Anda di halaman 1dari 20

MODEL PEMBELAJARAN EXTENDING CONCEPT

THROUGH LANGUAGE ACTIVITIES (ECOLA) DAN


OPEN ENDED (OE)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Model
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dosen Pengampu :

Karimaliana,S.S.,M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Titin Nadya/ 20053052

2. Febby Putri Wahyono /20053023

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN

TAHUN 2023 / 2024


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan judul MODEL PEMBELAJARAN EXTENDING CONCEPT THROUGH
LANGUAGE ACTIVITIES (ECOLA) DAN OPEN ENDED (OE).
Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW semoga di
yaumil mahsyar kelak kita mendapatkan syafaatnya, aamiin ya rabbal alamin.

Pada makalah ini, dipaparkan secara berturut dan terperinci pembahasan mengenai
MODEL PEMBELAJARAN EXTENDING CONCEPT THROUGH LANGUAGE
ACTIVITIES (ECOLA) DAN OPEN ENDED (OE). Semoga dapat menambah wawasan
serta ilmu bagi para pembaca, rekan-rekan dan juga penulis sendiri. Penulis juga berharap
nantinya makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi pembaca yang membutuhkan
informasi mengenai materi atau pembahasan yang tertera didalam makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak
yang turut membantu, untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu ibu
Karimaliana, S.S, M.Pd yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
ucapkan banyak terimakasih kepada rekan tim kelompok yang sudah membantu baik segi
waktu, materi serta tenaganya untuk mensuport pembuatan makalah ini hingga selesai.
Berhubung penulis masih pada tahap belajar, penulis yakin dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyajian, penjelasan serta dari segi tampilan. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kisaran, November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A. Pengertian Model Pembelajaran ..............................................................................3

B. Model Pembelajaran ECOLA................................................................................. 4

C. Model Pembelajaran OE ........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15

B. Saran ..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................16

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara.
Dalam era globalisasi ini, tuntutan untuk memiliki pendidikan berkualitas semakin
meningkat. Guru dan pendidik perlu mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan
inovatif untuk memastikan siswa dapat memahami konsep-konsep pembelajaran dengan baik
dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan ini,
berbagai model pembelajaran telah dikembangkan dan diuji untuk menemukan pendekatan
terbaik yang mendukung pembelajaran yang aktif, mendalam, dan berpusat pada siswa.

Pendidik atau guru memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan peserta
didik mampu bersaing dalam dunia kerja dan menjadikan mereka sebagai lulusan yang
berhasil dalam menghadapi kompetensi atau ketuntasan belajar. Oleh sebab itu, dibutuhkan
strategi bagi pengajar supaya peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Guru perlu
menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan kepada peserta didik, agar materi
yang disampaikan dapat ditangkap, dipahami, dimengerti dan digunakan oleh peserta didik
dengan baik.

Model Extending Concept Through Language Activities (ECOLA) adalah suatu


pendekatan pembelajaran menarik dan menyenangkan, model pembelajaran ini menekankan
penggunaan bahasa sebagai alat untuk memahami dan mendalami konsep-konsep
pembelajaran. Dalam konteks ECOLA, siswa tidak hanya belajar bahasa sebagai suatu entitas
terpisah, tetapi bahasa digunakan sebagai sarana untuk mendekati, menggali, dan memperluas
pemahaman terhadap konsep-konsep dalam berbagai mata pelajaran. Model ini menekankan
integrasi antara keterampilan berbahasa (listening, speaking, reading, writing) dengan
pemahaman konsep secara mendalam. Metode pembelajaran ECOLA mampu menciptakan
alur pembelajaran membaca yang lebih dinamis. Abidin (2016:82) mengatakan bahwa
“ECOLA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menginterpretasikan
dan memonitor pemahamannya atas isi bacaan”. Kemudian peneliti mengamati ECOLA
sebagai metode pembelajaran yang peneliti pilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya
keterampilan membaca pemahaman.

1
Begitupun model pembelajaran Open Ended (OE). OE adalah pendekatan
pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk menjelajahi dan mendalami
materi pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan tingkat pemahaman mereka.
Dalam pembelajaran OE, tidak ada jawaban yang benar atau salah, melainkan fokus pada
proses eksplorasi, pemecahan masalah, dan kreativitas siswa. Model ini mendorong siswa
untuk bertanya, berpikir kritis, dan mengembangkan ide-ide mereka sendiri tanpa batasan
yang kaku, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Lestari et al., (2017) mengemukakan, OE merupakan model pembelajaran yang menyajikan
masalah dengan berbagai pemecahannya. Pembelajaran model seperti ini dapat
menumbuhkan orisinilitas ide, meningkatkan kreativitas dan sosialisasi antar peserta didik
dan guru. Ditemukan beberapa riset sebelumnya yang berfokus pada kajian OE dalam
rumpun ilmu science di antaranya dilakukan oleh: (Lestari et al., 2017), (Syarifudin et al.,
2018), (Rudyanto et al., 2019), dan (Ningsih et al., 2020). Keempat penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa model pembelajaran OE terbukti efektif diterapkan dalam
pembelajaran rumpun ilmu science.

Dalam menghadapi kompleksitas dunia modern, baik ECOLA maupun OE


memberikan solusi yang menarik dalam pembelajaran. ECOLA memberikan pendekatan
terstruktur dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk mendalami konsep-konsep,
sementara OE memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman
mereka sendiri melalui eksplorasi dan kreativitas. Dengan memahami latar belakang kedua
model pembelajaran ini, pendidik dapat memilih dan mengintegrasikan pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?


2. Apa sajakah tentang model pembelajaran ECOLA?
3. Apa sajakah tentang model pembelajaran OE?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran.


2. Untuk mengetahui apa sajakah tentang Model Pembelajaran ECOLA.
3. Untuk mengetahui apa sajakah tentang Model Pembelajaran OE.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merujuk pada pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru
atau pendidik untuk mengajar dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Model-
model pembelajaran menyediakan kerangka kerja yang membantu guru merencanakan
pengajaran, mengorganisasi materi pembelajaran, dan memfasilitasi interaksi antara guru dan
siswa. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristiknya sendiri, seperti pendekatan
pengajaran yang diterapkan, peran guru dan siswa, serta strategi evaluasi yang digunakan.

Model pembelajaran adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dirancang dengan baik
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model ini mencakup tahap-tahap mulai dari
memperkenalkan materi, memberikan panduan, memberi kesempatan berlatih, hingga menilai
pemahaman siswa. (Gagne, 1985).

Menurut Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) model pembelajaran adalah suatu


perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalam 4 kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Sedangkan menurut Joyce & Weil dalam Mulyani Sumantri, dkk model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.4 Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian
sistematis dalam mengorganisasikan.
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah cara atau teknik penyajian sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untukmencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.

3
B. Model Pembelajaran Extending Concept Through Language Activities (ECOLA)

Strategi Model Pembelajaran Extending Concept through Language Activities


(ECOLA) merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bahasa
dengan pemahaman konsep-konsep pembelajaran. Dalam ECOLA, bahasa digunakan sebagai
alat untuk mendalami, memperluas, dan mengaplikasikan konsep-konsep dalam berbagai
mata pelajaran seperti matematika, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya.
Menurut Menurut Tierney (1990:154) menyatakan, “Teknik ECOLA merupakan salah
satu teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan membaca pemahaman. Meskipun teknik
ECOLA merupakan teknik untuk kegiatan membaca, teknik ini menginterasikan kemampuan
berbahasa lainnya, yaitu menulis, berbicara dan menyimak. Kemampuan tersebut bermanfaat
untuk memaknai dan mengawasi pemahaman siswa”.

Pendekatan ini menekankan pentingnya penggunaan bahasa untuk membangun


pemahaman yang mendalam terhadap materi pembelajaran. Siswa tidak hanya belajar bahasa
sebagai keterampilan terpisah, tetapi bahasa digunakan sebagai sarana untuk menyelidiki dan
menggali konsep-konsep kompleks. Dengan demikian, ECOLA membantu siswa
mengembangkan kemampuan berbahasa sambil secara aktif terlibat dalam pembelajaran
konsep-konsep yang lebih luas dan mendalam.

Model ECOLA memilikibeberapa karakteristik yang meliputi:


(1) Integrasi Bahasa dan Konsep : ECOLA mengintegrasikan pembelajaran bahasa
dengan pemahaman konsep-konsep pembelajaran. Bahasa digunakan sebagai
alat untuk mendalami, memperluas, dan mengaplikasikan konsep-konsep
dalam berbagai mata pelajaran.
(2) Aktivitas Berbasis Bahasa : Pembelajaran dalam ECOLA didasarkan pada
berbagai aktivitas berbahasa seperti membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan. Siswa terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini untuk memperkuat
pemahaman mereka terhadap konsep-konsep pembelajaran.
(3) Pembelajaran Berpusat pada Siswa : ECOLA mendorong pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa
dalam menggunakan bahasa untuk mendalami konsep-konsep secara mandiri.
(4) Kolaborasi dan Diskusi : Model ini mendorong kolaborasi antara siswa dalam
bentuk diskusi dan kerja kelompok. Siswa berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain untuk memahami konsep-konsep yang dipelajari.
4
(5) Penggunaan Materi Kontekstual : ECOLA menggunakan materi pembelajaran
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini memungkinkan siswa
untuk mengaitkan konsep-konsep dengan konteks nyata dalam kehidupan
mereka.
(6) Pengembangan Keterampilan Berbahasa : Selain memahami konsep-konsep,
ECOLA juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa.
Siswa belajar menyusun kalimat yang benar, memperluas kosakata, dan
mengembangkan keterampilan berbicara dan mendengarkan.
Karakteristik-karakteristik ini menggambarkan pendekatan ECOLA yang
menggabungkan pembelajaran bahasa dan konsep-konsep pembelajaran dalam suatu
kerangka pembelajaran yang interaktif, kontekstual, dan berpusat pada siswa.

1. Langkah-Langkah pembelajaran dalam model ECOLA, sebagai berikut:


(1) Pemahaman Konsep: Guru memastikan siswa memahami konsep atau topik yang akan
dipelajari melalui diskusi dan penjelasan.
(2) Penggunaan Bahasa: Guru mengajarkan siswa untuk menggunakan bahasa dengan
tepat dan kreatif, sehingga mereka dapat mengungkapkan ide dan pemahaman mereka
tentang konsep tersebut.
(3) Aktivitas Berbasis Bahasa: Siswa terlibat dalam berbagai aktivitas seperti bermain
peran, berdiskusi kelompok, dan membuat presentasi untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa mereka sambil memahami konsep yang dipelajari.
(4) Pengembangan Pengetahuan: Melalui penggunaan bahasa yang kreatif, siswa dapat
mengembangkan pemahaman dan pengetahuan mereka tentang konsep tersebut. Guru
memberikan umpan balik dan bimbingan untuk membantu siswa mengatasi kesulitan
dan memperdalam pemahaman mereka.
(5) Evaluasi dan Refleksi: Siswa dievaluasi berdasarkan pemahaman konsep dan
kemampuan berbahasa mereka. Selain itu, mereka juga diminta untuk merenungkan
pengalaman pembelajaran mereka, mempertimbangkan bagaimana mereka
mengembangkan pemahaman konsep melalui bahasa.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ECOLA


Kelebihan Model ECOLA:
(1) Pengembangan Keterampilan Berbahasa: ECOLA membantu siswa
mengembangkan keterampilan berbahasa mereka secara aktif melalui aktivitas-

5
aktivitas berbasis bahasa, seperti berbicara, menulis, dan mendengarkan.
(2) Pengembangan Pemahaman Konsep: Melalui penggunaan bahasa, siswa dapat
menggali dan mengembangkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep
kompleks, memungkinkan mereka untuk menginternalisasikan pengetahuan
dengan lebih baik.
(3) Pembelajaran Kolaboratif: Model ini mendorong interaksi sosial dan kolaborasi
antara siswa, memungkinkan mereka belajar satu sama lain melalui diskusi dan
aktivitas kelompok.
(4) Peningkatan Motivasi: Aktivitas-aktivitas yang melibatkan penggunaan bahasa
dengan cara kreatif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, karena
mereka merasa lebih terlibat dan berkontribusi dalam proses pembelajaran.
(5) Ketangkasan Kognitif dan Kreativitas: Siswa diberi kesempatan untuk
mengasah ketangkasan kognitif mereka melalui pemikiran kreatif dan ekspresi
ide melalui bahasa, yang dapat membantu dalam pengembangan kreativitas.

Kekurangan Model ECOLA:


(1) Implementasi ECOLA membutuhkan waktu yang cukup untuk perencanaan dan
pelaksanaan aktivitas-aktivitas berbasis bahasa, yang bisa menjadi tantangan
dalam kurikulum yang padat.
(2) Membutuhkan Keterampilan Guru yang Kuat: Guru perlu memiliki
keterampilan berbahasa dan pemahaman konsep yang kuat untuk
mengimplementasikan ECOLA dengan efektif, yang bisa menjadi hambatan jika
guru tidak memenuhi persyaratan ini.
(3) Evaluasi pemahaman konsep dan kemampuan berbahasa siswa dalam konteks
ECOLA bisa menjadi sulit, karena sifatnya yang kreatif dan terintegrasi.
(4) Kesulitan dalam Penilaian Individual: Karena model ini mendorong kerja
kelompok dan kolaborasi, menilai kontribusi individu siswa dalam kelompok
bisa menjadi sulit.
(5) Tidak Cocok untuk Semua Materi Pembelajaran: Model ini mungkin tidak
cocok untuk semua materi pembelajaran, terutama untuk konsep-konsep yang
memerlukan pendekatan pembelajaran yang lebih formal dan terstruktur.

6
3. Tujuan Model Pembelajaran ECOLA
Tujuan dari Model Pembelajaran Extending Concept through Language Activities
(ECOLA) adalah:
(1) Pengembangan Pemahaman Konsep: ECOLA bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang kompleks
melalui penggunaan bahasa. Dengan berinteraksi dengan konsep tersebut
melalui bahasa, siswa dapat memahaminya dengan lebih mendalam.
(2) Pengembangan Keterampilan Berbahasa: Tujuan utama dari ECOLA adalah
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Melalui berbagai aktivitas
berbasis bahasa, siswa diajak untuk berbicara, menulis, mendengarkan, dan
membaca dengan keterampilan yang lebih baik.
(3) Peningkatan Kreativitas: Model ini mendorong siswa untuk menggunakan
bahasa secara kreatif dalam mengekspresikan ide dan pemahaman mereka.
Tujuannya adalah meningkatkan kreativitas siswa dalam menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi dan menyampaikan konsep.
(4) Peningkatan Kemampuan Komunikasi: ECOLA bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas
berbasis bahasa, siswa belajar bagaimana menyampaikan ide dan pendapat
mereka dengan jelas dan efektif.
(5) Pengembangan Keterampilan Kolaborasi: Model ini juga memiliki tujuan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok dan
kolaborasi. Mereka belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai
tujuan bersama, meningkatkan keterampilan bekerja tim, dan belajar dari satu
sama lain.
(6) Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan Siswa: ECOLA dirancang untuk
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan
memperkenalkan elemen-elemen bahasa yang menarik dan aktivitas yang
melibatkan, siswa diharapkan lebih antusias dan terlibat dalam proses
pembelajaran.
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, ECOLA berusaha menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dinamis, interaktif, dan merangsang yang memungkinkan siswa
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan pemahaman konsep secara
holistik.

7
4. Manfaat Model Pembelajaran ECOLA
Model Pembelajaran Extending Concept through Language Activities (ECOLA)
memberikan sejumlah manfaat yang signifikan dalam konteks pembelajaran, antara
lain:
(1) ECOLA memungkinkan siswa untuk mendekati konsep dengan cara yang
mendalam melalui penggunaan bahasa. Hal ini membantu mereka memahami konsep
secara menyeluruh dan terintegrasi.
(2) ECOLA membantu meningkatkan keterampilan berbicara, mendengarkan,
menulis, dan membaca siswa. Mereka belajar mengungkapkan ide dan pemahaman
mereka dengan jelas dan efektif.
(3) Model ini merangsang kreativitas siswa karena mereka diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pemahaman mereka melalui bahasa dengan cara yang kreatif dan
inovatif.
(4) Peningkatan Motivasi Belajar: Aktivitas yang menarik dan melibatkan dalam
ECOLA dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Mereka merasa lebih terlibat
dalam proses pembelajaran karena model ini memungkinkan mereka untuk
berpartisipasi secara aktif.
(5) Pengembangan Keterampilan Sosial: Melalui kerja kelompok dan kolaborasi,
ECOLA membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa. Mereka belajar bekerja
sama, berbagi ide, dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok.
(6) ECOLA membantu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Mereka belajar
menyampaikan ide dan pendapat mereka dengan jelas, memahami perspektif orang lain,
dan merespons dengan tepat.
(7) Dengan menggunakan bahasa, siswa dapat memahami konteks budaya dan sosial
konsep yang dipelajari, memperkaya pemahaman mereka tentang berbagai aspek
kehidupan.
(8) Pengembangan Keterampilan Literasi Multimodal: ECOLA mengintegrasikan
berbagai bentuk literasi, termasuk teks, gambar, dan multimedia, membantu siswa
mengembangkan keterampilan literasi multimodal yang relevan dengan dunia digital
saat ini.

Penting untuk dicatat bahwa manfaat-manfaat ini dapat bervariasi tergantung pada
implementasi model ECOLA dalam situasi pembelajaran yang konkrit.

8
C. Model Pembelajaran Open Ended (OE)
Model Pembelajaran Open-Ended (OE) adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa
diberi kebebasan untuk menjelajahi, menyelidiki, dan merumuskan pemecahan masalah tanpa
batasan yang ketat. Dalam konteks ini, "open-ended" mengacu pada pertanyaan atau tugas
yang tidak memiliki jawaban tunggal atau solusi yang benar. Sebaliknya, siswa diundang
untuk berpikir kreatif, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki, dan merumuskan
jawaban atau solusi mereka sendiri. Dalam pembelajaran open-ended, guru memberikan
pertanyaan atau proyek yang memungkinkan siswa untuk menjelajahi berbagai sudut pandang,
mengembangkan ide-ide mereka sendiri, dan menciptakan solusi yang unik. Pendekatan ini
merangsang pemikiran kritis, kreativitas, serta kemampuan analisis dan sintesis siswa.
Model pembelajaran open-ended sangat mendukung pengembangan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan penciptaan, karena siswa harus
merumuskan gagasan dan argumen mereka sendiri. Pendekatan ini juga mendorong kolaborasi
antar-siswa, eksplorasi mandiri, dan pengambilan inisiatif dalam pembelajaran.
Dengan memberi siswa kebebasan untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan
tugas dengan berbagai cara, model pembelajaran open-ended menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung keberagaman pemikiran dan ide, merangsang minat siswa, dan
memberikan kesempatan untuk pembelajaran yang mendalam.

2. Langkah-Langkah pembelajaran dalam model OE, sebagai berikut:


Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam penerapan Model Pembelajaran
Open-Ended (OE):
(1) Menentukan Tujuan Pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
melalui pendekatan open-ended. Tujuan ini harus mencakup pengembangan pemikiran
kritis, kreativitas, dan kemampuan problem-solving siswa.
(2) Perencanaan Aktivitas Pembelajaran: Rencanakan aktivitas pembelajaran yang
melibatkan pertanyaan atau tugas open-ended. Aktivitas ini harus merangsang
pemikiran tingkat tinggi dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menjelajahi
berbagai solusi atau jawaban.
(3) Sediakan Sumber Daya: Pastikan siswa memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas open-ended. Ini bisa mencakup
buku, materi online, alat-alat, atau data yang relevan.
(4) Berikan Keterlibatan Siswa: Libatkan siswa secara aktif dalam aktivitas open-ended.
Beri mereka kebebasan untuk menjelajahi ide-ide mereka sendiri, merumuskan solusi,

9
dan mengembangkan proyek-proyek kreatif.
(5) Fasilitasi Diskusi dan Kolaborasi: Fasilitasi diskusi dalam kelas yang mendorong siswa
berbagi ide, membahas sudut pandang berbeda, dan saling belajar satu sama lain.
Kolaborasi antara siswa dapat ditingkatkan melalui proyek-proyek open-ended berbasis
kelompok.
(6) Bimbing dan Beri Umpan Balik: Berikan bimbingan saat diperlukan dan berikan umpan
balik yang konstruktif tentang ide-ide dan solusi yang dihasilkan siswa. Dorong mereka
untuk terus mengembangkan pemikiran dan ide-ide mereka.
(7) Evaluasi Proses dan Hasil: Evaluasi proses berpikir dan solusi yang dihasilkan siswa.
Berfokus pada proses berpikir mereka, strategi yang digunakan, serta kualitas dan
orisinalitas ide atau solusi yang mereka hasilkan.
(8) Refleksi dan Pembelajaran Mandiri: Ajak siswa untuk merefleksikan pengalaman
mereka dalam menjawab pertanyaan open-ended atau menyelesaikan proyek open-
ended. Dorong mereka untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat
meningkatkan pemikiran kreatif dan analitis mereka di masa depan.
(9) Fasilitasi Presentasi: Jika sesuai, beri kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan ide atau proyek open-ended mereka kepada kelas. Ini membantu
mereka mengasah keterampilan berbicara di depan umum dan berbagi ide dengan
audiens.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran
yang merangsang pemikiran kritis, kreativitas, dan inovasi siswa melalui pendekatan open-
ended.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran OE


Kelebihan Model OE :
(1) Merangsang Kreativitas: Model ini merangsang kreativitas siswa karena mereka
diizinkan untuk menjelajahi ide-ide mereka sendiri tanpa batasan, membantu mereka
mengembangkan pemikiran kreatif dan inovatif.
(2) Pengembangan Pemikiran Kritis: Siswa diajak untuk berpikir kritis, menilai berbagai
solusi atau jawaban yang mungkin, dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap
pilihan yang mereka buat.
(3) Pemahaman yang Mendalam: Siswa lebih cenderung memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang topik atau konsep karena mereka harus mempertimbangkan berbagai
aspek dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah yang kompleks.

10
(4) Menghargai Keragaman: Pendekatan open-ended menghargai keragaman cara berpikir
dan solusi di kalangan siswa, mengakui bahwa tidak ada satu jawaban yang benar untuk
setiap pertanyaan atau masalah.
(5) Motivasi Instrinsik: Siswa sering merasa lebih termotivasi ketika mereka memiliki
kebebasan untuk mengeksplorasi dan menciptakan sesuatu yang unik, membangun
motivasi intrinsik mereka dalam pembelajaran.

Kekurangan Model Pembelajaran Open-Ended (OE):


(1) Memerlukan Bimbingan yang Lebih Intensif: Guru perlu memberikan bimbingan yang
lebih intensif untuk memastikan siswa tetap fokus dan mengarahkan eksplorasi mereka
ke arah yang relevan dan produktif.
(2) Penilaian yang Sulit: Menilai kinerja siswa dalam konteks open-ended bisa sulit karena
tidak ada kriteria evaluasi yang kaku. Guru harus menggunakan kreativitas dan
kebijaksanaan mereka dalam menilai hasil kerja siswa.
(3) Proses open-ended learning membutuhkan waktu yang lebih lama karena siswa perlu
waktu untuk menjelajahi ide-ide mereka. Ini bisa menjadi tantangan dalam kurikulum
yang padat.
(6) Ketidakpastian Hasil: Karena tidak ada batasan pada jawaban atau solusi yang benar,
hasil dari model ini bisa bervariasi sangat. Ini bisa membuat sulit mengukur kemajuan
siswa secara konsisten.
(7) Tidak Cocok untuk Semua Konteks Pembelajaran: Model ini mungkin tidak cocok
untuk semua materi pembelajaran, terutama untuk konsep-konsep yang memerlukan
pemahaman yang sangat spesifik atau jawaban yang pasti.

3. Tujuan Model Pembelajaran OE


Tujuan dari Model Pembelajaran Open-Ended (OE) adalah:
(1) Mengembangkan Pemikiran Kritis: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan pemikiran kritis mereka dengan merumuskan pertanyaan, menjelajahi
ide-ide, dan mempertimbangkan berbagai solusi atau jawaban yang mungkin.
(2) Merangsang Kreativitas: Mendorong siswa untuk menggunakan imajinasi dan
kreativitas mereka dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas open-ended,
memungkinkan mereka untuk menghasilkan ide-ide yang inovatif dan orisinal.
(3) Mengembangkan Kemampuan Problem-Solving: Membantu siswa mengembangkan
kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan pemecahan

11
masalah tanpa bantuan langsung, membantu mereka menjadi pemecah masalah yang
efektif.
(4) Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Berbicara di Depan Umum: Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berbicara tentang pemikiran dan ide mereka, membantu
mereka meningkatkan keterampilan berbicara dan berbicara di depan umum.
(5) Mendorong Kemandirian Belajar: Mengembangkan kemandirian siswa dalam
pembelajaran, mengajak mereka untuk menjadi inisiatif, mandiri, dan bertanggung
jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
(6) Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong kerjasama dan kolaborasi antara
siswa, memungkinkan mereka untuk belajar satu sama lain melalui diskusi, pertukaran
ide, dan proyek-proyek kolaboratif.
(7) Membangun Minat Instrinsik: Meningkatkan minat intrinsik siswa dalam pembelajaran
dengan memberi mereka kebebasan untuk mengeksplorasi topik atau konsep yang
mereka minati dan merasa passionate tentangnya.
(8) Menghargai Keragaman: Mengakui dan menghargai keragaman pemikiran, perspektif,
dan solusi di antara siswa, menciptakan lingkungan inklusif di kelas.
Melalui mencapai tujuan-tujuan ini, Model Pembelajaran Open-Ended membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendalam, merangsang, dan berpusat pada siswa, memfasilitasi
pengembangan keterampilan kognitif dan sosial yang esensial.

4. Manfaat Model Pembelajaran OE


Model Pembelajaran Open-Ended (OE) memberikan sejumlah manfaat penting dalam
konteks pendidikan, termasuk:
(1) Merangsang Kreativitas: Mengajak siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif dan
inovatif tanpa batasan yang ketat, merangsang kemampuan berpikir kreatif mereka.
(2) Pengembangan Kemampuan Problem-Solving: Mendorong pengembangan kemampuan
analisis dan pemecahan masalah siswa karena mereka harus mencari solusi atau jawaban
tanpa bantuan langsung.
(3) Mengembangkan Pemikiran Kritis: Mendorong siswa untuk berpikir secara kritis,
menilai berbagai sudut pandang, dan mengembangkan argumen yang kuat untuk
mendukung ide atau solusi mereka.
(4) Mengajak Kolaborasi: Membangun keterampilan kolaborasi siswa karena mereka dapat
berdiskusi, bertukar ide, dan belajar satu sama lain melalui kerjasama dalam proyek-
proyek open-ended.

12
(5) Mengembangkan Keterampilan Berbicara: Memberi kesempatan kepada siswa untuk
berbicara tentang pemikiran mereka, merangsang pengembangan keterampilan berbicara
dan berbicara di depan umum.
(6) Menghargai Keragaman: Mengakui dan menghargai keragaman pemikiran dan ide di
kalangan siswa, menciptakan lingkungan inklusif yang merangsang saling penghargaan
dan pengakuan.
(7) Meningkatkan Minat Belajar: Membantu meningkatkan minat intrinsik siswa dalam
pembelajaran karena mereka dapat memilih topik atau konsep yang benar-benar menarik
bagi mereka.
(8) Peningkatan Kemandirian Belajar: Mendorong kemandirian siswa dalam pembelajaran
karena mereka harus mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas proses belajar
mereka sendiri.
(9) Persiapan untuk Dunia Nyata: Mengajarkan siswa untuk menghadapi situasi-situasi tak
terduga dan menemukan solusi tanpa bantuan langsung, mempersiapkan mereka untuk
menghadapi tantangan di dunia nyata.
Dengan memberikan manfaat-manfaat ini, model pembelajaran open-ended tidak hanya
memperkaya pengalaman belajar siswa tetapi juga membantu mereka mengembangkan
keterampilan dan sikap yang penting untuk keberhasilan di masa depan.

Perbedaan Model ECOLA dan OE


Perbedaan utama antara model ECOLA (Extending Concept through Language
Activities) dan OE (Open-Ended) terletak pada pendekatannya dalam pembelajaran.
1. Model ECOLA:
 Berfokus pada pengembangan konsep melalui penggunaan bahasa dengan terstruktur
dan kreatif.
 Memiliki kerangka kerja yang menggabungkan bahasa dan konsep, merangsang
pemahaman mendalam melalui aktivitas berbasis bahasa.
 Mengintegrasikan bahasa dan konsep secara sistematis, memungkinkan siswa untuk
memahami konsep melalui bahasa yang mereka gunakan.
2. Model OE (Open-Ended):
 Memberi kebebasan kepada siswa untuk menjelajahi ide dan merumuskan solusi tanpa
batasan yang ketat.
 Mendorong pemikiran kritis, kreativitas, dan problem-solving, karena siswa harus
mencari solusi atau jawaban mereka sendiri.
13
 Tidak memiliki batasan jawaban atau solusi yang benar, merangsang siswa untuk
berpikir secara bebas dan inovatif.
Dengan kata lain, ECOLA menekankan integrasi konsep dan bahasa secara terstruktur,
sementara OE memberi kebebasan penuh kepada siswa untuk menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan tugas dengan cara mereka sendiri. Keduanya memberikan pendekatan
pembelajaran yang berbeda, memberi siswa pengalaman pembelajaran yang unik dan
mendalam.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembelajaran, model ECOLA menekankan pengembangan konsep melalui
bahasa yang kreatif dan terstruktur. Siswa diajak untuk berinteraksi dengan konsep
menggunakan bahasa secara mendalam, meningkatkan keterampilan berbahasa dan
pemahaman konsep. Sementara itu, model OE memberi kebebasan kepada siswa untuk
menjelajahi ide dan merumuskan solusi tanpa batasan yang ketat. Ini merangsang kreativitas,
membangun pemikiran kritis, problem-solving, dan kemandirian belajar siswa. Keduanya,
meskipun berbeda pendekatan, dapat digunakan bersama untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendalam, merangsang, dan berpusat pada siswa, mempersiapkan mereka
untuk menghadapi tantangan kompleks di masa depan.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam makalah ini kami sadar
bahwa masi banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan maupun bahasa yang kami
sajikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjad wawasan dalam
memahami metode penelitian.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1954/Laura%20Febrianty%20Simam
ora.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Marta, K. A. (2022). Open Ended: Inisiatif Model Pembelajaran Tajwid di Lembaga


Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 7(1), 169-181.

Ningsih, Evi Wahyu, et al. “Model Pembelajaran Open Ended Sebagai Solusi Untuk
Memaksimalkan Hasil Belajar Matematika Siswa SD.” JMIE (Journal of Madrasah
Ibtidaiyah Education), vol. 4, no. 2, (2020): 234, https://doi.org/10.32934/jmie.v4i2.1
92.

Lestari, Kadek Dita, et al. “Pengaruh Model Pembelajaran Open Ended Berbasis Keterampilan
Menjelaskan Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ipa.” Journal of Education
Technology, vol. 1, no. 3 (2017): 169,
https://doi.org/10.23887/jet.v1i3.12 501.

Wahyuni, V. E. (2022). Penerapan Extending Concept through Language Activities dalam


Pembelajaran Bahasa. Jurnal Praktik Baik Pembelajaran Sekolah dan Pesantren, 1(02),
70-80.

Abidin, Y. 2016. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika


Aditama.

Mailasari, W. A., Anshari, Y. Z., & Febrianto, B. (2021, August). Efektivitas Metode
Pembelajaran Ecola (Extending Concept Through Language Activities) Terhadap
Keterampilan Membaca Pemahaman. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol.
3, pp. 123-128).

Rudyanto, Hendra Erik, et al. “Open Ended Mathematical Problem Solving: An Analysis of
Elementary Students’ Creative Thinking Abilities.” Journal of Physics: Conference
Series, vol. 1254, no. 1 (2019):
https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1254/1/012077.

16

Anda mungkin juga menyukai