ISI RESUME
1. Bahan Ajar untuk jenjang SMP kurikulum 2013
2. Bahan Ajar untuk jenjang SMP kurikulum 2013
3. Pendekatan Saintifik pada kurikulum 2013
4. Pendekatan Pengajaran Menulis
5. Pendekatan Whole Language, GWP/PMT, dan Writing Process Aproach
6. Metode Pengajaran Menulis
7. Media Pengajaran Menulis
8. Evaluasi Pembelajaran Menulis
Kelas VII
KD : Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan/ tulisan
Kelas VIII
KD : Menyusun teks cerita moral/ fabel, ulasan diskusi pendek sesuai dengan karakteristik
teks yang akan dibuat baik secara lisan/ tulisan
Kelas IX
KD : Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis, tentangan dan rekaman percobaan sesuai
dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan/ tulisan.
BAHAN AJAR UNTUK JENJANG SMA KURIKULUM 2013
Kelas X
1. a. Memproduksi teks anekdot baik secara lisan/ tulisan
b. Mengabstraksi teks anekdot baik secara lisan/tulisan
c. Mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk lain sesuai dengan kaidah dan struktur teks
2. Memproduksi teks eksposisi yang koheren
3. Memproduksi teks laporan hasil observasi
4. Memproduksi teks prosedur kompleks
5. a. Memproduksi teks negosiasi baik secara lisan/ tulisan
b. Mengabstraksi teks negosiasi baik secara lisan/tulisan
c. Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk drama pendek sesuai dengan kaidah
Kelas XI
6. Memproduksi, mengabstraksi dan mengonversi teks cerita pendek, teks pantun dan teks
cerita ulang
7. Memproduksi, mengabstraksi dan mengonversi teks eksplanasi kompleks, teks film/drama
Kelas XII
8. Memproduksi, mengabstraksi dan mengonversi teks cerita sejarah, teks berita, teks iklan
9. Memproduksi, mengabstraksi dan mengonversi teks editorial/ opini dan teks novel.
2. Menanya
Pada tahap ini siswa membuat pertanyaan berdasarkan hasil observasi terhadap objek.
Guru dan siswa bersama-sama membahas pertanyaannya.Contoh: Bagaimana ciri-ciri teks
eksposisi?
3. Menalar
Siswa membandingkan objek observasinya dengan objek lain. Di sana siswa mencari
persamaan dan perbedaannya. Lalu membuat kesimpulan atas hasilnya. Siswa
membandingkan teks eksposisi dengan teks naratif.
4. Mencoba
Siswa mencoba membuat teks/ objek yang sama dengan objek yang diobservasi.
Siswa melihat kembali catatan observasinya. Proses siswa menulis dipantau oleh guru.
Contoh: siswa membuat teks eksposisi
5. Mengomunikasikan (membentuk jejaring)
Selanjutnya siswa saling berbagi hasil pekerjaannya. Metodenya bisa berupa diskusi
ataupun pengarsipan hasil pekerjaan siswa oleh guru dan karya tersebut dipajang di
mading dan sebagainya.
Teori / pendekatan menulis yang berkembang saat ini adalah pendekatan menulis
model proses (writing process). Tahapan-tahapannya adalah:
a. Pra menulis (prewriting): siswa memilih topik, siswa mengumpulkan dan
menyesuaikan ide-ide, siswa mengidentifikasi pembacanya, siswa
mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk yang sesuai berdasarkan
pembaca dan tujuan menulis, dengan aktivitas pengarang persiapan menulis
cerita, menggambar, membaca, memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan
mengembangkan rencana.
b. Pengedrafan (drafting): siswa menulis draf kasar, siswa menulis pokok-pokok
yang menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik, dengan
aktivitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa
memperhatikan kerapian atau mekanik.
c. Merevisi (revising): siswa membagi tulisanya kepada kelompok, siswa
mendiskusikan tulisanya kepada temannya, siswa membuat perbaikan sesuai
komentar teman dan gurunya, siswa membuat perubahan subtantif dan bukan
sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua. Setelah mendapat
saran-saran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan dan
perubahan itu dapat melibatkan orang lain.
d. Mengedit (editing): siswa mebaca ulang tulisanya, siswa membantu baca ulang
tulisan temannnya, siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan
membetulkannya.
e. Mempublikasikan (publishing): siswa mempublikasikan tulisannya dalam bentuk
yang sesuai, siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman
sekelasnya.
1 Metode ceramah, adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relatif besar.
2 Metode diskusi, proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
4 Metode ceramah plus, adalah metodepengajaran yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga
macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
6 Metode resitasi, adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat
resume dengan kalimat sendiri.
7 Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya
peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan
tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8 Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik,
9 Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas
10 Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11 Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada
menarik kesimpulan.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,
1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar
dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau
media. Media Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat mendidik, yang
merangsang pikiran, perasaaan minat anak didik, sehingga proses interaksi komunikasi antara
anak didik dan guru dapat berlangsung secara tepat.
Media yang dapat digunakan untuk pembelajaran menulis, diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Media Asli/Tiruan
b. Media Grafis
Media grafis ialah semua media yang berupa tulisan/gambar, antara lain:
Media Chart, yaitu penyajian diagramatik meliputi: Tree Chart, Root Chart, Flow Chart,
Media Bagan Petunjuk/Penuntun, Bagan Waktu, Bagan Bongkah, Bagan Pandang Tembus.
Ada juga media Grafik: Grafik Batang, Grafik Gambar atau Pictograph, Grafik Garis, Grafik
Bentuk Peta, dan Grafik Lingkaran (Grafik Pie), Media Poster, Karikatur, Still Picture/foto
media papan dan media Peta
c. Media proyeksi, yaitu media proyeksi diam dan bergerak, dan ada pula disertai suara
d. Media Audio, termasuk Media Audio ialah kaset audio, audio CD, dan radio.
e. Media pandang dengar /Media audio visual diam, ialah slide suara slide suara dan film
strip, dan yang bergerak misalnya video, TV, VCD, DVD.
f. Media Cetak
Media cetak misalnya hand out, buku, modul, brosur, liflet, majalah, koran, album. Media
cetak juga ada yang ditampilkan dengan komputer yang berisi
bahan ajar dan sumber lain dari internet.
Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengolahan hasil dan pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Elisa, risah. 2012. Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD.
Tersedia [Online] http:// RisahElisawordpress.com// (30 November 2013)
Yusron, roni. 2012. Jenis-jenis media pembelajaran yang perlu diketahui guru. Tersedia
[Online] http://roniyusron.wordpress.com/2012/08/14/jenis-jenis-media-pembelajaran-
yang-patut-diketahui-guru/ (30 November 2013)
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Kelompok 4
Kelas : VI (enam)
RPP adalah seperangkat hal yang dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetendi dasar. Di dalamnya memuat rencana
pembelajaran dan metode yang akan dipakai dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta
didik.
Menurut narasumber, RPP sangat penting bagi guru. Jika guru tidak membuat RPP,
maka guru akan sulit untuk dapat menyampaikan materi kepada peserta didik, terkadang apa
yang dibahas tidak sesuai dengan apa yang ada di buku paket (bahan ajar), guru biasanya
akan sesuka hati dalam mengajar dan peserta didik tidak dapat memahami apa yang guru
jelaskan. Selain itu, guru tidak akan mempunyai tujuan dalam mengajar dan tidak mempunyai
acuan metode yang akan diterapkan. Lebih jauh lagi, hal ini nanti akan berdampak pada
pelaksanaan evaluasi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia,khususnya pada aspek menulis,
Ibu Jamilatul Safitri selalu membuat RPP dan melaksanakan pembelarannya selalu sesuai
dengan RPP yang beliau buat. Hal ini untuk menghindari kesulitan-kesulitan mengajar yang
telah dipaparkan di atas jika guru tidak membuat RPP. Ibu Jamilatul Safitri jadi mempunyai
tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang akan digunakan serta materi yang akan
disampaikan sudah jelas tercantum di RPP, sehingga guru bisa menjelaskan dengan rinci dan
tidak malah membahas ke hal lain di luar materi pelajaran.
Untuk lebih memperjelas kami tentang RPP, Ibu Jamilatul memberikan salahsatu
contoh RPP pada aspek menulis dengan standar kompetensinya adalah mengungkapkan
pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk naskah pidato dan surat resmi.