0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
130 tayangan7 halaman
Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan siswa dalam membuat suatu produk mulai dari tahap perencanaan, proses pembuatan, hingga hasil akhir produk berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan secara holistik atau analitis dan hasilnya dicatat menggunakan metode seperti anekdotal atau skala penilaian. Penilaian produk bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan keteramp
Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan siswa dalam membuat suatu produk mulai dari tahap perencanaan, proses pembuatan, hingga hasil akhir produk berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan secara holistik atau analitis dan hasilnya dicatat menggunakan metode seperti anekdotal atau skala penilaian. Penilaian produk bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan keteramp
Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan siswa dalam membuat suatu produk mulai dari tahap perencanaan, proses pembuatan, hingga hasil akhir produk berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan secara holistik atau analitis dan hasilnya dicatat menggunakan metode seperti anekdotal atau skala penilaian. Penilaian produk bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan keteramp
Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik tertentu. Misalnya : Siswa diberi tugas untuk membuat kliping Koran tentang bencana alam di Indonesia, selanjutnya siswa diberi tugas untuk mengomentarinya dan solusi untuk meringankan beban mereka. Jadi Penilaian produk juga adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi: penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses pembuatan suatu produk (Depdiknas, 2006). Penilaian produk meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk sains, teknologi dan seni, seperti: laporan penelitian, hasil survei, makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Dalam matematika seperti benda-benda peraga (kubus, balok, kerucut dan sebagainya). Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik. Kriteria yang digunakan guru untuk memilih produk siswa yang akan dilibatkan dalam penilaian yaitu: (1) relevan dan mewakili kompetensi yang akan dinilai. Cara menentukan relevan tidaknya suatu produk adalah menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa, dan menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pembuatan produk; dan (2) jumlah produk dan obyektifitas penilaian. Semakin banyak produk yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin tepat. Penilaian produk yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk produk serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai. B. Tahapan Penilaian Produk Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: 1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. 2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. 3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Adapun kriteria penilaian produk menurut Depdiknas (2006) adalah sebagai berikut Tahap Deskripsi Skor Persiapan Kemampuan merencanakan seperti: 1-10 - Menggali dan mengembangkan gagasan - Mendesain produk, menentukan alat dan bahan Pembuatan - Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan 1-10 - Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat produk - Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik Penilaian - Kemampuan peserta ddik membuat produk sesuai 1-10 produk kegunaan/fungsinya - Produk memenuhi kriteria keindahan Sumber: Puskur Baltbang, Depdiknas, 2006
Fase dalam menghasilkan produk
1. Persiapan: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan, bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk. 2. Produksi: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya memilih dan menggunakan bahan, alat, dan teknik 3. Refleksi: siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk, fungsional, keorisinilan. Membuat perencanaan: 1. Apakah Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi 2. Bagaimana/bagian mana relevansinya dengan kurikulum 3. Bagaimana Anda secara spesifik membuat kriterianya Membuat Pencatatan: 1. Metode pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau holistik) 2. Siapa yang akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru) 3. Bagaimana kriteria penilaiannya 4. Bagaimana tingkat keajegannya Pelaporan: 1. Dari sudut pandang/eviden apa anda menentukan tingkat kemampuan anak (menggunakan analitik, holistik, catatan singkat) 2. Lebih menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau keterbandingannya dengan siswa lain dikelompoknya 3. Bentuk pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses
pembuatan suatu produk: 1. Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide; 2. Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja; 3. Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya C. Tujuan Penilaian Produk Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk: 1. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya. 2. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan. 3. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan. D. Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal (penilaian produk). 2. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk). Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut: a. Anekdotal Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa; misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal- hal sebagai berikut: - Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja. - Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan. b. Skala penilaian analitis Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain. Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi. c. Skala penilaian holistik Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
E. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk
Kelebihan dari penilaian produk adalah : 1) Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi, 2) Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif, 3) Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real, 4) Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh. Sedangkan kekurangan dari penilaian produk adalah: 1) Memerlukan waktu yang cukup banyak, 2) Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak, 3) Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal, 4) Proses pembuatan perlu waktu yang lama, 5) Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama, dan 6) Subjektif penskorannya (Ahiri Jafar, 2008). DAFTAR PUSTAKA
Ahiri, Jafar. 2008. Teknik Penilaian Kelas Dalam Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA Press. Depdiknas, 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Departemen Pendidikan Nasional.