terhadap kekurangan, maka perlu dibuatkan perencanaan yang lebih baek
untuk melaksanakan tindakan siklus II, sehinga peneliti memperoleh gambaran
mengenai kekurangan dan kelebihan yang telah dilaksanakan pada siklus I.
Secara umum setiap silkus dilaksanakan melalui 4 tahap seperti yang
dijelaskan dalam paragraf di depan, tetapi tahap yang berbeda dari masing-masing
siklus lebih dominan dalam tahap pelaksanaan dan tahap refleksi/revisi. Dengan
demikian siklus berikutnya sangat dipengaruhi oleh hasil analisis data silkus
sebelum dan hasil untuk merevisi pelaksanaan siklus berikutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Dokumentasi ini
berupa hasil karya siswa yaitu menulis karangan.Siswa diminta menulis secara
bebas dengan rambu-rambu yang diberikan oleh guru. Kemudian hasil karya
siswa ini dinilai untuk mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan tes,
akan diuraikan sebagai berikut.
3.3.1 Metode Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain
(Sugiyono.2018:229). Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain.observasi juga tidak terbatas pada orang , tetapi
juga objek-objek alam yang lain, melalui kegiatan observasi peniliti dapat
belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Menurut Yusuf (2013:384) kunci keberhasilan dari observasi sebagai
teknik dalam pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti itu
sendiri, karena peneliti melihat dan mendengarkan objek penelitian dan
kemudian peneliti menyimpulkan dari apa yang diamati. Peneliti yang
memeberikan makna tentang apa yang diamatinya dalam realitas dan dalam
konteks yang alami, ialah yang bertanya dan juga yang melihat bagaimana
hubungan antarasatu aspek dengan aspek yang lain pada objek yang
ditelitinya.
3.3.2 Metode tes
laku atau prestasi testee, skor dapat dibandingkan dengan nilai orang lain atau
dengan standar nilai tertentu. (Anas Sudijono. 2015:67). Menurut Nana Sudjana
(2014:35), tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan yang diajukan kepada
siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulis), atau dalam bentuk kegiatan (tes lisan), dalam
bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk kegiatan (tes tindakan).
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan untuk penelitian ini, dilakukan analisis data.
Analisis kuantitatif deskriptif digunakan untuk data dalam penelitian ini. Metode
ini digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar menulis karangan
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil jika siswa mencapai ketuntasan dalam
peningkatan keterampilan menulis karangan minimal 75% ke atas. Setiap siswa
mendapat nilai 70 ke atas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Skor (X) F FX
7 5 35
6,5 2 13
6 1 6
N= 8 ∑ FX= 54
Keterangan:
X = skor hasil tes
F = frekuensi
FX = frekuensi dikalikan skor
N = jumlah siswa
Σ = jumlah hasil kali X dengan F
Menghitung nilai rata-rata hasil belajar menulis karangan siswa pada siklus I.
M=
M = 54%
8
= 6,75
Jadi nilai rata-rata hasil belajar menulis karangan siswa pada siklus I adalah
6,56
4.1.1.1 Menentukan Tingkat Hasil belajar Menulis Karangan
Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa dilakukan dengan cara
membandingkan angka rata-rata persen dengan lima kriteria model PAP di bawah
ini. Angka rata-rata persen dapat dihitung dengan rumus :
M% = x 100%
M % = 6.75 x 100
M % = 6.75 x 100
10
= 67,5%
Keterangan:
M(%) = Rata-rata persen
M = Rata-rata hasil belajar
SMI = Skor Maksimal Ideal (= 10)
Skor (X) F FX
8 2 16
7,5 6 45,6
N=8 Σ FX = 61
Menghitung Nilai Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II.
M=
M = 61
8
= 7,62%
Jadi nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 7,62
M% = x 100%
M% = 7,62 x 100%
10
= 76,2 %
Keterangan:
M% = Rata-rata persen SMI = Standar
Maksimal Ideal
Tabel 04.6 Konversi Skor Mentah Menjadi Nilai dengan
Menggunakan PAP Skala Lima.
Nilai
Tingkat Penguasaan
Konversi Angka Kategori
85% - 100% A Baik sekali
70% - 84% B Baik
55% - 69% C Cukup
40% - 54% D Kurang
0% - 39% E Kurang sekali
Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II ternyata masih ada
banyak ditemukan adanya kendala yang dihadapi siswa adalah:
1) Siswa kurang aktif memberikan tanggapan atau komentar terhadap
hasil diskusi temannya.
2) Siswa hanya mengandalkan temannya dalam membuat suatu
karangan.
3) Siswa masih takut tampil di depan kelas.
Berdasarkan hasil data siklus I dan siklus II penelitian ini sudah dianggap
tuntas karena sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,sehingga penelitian
ini dihentikan pada siklus II.
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.
Hasil penelitian yang dimaksud yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data
Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada siklus I hasil belajar siswa
siswa pada siklus I adalah 67,5% berada pada kategori cukup. Hasil penilaian
Tirtasari berjumlah 8 orang di mana persentase hasil belajar siswa pada siklus II
adalah 76,2% berada pada kategori baik. Pada siklus II pokok bahasan menulis
Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri. Sehingga pada siklus ini
maupun faktor eksternal. Belajar melalui mengalami secara langsung akan lebih
efektif dan berkesan. Hasil ini cocok dengan dasar teoretis yang dikemukan oleh
Fiksi Kelas IV Jakarta.” Hasil penelitian setelah tiga kali putaran diadakan
pretest adalah 74% dan pada postest 82%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar seri sangat membantu siswa
penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ahmad Mu’alim Fatah Zein dalam
Menggunakan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 03 Klareyan
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2008/2009.”hasil
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes pretest yang memperoleh nilai
52,4 serta skor rata-rata siklus 68,5 dan skor rata-rata postets 83,4. Berdasarkan
data kualitatif dapat diketahui bahwa siswa merasa senang menulis karangan
menggunakan media gambar seri dan terbukti dari peningkatan hasil belajar yang
telah dilakukan.
berdampak positif. Telah ada terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan di atas dapat
diambil simpulan sebagai berikut :
5.1.1 Penggunaan media cerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan pada siswa kelas VI SD Negeri2 Tirtasari . Pada siklus 1
diperoleh hasil belajar menulis karangan sebesar 67,5% sedangkan pada
siklus II diperoleh hasil belajar menulis karangan sebesar 76,2% sehingga
telah mencapai target yang ditentukan. Maka dengan menggunakan media
gambar strategi guru dan metode yang bervariasi dapat menciptakan siswa
aktif, kreatif dan menyenangkan
5.1.2 Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis karangan
adalah:
1) Siswa kurang mampu menggunakan kata-kata yang tepat dalam
menuangkan buah pikiran.
2) Siswa belum bisa menentukan topik sebuah karangan.
3) Siswa kurang menguasai penulisan huruf EYD dan penggunaan tanda
baca.
5.2 Saran
Berdasarkan refleksi atau kesimpulan tentang menulis karangan
menggunakan media gambar seri dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam
kemampuan menulis sebuah karangan membuat peningkatan dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Sebaiknya
para guru bisa menerapkannya.
Sebagai seorang guru kita harus mampu memilih suatu strategi
pembelajaran yang tepat, karena dengan mengembangkan model-model
pembelajaran tujuan pendidikan dapat tercapai.
Sehubungan dengan kekurangan-kekurangan yang telah dipaparkan di atas
dan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Kepada Bapak/Ibu Kepala SD agar selalu memberikan pengarahan guru-
gurunya untuk mempelajari penggunaan media atau langkah-langkah dan
metode yang bervariasi dalam melakukan proses pembelajaran Bahasa
Indonesia.
b. Kepada Bapak/Ibu Guru sekolah dasar harus mampu menggunakan media
yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SD karena jika penggunaan metode atau media yang salah dapat
membuat siswa tidak memahami apa yang diberikan.
c. Kepada Siswa SD diharapkan lebih aktif dalam proses pembelajaran untuk
mengikuti kegiatan belajar disekolah agar hasilnya dapat meningkat setiap
harinya.
DAFTAR PUSTAKA