Anda di halaman 1dari 10

MATERI PEMBELAJARAN 4.

PENILAIAN BERBASIS PRODUK & PENILAIAN BERBASIS PROYEK

Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh


pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang
telah dirumuskan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan ajar dan latihan
yang dipilih dan disusun secara teliti agar tujuan benar-benar dapat dicapai dengan baik.
Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran itu dilakukan dengan
menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan
selama kurun waktu tertentu yang telah direncanakan. Itulah hakekat evaluasi dalam desain
penyelenggaraan pembelajaran sebagai bagian akhir dari rangkaian ketiga pokok kegiatan
tersebut diatas.
Pada kurikulum 2013, siswa lebih dituntut agar berkemampuan untuk memahami
konsep, mengetahui posedur, mengomunikasikan gagasan atau ide, bernalar serta
memecahkan suatu permasalahan. Penilaian memberikan gambaran berupa pertimbangan
kepada guru dalam merumuskan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk
memperbaiki maupun meningkatkan proses pembelajaran.  Penilaian yang dilakukan oleh
guru juga setidaknya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk selalu meningkatkan
belajarnya. Siswa yang mendapat nilai baik akan lebih terpacu untuk terus mempertahankan
nilainya. Dan sebaliknya, siswa yang mendapat nilai kurang baik juga akan terpacu untuk
sebisa mungkin memperbaiki belajarnya. Penilaian berbasis produk dan proyek memberikan
kesempatan kepada siswa untuk seoptimal mungkin dapat mengembangkan kemampuan
mereka dalam memahami konsep sampai dengan aplikasi bahkan menciptakan. Dalam
penilaian produk dan proyek guru dapat menilai siswa secara individu maupun kelompok.
Sikap siswa terhadap proses pembelajaran juga dapat lebih terpantau.  

A. Penilaian Berbasis Produk


1. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Produk
yang dibuat adalah benda-benda yang bermanfaat bagi diri siswa atau bagi lingkungan
siswa. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses
pembuatannya. Contoh, kemampuan peserta didik menggunakan berbagai teknik
menggambar, atau membuat poster.

2. Tahapan Dalam Membuat Suatu Produk


Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu
tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir. Meskipun
terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan
suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu,
maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik
kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir. Penilaian produk dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebaga berikut:
a) Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan
kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru memberi
saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir
tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b) Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses pembuatan
dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada
akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c) Pada tahap penyerahan, siswa dapat menyajikan produk atau memamerkannya
kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-beluk produk
tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dan lain-lain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.

3. Perencanaan Dalam Melaksanakan Penilaian Produk


Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu hasil
kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat
kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja
siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:
a) Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh
aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian
hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian
hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal
yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses belajar mengajar.
Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja
adalah:
1) Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa.
Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut
tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi
juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di
atasnya dan kompetensi setingkat di bawahnya.
2) Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil
kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b) Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka
kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Penilaian hasil kerja yang objektif
adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta
tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.

4. Merancang Penilaian Produk


Dalam menilai hasil kerja (produk), guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa
dan mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan apa saja bukti
hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan sebelum pembelajaran. Bermanfaat tidaknya
hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi
tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya
umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk
berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:
a) Batasan pada tahap perencanaan/perancangan. Batasan diberikan untuk membantu
siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan
untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam
tugas tersebut.
b) Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil
kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah
yang akan dinilai.
c) Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah,
kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.
d) Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu dengan
individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.

5. Tahapan dan Teknik Penilaian Produk


Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat perkembangan
biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa. Pengembangan
produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat
hasil kerja siswa antara lain adalah menggunakan cara holistik atau analitik.
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal.

6. Contoh Format Penilaian Produk


a) Contoh Penilaian Produk Secara Analitik
Mata Pelajaran  : Ilmu Pengetahuan Alam
Jenjang             : SD
Kelas / Semester   : V/
Kompetensi Dasar : 4.8. Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi
dari berbagai sumber.
Indikator :
4.4.1. Mencari informasi mengenai siklus air dari minimal 3 sumber.
4.4.2. Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari minimal 3
sumber menggunakan bahan bekas pakai
Instruksi Pembuatan Produk :
Buatlah skema siklus air menggunakan bahan bekas pakai. Pastikan skema siklus yang
kalian buat berdasar 3 sumber informasi.
Langkah Pembuatan Produk:
1. Cari 3 sumber informasi mengenai siklus air. Sumber informasi tersebut dapat kalian
cari dari siswa, majalah maupun sumber di Internet.
2. Buatlah rangkuman berdasar informasi yang kalian baca, tuliskan sumber informasi
tersebut.
3. Rancanglah skema mengenai siklus air tersebut berdasar informasi yang telah kalian
peroleh.
4. Buatlah karya berdasar skema yang telah kalian buat.
5. Karya kalian dapat dibuat menggunakan bahan habis pakai dan dikumpulkan tanggal
1 Oktober 2020

Rubrik Penilaian Pembuatan Produk

Agar pelaksanaan penilaian produk dapat dipertanggung jawabkan objektivitasnya maka


seorang guru harus membuat beberapa kriteria penilaian agar apa yang akan dinilai oleh
guru sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Berikut ini contoh dari rubrik
penilaian produk :

Nama Siswa :
Kelas            :
No Aspek Indikator Penilaian Skala Rentang
1 2 3 4
1. Persiapan 2.  Pengumpulan informasi
3.  Desain awal
2. Pembuatan 1. Kesesuaian dengan materi/topik
rangkuman 2.  Relevansi Sumber
3.  Kualitas sumber (kebaruan dan validitas)
3. Kualitas 1.  Kesesuaian skema
produk 2.  Kreativitas (penggunaan bahan habis pakai)
3.  Bahasa komunikatif
Jumlah skor
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Nilai

skor yang dicapai


Nilai akhir= ×100
skor maksimum

b) Contoh Format Penilaian Produk secara Holistik

Mata Pelajaran  : Ilmu Pengetahuan Alam


Jenjang             : SD
Kelas / Semester   : V/
Kompetensi Dasar : 4.8. Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi
dari berbagai sumber.
Indikator :
4.4.1. Mencari informasi mengenai siklus air dari minimal 3 sumber.
4.4.2. Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari minimal 3
sumber menggunakan bahan bekas pakai
Instruksi Pembuatan Produk :
Buatlah skema siklus air menggunakan bahan bekas pakai. Pastikan skema siklus yang
kalian buat berdasar 3 sumber informasi.
Langkah Pembuatan Produk:
1. Cari 3 sumber informasi mengenai siklus air. Sumber informasi tersebut dapat kalian
cari dari siswa, majalah maupun sumber di Internet.
2. Buatlah rangkuman berdasar informasi yang kalian baca, tuliskan sumber informasi
tersebut.
3. Rancanglah skema mengenai siklus air tersebut berdasar informasi yang telah kalian
peroleh.
4. Buatlah karya berdasar skema yang telah kalian buat.
5. Karya kalian dapat dibuat menggunakan bahan habis pakai dan dikumpulkan tanggal
1 Oktober 2020

Rubrik Penilaian Pembuatan Produk

Agar pelaksanaan penilaian produk dapat dipertanggung jawabkan objektivitasnya maka


seorang guru harus membuat beberapa kriteria penilaian agar apa yang akan dinilai oleh
guru sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Berikut ini contoh dari rubrik
penilaian produk :

Nama Siswa :
Kelas            :
No Indikator Penilaian Skala Rentang
1 2 3 4
1. Keaslian ide
2. Pengetahuan yang mendukung
3. Alat dan bahan yang dugunakan
4. Cara pembuatan
5. Penampilan produk
6. Manfaat produk
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Nilai

skor yang dicapai


Nilai akhir= ×100
skor maksimum

B. Penilaian Berbasis Proyek


1. Pengertian
Surapranata (2007), memberikan pengertian penilaian proyek sebagai penilaian
berbasis kelas terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Sedangkan
menurut Haryati (2010), penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik
dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap
suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan data, dan penyajian data.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas 
yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran tertentu dalam rangka untuk
mendapatkan informasi kemampuan dan kompetensi siswa secara komprehensif yang
harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Penilaian proyek dapat berupa,
Investigasi matematik, pengaruh olahraga pada postur tubuh, praktik investigasi fisika, air
di rumah kita (multi-disiplin), perancangan tata ruang sekolah.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian
data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

2. Kelebihan Penilaian Proyek


Haryati dalam bukunya Model dan Teknik Penilaian mengungkapkan beberapa
kelebihan dari jenis penilaian proyek diantaranya;
a) Merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar, bermuatan
pedagogis, dan bermakna bagi peserta didik.
b) Memberi peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi yang
dikuasainya secara utuh.
c) Lebih efesien dan menghasilkan produk dan memiliki nilai ekonomis.
d) Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan dan
memiliki kelayakan untuk disertifikasi.

3. Kekurangan Penilaian Proyek


Selain kelebihan, berikut merupakan kekurangan dari penilaian proyek:
a) Pada dasarnya tidak semua mata pelajaran dapat dilakukan penilaian proyek, karena
kompetensi yang dituntut pada setiap mata pelajaran berbeda-beda
b) Relatif memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan proyek dan penilaiannya
c) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
d) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
e) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
f) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
g) Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
h) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang


pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam
menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek,
meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan
sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan
banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

4. Sistem Penilaian
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh
terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian pembelajaran berbasis proyek
dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian
Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau
penilaian produk. Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
a) Pengelolaan
Pengelolaan dapat dipahami sebagao kemampuan siswa dalam memilih topik,
mencari informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
b) Relevansi
Relevansi yang dimaksudkan adalah kesesuaian topik, data, dan produk dengan
Kompetensi Dasar (KD) serta mempertimbangkan tahapan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian/Originalitas
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
siswa.
d) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang
berbeda dari biasanya. 

5. Teknik Penilaian Proyek


Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan
tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan penilaian proyek dalam
hal ini guru sangat berperan dalam membimbing siswa baik bekerja secara individu maupun
kelompok. Bimbingan guru sangat diperlukan mulai dari tahap awal siswa akan menentukan
topik dalam tugas proyek mereka sampai dengan pembuatan laporan.

6. Contoh Penilaian Proyek


Berikut ini contoh penilaian proyek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran  : Bahasa Indonesia 
Jenjang             : SD
Kelas / Semester   : III/1
Kompetensi Dasar : 4.4. Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan
dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkung
setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.
Indikator :
4.4.1. Mengidentifikasi ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada
di lingkungan setempat (hewan dan tumbuhan)
4.4.2. Mengidentifikasi kebutuhan (makanan dan tempat hidup) pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat (hewan dan
tumbuhan)
4.4.3. Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat
hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan
setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif

Instruksi Proyek :
Lakukan penelitian sederhana di lingkungan sekitar mengenai ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Langkah Proyek:
1. Bacalah buku siswa berkaitan dengan ciri-ciri, kebutuhan, pertumbuhan, dan
perkembangan makhluk hidup.
2. Pilihlah masing-masing 2 hewan dan 2 tumbuhan yang ada di sekitar rumah.
3. Amatilah 2 hewan dan tumbuhan setiap hari dari tanggal 21 September 2020 hingga
21 Oktober 2020.
4. Tuliskan hasil pengamatanmu dalam laporan tertulis berkaitan dengan ciri-ciri,
kebutuhan, pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup

Rubrik Penilaian Proyek

Agar pelaksanaan penilaian proyek dapat dipertanggung jawabkan objektivitasnya maka


seorang guru harus membuat beberapa kriteria penilaian agar apa yang akan dinilai oleh
guru sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Berikut ini contoh dari rubrik
penilaian proyek :

Kriteria Skor
Aspek
3 2 1

Persiapan Jika memuat tujuan, Jika memuat Jika memuat tujuan,


topik, tempat penelitian, tujuan, topik, topik, tempat
hasil pengamatan tempat penelitian, penelitian, hasil
lengkap. hasil pengamatan pengamatan tidak
kurang lengkap. lengkap

Pengumpulan Jika daftar pengamatan Jika daftar Jika pengamatan tidak


Data dapat dilaksanakan  pengamatan dapat terlaksana semua dan
semua dan data tercatat dilaksanakan, data tidak tercatat
dengan rapi dan tetapi data tidak dengan rapi.
lengkap. tercatat dengan
rapi dan lengkap.

Pengolahan Jika pembahasan data Jika pembahasan Jika sekedar


Data sesuai tujuan penelitian data kurang melaporkan hasil
menggambarkan penelitian tanpa
tujuan penelitian membahas data

Pelaporan Jika sistimatika Jika sistimatika Jika penulisan kurang


Tertulis penulisan benar, penulisan benar, sistimatis, bahasa
memuat saran, bahasa memuat saran, kurang komunikatif,
komunikatif. namun bahasa kurang memuat saran
kurang komunikatif

skor yang dicapai


Nilai akhir= ×100
skor maksimum

Sumber:

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran, cetakan ketiga, Yogyakarta :
Multi Pressindo.
Hartati Muchtar. 2010. Penerapan Penilaian Autentik Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur - No.14/Tahun ke-9/Juni 2010.
Mimin Haryati. 2010. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, cetakan
keenam. Jakarta : Gaung Persada Press.
Panduan Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai