Surismiati
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palembang
Surismiati18@gmail.com
Abstrak
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam menulis sebuah karangan deskripsi adalah
model pembelajaran round table. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengetahui keefektifan
model pembelajaran round table dalam keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 2 Tanjung Enim. Metode penelitian komparatif antara kelompok perlakuan (memakai
model pembelajaran round table) dengan kelompok kontrol, dengan teknik pengumpulan data memakai:
(1) tes, (2) angket, (3) wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas
eksperimen sebesar 81,70 dan kelas kontrol 75,93. Disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara
kelas yang menggunakan model pembelajaran round table dengan kelas yang tidak menggunakan model
tersebut dalam pembelajaran karangan deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Tanjung Enim.
Disaran agar penelitian ini dapat menjadi tolak ukur untuk keberhasilan siswanya dan menjadi strategi
alternatif dalam pembelajaran karangan deskripsi.
.
Abstract
One of the learning models that can be used in writing a description essay is a round table learning model.
This study aims to describe and know the effectivenes of round table learning model in the skill of writing
essay description of students of class X SMA Muhammadiyah 2 Tanjung Enim. Comparative research
method between treatment group (using round table model) with control group, with data collection
technique used: (1) test, (2) questionnaire, (3) interview. Based on the results of the study note that the
average grade of the experimental class is 81.70 and the control class is 75.93. It was concluded that there
was a difference of learning outcomes between classes using a round table learning model with a class that
did not use the model in learning essay writing description of class X students of SMA 2 Muhammadiyah 2
Tanjung Enim. Suggestions for this research can be a benchmark for the success of their students and
become an alternative strategy in learning essay description.
keperluan sesuai dengan situasi dan kondisi lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli
baik secara lisan maupun tulisan. Untuk itu, bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini
upaya-upaya pembelajaran keterampilan disebabkan kemampuan menulis
berbahasa Indonesia harus terus ditingkatkan menghendaki penguasaan berbagai unsur
sehingga hasil yang akan dicapai sesuai kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
dengan yang diharapkan. sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik
Mata pelajaran Bahasa Indonesia unsur bahasa maupun unsur isi haruslah
adalah program untuk mengembangkan terjalin sedemikan rupa sehingga
keterampilan berbahasa dan bersikap positif menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.
terhadap bahasa Indonesia. Keterampilan Oleh sebab itu, dibutuhkan latihan yang
berbahasa Indonesia bagi siswa merupakan intensif untuk menguasai keterampilan
dasar untuk mengembangkan dirinya dalam menulis.
menghadapi berbagai masalah sekarang Menulis deskripsi merupakan bagian
maupun pada masa yang akan datang. Siswa dari keterampilan menulis yang juga harus
yang terampil berbahasa Indonesia akan mendapatkan perhatian. Dalam KTSP yang
mudah melahirkan pikiran, gagasan, dan tertuang di silabus, standar kompetensi
perasaan, baik secara lisan maupun tulis menulis yang harus dikuasai siswa kelas X
kepada orang lain Suriamiharja (1996:1). SMA semester genap adalah mengungkapkan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di informasi dalam berbagai bentuk paragraf
Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam (naratif, deskriptif, dan ekspositif).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pembelajaran menulis yang diajarkan
(KTSP) dibagi menjadi empat komponen guru kurang menarik perhatian bagi siswa.
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan Hal ini dikarenakan guru kesulitan
menyimak, keterampilan berbicara, menemukan model pembelajaran yang sesuai
keterampilan membaca, dan keterampilan dan efektif dalam menyampaikan materi
menulis. Keempat keterampilan berbahasa menulis. Dalam proses belajar mengajar
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh biasanya guru hanya menerangkan garis
dan aspek yang terintegrasi dalam besarnya saja, tanpa ditunjang atau didukung
pembelajaran. Berdasarkan aktivitas dengan adanya sebuah model pembelajaran
penggunaannya, keterampilan membaca dan (Hasanah, 2011).
menyimak tergolong keterampilan yang Adanya permasalahan tersebut,
bersifat reseptif, sedangkan keterampilan diperlukan suatu inovasi baru dalam
berbicara dan menulis termasuk keterampilan pembelajaran di kelas. Guru bahasa
berbahasa yang bersifat produktif. Indonesia harus mampu menciptakan suasana
Pembelajaran menulis di sekolah belajar yang dapat meningkatkan
memiliki peranan yang sangat penting keterampilan menulis pada siswa. Guru dapat
sebagai dasar keterampilan menulis siswa. mengupayakannya dengan menggunakan
Keterampilan menulis merupakan teknik pembelajaran yang menarik dan
keterampilan yang harus mendapatkan beragam. Penggunaan teknik yang menarik
perhatian karena menuntut kecerdasan dan dan beragam, sangat penting bagi siswa untuk
kreativitas. Tanpa kreativitas mustahil bagi membantu dalam penuangan ide atau
seseorang untuk bisa menghasilkan karya gagasan.
yang baik sebab menulis merupakan proses Berbagai model pembelajaran telah
kreatif yang harus diasah secara terus- diketahui dapat meningkatkan movitasi dan
menerus. Nurgiyantoro (2001:296) yang prestasi belajar siswa. Model-model
menyatakan bahwa aktivitas menulis pembelajaran tersebut dikenal dengan model
merupakan suatu bentuk manifestasi pembelajaran cooperative learning. Salah
kemampuan (dan keterampilan) berbahasa satunya adalah model round table. Round
yang paling akhir dikuasai oleh pelajar table merupakan teknik menulis dalam model
setelah kemampuan mendengarkan, pembelajaran kooperatif yang dikembangkan
berbicara, dan membaca. oleh Spencer Kagan. Lie (2010:28)
Tarigan (2008:4) menyebutkan mengatakan bahwa model pembelajaran
dibandingkan dengan tiga kemampuan kooperatif belum banyak diterapkan dalam
berbahasa yang lain, kemampuan menulis pendidikan walaupun orang Indonesia sangat
Jurnal Bindo Sastra 1 (2) (2017): 103–111 105
membanggakan sifat gotong-royong dalam pembanding). Kedua kelas ini dianggap sama
kehidupan bermasyarakat. Model keadaan dan kondisinya. Kelas eksperimen,
pembelajaran kooperatif adalah model menyelidiki ada atau tidak adanya akibat dari
pembelajaran yang mengedepankan kemampuan siswa menulis karangan
kerjasama kelompok dalam menyelesaikan deskripsi dengan menggunakan model Round
sebuah masalah. Banyak pengajar belum Table. Penelitian ini diarahkan untuk
menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas mengetahui gambaran yang sebenarnya
karena beberapa alasan, salah satunya mengenai keadaan kedua kelompok.
kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan Desain eksperimen ini menggunakan
di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka true experimental design, karena desain ini
ditempatkan dalam kelompok. Padahal peneliti dapat mengontrol semua variabel
model pembelajaran kooperatif tidak sama luar yang mempengaruhi jalannya
dengan sekedar belajar dalam kelompok, eksperimen (Sugiyono, 2013:112).
tetapi ada unsur-unsur dasar pembelajaran Menurut Subrata (2013) langkah-
kooperatif yang membedakannya dengan langkah pelaksanaan model Round Table
pembagian kelompok yang dilakukan asal- pada kelas eksperimen adalah sebagai
asalan. Pelaksanaan prosedur model berikut:
pembelajaran kooperatif dengan benar akan 1. Siswa dibentuk dalam beberapa
memungkinkan pendidik mengelola kelas kelompok, masing-masing kelompok
dengan efektif. terdiri dari 5—6 siswa secara heterogen.
Menurut Subrata (2013) dan Suprijono 2. Masing-masing siswa duduk sesuai
(2010), model pembelajaran kooperatif tipe dengan kelompoknya dengan posisi
round table dalam pelaksanaannya membagi membentuk lingkaran kecil mengelilingi
siswa dalam tiap kelompok yang heterogen. meja.
Siswa berdiskusi dalam satu kelompok untuk 3. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
memecahkan permasalahan. Tiap kelompok mengenai objek atau gambar yang
terdiri dari 5—6 orang, siswa yang diamati.
mempunyai kemampuan lebih dalam menulis 4. Masing-masing anggota kelompok
deskripsi dikelompokkan dengan siswa yang menyumbangkan idenya terkait dengan
kemampuannya kurang. Dengan menerapkan objek secara bergiliran di kertas yang
model pembelajaran kooperatif tipe round telah dibagikan.
table tersebut, diharapkan akan tercipta peer 5. Siswa pertama menyumbangkan idenya,
tutor (tutor teman sebaya). dilanjutkan siswa kedua dan seterusnya
Berdasarkan latar belakang di atas hingga siswa terakhir. Penyusunan ide-
penulis menyadari aspek menulis yang ide tersebut dilakukan secara kolaborasi.
ditunjang dengan menggunaan model 6. Ide-ide yang telah terkumpul digunakan
pembelajaran yang sesuai itu sangat penting sebagai bahan setiap anggota kelompok
demi keberhasilan pembelajaran itu sendiri. untuk menyusun karangan deskripsi
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya secara individu.
pembelajaran menulis deskripsi mempunyai Langkah-langkah pelaksanaan metode
masalah yang sering dijumpai oleh guru jika konvensional pada kelas kontrol adalah
tidak diterapkan dengan model pembelajaran sebagai berikut:
yang mendukung. Hal inilah yang 1. Guru melakukan apresiasi dengan
mendorong penulis mengadakan penelitian bertanya kepada siswa apakah mereka
tentang “Keefektifan Model Round Table sudah pernah mempelajari materi
dalam Keterampilan Menulis Karangan karangan deskripsi.
Deskripsi Siswa Kelas X SMA 2. Guru menjelaskan materi karangan
Muhammadiyah 2 Tanjung Enim Kabupaten deskripsi serta cara membuat karangan
Muara Enim”. deskripsi kepada siswa.
3. Guru memberikan contoh karangan
Metode Penelitian deskripsi.
Dalam penelitian ini adanya 4. Guru menugaskan siswa untuk membuat
pembagian kelas, yang dijadikan kelas karangan deskripsi dengan tema yang
eksperimen dan kelas kontrol (kelompok ditentukan.
106 Surismiati, Keefektifan Model Round Table
NUnsur yang
Skor Kategori Penilaian
No Dinilai
5—6 Sedang – cukup: sering terjadi kesalahanejaan, makna
membingungkan atau kabur
3—4 Sangat kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat
kesalahan ejaaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai
A. Hasil Tes
Hasil analisis data tes hasil belajar Jumlah nilai kelas eksperimen sebesar
siswa X1 (kelas kontrol) dalam menulis 2.451 dan nilai rata-rata adalah 81,70.
karangan deskripsi yang tidak menggunakan Berdasarkan penjelasan di atas
model pembelajaran round table dengan proses pembelajaran dengan tidak
berdasarkan aspek penskoran nilai, yang menggunakan model pembelajaran round
meliputi a) isi gagasan, b) organisasi, c) tata table dapat meningkatkan hasil belajar siswa
bahasa, d) kosakata, dan e) ejaaan, hasil tes secara tuntas dalam menulis karangan
dilihat pada tabel 4. deskripsi pada kelas X1 (kelas kontrol).
Program Studi Pendidikan Bahasa Subrata, Heru. (2013). Model dan Metode
dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa Pembelajaran Bahasa. (Online).
dan Seni. Universitas Negeri (http://mbahbrata-edu.blogspot.com/
Yogyakarta. 2013/04/model-dan-metode-
pembelajaran-bahasa.html, diakses
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. pada 21November 2013)
Jakarta: PT Grasindo.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif,
Pembelajaran Bahasa Berbasis kualitatif, dan R&D. Bandung:
Komposisi. Yogyakarta: BPEE Alfabeta.
Yogyakarta.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative
Ratnasari, Sekar Chandra. (2013). Learning.Yogyakarta: Pustaka
Efektivitas Model Pembelajaran Pelajar.
Kooperatif Tipe Round Table dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Suriamiharja, Agus, dkk. (1996). Petunjuk
Siswa. Skripsi. Bandung: Jurusan Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis
Pendidikan Indonesia. sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.