Anda di halaman 1dari 18

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONEISIA

DISUSUSN OLEH :

➢ Emya pepayota br Tarigan (2215010175)


➢ Yenni finiyanti br siepu (2215010131)
➢ Retika Kristin br barus (2215010075)
➢ Meliyani br barus (2215010038)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY BERSTAGI
2023

1|Page
KATA PENGANTAR

Berbicara mengenai pendidikan di indonesia, tentu saja tidak lepas dari para dari berbagai
pihak, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menciptakan suatu arah pendidikan
di indonesia sesuai dengan harapan UUD 45 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memperhatikan berbagai macam aspek yang secara khusus dalam pembelajaran bahasa
indonesia adalah mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Melihat apa yang hendak dicapai oleh bangsa dan negara ini, maka pentingnya intervensi
dari pemerintah agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai sesuai dengan arah pancasila. Dalam
pembelajaran bahasa dan sastra indonesia, ingin mengajak agar dalam proses belajar mengajar
khususnya di SD dapat tercapai maka di perlukan suatu model agar tercapainya harapan dan
keinginan suatu pendidikan.
Dengan memperhatikan hal tersebut, maka disusunlah suatu makalah yang secara khusus
akan mendeskripsikan bagaimana suatu model pembalajaran akan di implementasikan di
sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai sesuatu yang
komperhensif pada kegiatan belajar mengajar pada siswa.
Akhirnya tim penulis menyampaikan terima kasih yang seikhlas-ikhlasnya kepada rekan-
rekan yang telah memberikan saran dan petunjuk baik secara langsung maupun secara tidak
langsung dalam rangka penyusunan makalah ini.

2|Page
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan ……………………………..………………………………. Hal 4
A. Latar Belakang
B. Masalah dan Sub Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan

BAB II
Pembahasan ……………………………..………………………………. Hal 7
A. Pengertian Model Pembelajaran
B. Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD

BAB III
Penutup ……………………………..………………………………. Hal 17
A. Kesimpulan
B. Saran

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk mencapai suatu negara dan
bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang
dimiliki oleh individu dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar dapat
mengembangkan ketiga aspek tersebut agar tercapainya kualitas dari suatu bangsa dan negara.
Di Indonesia sendiri, pendidikan mengalami berbagai macam perubahan yang dapat
dilihat dari kurikulum yang argumentasinya lebih kepada kurikulum tersebut perlu diganti
karena tidak sesuai dengan zaman atau era yang sedang terjadi sehingga diperlukan suatu
pembaharuan. Selain itu, Pendidikan di era-modern di tuntut dengan suatu hal yang baru, hal
ini di karenakan dalam pengajaran suatu pembelajaran di suatu sekolah secara khusus berbeda-
beda tergantung dari materi, media dan metode yang digunakan. Pengajaran yang konvensional
saat ini membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu
pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya pada pendidikan sekolah dasar.
Melihat kondisi tersebut khususnya pendidikan di indonesia yang mengalami
perubahan serta untuk dapat menarik perhatian siswa khususnya pada mata pelajaran bahasa
indonesia maka diperlukan suatu model yang pas atau sesuai dengan materi atau topik yang
sedang di bahas agar dapat menjadi suatu konsen bagi siswa di sekolah dasar. Tentu saja peran
penting sebagai ujung tombak yang mengarahkan siswa untuk dapat mencapai pendidikan
adalah guru. Guru diharapkan atau diwajibkan untuk bisa menggunakan model pembelajaran
dalam berbahasa indonesia dan sastra di sekolah dasar.
Melihat hal ini, maka kami tertarik untuk menyusun makalah dengan memperhatikan
permasalahan tersebut maka judulnya makalah ini adalah “ Model-Model Pembelajaran
Bahasa dan Satra Indonesia di Sekolah Dasar”. Dalam makalah ini, kami akan
mendsekripsikan serta memperhatikan model yang bagaimana implementasikan di sekolah
dasar yang haru di kuasai oleh guru atau calon-calon perubahan agar dapat menjadi bekal bagi
mereka kedepannya.

4|Page
B. Masalah dan Sub Masalah
Dengan memperhatiakan latarbelakang tersebut, maka dirumuskanlah masalah makalah
ini, yaitu: Bagaimana Model-model pembelajaran bahasa dan satra Indonesia di Sekolah Dasar
?
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka di susunlah sub-sub masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang di maksud dengan model ?
2. Apa saja model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD ?
3. Bagaimana aplikasi model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan materi di SD ?

C. Tujuan Penulisan
Secara umum makalah ini adalah mendeskripsikan Model-model pembelajaran bahasa
dan satra Indonesia di Sekolah Dasar. Adapun secara khususnya adalah sebagai berikut:
1. Mendsekripsikan model.
2. Mendeskripsikan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD.
3. Mendeskripsikan aplikasi model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan materi di
SD.

D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap secara teoritis, makalah ini dapat menambah wawasan keilmuan
sesuai dengan disiplin ilmu (pendidik) khususnya berkaitan dengan dunia pendidikan terutama
pada model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD.
Praktisnya, bagi penulis makalah ini bermanfaat sebagai ajang untuk melatih daya nalar
dan mengasah intelektualitas. Makalah ini sebagai bukti dari tugas matakuliah Pembelajaran
bahasa dan sastra indonesia di SD. Selanjutnya, hasil makalah ini diharapkan nantinya dapat
mendorong adanya suatu kajian-kajian lain yang sejenis dan lebih kreatif serta mampu
mengembangkan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.

E. Sistematika Penulisan
Model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia memuat beberapa hal dengan materi pada
matapelajaran di sekolah dasar. Model ini juga menyangkut apa dan bagaimana
mengembangkan model tersebut. Sistematikan model-model pembelajaran bahasa dan sastra
indonesia di SD adalah sebagai berikut:

5|Page
Bab I, Merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, masalah dan sub
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II, Berisikan penjelasan mengenai definisi model, apa saja model dalam pembelajaran
bahasa dan sastra indonesia dan bagaimana aplikasinya pada materi dalam matapelajaran
bahasa indonesia di SD.
Bab III, Berisikan mengenai kesimpulan dari materi yang dibahas serta saran-saran
kedepannya.

6|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Pemahaman model dapat dipahami dengan berbagai macam pengertian yang
bermacam-macam. Secara etimologi, model berasal dari bahasa italia yakni modello yang
dapat diartikan dari berbagai dimensi, jika dari kata benda maka model diartikan sebagai jenis
atau contoh, sedangkan dari kata sifat dapat dipahami sebagai teladang atau di ambil sebagai
contoh dan yang terakhir dari kata kerja dipahami sebagai membuat dengan contoh. Dengan
kata lain, model secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam kamus besar bahasa indoneis
(KBBI), model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan atau
barang tiruan. Maka dapat diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai suatu jenis
contoh dari suatu pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Pada model pembelajaran menurut Zaini, model pembelajaran adalah pedoman berupa
program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Pedoman itu memuat tangguangjawab guru dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan
model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.
Menurut Sukmasari Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang
melibatkan pola pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru, siswa,
sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan
yang menyababkan terjadinya belajar pada siswa.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model
pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.

B. Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD


1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif

7|Page
Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak dikembangkan di beberapa
sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan pada adanya aspek kooperatif atau kerja
sama antara satu siswa dengan siswa lain. Kerja sama yang dibangun dalam model
pembelajaran kooperatif adalah kerjasama yang tersetruktur dan terencana dengan baik.
b. Teknik Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Komponen dan Penerapannya
1. STAD (Student Teams Achievement Division), digunakan untuk mengajarkan secara verbal
dan tertulis yang langkah-langkahnya sebagai berikut:
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling membantu untuk
menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota tim.
Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi yang telah
diberikan.
Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yang meraih prestasi
tinggi diberi penghargaan.
2. Jigsaw, digunakan untuk bertanya atau berpendapat (Aspek Berbicara) pertama kali
dikembangkan oleh Aronsos dkk adapun langkah-langkah pengembangannya sebagai berikut:
Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok anggotanya 5-6 yang karakteristiknya heterogen
Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji bagiannya. Bila berkumpul
disebut kelompok pakar.
Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar
anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan
yang pernah di pelajari.
Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi
penghargaan oleh guru.
3. NHT (Number Heads Together), Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa
dalam penguatan pemahaman pembelajatan atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Implementasi di kelas pada NHT adalah sebagai berikut:
Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi
dasar yang akan di capai.
Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor
awal

8|Page
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap
kelompok diberi nama atau nomor
Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok
Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu kelompok untuk menjawab
Guru memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan penegasan akhir pembelajaran
Guru memberikan tes individu
2. Model Pembelajaran Kontekstual
a. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
b. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual
1. Konstrukvisme
Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan
awal.
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2. Inquiry
Siswa belajar berpikir kritis
Proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
3. Questioning (Bertanya)
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4. Learning Community (Masyarakat Belajar)
Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
Tukar pengalaman.
Berbagi ide
5. Modeling (Pemodelan)
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.
6. Reflection ( Refleksi)
Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
c. Aplikasi di kelas dalam model pembelajaran kontekstual
1. Memilih tema

9|Page
2. Menentukan konsep-konsep yang dipelajari
3. Menentukan kegiatan –kegiatan untuk investigasi konsep-konsep terdaftar
4. Menentukan mata pelajaran terkait(dalam bentuk diagram)
5. Mereviu kegiatan-kegiatan & mata pelajaran yang terkait
6. Menentukan urutan kegiatan
7. Menyiapkan tindak lanjut
3. Model Pembelajaran Kuantum
a. Pembelajaran Kuantum
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan,
kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan
menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat
ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
b. Komponen Model Pembelajaran Kuantum (Bermakna)
Pembelajaran quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau
pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi yang jauh sebelumnya sudah ada
dikaitkan dengan penemuan empiris sehingga terjadi keseimbangan antara otak kiri dan otak
kanan yang pada dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan ganda.
4. Model Pembelajaran Tematik
a. Pembelajaran Tematik
Menurut Siskandar, bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang peserta
didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya dirancang secara
terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini
maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan
sangat kontekstualdengan dunia anak-anak.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu
materi guna mencapai kompetensi/keahlian tertentu - Tema adalah suatu bidang yang luas,
yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran - Topik adalah bagian dari tema / sub
tema.

b. Komponen Pembelajaran Tematik


1. Jaring Laba-Laba

10 | P a g e
Adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiao mata pelajaran
diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilain setiap mata pelajaran masih
dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari setiap mata pelajaran. Satu tema dapat
dilakuan selama 2 minggu tergantung dari materi yang dikaitkan. Contohnya mata pelajaran
IPS, MAT, BI dengan Tema Zat Cair.
2. Terpadu
Adalah pembelajaran dari satu tema dengan tema lain.
3. Keterhubungan
Adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan
sub bab/bab yang satu dengan lainnya.
c. Contoh Materi Model Tematik
Tema dengan materi pada BI, IPS dan IPA
Beberapa benda larut

Zat cair dapat dituang dari suatu wadah ke wadah yang lain

ZAT CAIR

Zat cair dapat digunakan untuk apa saja


Beberapa zat cair lebih kental dari pada yang lain
Zat cair membentuk suatu wadah
Zat Cair dikelompokan menurut ciri-ciri

11 | P a g e
5. Model Pembelajaran PAIKEM
a. Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa
sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu
saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,
auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula
dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
b. Aplikasi PAIKEM pada siswa SD
1. Standar Kompetensi
Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur
sapa, pengenalan benda, fungsi anggota tubuh dan deklamasi
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring

12 | P a g e
Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi dan menyalin
2. Kompetensi Dasar
Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
Memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar
3. Indikator
Melaksanakan sesuai sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita tentang keluarga
Memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar
4. Tujuan
Siswa dapat Melaksanakan sesuai sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
Siswa dapat Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita tentang keluarga
Siswa dapat Memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
Siswa dapat Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
Siswa dapat Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis
dengan benar
5. Penerapan
Meminta semua siswa mengamati gambar Keluarga Adi Yang terdiri dari ayah, ibu, asih dan
adi. Guru menceritakan makna gambar, dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang nama
masing-masing siswa,
Guru membacakan teks tentang “keluargaku” dan semua siswa menirukan cara membaca
dengan lafal yang tepat
Menugaskan beberapa siswa untuk membilang dan mengurutkan keluarga (dalam gambar)
dan secara fisik mana yng paling besar, kemudian diurutkan dari yang paling kecil ke yang
paling besar
Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang nama-nama guru dan siswa (ada yang namanya
terdiri dari hanya satu kata, ada yang namanya terdiri dari dua kata)
Menugaskan semua siswa untuk menyebutkan data dirinya (nama, kelas, sekolah dan tempat
tinggal) dengan kalimat sederhana
siapa nama panggilannya,

13 | P a g e
siapa nama panjang/lengkapnya
siapa nama ayahnya
dan ibunya
Semua siswa diminta mengamati contoh huruf sambung dan contoh huruf lepas, serta cara
penulisannya. suku kata, kata dan kalimat sederhana
Menugaskan semua siswa untuk menjiplak huruf dikaitkan dengan namanya sendiri dan atau
nama guru atau temannya
Guru memberikan penjelasan cara menulis dan membaca yang baik dan benar dan semua
siswa untuk diminta mendengarkan serta memperhatikan.
Guru mengamati sikap dan perilaku siswa selama proses pembelajaran serta memberi nasihat
agar siswa :
Rukun dengan temannya
Tidak boleh bertengkar
Saling menyayangi sesama teman
Mendengarkan kalau guru menjelaskan
Mengerjakan kalau guru menugaskan
6. Model Pembelajaran Kolaborative
a. Pembelajaran Kolaborative
Pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran yang
memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama, serta
maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini. Bila orang-orang yang
berbeda dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelas, di kemudian hari mereka lebih dapat
diharapkan untuk menjadi warganegara yang lebih baik bagi bangsa dan negaranya, bahkan
bagi seluruh dunia. Akan lebih mudah bagi mereka untuk berinteraksi secara positif dengan
orang-orang yang berbeda pola pikirnya, bukan hanya dalam skala lokal, melainkan juga dalam
skala nasional bahkan mondial.
b. Macam Pembelajaran Kolaboratif
Ada banyak macam pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan oleh para ahli
maupun praktisi pendidikan, teristimewa oleh para ahli Student Team Learning pada John
Hopkins University. Tetapi hanya sekitar sepuluh macam yang mendapatkan perhatian secara
luas, yaitu:
1. Learning Together. Dalam metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan siswa-
siswa yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas

14 | P a g e
yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar
tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.
2. Teams-Games-Tournament (TGT). Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota
suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat
kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok.
3. Group Investigation (GI). Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu
penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa
saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana
perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil
kerja kelompok.
4. Academic-Constructive Controversy (AC). Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar
masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain.
Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan
masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan
keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.
5. Jigsaw Proscedure (JP). Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi tugas
yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian
didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
6. Student Team Achievement Divisions (STAD). Para siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar dan
membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap
keberhasilan individu siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian hasil belajar individual
maupun kelompok.
7. Complex Instruction (CI). Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek
yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan pengetahuan
sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota kelompok
terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang
bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para siswa yang sangat heterogen.
Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.

15 | P a g e
8. Team Accelerated Instruction (TAI). Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara
pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap
anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah
itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah
diselesaikan dengan benar, setiap siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun jika
seorang siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat
kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.
9. Cooperative Learning Stuctures (CLS). Dalam pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua siswa (berpasangan). Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan yang lain
menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila
jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam
selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu
berganti peran.
10. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran ini mirip
dengan TAI. Sesuai namanya, model pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca,
menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para siswa saling menilai kemampuan
membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.

16 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil deskripsi tersebut maka dapat diambil kesimpulan, bahwa model-model
pembelajaran terdiri dari 6 model pembelajaran, yakni:
1. Model Pembelajaran Kooperatif, dengan komponen pembelajaranya yakni STAD, Jigsaw dan
NHT
2. Model Pembelajaran Kontekstual , dengan komponen pembelajaranya yakni Konstrukvisme,
Inquiry, Questioning (Bertanya), Learning Community (Masyarakat Belajar), Modeling
(Pemodelan) dan Reflection ( Refleksi)
3. Model Pembelajaran Kuantum
4. Model Pembelajaran Tematik, dengan komponen pembelajaranya adalah Jaring Laba-Laba,
Terpadu dan Keterhubungan
5. Model Pembelajaran PAIKEM
6. Model Pembelajaran Kolaborative dengan komponen pembelajarnya adalah Learning
Together, Teams-Games-Tournament, Group Investigation Academic-Constructive
Controversy Jigsaw Proscedure Student Team Achievement Divisions Complex
Instruction Team Accelerated Instruction
Cooperative Learning Stuctures Cooperative Integrated Reading and Composition.

B. Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai alternative pembelajaran bahasa indonesia di SD
dan pendidikan. Setelah makalah ini dilaksanakan, penulis memberikan saran sebagai berikut:
Pendidikan di Indonesia bisa dikatakan jauh tertinggal dengan negara lain, namun tidak
menutup kemungkinan untuk bangsa ini kembali bangkit dengan ikut berkerja secara maksimal
dalam menerapkan model-model pembelajaran dalam konteks matapelajaran bahasa indonesia
di sekolah dasar. Khusus untuk guru-guru dan calon guru yang sedang memprofesionalisme di
bangku perkuliahan di harapkan memperhatikan komponen-komponen model pembelajaran
agar apa yang menjadi cita-cita bangsa indonesia yang tercermin pada UUD 1945 tercapai.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Arina. 2012. Potret Model Sebenarnya (Online). Tersedia:


http://shout.indonesianyouthconference.org/article/arina/2191-potret-model-sebenarnya/

Yusti. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif (Online). Tersedia: http://yusti-


arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html

Padiya. 2012. Model Pembelajaran Kontekstual (Online). Tersedia: http://model-


pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-kontekstual.html

Pensb. 2012. Pembelajaan Kuantum (Online). Tersedia: http://pensa-sb.info/pembelajaran-kuantum-


sebagai-model-pembelajaran-yang-menyenangkan/

Hilda. 2012. Pembelajaran Tematik di Indonesia (Online). Tersedia:


http://hildakarliuninus.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-tematik-di-indonesia.html

Tarmizi. 2012. Pembelajaran Model PAIKEM (Online). Tersedia:


http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-
menyenangkan/.html
Diposting 4th June 2012 oleh Detroitnumb

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai