Dosen Pengampu :
Karimaliana,S.S.,M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 5
UNIVERSITAS ASAHAN
Pada makalah ini, dipaparkan secara berturut dan terperinci pembahasan mengenai
MODEL PEMBELAJARAN EXTENDING CONCEPT THROUGH LANGUAGE
ACTIVITIES (ECOLA) DAN OPEN ENDED (OE). Semoga dapat menambah wawasan
serta ilmu bagi para pembaca, rekan-rekan dan juga penulis sendiri. Penulis juga berharap
nantinya makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi pembaca yang membutuhkan
informasi mengenai materi atau pembahasan yang tertera didalam makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak
yang turut membantu, untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu ibu
Karimaliana, S.S, M.Pd yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
ucapkan banyak terimakasih kepada rekan tim kelompok yang sudah membantu baik segi
waktu, materi serta tenaganya untuk mensuport pembuatan makalah ini hingga selesai.
Berhubung penulis masih pada tahap belajar, penulis yakin dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyajian, penjelasan serta dari segi tampilan. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara.
Dalam era globalisasi ini, tuntutan untuk memiliki pendidikan berkualitas semakin
meningkat. Guru dan pendidik perlu mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan
inovatif untuk memastikan siswa dapat memahami konsep-konsep pembelajaran dengan baik
dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan ini,
berbagai model pembelajaran telah dikembangkan dan diuji untuk menemukan pendekatan
terbaik yang mendukung pembelajaran yang aktif, mendalam, dan berpusat pada siswa.
Pendidik atau guru memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan peserta
didik mampu bersaing dalam dunia kerja dan menjadikan mereka sebagai lulusan yang
berhasil dalam menghadapi kompetensi atau ketuntasan belajar. Oleh sebab itu, dibutuhkan
strategi bagi pengajar supaya peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Guru perlu
menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan kepada peserta didik, agar materi
yang disampaikan dapat ditangkap, dipahami, dimengerti dan digunakan oleh peserta didik
dengan baik.
1
Begitupun model pembelajaran Open Ended (OE). OE adalah pendekatan
pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk menjelajahi dan mendalami
materi pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan tingkat pemahaman mereka.
Dalam pembelajaran OE, tidak ada jawaban yang benar atau salah, melainkan fokus pada
proses eksplorasi, pemecahan masalah, dan kreativitas siswa. Model ini mendorong siswa
untuk bertanya, berpikir kritis, dan mengembangkan ide-ide mereka sendiri tanpa batasan
yang kaku, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Lestari et al., (2017) mengemukakan, OE merupakan model pembelajaran yang menyajikan
masalah dengan berbagai pemecahannya. Pembelajaran model seperti ini dapat
menumbuhkan orisinilitas ide, meningkatkan kreativitas dan sosialisasi antar peserta didik
dan guru. Ditemukan beberapa riset sebelumnya yang berfokus pada kajian OE dalam
rumpun ilmu science di antaranya dilakukan oleh: (Lestari et al., 2017), (Syarifudin et al.,
2018), (Rudyanto et al., 2019), dan (Ningsih et al., 2020). Keempat penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa model pembelajaran OE terbukti efektif diterapkan dalam
pembelajaran rumpun ilmu science.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Model pembelajaran merujuk pada pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru
atau pendidik untuk mengajar dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Model-
model pembelajaran menyediakan kerangka kerja yang membantu guru merencanakan
pengajaran, mengorganisasi materi pembelajaran, dan memfasilitasi interaksi antara guru dan
siswa. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristiknya sendiri, seperti pendekatan
pengajaran yang diterapkan, peran guru dan siswa, serta strategi evaluasi yang digunakan.
Model pembelajaran adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dirancang dengan baik
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model ini mencakup tahap-tahap mulai dari
memperkenalkan materi, memberikan panduan, memberi kesempatan berlatih, hingga menilai
pemahaman siswa. (Gagne, 1985).
3
B. Model Pembelajaran Extending Concept Through Language Activities (ECOLA)
5
aktivitas berbasis bahasa, seperti berbicara, menulis, dan mendengarkan.
(2) Pengembangan Pemahaman Konsep: Melalui penggunaan bahasa, siswa dapat
menggali dan mengembangkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep
kompleks, memungkinkan mereka untuk menginternalisasikan pengetahuan
dengan lebih baik.
(3) Pembelajaran Kolaboratif: Model ini mendorong interaksi sosial dan kolaborasi
antara siswa, memungkinkan mereka belajar satu sama lain melalui diskusi dan
aktivitas kelompok.
(4) Peningkatan Motivasi: Aktivitas-aktivitas yang melibatkan penggunaan bahasa
dengan cara kreatif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, karena
mereka merasa lebih terlibat dan berkontribusi dalam proses pembelajaran.
(5) Ketangkasan Kognitif dan Kreativitas: Siswa diberi kesempatan untuk
mengasah ketangkasan kognitif mereka melalui pemikiran kreatif dan ekspresi
ide melalui bahasa, yang dapat membantu dalam pengembangan kreativitas.
6
3. Tujuan Model Pembelajaran ECOLA
Tujuan dari Model Pembelajaran Extending Concept through Language Activities
(ECOLA) adalah:
(1) Pengembangan Pemahaman Konsep: ECOLA bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang kompleks
melalui penggunaan bahasa. Dengan berinteraksi dengan konsep tersebut
melalui bahasa, siswa dapat memahaminya dengan lebih mendalam.
(2) Pengembangan Keterampilan Berbahasa: Tujuan utama dari ECOLA adalah
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Melalui berbagai aktivitas
berbasis bahasa, siswa diajak untuk berbicara, menulis, mendengarkan, dan
membaca dengan keterampilan yang lebih baik.
(3) Peningkatan Kreativitas: Model ini mendorong siswa untuk menggunakan
bahasa secara kreatif dalam mengekspresikan ide dan pemahaman mereka.
Tujuannya adalah meningkatkan kreativitas siswa dalam menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi dan menyampaikan konsep.
(4) Peningkatan Kemampuan Komunikasi: ECOLA bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas
berbasis bahasa, siswa belajar bagaimana menyampaikan ide dan pendapat
mereka dengan jelas dan efektif.
(5) Pengembangan Keterampilan Kolaborasi: Model ini juga memiliki tujuan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok dan
kolaborasi. Mereka belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai
tujuan bersama, meningkatkan keterampilan bekerja tim, dan belajar dari satu
sama lain.
(6) Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan Siswa: ECOLA dirancang untuk
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan
memperkenalkan elemen-elemen bahasa yang menarik dan aktivitas yang
melibatkan, siswa diharapkan lebih antusias dan terlibat dalam proses
pembelajaran.
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, ECOLA berusaha menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dinamis, interaktif, dan merangsang yang memungkinkan siswa
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan pemahaman konsep secara
holistik.
7
4. Manfaat Model Pembelajaran ECOLA
Model Pembelajaran Extending Concept through Language Activities (ECOLA)
memberikan sejumlah manfaat yang signifikan dalam konteks pembelajaran, antara
lain:
(1) ECOLA memungkinkan siswa untuk mendekati konsep dengan cara yang
mendalam melalui penggunaan bahasa. Hal ini membantu mereka memahami konsep
secara menyeluruh dan terintegrasi.
(2) ECOLA membantu meningkatkan keterampilan berbicara, mendengarkan,
menulis, dan membaca siswa. Mereka belajar mengungkapkan ide dan pemahaman
mereka dengan jelas dan efektif.
(3) Model ini merangsang kreativitas siswa karena mereka diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pemahaman mereka melalui bahasa dengan cara yang kreatif dan
inovatif.
(4) Peningkatan Motivasi Belajar: Aktivitas yang menarik dan melibatkan dalam
ECOLA dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Mereka merasa lebih terlibat
dalam proses pembelajaran karena model ini memungkinkan mereka untuk
berpartisipasi secara aktif.
(5) Pengembangan Keterampilan Sosial: Melalui kerja kelompok dan kolaborasi,
ECOLA membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa. Mereka belajar bekerja
sama, berbagi ide, dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok.
(6) ECOLA membantu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Mereka belajar
menyampaikan ide dan pendapat mereka dengan jelas, memahami perspektif orang lain,
dan merespons dengan tepat.
(7) Dengan menggunakan bahasa, siswa dapat memahami konteks budaya dan sosial
konsep yang dipelajari, memperkaya pemahaman mereka tentang berbagai aspek
kehidupan.
(8) Pengembangan Keterampilan Literasi Multimodal: ECOLA mengintegrasikan
berbagai bentuk literasi, termasuk teks, gambar, dan multimedia, membantu siswa
mengembangkan keterampilan literasi multimodal yang relevan dengan dunia digital
saat ini.
Penting untuk dicatat bahwa manfaat-manfaat ini dapat bervariasi tergantung pada
implementasi model ECOLA dalam situasi pembelajaran yang konkrit.
8
C. Model Pembelajaran Open Ended (OE)
Model Pembelajaran Open-Ended (OE) adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa
diberi kebebasan untuk menjelajahi, menyelidiki, dan merumuskan pemecahan masalah tanpa
batasan yang ketat. Dalam konteks ini, "open-ended" mengacu pada pertanyaan atau tugas
yang tidak memiliki jawaban tunggal atau solusi yang benar. Sebaliknya, siswa diundang
untuk berpikir kreatif, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki, dan merumuskan
jawaban atau solusi mereka sendiri. Dalam pembelajaran open-ended, guru memberikan
pertanyaan atau proyek yang memungkinkan siswa untuk menjelajahi berbagai sudut pandang,
mengembangkan ide-ide mereka sendiri, dan menciptakan solusi yang unik. Pendekatan ini
merangsang pemikiran kritis, kreativitas, serta kemampuan analisis dan sintesis siswa.
Model pembelajaran open-ended sangat mendukung pengembangan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan penciptaan, karena siswa harus
merumuskan gagasan dan argumen mereka sendiri. Pendekatan ini juga mendorong kolaborasi
antar-siswa, eksplorasi mandiri, dan pengambilan inisiatif dalam pembelajaran.
Dengan memberi siswa kebebasan untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan
tugas dengan berbagai cara, model pembelajaran open-ended menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung keberagaman pemikiran dan ide, merangsang minat siswa, dan
memberikan kesempatan untuk pembelajaran yang mendalam.
9
dan mengembangkan proyek-proyek kreatif.
(5) Fasilitasi Diskusi dan Kolaborasi: Fasilitasi diskusi dalam kelas yang mendorong siswa
berbagi ide, membahas sudut pandang berbeda, dan saling belajar satu sama lain.
Kolaborasi antara siswa dapat ditingkatkan melalui proyek-proyek open-ended berbasis
kelompok.
(6) Bimbing dan Beri Umpan Balik: Berikan bimbingan saat diperlukan dan berikan umpan
balik yang konstruktif tentang ide-ide dan solusi yang dihasilkan siswa. Dorong mereka
untuk terus mengembangkan pemikiran dan ide-ide mereka.
(7) Evaluasi Proses dan Hasil: Evaluasi proses berpikir dan solusi yang dihasilkan siswa.
Berfokus pada proses berpikir mereka, strategi yang digunakan, serta kualitas dan
orisinalitas ide atau solusi yang mereka hasilkan.
(8) Refleksi dan Pembelajaran Mandiri: Ajak siswa untuk merefleksikan pengalaman
mereka dalam menjawab pertanyaan open-ended atau menyelesaikan proyek open-
ended. Dorong mereka untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat
meningkatkan pemikiran kreatif dan analitis mereka di masa depan.
(9) Fasilitasi Presentasi: Jika sesuai, beri kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan ide atau proyek open-ended mereka kepada kelas. Ini membantu
mereka mengasah keterampilan berbicara di depan umum dan berbagi ide dengan
audiens.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran
yang merangsang pemikiran kritis, kreativitas, dan inovasi siswa melalui pendekatan open-
ended.
10
(4) Menghargai Keragaman: Pendekatan open-ended menghargai keragaman cara berpikir
dan solusi di kalangan siswa, mengakui bahwa tidak ada satu jawaban yang benar untuk
setiap pertanyaan atau masalah.
(5) Motivasi Instrinsik: Siswa sering merasa lebih termotivasi ketika mereka memiliki
kebebasan untuk mengeksplorasi dan menciptakan sesuatu yang unik, membangun
motivasi intrinsik mereka dalam pembelajaran.
11
masalah tanpa bantuan langsung, membantu mereka menjadi pemecah masalah yang
efektif.
(4) Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Berbicara di Depan Umum: Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berbicara tentang pemikiran dan ide mereka, membantu
mereka meningkatkan keterampilan berbicara dan berbicara di depan umum.
(5) Mendorong Kemandirian Belajar: Mengembangkan kemandirian siswa dalam
pembelajaran, mengajak mereka untuk menjadi inisiatif, mandiri, dan bertanggung
jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
(6) Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong kerjasama dan kolaborasi antara
siswa, memungkinkan mereka untuk belajar satu sama lain melalui diskusi, pertukaran
ide, dan proyek-proyek kolaboratif.
(7) Membangun Minat Instrinsik: Meningkatkan minat intrinsik siswa dalam pembelajaran
dengan memberi mereka kebebasan untuk mengeksplorasi topik atau konsep yang
mereka minati dan merasa passionate tentangnya.
(8) Menghargai Keragaman: Mengakui dan menghargai keragaman pemikiran, perspektif,
dan solusi di antara siswa, menciptakan lingkungan inklusif di kelas.
Melalui mencapai tujuan-tujuan ini, Model Pembelajaran Open-Ended membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendalam, merangsang, dan berpusat pada siswa, memfasilitasi
pengembangan keterampilan kognitif dan sosial yang esensial.
12
(5) Mengembangkan Keterampilan Berbicara: Memberi kesempatan kepada siswa untuk
berbicara tentang pemikiran mereka, merangsang pengembangan keterampilan berbicara
dan berbicara di depan umum.
(6) Menghargai Keragaman: Mengakui dan menghargai keragaman pemikiran dan ide di
kalangan siswa, menciptakan lingkungan inklusif yang merangsang saling penghargaan
dan pengakuan.
(7) Meningkatkan Minat Belajar: Membantu meningkatkan minat intrinsik siswa dalam
pembelajaran karena mereka dapat memilih topik atau konsep yang benar-benar menarik
bagi mereka.
(8) Peningkatan Kemandirian Belajar: Mendorong kemandirian siswa dalam pembelajaran
karena mereka harus mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas proses belajar
mereka sendiri.
(9) Persiapan untuk Dunia Nyata: Mengajarkan siswa untuk menghadapi situasi-situasi tak
terduga dan menemukan solusi tanpa bantuan langsung, mempersiapkan mereka untuk
menghadapi tantangan di dunia nyata.
Dengan memberikan manfaat-manfaat ini, model pembelajaran open-ended tidak hanya
memperkaya pengalaman belajar siswa tetapi juga membantu mereka mengembangkan
keterampilan dan sikap yang penting untuk keberhasilan di masa depan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembelajaran, model ECOLA menekankan pengembangan konsep melalui
bahasa yang kreatif dan terstruktur. Siswa diajak untuk berinteraksi dengan konsep
menggunakan bahasa secara mendalam, meningkatkan keterampilan berbahasa dan
pemahaman konsep. Sementara itu, model OE memberi kebebasan kepada siswa untuk
menjelajahi ide dan merumuskan solusi tanpa batasan yang ketat. Ini merangsang kreativitas,
membangun pemikiran kritis, problem-solving, dan kemandirian belajar siswa. Keduanya,
meskipun berbeda pendekatan, dapat digunakan bersama untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendalam, merangsang, dan berpusat pada siswa, mempersiapkan mereka
untuk menghadapi tantangan kompleks di masa depan.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam makalah ini kami sadar
bahwa masi banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan maupun bahasa yang kami
sajikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjad wawasan dalam
memahami metode penelitian.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1954/Laura%20Febrianty%20Simam
ora.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Ningsih, Evi Wahyu, et al. “Model Pembelajaran Open Ended Sebagai Solusi Untuk
Memaksimalkan Hasil Belajar Matematika Siswa SD.” JMIE (Journal of Madrasah
Ibtidaiyah Education), vol. 4, no. 2, (2020): 234, https://doi.org/10.32934/jmie.v4i2.1
92.
Lestari, Kadek Dita, et al. “Pengaruh Model Pembelajaran Open Ended Berbasis Keterampilan
Menjelaskan Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ipa.” Journal of Education
Technology, vol. 1, no. 3 (2017): 169,
https://doi.org/10.23887/jet.v1i3.12 501.
Mailasari, W. A., Anshari, Y. Z., & Febrianto, B. (2021, August). Efektivitas Metode
Pembelajaran Ecola (Extending Concept Through Language Activities) Terhadap
Keterampilan Membaca Pemahaman. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol.
3, pp. 123-128).
Rudyanto, Hendra Erik, et al. “Open Ended Mathematical Problem Solving: An Analysis of
Elementary Students’ Creative Thinking Abilities.” Journal of Physics: Conference
Series, vol. 1254, no. 1 (2019):
https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1254/1/012077.
16