Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVALUASI DAN HASIL PROSES BELAJAR

(Asesment Produk Dan Penilaian Produk)

OLEH:

KELOMPOK : 2

Anggota kelompok:

PAUL ERIKSON WADA WIRI(1901030004)

MELANI KURNIAWATI LOBO(1901030051)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan materi tentang Asesment Produk Dan penilaian produk.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Dan
Proses Hasil Belajar.Tak lupa juga Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang telah diberikan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan

menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.

Penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan.

Misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih

perlu perbaikan dan penyempurnaan oleh sebab itu, disamping kurikulum yang cocok

dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik, searah dan

terencana. Guru yang baik harus menguasai 3 dimensi metode dan penguasaan

penilaian, apabila guru memiliki kelemahan salah satunya, maka hasilnya tidak

maksimal.

Salah satu penilaian dalam proses pembelajaran antara lain sebagai kegiatan

menghimpun fakta-fakta dan dokumen peserta didik yang dapat dipercaya untuk

melakukan kegiatan program, apabila kegiatan penilaian tersebut terjadi sebagai

bagian dari progam pembelajaran di kelas oleh karena itu penilaian berfungsi

membantu guru untuk merencanakan kurikulum dan pengajaran dalam proses belajar

mengajar. Dalam makalah ini akan dijelaskan model penilaian produk untuk mata

pelajaran matematika.

B. Permasalahan
Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan penilai produk?
2. Bagaimanakah tahap penilaian produk?
3. Bagaimanakah teknik penilaian produk?
4. Bagaimanakah rubric penilaian produk ?
C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetatahui pengertian penilaian produk.

2. Untuk mengetahui tahap penilaian produk.

3. Untuk mengetatahui teknik penilaian produk.

4. Untuk mengetatahui rubric penilaian produk.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Produk


Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap
penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian
kualitas hasil kerja peserta didik tertentu. Misalnya : Siswa diberi tugas untuk
membuat kliping Koran tentang bencana alam di Indonesia, selanjutnya siswa diberi
tugas untuk mengomentarinya dan solusi untuk meringankan beban mereka. Penilaian
produk juga adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian jenis ini meliputi: penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses
pembuatan suatu produk.
Penilaian produk meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan,pakaian, hasil karya seni
(patung), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Dalam
matematika seperti benda-benda peraga (kubus, balok, kerucut dan sebagainya).
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses
pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil
baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik.

B. Tahapan Penilaian Produk


Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. (Ramlan Arie, 2011)
Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau
perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa
meskipun terdiri atas beberapa yang berbeda tetapi semua itu merupakan suatu
proses yang padu. Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka
guru bisa saja melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih
teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Fase dalam menghasilkan produk
1. Persiapan: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan,
bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk
2. Produksi: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya memilih dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik
3. Refleksi: siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk, fungsional,
keorisinilan.

Membuat perencanaan:
1. Apakah Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi
2. Bagaimana/bagian mana relevansinya dengan kurikulum
3. Bagaimana Anda secara spesifik membuat kriterianya

Membuat Pencatatan:
1. Metode pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau holistik)
2. Siapa yg akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)
3. Bagaimana kriteria penilaiannya
4. Bagaimana tingkat keajegannya

Pelaporan:
1. Dari sudut pandang/eviden apa Anda menentukan tingkat kemampuan anak
(menggunakan analitik, holistik, catatan singkat)
2. Lebih menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau
keterbandingannya dengan siswa lain dikelompoknya
3. Bentuk pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis

Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:

a. Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan


kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru
memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b. Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses pembuatan
dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada
akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Pada tahap penyerahan, siswa menyajikan produk atau memamerkannya kepada
komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-beluk produk tersebut,
seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dan lain-lain. Pada
akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa
yaitu tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir.
Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut
merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan
proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan
siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan
suatu produk:
1. Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan
siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan
mengembangkan suatu ide;
2. Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan,
dan teknik kerja;
3. Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi
kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil
kerjanya.

C. Tujuan Penilaian Produk


Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa
digunakan guru untuk:
1. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari
keterampilan berikutnya.
2. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/
kelas di sekolah kejuruan.
3. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:


1. Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain
2. Memilih bahan-bahan yang tepat
3. Menggunakan alat
4. Menunjukkan inovasi dan kreasi
5. Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)

Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru untuk:


1. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari
keterampilan berikutnya;
2. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/
kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;
3. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
4. (Hesty Borneo, 2012)

D. Perencanaan Dalam Menilai Hasil Kerja Siswa


Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan
dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan
tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:
a. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada
seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya
penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja,
atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur
pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap
proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan
relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
1. Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada
siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya
tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan
kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat
menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di
bawahnya.
2. Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan
hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b. Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi
maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh
penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa.
Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh
jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.

E. Pengelolaan Hasil Kerja


Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa
dan mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu
tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya
hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi
tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya
umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk
berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk
membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu
batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau
kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
2. Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil
kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-
langkah yang akan dinilai.
3. Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi,
langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.
4. Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu
dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.

Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara
sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :
1. Batasan perencanaan/ peranncangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa
agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan
untuk mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi yang diukur
dalam tugas tersebut.
2. Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru menilai
keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
3. Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil
kerja. Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-
langkah yang akan dinilai.
4. Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek ompetensi,
langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilaianya.

F. Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa


Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal (penilaian produk).
2. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap:
persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat
perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat
hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:
a. Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan
terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya
digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa;
misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan
peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang
tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya.
Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan
menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah
kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan penerapan
prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja.
2. Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak
mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar.
Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati
daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.
b. Skala penilaian analitis
Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada
hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari
berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil
karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-
dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap
perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat
menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk
setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus
dipenuhi.
c. Skala penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap
akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap
kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

G. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk

KELEBIHAN KELEMAHAN

Guru dapat menilai kreatifitas anak Memerlukann waktu yang cukup


untuk melihat siswa memiliki daya cipta banyak.
dan mempunyai kompetensi Tidak semua KD dapat dibuat karya
Kompetensi masing-masing anak betul- nyata terutama yang abstrajk
betul dapat diketahui secara obyektif Biaya untuk membuat karya nyata
Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang kadang-kadang mahal
diperoleh secara langsung melalui Proses pembuatan perlu waktu yang
pengalaman yang real. lama.
Kemampuan fisik sebagai penunjang
Siswa dapat menelaah kembali
tidak sama.
kebenaran materi yang telah diperoleh.
Subjektif penskorannya.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka kesimpulan yang dikemukakan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap
penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas
hasil kerja peserta didik tertentu.Pengembangan produk meliputi tiga tahap yaitu tahap
perssiapan, pembuatan, dan peniaian produk.Teknik penilaian produk ada dua yaitu teknik
holistic dan teknik analitik.
DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum 2004. Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Siswono, Tatag Y.E. (2002). Penilaian Authentik dalam pembelajaran Kontekstual.


Jurnal Nasional “MATEMATIKA, Jurnal Matematika atau Pembelajarannya”, Tahun
VIII. ISSN: 0852-7792.

Anda mungkin juga menyukai