Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP

KETERAMPILAN
MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD

A.Kartika Armadani
Universitas Negeri Makassar
Jl.Kajenjeng Dalam 11 No.13 081244117214
riskaramadhan853@gmail.com

Abstract:
This study is to find out the effects of the use of animation film media on the narrative text
writing skill of Grade V students of elementary schools (ESs). This study was a quasi-
experimental employing the pretest-posttest control group design. The results of the study
show the control group attained a pretest mean score of 27.92 and a posttest mean score of
29.51; experimental group I attained a pretest mean score of 27.95 and a posttest mean score
of 37.73 while experimental group II attained a pretest score of 27.75 and a posttest mean
score 31.33. The mean gain score attained by the control group was 1.59. The mean gain
score attained by experimental group I was 3.78, and that by experimental group II was 3.58.
The results of the t-test for the control group and experimental group I showed a significance
value of 0.000 < 0.05. The results of the t-test for the control group and experimental group II
show a significance value of 0.000 < 0.05. The result of ANOVA shows a significance value
of 0.000 < 0.05. Based on the data, it can be concluded that there are effects of the use of
animation film media on the narrative text writing skill of Grade V students of ESs.
Keywords: animation film media, text writing skill.

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media film animasi terhadap
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD. Jenis penelitian ini adalah quasi
experiment dengan desain pretest-posttest control group desain. Hasil penilaian menunjukkan
kelompok kontrol memperoleh rata-rata skor pretes 27,92 dan postes 29,51, kelompok
eksperimen I memperoleh ratarata skor pretes 27,95 dan postes 31,73, sedangkan kelompok
eksperimen II memperoleh rata-rata skor pretes 27,75 dan postes 31,33. Peningkatan rata-rata
skor yang diperoleh kelompok kontrol sebesar 1,59. Peningkatan rata-rata skor kelompok
eksperimen I sebesar 3,78 dan peningkatan rata-rata skor kelompok eksperimen II sebesar
3,58. Hasil uji t kelompok kontrol dan kelompok eksperimen I diketahui nilai signifikansi

1
0,000 < 0,05. Hasil uji t kelompok kontrol dan kelompok eksperimen II menunjukkan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari data
tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan media film animasi terhadap
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD
Kata kunci: menulis karangan narasi, film animasi.

PENDAHULUAN kreatif dalam pembelajaran agar pengetahuan


Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan menjadi lebih bermakna.
mencakup empat aspek keterampilan berbahasa Pembelajaran yang bermakna ini sangat penting
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan karena dapat memberikan landasan pengetahuan
menulis. Keempat keterampilan berbahasa yang kuat bagi siswa untuk membangun pondasi
tersebut terkait dan saling menunjang satu sama pengetahuannya. Di era perkembangan saat ini,
lain. Setiap keterampilan erat sekali menulis menjadi hal yang sangat penting.
hubungannya dengan ketiga ketrampilan yang Tulisan menjadi bentuk komunikasi tidak
lainnya. Dalam memperoleh keterampilan langsung yang dilakukan oleh seseorang untuk
berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan mengungkapkan gagasan, ide, konsep, dan
urutan yang kronologis dan hirarkis, yaitu mula- pikiran dalam bentuk bahasa tulis yang dapat
mula belajar menyimak, lalu berbicara, sesudah dibaca oleh orang lain. Bagi siswa menulis juga
itu belajar membaca dan menulis. Menurut sangat penting karena memudahkan siswa
Suparti (2007, p.260) dalam pembelajaran di merasakan hubungan-hubungan, memperdalam
kelas, keterampilan berbahasa tersebut daya tanggap dan persepsi siswa memecahkan
diintegrasikan dalam satu kesatuan sebab masalah serta menyusun urutan pengalaman.
keempat keterampilan tersebut sebenarnya Salah satu aspek kebahasan yang harus
merupakan catur-tunggal. Namun untuk dilatihkan kepada siswa adalah menulis.
kepentingan pembinaan keterampilan berbahasa Menurut Tarigan (2008, p.3) keterampilan
siswa, masing-masing keterampilan berbahasa menulis merupakan suatu keterampilan
dapat dipilah sebagai fokus-fokus pembelajaran. berbahasa yang dipergunakan untuk
Misalnya, untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
menulis para siswa, pembelajaran dapat secara tatap muka dengan orang lain. Pengertian
dikonsentrasikan pada pengembangan ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis
keterampilan menulis. Peraturan Menteri menjadi suatu kegiatan yang produktif dan
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 ekspresif. Dalam hal ini, seseorang harus
tentang Standar Kompetensi Lulusan terampil dalam menyusun kata-kata untuk
menyebutkan kompetensi yang diharapkan dari menghasilkan tulisan yang baik. Tulisan yang
pembelajaran pada aspek menulis pada siswa baik ini dimaksudkan agar informasi di
sekolah dasar yaitu siswa dapat melakukan dalamnya sampai kepada pembaca. Oleh karena
berbagai jenis kegiatan menulis untuk itu, seseorang dituntut agar terampil berbahasa
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan khususnya menulis. Berdasarkan hasil
informasi dalam bentuk karangan sederhana, wawancara dengan guru kelas V di SD N 1
perunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, Jambidan, SD N Wirokerten, dan SD N 2
teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta Jambidan pada tanggal 4 dan 5 April 2013
berbagai karya sastra untuk anak berbentuk diketahui bahwa pembelajaran bahasa pada
cerita, puisi, dan pantun (Depdiknas, 2008, aspek keterampilan menulis masih belum
p.235). Standar kompetensi lulusan tersebut memadai, baik yang berkaitan dengan
dicapai melalui serangkaian kegiatan penguasaan mekanik, isi maupun bahasa.
pembelajaran menulis berdasarkan standar Padahal keterampilan menulis merupakan bagain
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah penting dalam setiap pendidikan karena menulis
ditetapkan mulai dari kelas I sampai dengan adalah dasar untuk berpikir. Kemampuan
kelas VI. Rumusan standar kompetesi dan menulis diperlukan hampir semua lapangan
kompetensi dasar ini sangat penting sebab bisa pekerjaan dan dapat menunjang, bahkan
mewadahi siswa dalam pengembangan menentukan keberhasilan dalam suatu pekerjaan
keterampilan menulis. Guru dituntut untuk atau jabatan. Kondisi semacam ini disebabkan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru penggunaan media film animasi dalam
lebih banyak menitikberatkan pengetahuan atau keterampilan menulis karangan. Film animasi
kaidah bahasa, kurang melatih siswa dalam merupakan media yang menciptakan khayalan
keterampilan menggunakan bahasa untuk gerak sebagai hasil pemotretan rangkaian
bekomunikasi. Hal tersebut seringkali gambar yang melukiskan perubahan posisi.
menyebabkan peserta didik kurang berminat Media film animasi menyampaikan pesan-pesan
belajar Bahasa Indonesia sehingga prestasi yang pembelajaran secara audio visual dengan disertai
dicapainya kurang maksimal. Saat ini guru unsur gerak. Media ini akan menjadi menarik
dituntutkan untuk mengajar lebih kreatif dan dan selalu siap diterima penonton khususnya
tidak membosankan. Untuk menciptakan hal anak-anak. Film animasi yang digunakan dalam
tersebut, guru harus pandai berinovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
penggunaan metode yang tepat dalam dalam pembelajaran menulis karangan narasi
pembelajaran. Sayangnya, saat ini variasi dapat membantu guru menghadirkan suatu
metode dalam pembelajaran 252 - Jurnal Prima rekaman dunia lengkap dengan unsur gambar,
Edukasia, Volume 2 - Nomor 2, 2014 khususnya suasana, suara, ruang, waktu, dapat
keterampilan menulis masih jarang dilakukan menggantikan alam sekitar dan objek yang sulit
guru. Selain itu, guru memerlukan media serta bisa menggugah emosi. Pemutaran film
pembelajaran sebagai bagian dari alat bantu animasi sesuai dengan materi yang diajarkan
mengajar. Sekarang sudah saatnya guru diharapkan dapat membentuk ingatan emosional
melakukan perubahan dalam hal media yang dalam diri peserta didik dan dapat
lebih baik dan mengajak peserta didik mengakomodasikan peserta didik yang lamban
berpartisipasi secara aktif untuk dapat dalam menerima pelajaran menulis karangan
berkompetensi, baik secara individu mauapun narasi. Media film animasi tidak hanya
secara kelompok. Penggunaan media menyajikan materi yang dapat diterima dengan
pembelajaran merupakan salah satu cara untuk indera penglihatan saja akan tetapi juga
meningkatkan minat belajar, pemilihan media mengajak siswa untuk menggunakan indera
pun disesuikan dengan kondisi peserta didik dan pendengar, dengan demikian peserta didik juga
dekat dengan peserta didik. Melihat fenomena di dapat belajar memperkaya kosakatanya karena
atas, kiranya perlu dilakukan terobosan baru peserta didik berkesempatan untuk melihat
dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis penggunaan bahasa sekaligus mendengarkannya.
karangan. Ada beberapa media yang bisa Banyak sekali film animasi yang ada di
digunakan untuk mengajarkan menulis karangan. Indonesia, baik itu yang mendidik ataupun tidak
Hanya saja setiap media memiliki tingkat mendidik. Pemanfaatan film animasi yang
keefektifan yang berbeda-beda. Keberhasilan mendidik, sangatlah bagus untuk membantu
suatu proses pembelajaran tidak lepas dari peran anak dalam belajar. Pemanfaatannya sebagai
media, sebab media merupakan suatu bagian media pembelajaran bisa merangsang anak
integral dari proses pendidikan di sekolah. tertarik dalam materi yang disampaikan karena
Media dapat menyampaikan pesan-pesan untuk disertai gambar bersuara dan bergerak yang
tujuan pembelajaran karena tujuan media untuk menarik sesuai usia anak. Selain itu, film
memfasilitasi komunikasi. Yang terpenting animasi dipilih karena memiliki latar, tokoh, dan
adalah guru dapat memilih media secara hati- keruntutan peristiwa atau kejadian (alur). Unsur
hati untuk menjamin bahwa pesan yang gambar yang ada juga menjadikan jalan cerita
disampaikan diterima siswa secara jelas dan yang dialami tokoh-tokoh di dalamnya lebih
benar. Kurangnya penggunaan media dan menarik. Beberapa kelebihan yang ditampilkan
metode yang bervariasi oleh guru menjadikan dalam media film animasi ini kemudian
proses pembelajaran menulis karangan menjadi dimanfaatkan sebagai media untuk
kurang menarik dan bermakna. Untuk itu meningkatkan keterampilan menulis karangan
seorang guru perlu untuk menggunakan media narasi. Pesan atau informasi yang ada dalam
yang dapat menumbuhkan keterampilan menulis media ini diharapkan dapat membantu siswa
karangan siswa. Penelitian ini mencoba untuk menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk
menerapkan media film animasi pada tulisan. Selain itu, media ini diharapkan mampu
keterampilan menulis karangan narasi sehingga merangsang pola pikir siswa untuk berpikir lebih
nantinya diketahui pengaruh atau signifikansi runtut dan mengembangkan idenya menjadi
karangan narasi yang baik. Berdasarkan menulis adalah cara bekomunikasi dengan orang
penjelasan di atas, peneliti merasa tertarik untuk lain. Komunikasi yang terjalin bersifat tak
meneliti pengaruh penggunaan media film langsung sebab melalui bahasa tulis. Dengan
animasi terhadap keterampilan menulis karangan adanya tulisan, penulis dapat
narasi siswa kelas V SD se-gugus 4 Kecamatan mengkomunikasikan gagasan atau pikirannya
Banguntapan. Diharapkan dengan diketahuinya kepada orang lain. Melalui tulisan penulis dapat
pengaruh penggunaan media film animasi menyebarkan informasi dan ilmu pengetahuan.
terhadap keterampilan menulis karangan narasi Ketika menulis, penulis mengidentifikasi
dapat mendorong proses belajar menulis terlebih dahulu pembaca tulisannya, sehingga
karangan narasi khususnya siswa kelas V SD se- penulis mampu menggunakan
gugus 4 Kecamatan Banguntapan. Berdasarkan mengkomunikasikan idenya dengan bahasa yang
latar belakang tersebut, masalah-masalah dalam tepat. Hal tersebut dikemukakan oleh Browne
penelitian ini dapat diidentifikasi: (1) variasi (2009, p.92) yang menyatakan “writing is an
metode pembelajaran yang dilakukan guru activity that is undertaken for a reason and with
dalam mengajarkan menulis karangan narasi a specific audience in mind, and the form that
belum banyak digunakan, (2) media yang writing takes is determined by its purpose and its
digunakan dalam pembelajaran menulis audience”. Selain itu, Browne (2009, p.94) juga
karangan narasi kurang bervariasi, (3) Pengaruh menjelaskan “writing is an act of communication
Penggunaan Media Film Animasi terhadap and as such has both an author and an audience”.
Keterampilan Menulis Karangan Narasi ... Ada berbagai macam jenis-jenis tulisan.
Yanuarita Widi Astuti, Ali Mustadi 253 Jurnal Springer & Persiani (2011, p.234) menyatakan
Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 2, 2014 adanya enam jenis tulisan yaitu “narrative
media film animasi kurang dipertimbangkan writing, expository writing, descriptive writing,
guru dalam mengajarkan menulis karangan summary writing, response to literature, poetry
narasi, dan (4) belum diketahuinya pengaruh writing, report writing, and friendly letter
penggunaan media film animasi terhadap writing”. Penelitian ini terfokus pada salah satu
keterampilan menulis karangan narasi. Penelitian jenis tulisan yaitu tulisan narasi. Kegiatan
ini dibatasi pada permasalahan belum menulis itu ialah suatu proses, yaitu proses
diketahuinya pengaruh media film animasi pada penulisan. Moore-Hart (2010, pp.12-17)
keterampilan menulis karangan narasi. Tujuan menyatakan menulis terbagi menjadi lima
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tahapan yaitu “prewriting, drafting, revising,
penggunaan media film animasi terhadap editing, dan publishing”. Dalam penelitian ini,
keterampilan menulis karangan narasi siswa siswa pada tahap prewriting melihat tayangan
kelas V SD se-gugus 4 Kecamatan Banguntapan. film animasi, mencatat peristiwaperistiwa
Terdapat banyak pengertian dari ahli bahasa penting yang terdapat dalam film animasi,
tentang menulis. Menurut Tarigan (2008, p.22) mengembangkan kerangka karangan. Pada tahap
menulis adalah menurunkan atau melukiskan drafting, siswa menuangkan cerita dalam bentuk
lambang-lambang grafis yang menggambarkan karangan narasi berdasarkan kerangka karangan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, yang dibuat. Tahap revising dilakukan secara
sehingga orang-orang lain dapat membaca berkelompok untuk mendiskusikan hasil
lambang-lambang grafis tersebut. Sementara itu, karangan narasi siswa lain. Diskusi yang
Langan (2005, p.12) menjelaskan menulis dilakukan terkait karangan narasi yang dibuat
sebagai tiga hal yakni: writing as a skill, writing siswa lain, baik dalam penggunaan dan
as a process of discovery, dan writing as a way penulisan kata, kalimat, tata tulis, tanda baca dan
to communicate with others yang berarti bahwa lain sebagainya. Selanjutnya, pada tahap editing
orang percaya bahwa menulis adalah pemberian siswa mengedit tulisannya berdasarkan masukan
alam atau bakat alamiah, padahal menulis dari teman dan guru. Tahap terakhir yaitu
sebenarnya adalah keterampilan yang bisa publishing dengan cara membacakan karangan
dipelajari seperti halnya mengemudi, memasak, di depan kelas. Dalam menulis terdapat beberapa
mengetik, dan lain sebagainya. Menulis juga aspek yang hendaknya diperhatikan oleh penulis.
sebagai proses penemuan yang membutuhkan Iskandarwassid & Sunendar (2009, p.250)
proses perjalanan panjang dan bertahap untuk mengidentifikasi aspek-aspek menulis karangan
menghasilkan tulisan finalnya. Selain itu, ada delapan, yaitu: (1) kualitas dan ruang
lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian cerita, gambar yang beruntut dan dimanipulasi
(3) komposisi, (4) kohesi dan koherensi, (5) gaya sedemikian rupa sehingga tampak gambar
dan bentuk bahasa, (6) mekanik: tata bahasa, tersebut seolah-olah dapat bergerak. Hal senada
ejaan, tanda baca, (7) kerapian tulisan dan juga diungkapkan Chee & Wong (2003, p.139)
kebersihan, dan (8) respon afektif pengajar yang menyatakan animasi dalam sebuah aplikasi
terhadap karya tulis. Penilaian karangan narasi multimedia dapat menjanjikan suatu visual ulang
dalam penelitian ini memperhatikan empat aspek lebih dinamik serta menarik kepada penonton
yaitu isi, organisasi, bahasa, dan mekanik. karena ia memungkinkan sesuatu yang mustahil
Karangan yang baik memiliki ciri-ciri telah atau komplek dalam kehidupan nyata dapat
memuat ketepatan tujuan menulis, faktor direalisasikan di dalam aplikasi tersebut.
kejelasan karangan, kepadatan isi, Animasi digunakan untuk memberikan
pengembangan karangan, penggunaan bahasa, gambaran pergerakan bagi suatu objek,
dan kekuatan karangan tersebut. Dari penelitian menjadikan suatu objek yang tetap atau statis
ini, anak kelas V SD mampu membuat karangan dapat bergerak dan kelihatan seolah-olah hidup.
narasi yang padat isi (kreatif dalam Agina (2003, pp.1- 4) yang menjelaskan
pengembangan cerita, padat informasi, beberapa keuntungan penggunaan film animasi
menciptakan kesan pembaca), pengorganisasian dalam pendidikan yaitu peningkatan
isi karangan jelas (informasi latar, pelaku dan keterampilan dan kemampuan, interaktivitas,
rangkaian cerita disajikan dengan jelas), fleksibilitas dan keamanan, meningkatkan
penggunaan dan penulisan kata, kalimat, serta motivasi, menghilangkan frustrasi, kepraktisan,
tanda baca sesuai dengan kaidah yang konsisten, menarik dan memfokuskan perhatian,
ditentukan. 254 - Jurnal Prima Edukasia, menampilkan prototipe desain untuk merancang
Volume 2 - Nomor 2, 2014 Smaldino, Lowther, objek yang belum ada dalam kenyataan, dan
& Russel (2008, p.6) yang mengemukakan mampu menampilkan proses atau hubungan
istilah media sebagai perantara yang mengantar biasanya tidak terlihat. Harrison & Hummell
informasi antara sumber dan penerima (2010, pp.21-22) menyatakan film animasi
informasi. Peran sumber informasi bisa didapat mampu memperkaya pengalaman dan
baik dari guru maupun dari media pembelajaran, kompetensi siswa pada beragam materi ajar.
sedangkan penerima informasi adalah siswa. Selain kelebihan yang dimiliki film animasi
Dengan demikian, media pembelajaran ini dapat mempunyai keterbatasan, seperti pendapat Lowe
membantu proses interaksi antara guru dan siswa (2004, p.559) meninjaunya dari aspek inefisiensi
pada saat kegiatan belajar mengajar. Scarratt & sebab pembuatan film animasi membutuhkan
Davison (2012, p.27) membagi media menjadi waktu yang lama dan biaya besar. Tidak ada
tiga jenis yaitu: (1) Audiovisual: cinema, ketentuan tetang cara penggunaan film yang
television, radio, music videos, animation. Film terbaik dan yang berlaku untuk semua situasi
and television are often categorised as „moving kelas. Dalam penggunaannya hendaknya
image, however it misleadingly diverts attention senantiasa berdasarkan kebutuhan murid dan
from the importance of sound, and examiners‟ dalam hubungan dengan materi yang dipelajari.
reports regularly note „sound‟ as a weak area of Tidak semua film animasi layak dijadikan
analysis, (2) print: newspapers, magazines, sebagai media pembelajaran, maka kita atau pun
comics, and (3) emedia: the internet, mobile guru sudah seharusnya melakukan proses seleksi
phones, computer games, video games. terlebih dahulu mana film yang relevan dan
Penelitian ini menggunakan media audio visual layak dijadikan media pembelajaran. Hamalik
yaitu film animasi. Animasi berasal dari kata (dalam Munadi, 2012, p.117) mengemukakan
Latin anima, yang berarti jiwa (soul) atau bahwa ciri-ciri film yang layak digunakan
animare yang berarti nafas kehidupan sebagai media pembelajaran sebagai berikut: (1)
(menggerakkan menghidupkan). Mayer & dapat menarik minat siswa, (2) benar dan
Moreno (2002, p.88) menyatakan jika digunakan autentik, (3) up to date dalam setting, pakaian,
sebagai bentuk hiburan, animasi sering disebut dan lingkungan, (4) sesuai dengan tingkat
dengan kartun. Ada pula yang menyamakan kematangan audiens, (5) perbendaharaan bahasa
dengan simulation motion picture yang secara yang digunakan benar, (6) kesatuan dan
harfiah berarti memiliki gerak. Disebut demikian rangkaiannya cukup teratur, dan (7) teknis yang
karena dalam pembuatannya dibuat banyak digunakan cukup memenuhi persayaratan dan
cukup memuaskan. Dari pendapat di atas dapat yang diterima seseorang diproses melalui salah
disimpulkan bahwa untuk memilih film animasi satu dari dua channel, yaitu channel verbal
yang layak hal-hal yang perlu diperhatikan seperti teks dan suara, dan channel visual
diantaranya adalah (1) durasi waktu yang (nonverbal image) seperti diagram, gambar, dan
singkat, (2) kosakata yang tidak sulit atau dapat animasi. Narasi dalam bentuk audio masuk ke
digunakan dalam percakapan sehari-hari, (3) dalam sistem verbal, sedangkan gambar masuk
pelafalan tokoh yang tidak terlalu cepat, dan (4) ke dalam sistem visual. Kedua channel ini dapat
memiliki pesan moral yang baik. Penggunaan berfungsi baik secara independen, secara paralel,
media film animasi dalam pembelajaran dapat atau juga secara terpadu bersamaan. Kedua
dikaji dengan beberapa teori. Teori yang channel informasi tersebut memiliki
mendukung adalah teori pemodelan, teori karakteristik yang berbeda. Channel verbal
pemrosesan informasi dan teori pengkodean memroses informasi secara berurutan sedangkan
ganda (dual coding theory). Manusia dapat channel nonverbal memroses informasi secara
belajar baik secara langsung dari pengalaman bersamaan (sinkron) atau paralel. Visualisasi dan
yang dialami oleh individu itu sendiri maupun simbol dalam bentuk apapun akan membantu
belajar dari pengalaman orang lain. Menurut menambah kapasitas kognitif manusia dan
Barlow (dalam Syah, 2011, p.79), sebagian besar membantu menyampaikan konsep dan informasi.
upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan Siswa akan belajar lebih efektif apabila
(imitation) dan penyajian contoh (modeling). informasi dalam bentuk verbal dikombinasikan
Bentuk model bisa bermacammacam. Menurut dengan informasi dalam bentuk visual. Film
Hergenhahn & Olson (2012, p.361) model di sini animasi (yang di dalamnya ada verbal dan
diartikan sebagai apa saja yang menyampaikan visual) yang dijadikan media pembelajaran dapat
informasi, seperti orang, film, televisi, pameran, menunjang memori dan pemahaman siswa.
gambar, dan instruksi. Pengaruh Penggunaan Siswa akan membentuk mental connection
Media Film Animasi terhadap Keterampilan antara mental verbal dan mental visual apabila
Menulis Karangan Narasi ... Yanuarita Widi dalam film animasi tersebut terdapat percakapan
Astuti, Ali Mustadi 255 Jurnal Prima Edukasia, dan gambar yang diletakkan saling berdekatan
Volume 2 - Nomor 2, 2014 Teori yang kedua satu dengan yang lainnya.
yaitu teori pemrosesan informasi. Menurut
Santock (2011, p.29) teori pemrosesan informasi METODE
megedepankan bahwa individu memanipulasi,
memonitor dan menyusun strategi terhadap
informasi-informasi yang ditemuinya. Siswa Jenis Penelitian Penelitian ini
dapat mengingat suatu informasi dengan baik menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis
harus melakukan tiga hal yaitu mendapatkan penelitian adalah kuasi eksperimen dengan
informasi, menyimpannya, dan pretest posttest control group design. Waktu
mengeluarkannya kembali. Kemampuan dan Tempat Penelitian Penelitian ini
menerima, menyimpan, dan menimbulkan dilakukan di SD N 1 Jambidan sebagai kelas
kembali dikenal dengan istilah encoding,
eksperimen dan SD N 2 Jambidan sebagai
storage, dan retrival. Perhatian yang fokus dan
pikiran siswa yang tidak tegang merupakan
kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan pada
syarat untuk memproses informasi sebelum akhir bulan AgustusSeptember 2013.
masuk ke memori jangka pendek siswa sehingga Target/Subjek Penelitian Populasi yang
pembelajaran menjadi lebih efektif. Penayangan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
film animasi yang mendapat perhatian siswa, kelas V SD se-Gugus 4 Kecamatan
didukung dengan pikiran siswa yang tidak Banguntapan. Sampel dalam penelitian ini
tegang (rileks) maka informasi yang ada dalam yaitu siswa kelas V SD N 1 Jambidan dan
film animasi dapat masuk ke memori jangka SD N 2 Jambidan. Teknik pengampilan
panjang sehingga informasi-informasi yang sampel yang digunakan adalah teknik simple
disajikan tidak cepat dilupakan atau disimpan random sampling. Prosedur Jenis rancangan
lebih lama di dalam memori jangka panjang.
penelitian adalah pretest posttest control
Teori pengkodean ganda yang dikemukakan
Paivio (2006, p.3) menyatakan bahwa informasi
group design. Prosedur penelitian ini terdiri
atas tiga tahapan. Tahap praeksperimen pembelajaran menulis karangan narasi dan
dilakukan pretest. Tahap eksperimen lembar observasi aktivitas guru dalam
dilakukan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran menulis karangan narasi di
media film animasi pada kelas eksperimen I kelas. Dalam observasi tindak belajar siswa
dan II, serta dilakukan pembelajaran dengan terdapat pedoman observasi yang terkait
media gambar berseri pada kelas kontrol. dengan motivasi, keaktifan, dan perhatian
Tahap pascaeksprimen dilakukan posttest. siswa saat pembelajaran menulis karangan
Data, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan narasi dengan menggunakan media film
Data penelitian ini berupa data skor siswa animasi terkait dengan bagaimana siswa
saat pretest dan posttest, data hasil observasi melakukukan tahapan menulis. Dalam
aktivitas siswa, dan guru saat pembelajaran observasi aktivitas guru terkait dengan
menulis karangan narasi. Teknik kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan
pengumpulan pengumpulan data yang kegiatan penutup saat pembelajaran menulis
digunakan adalah tes, observasi, catatan karangan narasi berlangsung. Catatan
lapangan, dan dokumentasi. Teknik tes lapangan dalam penelitian ini berupa
unjuk kerja digunakan untuk mengukur pengamatan di lapangan meliputi pernyataan
keterampilan menulis karangan narasi siswa tentang semua peristiwa yang dialami, yaitu
kelompok kontrol, kelompok eksperimen I, yang didengar dan dilihat oleh peneliti
maupun kelompok eksperimen II. Teknik dalam pelaksanaan pembelajaran menulis
observasi yang dipakai adalah teknik karangan narasi. Dokumentasi penelitian ini
pengamatan partisipan. Catatan lapangan berupa rekaman kegiatan penelitian dari
dipakai untuk mencatat semua hal-hal yang pretest, pelaksanaan penelitian sejak awal
terjadi yang tak tercover dalam instrumen sampai akhir pembelajaran, dan posttest
lain. Dokumentasi digunakan untuk yang berwujud foto penelitian. Teknik
mendokumentasikan proses dan hasil Analisis Data Teknik analisis data yang
kegiatan pembelajaran. Instrumen yang dilakukan untuk memenuhi jawaban dari
digunakan yaitu soal tes unjuk kerja, check dugaan adanya pengaruh penggunaan media
list lembar observasi, catatan lapangan, dan film animasi terhadap keterampilan menulis
rekaman. Fungsi instru- 256 - Jurnal Prima karangan narasi siswa kelas V SD se-Gugus
Edukasia, Volume 2 - Nomor 2, 2014 men 4 Kecamatan Banguntapan. Sebelum
soal tes unjuk kerja ini untuk mengukur dilakukan analisis data, dilakukan uji
keterampilan menulis awal siswa dan prasyarat analisis dengan menggunakan uji
keterampilan menulis akhir siswa. Ada normalitas dan uji homogenitas. Pada
empat aspek penilaian dalam menulis pengujian normalitas sebaran ini
karangan narasi pada penelitian ini, yaitu menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov,
aspek isi, aspek organisasi, aspek bahasa, sedangkan uji homogenitas menggunakan
dan aspek mekanik. Aspek isi terkait dengan Levene Test. Analisis yang dipakai dalam
kreativitas dalam pengembangan cerita, penelitian ini ada dua, yaitu analisis
kepadatan informasi, dan penciptaan kesan deskriptif dan analisis inferensial.
pembaca. Aspek organisasi terkait dengan endeskripsian dilakukan dengan
penyampaian informasi latar dan pelaku menggunakan komputer program SPSS versi
serta penyajian rangkaian cerita, aspek 17.0. untuk mendapatkan mean, standar
bahasa terdiri atas penggunaan kata dan deviasi, modus, dan median dari masing-
kalimat serta keefektifan kalimat, sedangkan masing variabel. Distribusi frekuensi data
aspek mekanik terkait penulisan kata dan dibuat dengan membuat kelas interval.
penulisan tanda baca. Lembar observasi Untuk melihat tingkat kecenderungan skor
yang telah dibuat berupa lembar observasi dilakukan dengan menggunakan lima
tindak belajar siswa pada saat pelaksanaan kategori menurut Sukarjo (2006, p.53)
dengan rumus sebagaimana pada tabel 1. ideal) SBi = simpangan baku ideal,
Tabel 1.Konversi Skor Aktual Menjadi Skor ditentukan dengan rumus: SBi= 1/6 (skor
Skala Lima Berdasarkan Simpangan Baku maksimal ideal – skor minimal ideal
(SB) Interval Skor Nilai Kategori X > Mi + Analisis inferensial dilakukan melalui uji-t
1,8 Sbi A Sangat baik Mi + 0,6 SBi < X ≤ dan Analysis of Variance (Anova). Uji-t dan
Mi + 1,8 SBi B Baik Mi – 0,6 SBi < X≤ Mi Anova digunakan untuk menguji perbedaan
+ 0,6 SBi C Cukup baik Mi - 1,8 SBi < X ≤ rata-rata hitung keterampilan menulis narasi
Mi - 0,6 SBi D Kurang baik X ≤ Mi – 1,8 antara kelompok eksperimen yang diberi
SBi E Sangat kurang baik Keterangan: X = pembelajaran dengan media film animasi
skor aktual (empiris) Mi = mean ideal, dan kelompok kontrol yang diberi
dihitung dengan menggunakan rumus: Mi = pembelajaran dengan gambar berseri.
½ (skor maksimal ideal + skor minimal
Tabel 1.Judul Tabel dengan Bold, Spasi 1, Fon 10

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretes .105 35 .200(*) .948 35 .100
Postest .103 35 .200(*) .979 35 .736

Tabel 2.Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Yanuarita Widi Astuti, Ali Mustadi 257
Mahasiswa Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor
Levene Statistic df1 df2 Sig. 2, 2014 Tabel 2. Perbandingan Data Statistik
Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
11.120 1 68 .001
dan Kelompok Eksperimen Kelas Data
Keefektifan Bahan AjarMenulis Opini dan Pretest Posttest Peningkatan Kelas
Esai dengan Pembelajaran Berbasis Project- Eksperimen I N (∑x) Mean Mdn Mo Min
Based Learning Max 37 1034 27,95 27,00 27 23 33 37 1174
31,73 32 34 27 37 37 140 3,78 4,00 1272 1 7
Jika ada sub judul di hasil, tuliskan Kelas Eksperimen II N (∑x) Mean Mdn Mo
dengan huruh kapital, huruf kecil dengan bold. Min Max 40 1110 27,75 27,50 27 24 34 40
Seperti bagian yang lain, tidak diberikan nomor, 1253 31,33 31 33 27 37 40 143 3,58 4,00 5 0
huruf, atau bullet. 6 Kelas Kontrol N (∑x) Mean Mdn Mo Min
Bahasa asing, bahasa daerah, dan istilah Max 37 1033 27,92 27,00 26 24 33 37 1092
tidak baku dicetak dengan huruf miring.
29,51 29,00 29 25 34 37 59 1,59 2,00 2 -1 4
Dari tabel 2 diketahui perbandingan antara
HASIL DAN PEMBAHASAN skor pretest dan skor posttest keterampilan
menulis narasi yang dimiliki kelompok
Hasil analisis statistik deskriptif skor kontrol dan kelompok eksperimen dapat
pretest dan posttest keterampilan menulis diketahui. Pada saat pretest keterampilan
karangan narasi pada kelompok kontrol dan menulis karangan narasi kelompok kontrol,
kelompok eksperimen (I dan II) meliputi skor tertinggi 33 dan skor terendah 24,
jumlah subjek (N), jumlah skor total (∑x), sedangkan pada saat posttest skor tertinggi
mean, mode (Mo), median (Mdn), skor 34 dan skor terendah 25. Skor tertinggi dan
minimal, dan skor maksimal. Hasil analisis terendah kelompok kontrol mengalami
tersebut disajikan dalam tabel 2. Pengaruh peningkatan. Akan tetapi, peningkatan skor
Penggunaan Media Film Animasi terhadap tidak terlalu tinggi. Pada saat pretest
Keterampilan Menulis Karangan Narasi ... keterampilan menulis karangan narasi
kelompok eksperimen I mendapatkan skor 23,40 1 Cukup > 23,40 – 30,60 31 Baik >
tertinggi 33 dan skor terendah 23, sedangkan 30,60 – 37,80 5 Eksperimen II Cukup >
pada saat posttest keterampilan menulis 23,40 – 30,60 35 Baik > 30,60 – 37,80 5 258
karangaan narasi mendapatkan skor tertinggi - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor
37 dan skor terendah 27. Pada kelompok 2, 2014 Dari tabel tersebut, kecenderungan
eksperimen II, saat pretest mendapatkan skor skor pretest yang diperoleh kelompok
tertinggi 34 dan skor terendah 24, sedangkan ekperimen I, eksperimen II, dan kontrol
pada saat posttest mendapatkan skor masuk kategori cukup baik. Hal tersebut dari
tertinggi menjadi 37 dan skor terendah 27. frekuensi siswa yang masuk dalam kategori
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat cukup lebih tinggi dibandingkan kategori
peningkatan skor tertinggi dan skor terendah lain. Saat posttest kecenderungan kelompok
keterampilan menulis narasi kelompok berubah. Berikut disajikan kecenderungan
eksperimen I dan II antara sebelum dan skor posttest masing-masing kelompok:
sesudah perlakuan dengan menggunakan Tabel 4. Kecenderungan Skor Posttest
media film animasi. Skor rata-rata antara Kelompok Kategori Interval Frek Kontrol
pretest dan posttest kelompok kontrol dan Cukup > 23,40 – 30,60 27 Baik > 30,60 –
kelompok eksperimen (I dan II) juga 37,80 10 Eksperimen I Cukup > 23,40 –
mengalami peningkatan. Pada saat pretest 30,60 11 Baik > 30,60 – 37,80 26
skor rata-rata kelompok kontrol sebesar Eksperimen II Cukup > 23,40 – 30,60 14
27,92, sedangkan pada saat posttest skor Baik > 30,60 – 37,80 26 Berdasarkan tabel
rata-rata sebesar 32,37. Skor rata-rata tersebut, frekuensi yang didapatkan masing-
kelompok kontrol mengalami peningkatan masing kelompok berbeda-beda. Kelompok
sebesar 1,59. Sementara itu, skor rata-rata kontrol mendapatkan frekuensi tertinggi
pretest kelompok eksperimen I sebesar pada kategori cukup baik, sedangkan kelas
27,95, sedangkan skor rata-rata posttest ekperimen I dan eksperimen II mendapatkan
kelompok eksperimen I sebesar 31,73. Skor frekuensi tertinggi pada kategori baik. Skor
rata-rata kelompok eksperimen I mengalami keterampilan menulis karangan narasi
peningkatan sebesar 3,78. Selain itu, skor diperoleh dari skor aspek-aspek menulis
rata-rata kelompok eksperimen II sebesar karangan narasi yaitu aspek isi, aspek
27,75, sedangkan skor rata-rata posttest organisasi, aspek bahasa, dan aspek
kelompok eksperimen II sebesar 31,33. Skor mekanik. Dilihat dari skor per-aspek menulis
rata-rata kelompok eksperimen II mengalami karangan narasi, hasil pretest dan posttest
peningkatan sebesar 3,58. Dari data tersebut dapat dilihat di bawah ini: Tabel 5. Hasil
dapat dilihat bahwa peningkatan skor Rata-rata Skor Per-aspek Menulis Karangan
ratarata kelompok eksperimen ( I dan II) Narasi Kelas Isi Organisasi Bahasa Mekanik
lebih besar daripada peningkatan skor rata- Pretest Eksperimen I 9,78 6,59 5,89 5,68
rata kelompok kontrol. Perolehan skor Eksperimen II 9,83 6,55 5,65 5,73 Kontrol
pretest dan posttest kemudian dilakukan 9,76 6,59 5,84 5,73 Posttest Eksperimen I
pengelompokan untuk mengetahui kategori 10,59 6,75 6,08 6,11 Eksperimen II 11,24
kecenderungan skor berada dalam kategori 7,49 6,73 6,27 Kontrol 11,3 7,30 6,30 6,43
sangat kurang, kurang, cukup, baik, atau Hasil pengamatan aktivitas siswa ketika
sangat baik. Berikut disajikan tahap pembelajaran menulis karangan narasi
kecenderungan skor pretest kelompok antara kelompok eksperimen (I dan II) dan
eksperimen I, eksperimen II, dan kontrol kontrol menunjukkan hasil yang berbeda.
Tabel 3. Kecenderungan Skor Pretest Berikut dipaparkan hasil pengamatan
Kelompok Kategori Interval Frek Kontrol kelompok eksperimen I. Tabel 6. Hasil
Cukup > 23,40 – 30,60 31 Baik > 30,60 – Pengamatan Aktivitas Siswa Kelompok
37,80 6 Eksperimen I Kurang > 16,20 – Eksperimen I Kegiatan Motivasi Perhatian
Keaktifan Prewriting 0,68 0,69 0,63 Drafting gambar bergerak sehingga perhatian siswa
0,56 0,59 0,59 Revising 0,56 0,59 0,59 terus tertuju pada pembelajaran. Hal ini
Editing 0,69 0,64 0,66 Publishing 0,65 0,56 terlihat dari antusiasme dan semangat
0,65 Pengamatan aktivitas siswa juga siswadalam pembelajaran. Gambar animasi
dilakukan pada kelas eksperimen II. dalam film membantu siswa memahami
Pengamatan dilakukan selama pemberian kondisi atau setting cerita yang disajikan
perlakuan. Berikut hasil pengamatan dalam film. Selain itu, siswa menjadi lebih
aktivitas siswa dalam kegiatan menulis dekat dengan tokoh yang ada dalam film
karangan narasi pada kelompok eksperimen animasi tersebut serta bisa merasakan
II. Tabel 7. Hasil Pengamatan Aktivitas suasana yang ada di dalam film secara nyata.
Siswa Kelompok Eksperimen II Kegiatan Sehingga siswa bisa mendapatkan gambaran
Motivasi Perhatian Keaktifan Pre-writing nyata kejadian yang dialami tokoh cerita
0,66 0,73 0,66 Drafting 0,59 0,60 0,57 yang memudahkan siswa menuangkan
Revising 0,62 0,62 0,64 Editing 0,69 0,65 idenya dalam menulis karangan narasi.
0,70 Publishing 0,72 0,67 0,70 Pengamatan Perhatian siswa menjadi lebih fokus dengan
aktivitas siswa juga dilakukan kelas kontrol adanya gambar bergerak dan suara. Mereka
ketika pembelajaran menggunakan media dapat merekam informasi lebih baik,
gambar berseri. Berikut hasil pengamatan sehingga saat melakukan akitivitas
aktivitas siswa dalam kegiatan menulis pramenulis, membuat draft, merevisi,
karangan narasi pada kelompok kontrol. menyunting dan publikasi dapat
Tabel 8. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dilaksanakan dengan lebih mudah. Media
Kelompok Kontrol Kegiatan Motivasi film animasi termasuk ke dalam media audio
Perhatian Keaktifan Pre-writing 0,51 0,55 visual yakni media utuh yang
0,53 Drafting 0,48 0,51 0,55 Revising 0,46 mengkolaborasi bentuk-bentuk visual
0,55 0,50 Editing 0,42 0,55 0,51 Publishing dengan audio. Media audio visual dapat
0,49 0,45 0,55 Observasi di kelas digunakan untuk menyampaikan informasi
menunjukan siswa memiliki motivasi lebih yang dapat didengar (audio) dan dapat
baik bila pembelajaran menggunakan media dilihat (visual) sehingga dapat
animasi. Aktivitas pramenulis, membuat mendeskripsikan suatu masalah, konsep,
draft, merevisi, menyunting, dan publikasi suatu proses yang bersifat abstrak dan tidak
dilakukan dengan bersemangat. Siswa lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap,
terlihat terlihat bersemangat dan maka wajar jika siswa yang diajar dengan
bersungguh-sungguh dalam menuliskan hal- bantuan film animasi memiliki keterampilan
hal penting yang dilihat dalam film animasi. menulis karangan narasi yang lebih tinggi
Siswa juga bersemangat dalam membuat dan daripada yang menggunakan media gambar
mengembangkan kerangka karangan. Dalam berseri. Semakin banyak siswa memperoleh
merevisi dan menyunting baik secara pribadi informasi, semakin mudah ia belajar
ataupun kelompok juga dilakukan dengan menulis. Hal tersebut disebabkan informasi-
antusias. Saat diminta mempublikasikan informasi yang diperoleh digunakan untuk
hasil karangan narasinya siswa bahkan pengembangan penalaran dan latihan
menawarkan diri baik secara lisan ataupun pengembangan ide-ide dalam menulis.
tunjuk tangan tanpa disuruh oleh guru. Siswa dapat mengevaluasi pemilihan kata,
Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi ejaan, dan kalimat yang digunakan dalam
terhadap Keterampilan Menulis Karangan media film animasi. Media film animasi juga
Narasi ... Yanuarita Widi Astuti, Ali Mustadi mampu mendorong munculnya ide-ide
259 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - kreatif siswa dalam menulis karangan narasi.
Nomor 2, 2014 Film animasi yang Dengan adanya visualisasi berupa gambar
ditampilkan menyajikan suara dan gambar- dalam film animasi dapat memberikan
informasi yang lebih mudah untuk proses pembelajaran dalam kegiatan
dimengerti oleh pemirsanya dan membuat pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan
tayangan tersebut menjadi lebih hidup. penutupan dengan lebih baik. Sebelum
Siswa akan merasa lebih dekat dengan dilakukan analisis data, terlebih dahulu
visualisasi yang ditampilkan, baik terhadap dilakukan uji persyaratan analisis data yang
lokasi peristiwa, tokoh, mupun situasi dalam terdiri dari uji normalitas sebaran data dan
film animasi tersebut. Hasil observasi juga uji homogenitas varian. Hasil uji normalitas
menunjukan siswa yang mendapat sebaran data disajikan di bawah ini: 260 -
pembelajaran dengan media animasi Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor
memiliki keaktifan lebih baik dibanding 2, 2014 Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji
yang mendapat media gambar berseri. Normalitas Sebaran Data
Keaktifan siswa dapat dilihat sejak tahapan KolmogorovSmirnov Sig. Pretest Kelompok
pramenulis, membuat draf, merevisi, Kontrol 1,138 0,150 Pretest Kelompok
menyunting, dan mempublikasikan hasil Eksperimen I 1,178 0,125 Pretest Kelompok
karangan narasinya. Siswa kelompok Eksperimen II 1,131 0,155 Posttest
eksperimen aktif dalam mengidentifikasi Kelompok Kontrol 1,001 0,269 Posttest
unsur intrinsik film animasi yang dilihatnya, Kelompok Eksperimen I 0,693 0,723
membuat kerangka karangan kemudian Posttest Kelompok Eksperimen II 0,716
mengembangkannya menjadi karangan 0,684 Hasil perhitungan uji normalitas
narasi, aktif merevisi kesalahan pada tulisan sebaran data menunjukkan nilai signifikansi
yang dibuatnya, aktif dalam berdiskusi dan > 0,05. Dengan demikian, sebaran data
bertukar pikiran dengan teman pretest dan posttest keterampilan menulis
sekelompoknya, serta aktif untuk narasi kelompok kontrol dan kelompok
mempublikasikan hasil karangannya. eksperimen (I dan II) berdistribusi normal.
Pengamatan dilakukan ketika guru sedang Data tersebut telah memenuhi syarat untuk
melakukan pembelajaran tentang menulis dianalisis. Hasil perhitungan uji
karangan narasi baik pada kelompok homogenitas varian data pretest dan posttest
eksperimen I, eksperimen II, dan kelompok keterampilan menulis karangan narasi
kontrol. Pengamatan dilakukan dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memfokuskan pada tiga hal yaitu kegiatan I, dan kelompok eksperimen II disajikan
pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan dalam tabel 10. Tabel 10. Rangkuman Hasil
penutup. Berikut disajikan hasil pengamatan Uji Homogenitas Data F Sig. Pretest Kontrol
aktivitas guru kelompok eksperimen I, &Eksperimen I 0,007 0,935 Posttest Kontrol
kelompok eksperimen II, dan kelompok & Eksperimen I 0,183 0,670 Pretest Kontrol
kontrol. Tabel 9. Hasil Pengamatan &Eksperimen II 1,784 0,186 Posttest
Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen I Kontrol & Eksperimen II 0,001 0,922 Hasil
Kelas Pembukaan Inti Penutup Total perhitungan uji homogenitas di atas data
Eksperimen I 0,89 0,90 0,89 0,89 menunjukkan nilai signifikansi lebih besar
Eksperimen II 1,00 0,90 0,89 0,93 Kontrol dari 0,05. Dengan demikian, pretest dan
0,78 0,73 1,00 0,84 Dari tabel tersebut dapat posttest kelompok kontrol dan eksperimen
dilihat bahwa rata-rata guru di kelas adalah homogen. Berdasaran hasil
ekperimen I dan II lebih tinggi daripada perhitungan uji prasyarat statistik inferensial
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nampak data berdistribusi normal dan
guru dalam menggunakan media animasi variansi ketiga kelompok adalah homogen.
terlihat tidak terbebani. Kegiatan Dengan demikian uji statistik yang sesuai
pembukaan, kegiatan inti, dan penutup, untuk menguji hipotesis adalah uji t
dapat dilaksanakan seperti biasa. Media kemudian dilanjutkan Anova. Berikut hasil
animasi bahkan memiliki potensi membantu uji t dalam penelitian ini: Tabel 11. Hasil Uji
t Data Sig. Pretest Kontrol & Eksperimen I keterampilan menulis karangan narasi pada
0,962 Pretest Kontrol & Eksperimen II 0,748 kelompok kontrol, kelompok eksperimen I,
Posttest Kontrol & Eksperimen I 0,000 dan kelompok eksperimen II. Secara
Posttest Kontrol & Eksperimen II 0,000 keseluruhan hasil perhitungan dengan uji t
Hasil uji-t data pretest kelas kontrol dan dan Anova tentang pengaruh penggunaan
eksperimen I menunjukkan signifikansi media film animasi terhadap keterampilan
0,962 dan kelas kontrol dan eksperimen II menulis karangan siswa kelas V SD segugus
menunjukkan signifikansi 0,748. Oleh 4 Kecamatan Banguntapan diperoleh nilai
karena signifikansinya lebih dari 0,05, signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat
berarti tidak terdapat perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi
keterampilan menulis karangan narasi yang terhadap Keterampilan Menulis Karangan
signifikan antara kelas kontrol dan kelas Narasi ... Yanuarita Widi Astuti, Ali Mustadi
eksperimen I dan kelas kontrol dengan kelas 261 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 -
eksperimen II. Hasil uji-t data posttest kelas Nomor 2, 2014 disimpulkan bahwa
kontrol dan eksperimen I menunjukkan penggunaan media film animasi berpengaruh
signifikansi 0,000 serta kelas kontrol dan signifikan terhadap keterampilan siswa kelas
eksperimen II menunjukkan signifikansi V SD se-gugus 4 Kecamatan Banguntapan.
0,000. Oleh karena signifikansinya < 0,05, Di mana siswa yang diberikan perlakuan
berarti terdapat perbedaan keterampilan menggunakan media film animasi
menulis karangan narasi yang signifikan menunjukkan skor keterampilan menulis
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen I karangan narasi yang lebih tinggi
serta kelas kontrol dengan eksperimen II. Uji dibandingkan siswa yang yang diberikan
Anova dilakukan untuk mengetahui pembelajaran menggunakan media gambar
perbedaan rata-rata hitung yang signifikan di seri. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
antara kelompok kontrol, kelompok pengaruh, dimana media film animasi lebih
eksperimen I, dan kelompok eksperimen II. berpengaruh dibandingkan media gambar
Hasil uji Anova keterampilan menulis berseri . Secara umum dari catatan lapangan
karangan narasi siswa kelas V saat pretest diperoleh gambaran bahwa pembelajaran di
dan posttest pada kelompok kontrol, kelas eksperimen I maupun II menunjukkan
kelompok eksperimen I dan kelompok adanya antusiasme siswa selama proses
eksperimen II dapat dilihat di tabel 12. Tabel pembelajaran selama tiga kali perlakuan.
12. Hasil Anova F Sig. Total Pretest 0,081 Siswa menunjukkan kesungguh-sungguhan
0,923 Total Posttest 11,301 0,000 Dari tabel dalam mengikuti pembelajaran dan
tersebut diketahui bahwa nilai signifikansi mengerjakan tugas dengan baik. Siswa juga
pretest pada kelompok kontrol, kelompok memiliki perhatian yang lebih besar
eksperimen I dan kelompok eksperimen II terhadap materi dikarenakan penggunaan
sebesar 0,923. Nilai signifikansi 0,923 media film animasi. Pada kelas kontrol
tersebut lebih besar dari taraf sigifikansi pembelajaran berlangsung menggunakan
yang telah ditentukan yakni 0,05 maka dapat media gambar berseri. Siswa kurang
disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan memiliki perhatian terhadap materi yang
keterampilan menulis karangan narasi pada disampaikan guru dibandingkan siswa yang
kelompok kontrol, kelompok eksperimen I, belajar menggunakan media film animasi.
dan kelompok eksperimen II pada saat Siswa juga kurang bersemangat ditunjukkan
pretest. Pada saat posttest diketahui nilai adanya siswa yang enggan untuk menulis
signifikansinya 0,00. Nilai signifikansi 0,00 karangan narasi, meletakkan kepalanya di
tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi meja dan lain sebagianya. Media film
yang telah ditetapkan yakni 0,05 maka dapat animasi dapat menumbuhkan motivasi siswa
disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam menulis karangan narasi. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merupakan salah satu alternatif bagi guru
menerapkan media ini, yaitu suasana kelas untuk mengajarkan menulis karangan narasi
menjadi lebih ramai karena adanya diskusi agar siswa tidak jenuh, meningkatkan
kelompok terkait dengan hasil tulisan siswa perhatian, keaktifan, dan motivasi siswa
dalam kelompok. Untuk itu, guru diharapkan dalam belajar khususnya dalam menulis
aktif untuk mengontrol kegiatan diskusi dari karangan narasi sehingga akan
kelompok satu ke kelompok yang lain agar meningkatkan keterampilan menulis
diskusi benar-benar terfokus. Dengan karangan narasi siswa. Media film animasi
memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan ini telah teruji berpengaruh untuk
bahwa penggunaan media film animasi meningkatkan keterampilan menulis
mampu membantu tercapainya hasil karangan narasi siswa.
pembelajaran yang diiinginkan, akan tetapi,
pengggunaan media ini perlu disesuaikan SIMPULAN
dengan kondisi siswa dan kondisi
lingkungan. Penggunaan teknik ini

REFERENSI

E. & Moreno, R. (2002). Animation as


Browne, A. (2009). Developing language an aid to multimedia learning.
and literacy 3-8. (3rd ed.). London: Moore-Hart, M. A. (2010). Teaching writing
SAGE Publications Ltd in diverse classrooms, k-8: Enhancing
writing through literature, real-life
Chee, T. S. & Wong, A. F. L. (2003). experience, and technology. Boston:
Teaching and learning with Pearson Education.
technology: An asiapacific Munadi, Y. (2012). Media pembelajaran:
perspective. Lok Yang: Prentice Hall Sebuah pendekatan baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Kemdiknas. (2008). Peraturan Menteri Paivio, A. (2006). Dual coding theory and
Pendidikan Nasional Nomor 23, education. Diakses tanggal 20 Juni
Tahun 2006, tentang Standar Isi 2013, dari
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan www.umich.edu/rdytolrn/pathwaysco
Menengah. nf erence/presentations/paivio.pdf
Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2012). Santrock, J. W. (2012). Perkembangan
Teori belajar edisi ketujuh. masa hidup edisi ketigabelas jilid 1.
(Terjemahan Triwibowo). Jakarta: (Terjemahan Benedictine Widyasinta).
Kencana Prenada Media Group Jakarta: Erlangga Scarratt, E. &
Iskandarwassid & Sunnendar, D. (2009). Davison, J. (2012).
Strategi pembelajaran bahasa. The media teacher‟s handbook. New York:
Bandung: Rosdakarya. Routledge. Smaldino, S. E., Lowther, D. L.,
Langan, J. (2005). College writing skills with & Russell, J. D. (2008).
readings. (6th ed.). New York: Instruction technology and media for
McGraw-Hill. learning. (9th ed). Upper Saddle River:
Lowe, R. K. (2004). Animation and learning: Merril Prentice Hall.
Value for money. Diakses tanggal 9 Springer, S. & Persiani, K. (2011). The
Maret 2013, dari organized teacher‟s guide to
www.ascilite.org.au/conferences/pert classroom management:
h0 4/procs/pdf/lowe-r.pdf Mayer, R. Proven ideas and strategies to expand your
skills and enhance your students‟s
learning environment. New York: Mc Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai suatu
Graw Hill. Suparti. (2007). keterampilan berbahasa. Bandung:
Strategi pembelajaran menulis di SD kelas Angkasa..
IV. Didaktika, 2, 259-271. Syah, M.
(2011). Psikologi pendidikan dengan
pendekatan baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai