Anda di halaman 1dari 43

PEMBELAJARAN TEKS PIDATO MENGGUNAKAN MODEL

RESIPROCAL TEACHING DI KELAS 9 SMPN 4 PADALARANG

PROPOSAL PENELITIAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Metode
Penelitian yang diampu oleh Yesi Maylani Kartiwi, M.Pd.

oleh
Nurul Fauziah Marfuah
NIM 17210119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA
IKIP SILIWANGI
CIMAHI
2019
Daftar Isi
A. Judul Proposal
PEMBELAJARAN TEKS PIDATO MENGGUNAKAN MODEL
RESIPROCAL TEACHING DI KELAS 9 SMP N 4 PADALARANG

B. Latar Belakang Masalah


Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke
masa, salah satu contohnya adalah perubahan atau perbaikan pada
kurikulum. Kurikulum mengalami beberapa kali perubahan dengan
menyesuaikan kondisi dan situasi bangsa Indonesia, kini kurikulum yang
digunakan di sekolah-sekolah di Indonesia adalah Kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum ini tentunya mempengaruhi proses pendidikan dan
proses pembelajaran di sekolah, termasuk dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Sejak dulu mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran
wajib bagi siswa, tetapi ada hal mendasar yang membedakan pembelajaran
bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya
(KTSP). Pada kurikulum sebelumnya materi pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sedangkan dalam kurikulum
2013 materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks berarti bahwa dalam
proses belajar yang menjadi titik tolak adalah pemahaman dan
kemampuan siswa membuat sebuah teks. Peserta didik harus mampu
memahami isi, kaidah kebahasaan, struktur teks, mengkritisi isi teks serta
membuat sebuah teks. Karena membuat sebuah teks menjadi salah satu
titik tolak dalam pembelajaran maka keterampilan menulis menjadi
keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa.
Menulis adalah cara menyampaikan, mengungkap perasaan, dan
berbagai pengalaman penulis kepada pembaca dengan bahasa tulis
(Mustofa, thn 2009 hlm. 6). Menulis merupakan keterampilan berbahasa
yang penting karena dengan menulis siswa mampu menuangkan ide serta
gagasan sehingga membuat siswa lebih berpikir kritis dalam menyikapi
sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalahan.
Berdasarkan kurikulum 2013 keberhasilan dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia banyak ditentukan oleh kemampuan
menulis peserta didik, salah satunya menulis teks pidato. Di dalam
menyusun teks pidato siswa harus mampu menggunakan kata-kata yang
tepat, menggunakan kalimat yang efektif, pemakaian istilah-istilah, dan
pemakaian gaya bahasa, sehingga dapat memperjelas uraian serta
memperhatikan sistematika penulisan teks pidato.
Menulis teks pidato perlu memperhatikan penggunaan ejaan. Ejaan
meliputi penggunaan tanda baca, pemenggalan kata, penggunaan huruf
kapital, penulisan kata dan lain-lain. Penggunaan ejaan yang tepat
dimaksudkan agar pembaca mengerti gagasan yang ditulis oleh penulis
dan tidak terjadi ambiguitas dalam menyimpulkan gagasan yang terdapat
dalam teks.
Sistematika penulisan dan susunan paragraf pun menjadi hal yang
perlu diperhatikan dalam menulis teks pidato, guna memudahkan pembaca
memahami gagasan atau hal yang akan disampaikan dalam teks tersebut.
Menulis teks pidato mempunyai tata urutan komposisi yang kesemuanya
tersusun dan mengikuti pola lazim, sehingga isi urutan pidato akan terlihat
urut, runtut dan jelas.
Teks pidato haruslah memiliki keterkaitan dan kesatuan gagasan
antara satu paragraf ke paragraf lainnya. Kesatuan paragraf akan diperoleh
jika kalimat yang terdapat dalam paragraf saling berkaitan satu sama lain.
Dengan adanya keterkaitan antar kalimat akan didapat sebuah paragraf
yang utuh, dan dengan adanya keterkaitan antar paragraf akan didapat satu
teks yang utuh. Namun hal tersebut justru menjadikan keterampilan
menulis teks pidato sukar dikuasai oleh peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur dari beberapa
artikel ilmiah, didapat berbagai kesulitan atau kendala dalam pembelajaran
menulis teks pidato. Diantaranya, dari hasil wawancara dengan salah satu
guru bahasa Indonesia yang telah mengajar lebih dari sepuluh tahun
menyatakan bahwa kesulitan dalam pembelajaran menulis teks pidato
yaitu siswa kesulitan untuk menulis teks pidato dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terjadi campur kode antara bahasa
Indonesia dengan B1 yang merupakan bahasa ibu saat siswa menulis teks
pidato.
Beberapa studi literatur menyebutkan permasalahan yang terdapat
dalam pembelajaran menulis teks pidato diantaranya siswa kesulitan dalam
mengembangkan kerangka teks pidato menjadi teks pidato, menyusun
kesesuaian isi teks pidato dengan tema yang dipilih, menuangkan ide dan
gagasan ke dalam tulisan, kesulitan untuk menyusun kalimat menjadi
paragraf yang runtut dan padu, menyusun kalimat yang efektif,
menggunakan ejaan yang tepat, dan kesulitan dalam menggunakan bahasa
baku.
Keberhasilan dalam pembelajaran selain dipengaruhi dari faktor
siswa juga dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran menulis teks pidato. Guru, khususnya di SMPN 4
Padalarang masih menggunakan pendekatan konvensional dengan
pembelajaran satu arah. Untuk itu peneliti menyarankan sebuah
pendekatan yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
teks pidato, yaitu model resiprocal teaching.
Model reciprocal teaching adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu
menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya,
menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian
memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan
kepada siswa. Model reciprocal teaching menekankan kepada siswa untuk
bekerja dalam satu kelompok yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga
setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam
menyampaikan pendapat atau pun bertanya dalam rangka bertukar
pengalaman keberhasilan belajar satu dengan yang lainnya.
Model reciprocal teaching memungkinkan adanya peran ganda,
peran ganda ini bermanfaat karena memungkinkan siswa untuk
mendapatkan pemahaman, baik dari perannya sebagai penerima informasi
maupun sebagai orang yang menyampaikan informasi. Dengan
menggunakan model resiprocal teaching menjadikan pengetahuan siswa
lebih luas dan kritis sehingga mempermudah dalam menuangkan ide atau
gagasan dalam bentuk tulisan.
Mengenai permasalahan campur kode antara B1 dan B2 maka
solusi yang dapat ditawarkan adalah dalam proses diskusi kelompok siswa
harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar guna
membiasakan siswa. Sedangkan untuk permasalahan dalam menyusun
kalimat dan penggunaan ejaan, hal tersebut dapat diatasi dengan proses
menulis siswa didampingi guru sehingga guru dapat membimbing siswa
dalam menyusun kalimat dan menggunakan ejaan yang baik dan benar.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam latar belakang, maka
didapat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah rancangan pembelajaran menulis teks pidato di kelas
IX SMPN 4 Padalarang dengan menggunakan model resiprocal
teaching?
2. Apakah dengan menggunakan model resiprocal teaching mampu
membuat siswa belajar mandiri dan berpikir kritis dalam menulis teks
pidato?
3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks
pidato sesudah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan
model resiprocal teaching?
4. Apakah pembelajaran menulis teks pidato menggunakan model
resiprocal teaching lebih baik daripada pembelajaran menulis teks
pidato menggunakan pendekatan konvensional?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut.
1. Mengetahui rancangan pembelajaran menulis teks pidato di kelas IX
SMPN 4 Padalarang dengan menggunakan model resiprocal teaching.
2. Menjadikan siswa belajar secara mandiri serta berpikir kritis dalam
menulis teks pidato dengan menggunakan model resiprocal teaching.
3. Mengetahui perubahan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato
setelah digunakannya model reciprocal teaching.
4. Membuktikan bahwa pembelajaran menulis teks pidato menggunakan
model resiprocal teaching lebih baik dari pada pembelajaran menulis
teks pidato menggunakan pendekatan konvensional.

E. Manfaat Penelitian
Apabila tujuan penelitian yang dikemukakan tercapai, maka penelitian ini
akan memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan keterampilan
menulis teks pidato serta memberikan alternatif dalam memilih
model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran
menulis teks pidato.
b. Model pembelajaran resiprocal teaching ini dapat dijadikan solusi
dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menulis teks pidato
terutama saat proses mengembangan kerangka ide.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini akan bermanfaat dalam perkembangan pembelajaran teks
pidato. Karena penelitian ini dilakukan dengan eksperimen dan hasil
observasi maka hasil penelitian ini dapat dipercaya. Penelitian ini
dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan diantaranya sebagai berikut.
a. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia penelitian ini bermanfaat
untuk menambah wawasan mengenai pendekatan yang dapat
dijadikan alternatif dalam mengatasi kesulitan pembelajaran
menulis teks pidato.
b. Bagi siswa penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk menjadikan
siswa berpikir kritis sehingga lebih mudah dalam mengembangkan
sebuah ide atau gagasan. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat
untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya
menulis teks pidato.
c. Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
mengembangkan kemampuan menulis serta menambah
pengalaman dalam proses pembelajaran menulis teks pidato.
d. Bagi lembaga pendidikan penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks pidato terutama
dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching.

F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang
digunakan dalam judul penelitian, secara operasional istilah-istilah yang
terdapat dalam judul penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut.
a. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses membagi informasi atau
pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik yang dilakukan dua
arah sehingga dapat menambah pengetahuan, dari tidak tahu menjadi
tahu dan dari tidak terampil menjadi terampil.
b. Menulis
Menulis merupakan keterampilan menyampaian ide atau gagasan
seseorang dalam bentuk tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai
media mengekspresikan perasaan dan pikiran sehingga dapat terjadi
komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca.
c. Teks Pidato
Teks pidato adalah cara mengungkapkan ide atau gagasan dalam
bentuk tulisan dengan memperhatikan tata bahasa, kesatuan isi, dan
sistematika pidato yang tertulis.
Menurut (Nurhayati Titin, 2009, hlm. 35) mengemukakan pidato
adalah kemampuan berbicara yang dapat dikembangkan menjadi
kemampuan pidato. Sedangkan menurut (Somad, dkk, 2009, hlm. 222)
menyatakan bahwa pidato adalah menyampaikan dan penanaman
pikiran, informasi, gagasan dan pembicaraan kepada khalayak ramai.
d. Reciprocal Teaching
Reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa. Pada proses pembelajaran siswa
berperan sebagai guru, siswa diminta untuk bisa berpikir kritis
mengenai suatu permasalahan lalu membagi hasil pemikirannya
kepada teman sekelasnya untuk melakukan klarifikasi kebenaran dari
proses berpikir kritis yang mereka lakukan.

G. Kajian Teoritis
1. Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah
pengajaran dan istilah belajar-mengajar, pembelajaran erat
kaitannya dengan dunia pendidikan. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun memiliki konotasi yang berbeda.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang
belajar (Susilana dkk, 2012, hlm. 128). Sedangkan menurut
(Hamdani, 2011 hlm. 23) pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan atau stimulus.
Dimyati dan Mudjiono (dalam Syaiful Sagala, 2012, hlm.
62) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pemebelajaran adalah
suatu proses interaksi peserta didik dan pendidik dalam sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful
Sagala, 2012, hlm. 61) adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus
atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan bagian khusus dari pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara
sadar dan sistematis dengan tujuan untuk mengarahkan peserta
didik ke arah yang lebih baik dari segi pengetahuan maupun
tingkah laku. Dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang
tidak terampil menjadi terampil.
2) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan untuk mengkaji
hakikat belajar menurut teori kognitif dan penerapan teori kognitif
dalam kegiatan pembelajaran. Teori belajar adalah deskriftif
karena tujuan utamanya memberikan proses belajar, sedangkan
teori-teori pembelajaran adalah preskriftif karena tujuan utamanya
menempatkan metode pembelajaran yang optimal.
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan,
yaitu apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert
F. Mager (dalam Sumiati dan Asra, 2009, hlm. 10) memberi
batasan yang lebih jelas tentang tujuan pembelajaran, yaitu
maksud dan dikomunikasikan melalui pernyataan yang
menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan dengan jelas, karena
perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan dari proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran merupakan rumusan apa saja yang harus dikuasi
siswa di akhir proses pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran
juga harus dirumuskan secara jelas guna menunjang keberhasilan
proses pembelajaran.
3) Pengelolaan Proses Pembelajaran
Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar. Tugas dan
tanggung jawab seorang guru adalah mengelola proses belajar
mengajar yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
belajar.
Menurut Sumiati dan Asra (2009, hlm. 4) peran guru dalam
pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa setidak-
tidaknya menjalankan tugas utama, diantaranya sebagai berikut
a. Merencanakan pembelajaran, yang terinci dalam lima sub
kemampuan yaitu perumusan tujuan pembelajaran, penetapan
materi pembelajaran, penetapan kegiatan belajar mengajar,
penetapan metode dan media pembelajaran, penetapan alat
evaluasi.
b. Pelaksanaan pengajaran yang termasuk di dalamnya adalah
penilaian pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Mengevaluasi pembelajaran dimana evaluasi ini merupakan
salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan
pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
d. Memberikan umpan balik, umpan balik mempunyai fungsi
untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa
dalam melaksanakan tugas belajar.
2. Menulis
1) Pengertian Menulis
Menulis merupakan proses menuangkan ide atau gagasan
seseorang yang ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan.
Menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang
dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi
tidak langsung antar mereka (Syamsuddin, 2011, hlm. 1). Menulis
adalah suatu proses yang menggunakan lambang-lambang (huruf)
yang berisi pesan, gagasan atau ide yang ingin disalurkan kepada
orang lain.
Menurut Juhari (2013, hlm. 16), keterampilan menulis
merupakan keterampilan proses, karena hampir semua orang yang
membuat tulisan baik ilmiah, non ilmiah ataupun hanya catatan
pribadi jarang melakukannya secara spontan. Sedangkan menurut
Sobari (2015, hlm. 19) memaparkan bahwa menulis merupakan
suatu aktivitas penyampaian pesan/informasi dengan
menggunakan bahasa tulis. Maka dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan kegiatan menyampaikan informasi/pesan
secara tidak langsung yang memerlukan proses sehingga dapat
tertuang dalam bahasa tulis.
2) Fungsi Menulis
Menurut Tarigan (2013, hlm. 22-23), pada prinsipnya
fungsi utama pada tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para
pelajar akan merasa mudah dan nyaman dalam berpikir secara
kritis. Menulis dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau apresiasi,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun
urutan bagi pengalaman.
3) Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Akhadilah, dkk (2012, hlm. 19-20)
sebagai berikut.
a. Mengetahui potensi diri, meliputi keterampilan serta
pengetahuan mengenai topik yang dipilih. Dengan
mengembangkan topik saat menulis dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan menambah pengetahuan serta
keterampilan.
b. Mengembangkan berbagai gagasan, dengan menulis kita
dituntut untuk berpikir kritis dan menganalisis fakta yang
didapat dalam proses menulis sehingga membuat gagasan atau
pikiran berkembang.
c. Menambah pengetahuan dan menguasi hal yang berhubungan
dengan topik yang dibahas dalam tulisan.
d. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik
serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, setiap
permasalahan yang semula samar-samar akan menjadi lebih
jelas.
e. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai
gagasan kita secara objektif.
f. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkrit.
g. Dengan menulis, kita menjadi aktif berpikir dan berbahasa
secara tertib.
4) Tahapan Kegiatan Menulis
Tahapan menulis harus kita pahami agar kita tidak terikat oleh
kaidah-kaidah yang tidak terlalu penting yang akan membelenggu
kebebasan kita untuk berekspresi dalam menulis. Sobari (2015,
hlm. 22) memaparkan berbagai tahapan kegiatan menulis yaitu
sebagai berikut.
a. Menentukan topik.
b. Menentukan maksud dan tujuan penulis.
c. Memperhatikan sasaran penulis.
d. Mengumpulkan informasi pendukung.
e. Mengorganisasikan ide dan informasi pendukung.
3. Teks Pidato
1) Pengertian Pidato
Pidato merupakan kegiatan berbicara di depan orang
banyak untuk menyampaikan suatu tujuan atau gagasan, pikiran
atau informasi dari pembicara kepada orang lain dengan cara lisan
(Yanuarita, 2012, hlm. 19). Sedangkan Badudu (2012, hlm. 9),
mengemukakan bahwa pidato adalah penyampaian gagasan,
pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang
lain (audience) dengan cara lisan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan pidato adalah kegiatan menyampaikan
gagasan, pikiran maupun informasi kepada orang lain dengan cara
lisan.
Aktivitas pidato sering kali kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat contohnya pidato sambutan, pidato politik, pidato
kenegaraan, dan pidato pada saat upacara. Karena seringnya
menjumpai pidato dalam kehidupan sehari-hari membuat kita sadar
bahwa pidato merupakan keterampilan yang perlu dimiliki oleh
seseorang. Oleh karena itu, pidato menjadi salah satu materi yang
dipelajari di sekolah. Hal ini didukung oleh pernyataan
Nurgiantoro Burhan (2010, hlm. 420), untuk melatih kemampuan
peserta didik dalam mengungkapkan gagasan dalam bahasa yang
tepat dan cermat, tugas pidato baik diajarkan dan diujikan di
sekolah.
Berdasarkan cara penyampaiannya pidato terbagi menjadi
dua yaitu pidato lisan dan pidato tulis atau yang sering disebut teks
pidato. Teks pidato merupakan kegiatan menyampaikan gagasan,
pikiran atau informasi kepada orang lain dengan cara menulis dan
menghasilkan sebuah tulisan. Menulis teks pidato tidak jauh
berbeda dengan menulis teks lainnya, dalam menulis teks pidato
terlebih dahulu perlu dibuat karangan pidato untuk memudahkan
membuat teks pidato.
2) Tujuan Pidato
Kreaf (dalam Pujawati, 2017, hlm. 14) berpendapat bahwa
tujuan pidato adalah tergantung dari keadaan dan apa yang
dikehendaki oleh pembicara. Seseorang yang berpidato harus
mampu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya melalui
lisan sehingga jalan pikirannya dapat dimengerti, diketahui, dan
dipahami dengan baik oleh khalayak.
Rahmat (dalam Kartini, 2016, hlm. 18) merumuskan tujuan
pidato sebagai berikut.
a. Pidato Informatif
Pidato informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi,
mengkomunikasikan atau memberi penjelasan pada orang lain
sehingga pendengar menaruh minat dan pengertian tentang
persoalan yang dibicarakan.
b. Pidato Persuasif
Pidato persuasif bertujuan untuk membuat orang mempercayai
sesuatu, melakukannya atau terbakar semangat antusiasmenya.
Keyakinan tindakan dan semangat adalah bentuk reaksi yang
diharapkan.
c. Pidato Rekreatif
Pidato rekreatif adalah pidato kreatif yang digunakan untuk
menghibur. Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi
pendengar yang diharapkan di sini.
3) Langkah-langkah Menulis Teks Pidato
Menyusun teks pidato merupakan salah satu keterampilan
yang dipelajari di sekolah. Untuk menyusun teks pidato yang baik
perlu memerhatikan bahasa yang digunakan dalam menulis teks
pidato, hal tersebut bertujuan agar teks pidato yang dibuat dapat
dimengerti dan dapat memerankan perannya sebagai penyampai
informasi, gagasan atau ide penulis.
Salah satu bahasa yang dapat digunakan dalam menulis teks
pidato yaitu bahasa figuratif. Bahasa figuratif yang dimaksud yaitu
bahasa yang diciptakan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
kesan yang indah ketika tuturan disampaikan. Penggunaan bahasa
figuratif dapat membuat pembaca teks pidato dapat menaruh
perhatian dan tertarik untuk membaca teks tersebut.
Penggunaan bahasa figuratif dapat mempermudah siswa
dalam menyusun teks pidato yang baik, mudah dipahami serta
dapat meyakinkan orang lain. Jika siswa sudah menguasai bahasa
figuratif maka siswa dapat dengan mudah menyusun teks pidato.
Selain bahasa figuratif, dalam menyusun teks pidato siswa harus
memperhatikan perorganisasian tutur bahasa.
Pengorganisasian tutur bahasa merupakan cara seorang
penutur menetapkan bentuk atau pola organisasi tuturannya agar
menjadi sebuah tuturan yang efektif dan menarik (Soedjito dalam
Doyin dkk. 2009: 12-15). Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan
penutur adalah mengatur ide-ide utama tuturan agar pesan, ide, dan
gagasan dapat ditangkap dengan baik oleh mitra tutur.
Secara terperinci Kreaf (dalam Pujawati, 2017, hlm. 15)
merumuskan langkah-langkah pidato diantaranya sebagai berikut.
a. Menentukan maksud
Menentukan maksud disini diartikan sebagai menentukan tema
yang akan dibahas dalam teks pidato. Menentukan tema
bertujuan agar teks pidato yang dibuat dapat terarah.
b. Menganalisa pendengar dan situasi
Saat menentukan topik yang akan dibahas dalam pidato perlu
memerhatikan pendengar dan situsi yang berlangsung saat
pidato. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan dapat
menarik perhatian pendengar sehingga maksud yang
disampaikan dapat ditangkap dan dipahami.
c. Memilih dan menyempitkan topik
Memilih dan menyempitkan topik bertujuan agar pembahasan
dalam sebuah pidato tidak terlalu melebar yang nantinya akan
berimbas pada kejenuhan pendengar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam menulis teks pidato kita perlu memerhatikan tata bahasa dan
juga tema yang sesuai dengan pendengar dan situasi. Hal ini
dimaksudkan agar pendengar lebih tertarik dan memahami isi teks
pidato yang disampaikan.
4) Sistematika Penulisan Pidato
Seperti karya tulis lainnya, teks pidato juga memiliki
sistematika yang perlu diperhatikan saat menyusun teks pidato.
Secara umum, bagian-bagian teks pidato terdiri sebagai berikut.
a. Salam pembuka, berisi sapaan kepada hadirin dimulai dari
jabatan yang tertinggi
b. Kata pembuka, berisi ucapan terima kasih serta ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Isi pidato, berisi inti dari topik yang akan disampaikan
d. Kesimpulan, berisi simpulan dari topik yang telah disampaikan
e. Penutup, berisi ucapan terima kasih, permintaan maaf serta
salam penutup
Hal yang telah diuraikan di atas perlu ada dalam teks
pidato. Adanya sistematika bertujuan untuk membuat teks pidato
lebih terstruktur sehingga lebih mudah dipahami.
4. Model Reciprocal Teaching
1) Pengerian Model Reciprocal Teaching
Menurut Aris Shoimin (2014, hlm. 53) menyatakan bahwa
reciprocal teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan
mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini
siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada
teman-temannya. Sementara itu, guru lebih berperan sebagai model
yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan
scaffoding. Scaffoding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu.
Menurut Palinscar (dalam Aris Shoimin, 2014, hlm. 53-54)
reciprocal teaching mengandung empat strategi, diantaranya
sebagai berikut.
a. Question Generating
Dalam strategi ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat
pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas. Pertanyaan
tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaan konsep
terhadap materi yang sedang diberikan.
b. Clarifying
Strategi ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran,
terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam
memahami suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru
tentang konsep yang dirasa masih sulit atau belum bisa
dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga
dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan
poertanyaan kepada siswa.
c. Predicting
Strategi ini merupakan strategi di mana siswa melakukan
hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan
didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
d. Summarizing
Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk
mengidentifikasikan dan mengintegrasikan informasi-
informasi yang terkandung dalam materi.
Model pembelajaran ini memiliki kekuatan tersendiri yang
menjadikan model pembelajaran ini layak digunakan dalam proses
pembelajaran. Kekuatan-kekuatan model reciprocal teaching
sebagai berikut.
 Melatih kemampuan siswa belajar mandiri sehingga
kemampuan dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan.
 Melatih siswa untuk menjelaskan kembali materi yang
dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian, penerapan
pembelajaran ini dapat dipakai siswa dalam
mempresentasikan idenya.
 Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan.
Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang
sedang dibahas, siswa akan lebih mudah dalam
meningkatkan suatu konsep.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa reciprocal
teaching merupakan suatu model pembelajaran yang memberi
kesempatan siswa untuk mempelajari materi terlebih dahulu.
Kemudian siswa yang memiliki pemahaman yang baik
menjelaskan hasil belajarnya kepada siswa yang belum memiliki
pemahaman yang kurang. Dalam model pembelajaran ini guru
hanya bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing, guru
bertindak meluruskan pemahaman yang kurang tepat ataupun
memberi penjelasan pada materi yang tidak dapat dipecahkan oleh
siswa.
2) Langkah-langkah
a. Mengelompokkan siswa dan melakukan diskusi kelompok
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokan siswa didasarkan pada kemampuan setiap
siswa. Hal ini bertujuan agar kemampuan setiap kelompok
yang terbentuk hampir sama. Setelah kelompok terbentuk
mareka diminta untuk mendiskusikan student worksheet yang
telah diterima.
b. Membuat pertanyaan (Question generating)
Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas
kemudian menyampaikan di depan kelas.
c. Menyajikan hasil kerja kelompok
Guru meminta salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil
temuannya di depan kelas, sedangkan kelompok lain
menanggapi atau bertanya tentang hasil temuan yang
disampaikan.
d. Mengklarifikasi permasalahan
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
dianggap sulit kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan
memberi pertanyaan pancingan. Selain itu guru mengadakan
tanya jawab terkait materi yang dipelajari untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa.
e. Memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan
(Predicting)
Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara
individu. Soal ini memuat sol pengembangan dari materi yang
akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
memprediksi materi apa yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
f. Menyimpulkan materi yang dipelajari (Summarizing)
Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3) Kelebihan
a. Mengembangkan kreativitas siswa
b. Memupuk kerja sama antarsiswa
c. Siswa belajar dengan mengerti, siswa tidak mudah lupa
d. Siswa belajar dengan mandiri
e. Siswa termotivasi untuk belajar
f. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan
mengembangkan sikap
g. Siswa lebih memerhatikan pelajaran karena menghayati sendiri
h. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas
i. Malatih siswa untuk menganalisis masalah dan mengambil
kesimpula dalam waktu singkat
j. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan
merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran
terutama pada saat siswa ramai atau kurang memerhatikan
k. Dapat digunakan unruk materi pelajaran yang banyak dan
alokasi waktu yang terbatas
4) Kekurangan
a. Adanya kekurang sungguhan para siswa yang berperan sebagai
guru menyebabkan tujuan tak tercapai
b. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan
tingkah laku siswa yang menjadi guru sehingga merusak
suasana
c. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya
memerhatikan aktivitas siswa yang berperan sebagai guru
membuat kesimpulan akhir sulit tercapai
d. Butuh waktu yang lama
e. Sangat sulit diterapkan jika pengetahuan siswa tentang materi
prasyarat kurang
f. Adakalanya siswa tidak mampu akan semakin tidak suka
dengan pembelajaran tersebut.
g. Tidak mungkin seluruh siswa akan mendapat giliran untuk
berperan sebagai guru.

H. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2015, hlm. 64).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah siswa dapat lebih berpikir kritis dalam
mengembangkan ide dalam menulis teks pidato. Penulis yakin dengan
menggunakan pendekatan resiprocal teaching dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis teks pidato.

I. Metode dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Penelitian ini memerlukan suatu metode guna menunjang
keberhasilan dan kelancarannya. Menurut Sugiyono (2015, hlm. 2)
metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi
eksperimen (quasi eksperimental) karena objek yang diteliti adalah
manusia yang sifatnya tidak bisa ditolak. Manusia dapat berubah
dalam hal pola pikir, tingkah laku, dan kemampuannya sehingga
variabel asing yang mempengaruhi perlakuan sebagaimana yang
dikehendaki dalam penelitian eksperimen murni, tidak terkontrol.
Desain yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini yaitu quasi eksperimental dan bentuk penelitian yang dipilih adalah
jenis nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya saja pada grup ini
kelompok eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara
random (Sugiyono, 2015, hlm. 79). Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut.

O1 X O2
O3 X O4

Keterangan:
O1 = Pretest pada kelas eksperimen
O2 = Posttest pada kelas eksperimen
X = Perlakuan
O3 = Pretest pada kelas kontrol
O4 = Posttest pada kelas kontrol

Metode di atas digunakan untuk menguji cobakan materi


pembelajaran menulis teks pidato kepada siswa kelas IX SMPN 4
Padalarang. Secara sederhana, penerapan metode ini meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1) Menyusun rencana pembelajaran menulis teks pidato dengan
menggunakan model reciprocal teaching.
2) Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan subjek sebelum
diberi perilaku.
3) Melaksanakan pembelajaran menulis teks pidato di kelas IX SMPN
4 Padalarang. Di kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan
di kelas eksperimen menggunakan model reciprocal teaching.
4) Melakukan posttest sebagai langkah agar peneliti mengetahui
perkembangan siswa dalam menulis teks pidato setelah diberi
perlakuan.
5) Mengolah data yang telah dikumpulkan dengan cara menganalis
dari hasil uji coba yang telah diperoleh.
6) Membandingkan hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak kan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan (Sugiyono, 2015, hlm. 224). Dalam penelitian ini
menggunakan teknik pengelolaan data sebagai berikut.
a. Observasi, menurut Nurgiantoro (2010, hlm. 93) obeservasi
adalah cara melakukan pengamatan terhadap objek secara
langsung untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati
objek dengan cermat dan terencana. Observasi yang dilakukan
oleh peneliti yakni kegiatan pembelajaran siswa dan guru yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber dan
penelitian.
b. Tes, dalam penelitian ini peneliti melakukan tes sebanyak dua
kali, yakni tes awal (pretest) yang dilakukan tanpa perlakuan
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, dan
tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model reciprocal teaching. Kedua test ini
digunakan untuk mengukur perbedaan hasil kemampuan
menulis teks pidato sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Disusun guru
sebagai pedoman dalam kegiatan belajar yang akan dilakukan
selama proses pembelajaran, agar lebih tersusun dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

J. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2015, hlm. 80). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
hasil tes menulis teks pidato siswa di kelas IX SMPN 4 Padalarang.
Pengambilan populasi didasari karena materi teks pidato dipelajari di
kelas IX pada semester 1. Sehingga memudahkan dalam proses
penelitian ini.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2015,
hlm. 81). Adapun teknik pengambilan sampel yang dipilih oleh
peneliti adalah teknik nonprobability sampling, lebih tepatnya dengan
menggunakan jenis pengambilan sampel sampling purposive. Teknik
penentuan sampel ini dengan pertimbangan tertentu yang disarankan
oleh guru bahasa Indonesia.

K. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk memperoleh data dari sumber data.
Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan alat instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes, dan RPP.
1. Lembar Observasi
1) Lembar Observasi Siswa

Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
A. Pendahuluan
a. Siswa menjawab salam guru,
kemudian memimpin doa sebelum
memulai pembelajaran.
b. Siswa merespon saat diperiksa
kehadiran oleh guru.
c. Siswa mendapatkan tujuan, materi,
dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti
a. Siswa berkumpul dalam kelompok
kecil dan mendiskusikannya
bersama.
b. Siswa membuat pertanyaan
mengenai materi dan
menyampaikannya di depan kelas.
c. Siswa menjelaskan hasil diskusinya
di depan kelas.
d. Siswa bertanya mengenai materi
yang dianggap sulit dan tidak
terpecahkan dalam diskusi.
e. Siswa mengerjakan soal latihan
yang diberikan guru.
f. Siswa menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
C. Penutup
a. Siswa mengumpulkan hasil menulis
teks pidato
b. Siswa beserta guru melakukan
refleksi dan kesimpulan pada
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Siswa menjawab salam dari guru
sebagai akhir pembelajaran.
Skor Total

Keterangan penilaian kriteria:


4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Sangat kurang

Skor Siswa
Nilai = X 100
Skor Ideal

Padalarang, 2019
Observer

( )
2) Lembar Observasi Guru

Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
A. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam sebagai
pembuka, dan mempersilahkan
salah satu siswa untuk memimpin
doa sebelum memulai
pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan materi,
media, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti
a. Guru mengelompokan siswa dalam
kelompok kecil.
b. Guru mendorong siswa untuk
bertanya mengenai materi yang
dibahas.
c. Guru meminta siswa menjelaskan
hasil diskusi mereka di depan
kelas.
d. Guru menjawab pertanyaan yang
belum dipahami siswa dan
mengklarifikasi hasil diskusi.
e. Guru memberikan soal latihan
pengembangan dari materi yang
akan dibahas kepada siswa.
f. Guru meminta siswa
menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
C. Penutup
a. Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil menulis teks
pidato.
b. Guru melakukan refleksi dan
memberikan kesimpulan pada
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Skor Total

Keterangan penilaian kriteria:


4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Sangat kurang

Skor Siswa
Nilai = X 100
Skor Ideal

Padalarang, 2019
Observer

( )
2. Lembar Tes
1) Tes awal (Pretest)

Buatlah teks pidato berdasarkan ketentuan sebagai berikut.


a. Teks pidato bertema “Sayangi Bumi Kita”.
b. Tulis sesuai dengan sistematika penulisan pidato.
c. Gunakan bahasa Indonesia yang baik.
d. Perhatikan ejaan dan tanda baca.

2) Tes akhir (Posttest)

Buatlah teks pidato berdasarkan ketentuan sebagai berikut.


a. Teks pidato bertema “Bahaya membuang sampah di
sungai”.
b. Tulis sesuai dengan sistematika penulisan pidato.
c. Gunakan bahasa Indonesia yang baik.
d. Perhatikan ejaan dan tanda baca.
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMPN 4 Padalarang


Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : IX/I
Materi Pokok : Struktur Teks Pidato
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (dua pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Menelaah struktur 3.4.1 Menelaah struktur teks (pidato persuasif)
dan ciri kebahasaan 3.4.2 Menelaah ciri kebahasaan pidato persuasif
pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang
tentang didengar dan dibaca.
permasalahan aktual
yang didengar dan
dibaca.
4.4 Menuangkan gagasan, 4.4.1 Menyusun teks pidato persuasif dengan
pikiran, arahan atau menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau
pesan dalam pidato pesan dalam pidato (lingkungan hidup,
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman
kondisi sosial, budaya)
dan/atau keragaman 4.4.2 Menyajikan pidato persuasif secara
budaya) secara lisan menarik (lingkungan hidup, kondisi
dan/atau tulis dengan sosial, dan/atau keragaman budaya)
memperhatikan
struktur dan
kebahasaan.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta
didik dapat:
1. Menelaah struktur teks (pidato persuasif).
2. Menelaah ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual
yang didengar dan dibaca.
Pertemuan II:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui simulasi,diskusi dan tanya
jawab peserta didik dapat:
1. Menyusun naskah pidato persuasif dengan menuangkan gagasan, pikiran,
arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan.
2. Membuat pidato persuasif dengan menuangkan gagasan, pikiran, arahan
atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau
keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan
struktur dan kebahasaan.
D. Materi Pembelajaran
1. Struktur teks (pidato persuasif)
2. Ciri-ciri kebahasaan teks pidato: kalimat aktif, kata tugas, kosakata
emotif, kosakata bidang ilmu, sinonim, kata benda abstrak, pembendaan
3. Model teks pidato persuasive
E. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1 : Model Reciprochal Teaching
Pertemuan 2 : Model Reciprochal Teaching
F. Media dan Bahan
1. Media : Media audiovisual yang berkaitan dengan pidato persuasive
2. Bahan : Contoh teks pidato persuasif
G. Sumber Belajar
Buku pegangan guru, buku pegangan peserta didik, lingkungan
kelas/sekolah, majalah dan internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
1. Peserta Didik melakukan do’a sebelum belajar
(meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta
peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan 10
Pendahuluan
3. Peserta Didik menerima informasi tentang menit
pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang
memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi,
ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
pembelajaran,metode penilaian yang akan dilaksanakan
yang ditayangkan.
1. Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok kecil; 4-
5 orang.
2. Siswa mendiskusikan materi mengenai struktur dan kaidah
kebahasaan teks pidato.
3. Siswa membuat pertanyaan terkait struktur dan kaidah
kebahasaan teks pidato, kemudian menyampaikannya di
depan kelas. 60
Inti
4. Siswa menyajikan hasil diskusi mengenai struktur dan menit
kaidah kebahasaan teks pidato di depan kelas.
5. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai struktur
dan kaidah kebahasaan teks pidato yang belum dipecahkan
dalam diskusi.
6. Guru mengklarifikasi hasil diskusi siswa mengenai
struktur dan kaidah kebahasaan teks pidato.
1. Guru memberikan soal pengembangan berupa pertanyaan
mengenai cara penulisan teks pidato dan “Bahaya
membuang sampah di sungai” dengan tujuan siswa dapat
memprediksi materi apa yang akan dipelajari di pertemuan 10
Penutup
berikutnya. menit
2. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan 2

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
1. Peserta Didik melakukan do’a sebelum belajar
(meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta
peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan
3. Peserta Didik menerima informasi tentang 10
Pendahuluan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang menit
memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi,
ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan
yang ditayangkan.
1. Siswa bergabung dengan kelompok di pertemuan
sebelumnya untuk mendiskusikan jawaban soal yang
diberikan minggu lalu mengenai penulisan teks pidato dan
“Bahaya membuang sampah di sungai”. Tujuan siswa
mendiskusikan “Bahaya membuang sampah di sungai
yaitu untuk menambah ide atau gagasan siswa dalam
menulis teks pidato. 60
Inti
2. Guru meminta siswa membuat teks pidato mengenai menit
“Bahaya membuang sampah di sungai” yang sebelumnya
sudah didiskusikan.
3. Siswa membuat pertanyaan terkait cara penulisan teks
pidato atau mengenai “Bahaya membuang sampah di
sungai”.
4. Perwakilan siswa membacakan hasil teks pidato yang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
mereka tulis.
5. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai cara
penulisan teks pidato dan “Bahaya membuang sampah di
sungai” yang belum terpecahkan dalam diskusi.
6. Guru mengklarifikasi hasil diskusi siswa.
1. Guru memberikan soal pengembangan dari materi yang
akan dibahas dengan tujuan siswa dapat memprediksi
materi apa yang akan dipelajari di pertemuan berikutnya. 10
Penutup
2. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah menit
disampaikan.
3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

I. Penilaian
1) Kriteria Penilaian

Aspek yang
Skor Keterangan Kriteria Penelitian
dinilai
Isi teks pidato sangat sesuai dengan
5 Sangat Baik
sistematika penulisan pidato.
Sistematika penulisan sudah sesuai tetapi
4 Baik
Kesesuaian belum sempurna.
Sistematika Sistematika penulisan sudah sesuai
3 Sedang
Penulisan Teks walaupun ada beberapa ketidakcocokan.
Pidato (Bobot 5) Isi teks pidato kurang sesuai degan
2 Kurang
sistematika penulisan teks pidato.
Sangat Isi teks pidato tidak sesuai dengan
1
Kurang sistematika penulisan teks pidato.
Penggunaan bahasa sangat sesuai dengan
pemilihan diksi dan penggunaan bahasa
5 Sangat Baik
yang runtut dan jelas dalam menulis teks
pidato.
Penggunaan
Pada umumnya penggunaan bahasa
Bahasa (Bobot
sudah sesuai dengan pemilihan diksi dan
5)
4 Baik penggunaan bahasa yang runtut dan jelas
dalam menulis teks pidato, tetapi belum
dapat dianggap sempurna.
3 Sedang Penggunaan bahasa sudah cukup sesuai
dengan pemilihan diksi yang baik dan
runtut serta jelas dalam menulis teks
pidato, walaupun ada beberapa
ketidakcocokan.
Pemilihan diksi dan penggunaan bahasa
2 Kurang yang runtut serta jelas kurang diterapkan
dalam menulis teks pidato.
Sangat banyak pemilihan diksi dan
Sangar
1 penggunaan bahasa yang tidak sesuai
Kurang
dalam menulis teks pidato.
Sangat menguasai ejaan, yaitu kaidah
5 Sangat Baik penulisan kata, tanda baca, huruf kapital
dan kelengkapan kata.
Pada umumnya sudah menguasai ejaan,
4 Baik
tetapi belum dianggap sempurna.
Penggunaan Cukup menguasai ejaan, meliputi kaidah
Ejaan yang Baik 3 Sedang penulisan kata, tanda baca, huruf kapital
dan Benar dan kelengkapan kata.
(Bobot 5) Kurang menguasai ejaan, yaitu kaidah
2 Kurang penulisan teks, tanda baca, huruf kapital,
dan kelengkapan kata.
Sangat kurang menguasai ejaan, yaitu
Sangat
1 kaidah penulisan teks, tanda baca, huruf
Kurang
kapital, dan kelengkapan kata.
Sudah terdapat kesesuaian isi teks pidato
5 Sangat Baik
dengan tema yang ditentukan.
Pada umumnya sudah terdapat
kesesuaian isi teks pidato dengan tema
4 Baik
yang ditentukan, tetapi masih ada
Kesesuaian Isi
beberapa hal yang tidak sesuai.
dengan Tema
Isi teks pidato cukup sesuai dengan tema
(Bobot 5) 3 Sedang
yang ditentukan.
Isi teks pidato kurang sesuai dengan tema
2 Kurang
yang ditentukan.
Sangat Isi teks pidato tidak sesuai dengan tema
1
Kurang yang ditentukan.
Jumlah Skor
20
Total Ideal

Skor siswa x Standar nilai 100


Nilai =
Total skor ideal
L. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap pengolahan analisis data. Secara garis besar
kegiatan pada setiap tahapan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Observasi, dilakukan untuk melakukan studi pendahuluan
mengenai proses pembelajaran, metode dan media pembelajaran
yang digunakan, mengumpulkan data hasil belajar siswa, serta
mewawancarai guru mata pelajaran terkait hal-hal yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar pelajaran bahasa
Indonesia.
b. Studi literatur, dilakukan dengan mendapatkan informasi yang
relevan terhadap tujuan dan jenis penelitian, agar terdapat landasan
dan konsep teoritis sebagai panduan penelitian.
c. Mempelajari silabus berkaitan dengan materi pelajaran bahasa
Indonesia untuk mengetahui kompetensi yang ingin dicapai.
d. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
e. Menentukan variabel penelitian.
f. Menyusun instrumen penelitian.
g. Mempersiapkan teknik pengumpulan data hasil belajar ranah
kognitif.
h. Menentukan jadwal penelitian dan mengkondisikan kelas serta
materi untuk treatment.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
soal dan alokasi waktu yang sama. Tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk mengetahui kemampuan awal sebelum dilakukan perlakuan.
b. Pemberian perlakuan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Menggunakan metode ceramah untuk kelas kontrol dan
menggunakan model reciprocal teaching pada kelas eksperimen.
c. Pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan soal dan alokasi waktu yang sama, dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan ranah kognitif setelah diberikan
perlakuan.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.
b. Menganalisis hasil pretest dan posttest pada setiap kelas apakah
terdapat peningkatan.
c. Membandingkan hasil antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.
e. Membuat laporan penelitian.
M. Prosedur Pengolahan Data
1. Pengolahan Data Pretest dan Postest
Hasil pretest dan posttest diperiksa, lalu dianalisis dan ditabulasikan.
Tujuannya untuk mengetahui rata-rata nilai standar deviasi dan varians
dari masing-masing individu. Pemeriksaan hasil pretest dan posttest
dilakukan dengan perhitungan statistik sebagai berikut.
a. Mencari mean nilai pretest dan posttest
1) Mean pretest (x)
∑ fx
Mx =
N

2) Mean posttest (y)


∑ fy
My =
N

b. Mencari nilai mean pretest dan posttest

My - Mx
Keterangan :
∑ fx = Jumlah nilai pretest
∑ fy = Jumlah nilai posttest
Mx = Jumlah nilai pretest
My = Jumlah nilai posttest
N = Jumlah siswa

c. Mean deviasi
∑d
Md =
N

d. Mencari mean dari perbedaan hasil pretest dan posttest


∑d2 – (∑d)2
∑x d =
2
N

Keterangan :
d = Deviasi
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
∑x2d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
2. Pengolohan Data Hasil Observasi

Jumlah skor perolehan


P= x 100%
Jumlah skor ideal
N. Jadwal Penelitian

Bulan ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan Proposal
2 Penyusunan Instrumen Penelitian
3 Uji Coba Instrumen
4 Penelitian di Lapangan
5 Pengolahan Data
6 Penulisan BAB I-III
7 Penulisan BAB IV-V
Daftar Pustaka

Akhadiah. dkk. (2012). Pembelajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia.


Jakarta: Erlangga

Amaliah R. L. (2017). Pembelajaran menulis teks pidato dengan metode


latihan. Universitas Winaya Mukti. Jurnal Kependidikan Volume XVIII
Nomor 1Rachamayani

Badudu, J.S & Zain Sultan Mohammad. (2012). Kamus umum bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud

Cucu Kartini. (2016). Menulis teks pidato dengan menggunakan model complete
sentence pada siswa kelas X SMA Albidayah

Dwi. (2014). Penerapan pembelajaran reciprocal teaching untuk meningkatkan


kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar matematika
siswa. Universitas Muhamadiyah Jakarta. Jurnal Pendidikan UNISKA
Volume 2 Nomor 1

Doyin, Mukh dan Wagiran. (2009). Bahasa Indonesia pengantar penulisan


karya ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press

Hamdani. (2011). Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Juhari, H. (2013). Terampil mengarang dari persiapan hingga prestasi, dari


karangan ilmiah hingga sastra. Bandung: Nuansa Cendikia

Ketut Nuriasih N. Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap


pemahaman bacaan ditinjau dari konsep akademik siswa (hlm. 27-45)

Mustofa Bisri. (2009). Teknik menulis karya ilmiah menghadapi sertifikasi.


Semarang: Ghyyas Putra

Nurgiantoro Burhan. (2010). Penilaian pembelajaran berbasis kompetensi.


Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Nurhayati Titin. (2009). Pembinaan kemampuan berkomunikasi lisan dan


pembelajarannya. Bandung: Prisma Press Prodaktama

Pasek W. Wayan, Pasek W, Putu S. S. A. (2014). Kajian retorika dalam naskah


pidato pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Pupuan. Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Undiksha Volume 2 Nomor 1

Pujawati. (2017). Pemebelajaran menulis teks pidato dengan pendekatan


(Contextual Teaching and Learning/CTL) pada siswa kelas IX MTs. Nurul
Falah tahun ajaran 2016/2017. STKIP Siliwangi Bandung. Skripsi

Rohmawati Eka. (2010). Peningkatan keterampilan menulis teks pidato dengan


menggunakan teknik tatihan berjenjang pada siswa kelas IX H SMP
Muhamadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Universitas
Muhamadiyah 1 Surakarta. Skripsi

Sagala, S. (2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Angkasa

Shoimin Aris. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sobari, Teti. (2015). Penerapan siklus belajar dalam pembelajaran menulis


laporan ilmiah berbasis vokasional di SMK. Jurnal Ilmiah Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(1). hlm 17-41

Somad, A.A dkk. (2009). Buku bahasa Indonesia aktif dan kreatif berbahasa
Indonesia untuk kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sumiati & Asra. (2009). Metode pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Susilana, R dkk. (2012). Pendidikan budi pekerti. Yogyakarta: Kanisnus

Syamsudin. (2011). Dari ide, bacaan, simakan, menuju menulis efektif teori,
teknik, redaksi. Bandung: Geger Sunten

Tarigan.H. G. (2013). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:


CV. Angkasa

Yanuarita, Andri. (2012). Langkah cerdas mempersiapkan pidato dan MC.


Yogyakarta: Teeranova Books

Anda mungkin juga menyukai