Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan pembelajaran , guru harus mampu menguasai setiap materi yang

disampaikan, agar mudah dikuasai oleh peserta didik, sebaliknya jika guru tidak memiliki

kualitas, maka tidak akan mampu membawa peserta didik untuk mencapai hasil yang

optimal.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Madarasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten

Kabupaten Lebak, pada mata pelajaran bahasa Indonesia , khususnya dalam hal menulis,

diketahui masih rendah. Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa mereka

memang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tersebut. Terutama kesuulitan untuk

menulisnya/ memformulasikannya secara runtut dalam bentuk teks berita.

Kenyataan tersebut bila terus berlanjut akan membawa dampak kurang baik dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran yang kurang maksimal dapat

menyebabkan situasi pembelajaran menjadi kurang kondusif, kurang menarik, sehingga

siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran. Yang pada akhirnya siswa mengalami

kesulitan dalam menentukan pokok-pokok berita, menuangkan pokok-pokok berita ke dalam

teks berita, dan menyunting teks berita, hanya karena belum mampu dalam hal tulis menulis.

Belum lagi adanya perasaan takut untuk memulai sesuatu, takut berbeda dengan maksud

guru sehingga dapat menurunkan minat belajar dan kreativitas siswa dalam menulis teks

berita. Bila hal ini dibiarkan berlanjut dapat menurunkan kualitas pendidikan secara umum.

Rendahnya kemampuan siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten

Kabupaten Lebak dalam menulis teks berita disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

guru kurang menguasai kompetensi materi pembelajaran dan cara penyajian bahan ajar yang
cenderung monoton. Disamping itu faktor media pembelajaran yang belum lengkap bahkan

dapat dikatakan tidak ada, sehingga proses pembelajaran kurang bervarias yang

memgakibatkan dya tarik belajar siswa sangat rendah.

Untuk menyikapi hal tersebut perlu kiranya ditemukan solusi pemecahannya dalam

rangka perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu, suatu pembelajaran yang

dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar, media pembelajaran, maupun pemilihan

model pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan masalah dan faktor penyebab munculnya

masalah di atas, Model Pembelajaran Examples non Examples dipandang sebagai bentuk

tindakan yang relevan untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran di atas. Model

Pembelajaran Examples non Examples telah menawarkan contoh gambar sebagai model

pembelajaran yang dapat menggiatkan minat siswa untuk menulis teks berita melalui diskusi

kelompok. Model pembelajaran ini memang sesuai dengan jiwa kurikulum sekarang yang

menuntut siswa lebih aktif dan kreatif.

Berdasarkan uraian tersebut di ats, penulis merasa tertaik untuk mengadakan

Penelitian Tindakan Kelas , dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita

Pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Examples non Examples

( PTK Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidadiyah Cariu Cirinten Kabupten Lebak )

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

siswa Kelas V MI Cariu Ciriten Kabupaten Lebak?


2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia Melalui Model Pembelajaran Examples non Examples pada siswa Kelas V MI

Cariu Ciriten Kabupaten Lebak?


C. Tujuan Penelitian
Adapun tujua Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
1. Untuk mengetahui Kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

siswa Kelas V MI Cariu Ciriten Kabupaten Lebak.


2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia Melalui Model Pembelajaran Examples non Examples pada siswa Kelas V MI

Cariu Ciriten Kabupaten Lebak?

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru

1) Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya khususnya untuk meningkatkan kualitas

praktik pembelajaran menulis teks berita agar menjadi lebih efektif.

2) Untuk menjadikan guru bisa berkembang lebih profesional.

3) Untuk menjadikan guru lebih percaya diri.

4) Memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan

sendiri dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi sekolah dalam rangka

menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menciptakan suasana belajar yang

kondusif. Harapannya dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

E. Kerangka Berfikir
Berdasarkan masalah dan faktor penyebab munculnya masalah di atas, Model

Pembelajaran Examples non Examples dipandang sebagai bentuk tindakan yang relevan

untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran di atas. Model Pembelajaran Examples non

Examples telah menawarkan contoh gambar sebagai model pembelajaran yang dapat

menggiatkan minat siswa untuk menulis teks berita melalui diskusi kelompok.
Model pembelajaran ini memang sesuai dengan jiwa kurikulum sekarang yang

menuntut siswa lebih aktif dan kreatif. Model Pembelajaran Examples non Examples ,

dipandang sebagai model pembelajaran yang dapat mendongkark kemampuan siswa dalam

proses pembelajaran, terutama dalam masalah yang berkaitan dengan kemampuan menulis

bagi siswa. Selama ini dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam materi

Menulis,yang dilakukan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten Kabupaten Lebak,

cenderung kurang banyak variatif, kurang adanya media pembelajaran, bahkan cenderung

gurunya kurang begitu sempurna dalam mengajarkannya, sehingga hasil yang diperoleh

siswa sangat rendah. Hal ini mengakibatkan siswa kurang begitu menarik dalam hal tulis

menulis khususnya dalam menulis berita.


Dengan digunakannya Model Pembelajaran Examples non Examples ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai langkah dan solusi untuk mengantisipati ketidakmampuan siswa

dalam menulis. Karena daalm model pembelajaran ini, guru dan siswa di tutnut untuk

kreatif , inovatif dan bersipat menyenangkan, karena siswa dibawa ke alam yang sebenarnya

dalam menulis berita, tidak hanya mendengarkan dan menuruti perintah dan pentunjuk guru.

Untuk itulah peneliti mencoba memberi alternatif dengan Model Examples non Examples.
Dengan model ini, diharapkan siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif melalui diskusi

kelompok. Selain itu, juga lebih bisa mengkonkritkan ide-idenya yang masih abstrak melalui

contoh-contoh baik berita utuh, potongan-potongan berita, maupun media gambar yang juga

merupakan salah satu ciri dari model pembelajaran ini. Harapannya, siswa tidak hanya mahir

dalam menggali data, tapi juga kompeten dalam menyusun pokok-pokok berita yang

memenuhi ADIK SIMBA (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana = 5W + 1H),

kompeten dalam menuangkannya ke dalam teks berita, serta kompeten dalam menyunting

teks berita.

Untuk memudahkan penerimaan, pengelolaan, pemahaman, dan penyimpanan oleh

siswa, sajian primer tersebut kemudian dielaborasikan ke dalam bentuk sajian sekunder, yang
berupa sajian konteks, sajian bantu, sajian matemagenik, sajian mnemonik, sajian

representasi, sajian balikan, dsb. yang disampaikan secara sendiri maupun secara kombinatif.

Dalam rancangan mi, empat macam sajian primer tersebut digunakan dan sajian sekunder

yang digunakan adalab matemagenik, mnemonik, representasi, dan balikan. Beberapa sajian

sekunder tersebut antara lain berupa penggunaan gambar penjelas, anak panab, potongan

gambar yang diperbesar, penjelasan verbal, pemberian penguat, dsb.

Berdasasarkan hal tersebut, diduga bahwa Model Pembelajaran Examples non

Examples ini cocok dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan

kemampuan menulis berita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.


F. Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

Bab Kesatu, Pendahuluan, meliputi; Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penellitian, Kerangka Berfikir dan Sistimatika Penulisan.

Bab Kedua, Kajian Teoretis, meliputi; Pengertian Kemampuan Menulis, Fungsi Menulis,

Jenios Tulisan, Tingkatan Menulis, Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples

Bab Ketiga, Metodologi Penelitian, meliputi; Tempat dan Waktu Penelitian, Metode

Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Tenik Pengumpilan Data, Teknik Analisa Data,

Desain Penelitian

Bab Keempat, Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi; Deskripsi Kondisi Awal

(prasiklus), Deskripsi Tindakan Siklus I, Deskripsi Tindakan Siklus II, Refleksi Tindakan

Siklus I, Refleksi Tindakan Siklus II.

Bab Kelima, Penutup, meliputi; Kesimpulan dan Saran-Saran.


BAB II

KAJIAN TEORETIS TENTANG KEMAMPUAN MENULIS DAN MODEL


PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

A. Pengertian Kemampuan Menulis

.Menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasa. Istilah menulis menurut Gie,

adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami 1[1].

Hal senada juga terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menyebutkan bahwa;

menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan 2[2]. Atau dengan kata lain,

menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan dan menghasilkan

lambang-lambang grafis. Kemudian Tarigan mengatakan bahwa Lambang grafis tersebut

tiada lain adalah tulisan. Tulisan ini kemudian digunakan untuk mengekspresikan diri atau

mengkomunikasikan berbagai informasi kepada orang lain secara tidak langsung 3[3].

Sementara menurut Syafiie menulis merupakan aktivitas berpikir. Maksudnya, menulis

harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional 4[4]. Tanpa melibatkan proses

berpikir yang rasional dan kritis akan sulit menghasilkan karangan yang baik. Dengan

demikian, jika seseorang menulis, maka akan mengarahkan pikirannya untuk menata,

1[1] The Liang Gie, 2002 . Terampil Mengarang. Yogyakarta. Andi Press. h. 3.

2[2] Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990.Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta . Bali Pustaka. h 968.

3[3] Hendy Guntur Tarigan, 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung. Angkasa.h. 21.

4[4] Imam Syafiie, 1988. Bahasa Indonesia Profesi. Malang. IKIP Malang. h. 43.
merangkai berbagai pengetahuan yang dimiliki, baik pengetahuan tentang informasi yang

dikemukakan, maupun pengetahuan kebahasaan yang dimilikinya.

Penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern sekarang ini,

ternyata keterampilan menulis kurang mendapat perhatian. Mahasiswa dan mahasiswi

sebagai calon guru yang salah satu tugasnya melatih keterampilan menulis siswa, tentu perlu

memehami dengan baik keterampilan menulis ini. Pemahaman konsep menulis menjadi

penting bagi kita karena dalam praktek keseharian banyak orang terampil dalam membaca

tetapi mengalami kesulitan dalam menulis. Materi menulis sangat melimpah hal ini

dipertegas dalam Al-Quran surat Al-Kahfi yang berbunyi: Katakanlah sekiranya lautan

menjadi tinta untuk (menulis) kalimat Tuhanku,sungguh habislah lautan itu sebelum habis

(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.

Namun demikian ternyata banyak orang yang kekurangan ide atau bisa jadi idenya banyak

tetapi tetap saja kesulitan dalam menulis. Dunia informasi telah berkembang demikian pesat

dengan pesatnya perkembangan dunia informasi khususnya perkembangan kegiatan tulis

menulis, tentu menuntut kita agar mengembangkan tradisi menulis. Tradisi menulis dapat

diartikan sebagai sutu kebiasaan untuk menyatakan gagasan atau pendapat secara tertulis.

Disekolah materi menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa Indonesia kurang

ditangani sungguh-sungguh akibatnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa menjadi

kurang memadai. Oleh karena itu sebagai calon guru di Madrasah Ibtidaiyah tentunya kita

harus mengetahui jenis, tujuan, dan permasalahan dalam pengajaran menulis di Madrasah

Menurut Lado, yang dikutip Widodo, menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik itu 6. Begitu juga menurut Rusyana yang kutip
Suwarna, mengatakan bahwa, menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola

bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesa7.

Kemudian menurut Tatkala yang dikutip Nurchasanah mengatakan bahwa menulis

adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda

bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu

sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/ dibaca. Beberapa tujuan menulis adalah:

(1)Untuk memeberikan suatu informasi, (2) Untuk meyakinkan atau mendesak, (3) Untuk

menghibur atau menyenangkan dan (4) Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang

kuat 8

_____________________

6
Widodo HS, dkk, 1997, Pengajaran Keterampilan Menulis. IKIP Malang.h.23.
7
Suwarna Pringgawidagda. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta. Adi Cita. h. 57.
8
Widodo & Nurcahasanah. 1993. Ketrampilan Menulis dan Pengajjarannya. Malang. FS.UM. h.55

Selanjutnya menurut Hugo Hartig dalam Tarigan merumuskan tujuan menulis adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan penugasan, sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan
nya karena tugas yang diberikan kepadanya
2. Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan
kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalaranya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu
3. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan
4. Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para
pembaca
5. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada
pembaca
6. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik,nilai-nilai kesenian
7. Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi 9

B. Fungsi menulis
Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan menikmati hubunganhubungan,

memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkam masalah-masalah yang kita

hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dapat menyumbangkan kecerdasan. Bernard

Percy dalam Sukada secara rinci fungsi menulis adalah: Sarana untuk mengungkapkan diri

yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.10

_______________

9
Tarigan Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa. h.57
10
I Made Sukada. 2005. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Dengan Strategi ATDRAP. Kediri. h. 79

Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat

suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman) kedalam otaknya. Menulis dapat

membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri artinya

dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis dapat

meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis

selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas. Menulis

dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang pasrah,

artinya dengan menulis seseorang akan menjadi poeka terhadap apa yang tidak benar

disekitarnya sehinnga ia menjadi seoarang yang kreatif. Menulis mampu mengembangkan

suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang

akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan tepat

pula.

Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model

ini menulis dilakukan dengan pentahapanpentahapan:


1. Pra menulis (prewriting): siswa memilih topik,siswa mengumpulkan dan menyesuaikan ide-

ide, siswa mengidentifikasi pembacanya, siswa mengidentifikasi tujuan menulis siswa

memilih bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis, dengan aktifitas

pengarang persiapan menulis cerita, menggambar, membaca, memikirkan tulisan, menyusun

gagasan dan mengembangkan rencana


2. Pengedrafan (drafting): siswa menulis draf kasar, siswa-siswa menulis pokok-pokok yang

menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik, dengan aktifitas pengarang

merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik
3. Merevisi (revising): siswa membagi tulisanya kepada kelompok, siswa mendiskusikan

tulisanya kepada temannya, siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya,

siswa membuat perubahan subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf pertama

dan kedua. Setelah mendapat saransaran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa

perubahan dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain


4. Mengedit (editing): siswa mebaca ulang tulisanya, siswa membantu baca ulang tulisan

temannnya, siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.


5. Mempublikasikan (publishing): siswa mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang

sesuai, siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya
C. Jenis tulisan

Menurut Imam Syafei bahwa; ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi

tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan

ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat: deskripsi, eksposisi, argumentasi,

narasi. 11

__________________

11
Imam Syafei. 1990. Bahasa Indonesai Profesi. IKIP Malang. h.151.

Sedangkan menurut Keraf dalam Rofiudin mengatakan bahwa; ragam tulisan

didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi

lima yaitu :
1. Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau
memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah, deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat
mencitrai (melihat, mendengar, mencim dan merasakan) apa yang dilikiskan itu sesuai
dengan citra penulisannya.
2. Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai
tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu.
3. Argumentasi (bahasan)
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan
dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan
maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian,
gagasan.
4. Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa
atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada
sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5. Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga
memegang peranan penting. 12
____________________
12
Ahmad Rofiudin. 2002. MetodePenelitian Kualitatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang. Fak. Sastra
UM. h.6

E. Tingkatan Menulis

Selanjutnya Keraf dalam Rofiudin mengatakan bahwa; dalam kegiatan menulis terdapat
lima tingkatan yaitu:

1. Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent literacy), anak mulai menyadari adanya
kegiatan baca tulis, anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis.semula anak
hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan. Anak mulai memegang
pensil, kemudian mencoretcoret pada kertas atau media lain. Tulisan yang dihasilkan pada
tahap ini memang belum bermakna, tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi
kegiatan tersebut. Supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum
memulai melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang
dapat memberikan gambaran awal pada proses penulisan.
2. Menulis permulaan (beginning writing). Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing,
yaitu cara merealisasikan simbol-simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik. Tingkatan
ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf-
huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3. Pembinaan kelancaran menulis (building fluency). Pada tahap ini symbol-simbol bunyi
bahasa misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan
lebih lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna.
4. Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure/reading to learn), sudah timbul
kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis, pada tahap ini anak melakukan kegiatan
menulis dengan tujuantujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran, mencatat
kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya. Pada tingkatan ini anak
sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya.
5. Menulis matang (mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan
mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu
memilih kata dengan tepat, menyusun kalimat dengan runtut, dan mengembangkan paragraf
dengan baik, tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk
menghasilkan tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya.13

Dari kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan

menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis


___________________
13
Ibid. h. 152.

lanjut.Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat

sederhana dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi

tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j, dan dapat berupa suku kata

seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Seperti halnya

membaca permulaan,menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti

metode abjad, metode suku kata, metdeglobal dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan

huruf kecil) di Madrasah Ibtidaiyah tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan

dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran

menulis permulaan disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku

kata, kata-kata atau kalimat.

Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) tujuannya siswa

memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan

ide/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di Madarasah

Ibtidaiyah mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan

secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan

perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis

permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema

yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan

ditulis.
Permasalahan dalam pengajaran menulis di sekolah dasar yaitu Permasalahan yang

timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat untuk menguasai keterampilan

menulis.Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan mereka menulis

huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas menulis.Menulis dirasakan

sebagai suatu beban yang berat.Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus

mampu memberikan motivasi agar siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu

keterampilan yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan .Semakin

tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula kemampuan menulis diperlukan.


Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar

mata pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Madrasah Ibtidaiyah yang

pada umumnya lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Pada umumya di Madrasah

Ibtidaiyah masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan

berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. Dalam situasi yang demikian tidaklah

mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya pada pengajaran menulis.


F. Pengertian Model Pembelajaran Examples non Examples

Model Examples non Examples sejalan dengan teori konstruktivisme yang digagas oleh

Piaget dan Vigotsky. Konstruktivistik menekankan pada prinsip belajar yang berpusat pada

siswa (student center). Dalam hal ini, guru semata-mata tidak hanya memberikan

pengetahuan kepada siswa, melainkan siswalah yang harus membangun pengetahuannya

serta mencari ide-idenya sendiri. Tujuan penggunaan Metode Konstruktivistik menurut

Sutiyono dalam Nur , adalah sebagai berikut.


1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan penting dan mencari


jawaban atas pertanyaan sendiri.

3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.

4. Mengembangkan kemampuan siswa menjadi pemikir yang mandiri 14

Model Examples non Examples merupakan model pembelajaran kooperatif secara

luas. Selanjutnya Nur mengatakan bahwa; model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-

teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswa belajar

setiap mata pelajaran, mulai dari ketrampilan-ketrampilan dasar sampai dengan pemecahan

masalah yang kompleks15. Model pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran

siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Aktivitas

pembelajaran kooperatif dapat memainkan banyak peran dalam pelajaran. Penggunaan

kelompok sejawat untuk memodelkan cara berpikir yang sesuai dan saling mengemukakan

dan meluruskan kekeliruan diantara mereka sendiri merupakan unsur kunci dari konsep

tentang perubahan kognitif.16

____________________

14
Muhammad Nur. 2005.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Pusat Sain dan Matematika Sekolah UN. h.1
15
Ibid. h. 8-9.
16 .
Ibid. h.10.

Sebagai model pembelajaran kooperatif, Model Examples non Examples memiliki

nilai plus karena disyaratkan dengan penggunaan media gambar. Berarti penggunaan Model

Examples non Examples selain siswa berkelompok untuk berdiskusi juga menggunakan

media gambar untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran. Santoso dalam Subana

menjelaskan beberapa manfaat media yaitu sebagai berikut:


1. Gagne menjelaskan media adalah salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di
dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi, seperti buku, modul, dan
komputer.
2. Bretz menyebut media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak yang
membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely berpendapat bahwa media
pendidikan adalah grafik, fotografi, atau alat-alat elektronik yang digunakan untuk
menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan.
3. Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara yang satu
dengan yang lain yaitu antara materi bahan perangkat keras dan perangkat lunak.17

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah berikut:
1. Dependen media
Dependen media adalah media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media
belajar yang digunakan sendiri oleh siswa. Contoh gambar foto yang digunakan guru
menerangkan suatu konsep.
2. Independen media
Independen media adalah media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan
belajar mandiri. Media ini dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara sistematik untuk
menyalurkan informasi secara terarah dan mencapai tujuan instruksional tertentu. Contoh
media film bingkai, video, dan media cetak.18
___________________
17
M. Subana. 1998.Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung. Pustaka Setia. h. 70.
18
Ibid. h. 71
Atas dasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat membantu guru
untuk memberikan informasi dengan lebih baik diantaranya adalah:

1. Memudahkan menggambar objek yang sangat besar dan tidak dapat dibawa di dalam kelas,
seperti gambar.

2. Memudahkan objek yang terlalu konfliks, yaitu dengan cara disajikan melalui diagram atau
model yang sederhana.

3. Menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.

Sedangkan masalah gambar, Subana menjelaskan manfaat gambar sebagai media


pembelajaran antara lain:

1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa.

2. Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa.

3. Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak.

4. Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati.
5. Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata mungkin
membutuhkan uraian panjang.

Dari uraian di atas semakin jelas bahwa Model Examples non Examples memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya seperti berikut ini.

1. Mendorong siswa agar mampu menumbuhkan memotivasi diri untuk bisa membangun
pengetahuan sendiri yang sudah berada di dalam diri mereka sendiri.
2. Membangun kerja sama antar sesama siswa sehingga mereka bisa saling mengemukakan dan
meluruskan kompetensi pembelajaran.
3. Dengan contoh-contoh dan media gambar akan bisa menimbulkan daya tarik,
mempermudah pemahaman yang bersifat abstrak sehingga bisa mempercepat peserta didik
membentuk pemahaman diri terhadap suatu konsep.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten Kabupaten Lebak. Waktu

pelaksanaan penelitian di kelas mulai bulan November sampai dengan bulan Januari 2013,

sebagaimana tercantum dalam Tabel berikut ini. :

Tabel 1
Jadwal Penelitian
Bulan/Minggu Tahun 2012
November Desember Januari

Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Perijinan dan
Administrasi * *
Obswervasi Pra
Siklus * * *
Pelaksanaan Siklus 1 *
Pelaksanaan Siklus 2 *
Analisis Data dan * * * *
Penyusunan Skripsi

Adapun keadaan personil Madrasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten Kabupaten Lebak

sebagaimana tercantum pada Tabel berikut ini:

Tabel 2
Keadaan Personil Madraah Ibtidaiyah Cariu Cirinten Lebak
Pendidikan Status
No Nama Ket
Terakhir Kepegawaian
1 H.M. Soleh, A.Ma D2 Tetap Kepala
2 Nono Sumiyati SLTA Tetap Guru
3 Ipat SLTA Tetap Guru
4 Yeni SLTA Tetap Guru
5 Oding SLTA Tetap Guru
6 Ubed SLTA Tetap Guru
8 Aziz SLTA Tetap Guru
9 Johadi SLTA Tetap Guru
Sumber : MI Cariu Cirinten, Tahun 2012

Adapun jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar Cilangkap Malingping

Lebak secara keseluruhan sebagaimana tercantum pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3
Keadaan Siswa MI Carou Cirinten Lebak
JUMLAH SISWA
KELAS JUMLAH
Laki-laki Perempuan
I 5 Orang 10 Orang 15 Orang
II 9 Orang 6 Orang 15 Orang
III 7 Orang 8 Orang 15 Orang
IV 5 Orang 10 Orang 15 Orang
V 8 Orang 7 Orang 15 Orang
VI 5 Orang 8 Orang 13 Orang
JUMLAH 39 Orang 49 Orang 88 Orang
Sumber : MI-Cariu Cirinten Lebak 2012
Fasilitas penunjang pelaksanaan pembelajaran yang berada di Madrasah Ibtidaiyah

Cariu Cirinten Kab. Lebak, sebagaimana pada tabel di bawah Ini :

Tabel 4
Fasilitas Belajar MI Cariu Cirinten Kabupten Lebak
NO JENIS PERLENGKAPAN JUMLAH KETERANGAN
1 Ruang kelas 3 ruang Baik
2 Ruang Guru 1 ruang Baik
3 Ruang Kepala 1 ruang Baik
4 WC Siswa 1 Baik
5 WC. Guru 1 buah Baik
6 Kursi Siswa 80 buah Baik
7 Meja Siswa 100 buah Baik
8 Kursi Guru 10 buah Baik
9 Meja Guru 10 buah Baik
10 Lemari 5 buah Baik
11 Komputer 1 buah Baik
12 Mesin Tik 1 set Baik

Sumber : MI- Cariu Ciriunten Lebak Tahun 2012

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan meode penelitian tindakan kelas

(PTK) yang difokuskan kepada proses pembelajaran yang dikenal dengan Classroom Action

Research yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan

tujuan untuk meningatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Proses pembelajaran

berkaitan dengan interaksi antara guru dan siswa, materi dan model pembelajaran yang

digunakan sehingga dalam penelitian ini yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar siswa

dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Empat langkah penting dalam penelitian tindakan kelas yaitu : merencanakan,

melakukan tindakan perbikan, mengamati dan refleksi yang merupakan suatu siklus dalam

PTK. Setelah satu siklus selesai, jika guru menemukan hal-hal baru dan masalah baru yang

belum tuntas dipecahkan maka akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan langkah yang

sama dengan siklus yang pertama. Dengan demikian berdasarkan hasil tindakan atau
pengalaman pada siklus pertama guru akan mengikuti langkah perencanaan, peleksanaan,

pengamatan dan refleksi pada siklus kedua. Dari keempat langkah tadi, penulis mengadopsi

siklus model Kemmis dan Robin Mc Taggart seperti pada gambar berikut ini :

GAMBAR : 5
MODEL SIKLUS PEMBELAJARAN

Perencanaan Observasi
Dalam rencana pelaksana tindakan yang akan dilakukan peneliti, yang meliputi aspek

rencana kegiatan, tindakan, observasi, dan refleksi akan di uraikan setiap siklus sebagai

berikut:

1) Pra Siklus

Pada tahap ini penulis mengadakan observasi kelas guna mengidentifikasikan dan

menetapkan masalah lalu menganalisis dan merumuaskan masalah sehingga dapat diperoleh

gambaran keseluruhan mengenai praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum

penelitian tindakan dilakukan. Setelah mengobservasi, maka diadakan evaluasi bersama

antara peneliti dengan guru tentang perencanaan tindakan yang harus dilakukan agar hasil

belajar siswa meningkat.

2) Siklus 1

a. Perencanan

Perencanan kegiatan berdasarkan hasil observasi pra siklus dan dibuat sesuai dengan hasil

pengamatan.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanan tindakan, guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data, baik

pengamatan langsung, maupun melalui dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan

siswa setelah pembelajaran selesai.

c. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran yang meyangkut aktivitas siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Yang diantaranya adalah melihat kualitas jawaban siswa,
apakah motivasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru meningkat, apakah hasil belajar

siswa juga ada peningkatan.

d. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data selama tindakan berlangsung kemudian

dianalisis. Berdasarkan hasil analisis ini guru melakukan refleksi yaitu mencoba mengingat

dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi kelas. Refleksi ini dilakukan oleh guru

bersama siswa dengan tujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada

siklus 1 dengan jalan mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang telah di peroleh maupun

kekurangan-kekurangan yang masih dihadapi setelah mendapat persetujuan dari kedua belah

pihak hasil refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus 1.

3) Siklus 2

a. Perencanan

Repleksi yang dilakukan pada akhir siklus 1 bertujuan untuk mengidentifikasikan kemajuan

maupun kekurangan yang masih dihadapi. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki

rencana tindakan siklus 2.

b. Pelaksanaan

Tindakan ke-2 berupa inplementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi

untuk mengatasi masalah pada siklus 1 yang belum tuntas.

c. Observasi

Observasi pada tindakan ke-2 meyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajaran

pembelajaran.

c. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data selama tindakan berlangsung kemudian

dianalisis. Berdasarkan hasil analisis ini guru melakukan refleksi, yaitu: mencoba mengingat

dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi kelas. Refleksi ini dilakukan oleh guru
bersama siswa dengan tujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada

siklus 1 dengan jalan mengidentifasikan kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun

kekurangan-kekurangan yang masih dihadapi, setelah mendapat persetujuan dari kedua belah

pihak hasil refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus 2.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang yang menjadi subjek penelitian adalah semua elemen yang berada di

Madrasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten Kabupaten Lebak dengan jumlah siswa semuanya ada

88 orang. Sedangkan Sampel penelitian difokuskan pada siswa kelas V secara keseluruhan

yang berjumlah 15 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut

1. Wawancara yaitu untuk memperoleh data yang dikumpulkan dari responden dan informan

melalui wawancara yang tidak terstruktur, artinya daftar pertanyaan wawancara tidak

tersusun secara lengkap akan tetapi wawancara secara spontan atau langsung dan sekilas saja.

2. Observasi yaitu meneliti secara langsung ke lokasi penelitian pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Untuk data pelengkap daya dukung penelitian ini, penulis rujukan

pada teori-teori dengan melakukan studi kepustakaan yaitu menelaah buku-buku sumber dan

penunjang yang berhubungan dengan variabel penelitian.

3. Angket yaitu daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan variabel yang telah dipersiapkan

penulis kemudian disebarkan kepada siswa untuk dijawab setiap pernyataan atau pertanyaan

yang ada di dalamnya sehingga memudahkan penulis dalam mengolah data yang diperoleh.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini tidak menggunakan analisis uji stastistik namun menggunakan

analisis diskriptif dan komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis
secara diskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus maupun indikator dalam

penelitian. Observasi dengan analisis diskriptif ini berdasarkan hasil observasi dan refleksi

tiap siklus.

Adapun rentangan nilai yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan tinggi

rendahnya sikap disiplin dan rasa tanggung jawab siswa adalah:Sangat baik ( A ) = 80-

100 ; Baik ( B ) = 60-79 ; Cukup ( C ) = 50-59 ; Kurang ( D ) = 40-49 kurang

Untuk menghitung persentase tersebut dapat digunakan rumus :

Jumlah skor subjek


Tingkat Penguasaan = _______________________ x 100 %
Jumlah skor total maksimum

F. Disain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan. Hal ini digunakan karena

permasalahan yang ingin dipecahkan berasal dari pembelajaran praktis di kelas melalui suatu

tindakan, yaitu Peningkatan Kompetensi Menulis dengan Model Examples non Examples

pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah . Hal ini didasarkan pada pendapat Cohen &

Manion (dalam Rofiuddin, 2002:10), yang mengartikan penelitian tindakan sebagai

intervensi skala kecil terhadap tindakan dalam dunia nyata dan pemeriksaan secara cermat

terhadap efek dari intervensi tindakan tersebut. Jadi, esensi penelitian tindakan ini terletak

pada adanya tindakan berupa penerapan Model Examples non Examples dalam pembelajaran

untuk meningkatkan kompetensi siswa.

Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui beberapa tahapan yang berlangsung

dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK Model Kemmis &

McTaggart . Model ini memfokuskan empat tindakan dalam satu siklus kegiatan yang

dilaksanakan secara berdaur ulang. Tindakan tersebut berupa: perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi tindakan. Jika dalam satu siklus
belum terjadi peningkatan yang signifikan, maka dipandang perlu untuk melakukan siklus

lanjutan. Secara operasional, siklus tersebut dapat digambarkan seperti pada bagan alur

penelitian peningkatan kompetensi menulis teks berita dengan Model Examples non

Examples.

G. Tahap Pendahuluan

Kegiatan penelitian dimulai dengan studi pendahuluan. dengan beberapa cara. Pertama,

observasi pembelajaran di kelas V Madrasah Ibtidadiyah . Kedua, wawancara dengan

beberapa guru dan siswa serta pengisian kuesioner siswa/angket tentang pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya menulis teks berita. Ketiga, hasil ulangan prasiklus tentang penulisan

teks berita. Kegiatan identifikasi permasalahan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel

berikut ini:

Tabel 6

Hasil Studi Pendahuluan

No Studi Pendahuluan Simpulan Hasil


1. Observasi Pembelajaran:
a. Persiapan pembelajaran Hasil observasi terhadap
persiapan pembelajaran
sebagai berikut.
Rencana pembelajaran masih
perlu penyesuaian terutama
berkaitan dengan media dan
model pembelajaran yang
b. Proses Belajar Mengajar inovatif.
Pemilihan materi sudah
sesuai.
Hasil observasi terhadap
proses belajar mengajar
yang dilakukan guru dan
siswa, sebagai berikut.
c. Evaluasi
Pembelajaran Hasil observasi terhadap
evaluasi pembelajaran
sebagai berikut.
Penilaian proses masih belum
dilaksanakan.
Penilaian hasil masih banyak
siswa yang belum
memenuhi SKM yang telah
ditetapkan.

2. Kegiatan Wawancara dengan Hasil kegiatan wawancara


Guru dan Siswa dengan guru dan siswa
sebagai berikut.
Dari beberapa tahun terakhir
siswa memang mengalami
kesulitan dalam menulis teks
berita.
Siswa sebenarnya senang
menulis hanya saja masih
kesulitan dalam menulis teks
berita.
3. Kegiatan Pengisian Hasil pengisian
Kuesioner/ angket bagi kuesioner/angket sebagai
Siswa berikut.
Sebagian besar siswa senang
menulis, khususnya menulis
teks berita.
Sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan dalam
menulis teks berita
Guru dalam mengajar masih
kurang menarik
4. Kegiatan Ulangan Pra Siklus Hasil ulangan pra siklus
tentang Menulis Teks Berita dari 15 siswa, sebagai
berikut.
Siswa yang tuntas sebanyak
5 siswa.
Siswa yang tidak tuntas
sebanyak 9 siswa.
Siswa yang tidak masuk
sebanyak 1 siswa.
a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan identifikasi permasalahan pada saat studi pendahuluan, disusunlah rencana

tindakan perbaikan. Rencana tindakan diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang ditata

secara sistematis dan runtut, yang akan dilaksanakan oleh seorang peneliti untuk mencapai

tujuan penelitian. Penyusunan rencana tindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru

dalam bentuk pembelajaran dengan Model Examples non Examples. Untuk mendapatkan

gambaran yang lengkap tentang rencana tindakan ini, berikut ini disajikan tabel rencana

tindakan penelitian menulis teks berita dengan Model Examples non Examples.
Tabel 7

Rencana Tindakan Penelitian

No Tahap Aspek Tindakan Tindakan Penelitian


1. Persiapan Penyusunan Merumuskan RPP tentang
tindakan rencana tindakan. bahasa Indonesia dengan
Model Examples non
Examples.
Merumuskan aspek,
deskriptor, dan kriteria
pencapaian tujuan
pembelajaran dengan
Model Examples non
Examples.
Menyiapkan alat
pengumpul data, proses,
dan hasil pembelajaran
dengan Model Examples
non Examples.
Mendiskusikan bersama
Penyamaan teman sejawat tentang
pemahaman dan strategi pembelajaran
sikap terhadap Simulasi pembelajaran BI
masalah dan dengan Model Examples
konsep non Examples.
pembelajaran.
2. Pelaksanaa Melaksanaan Guru melaksanakan
n Tindakan tindakan langkah-langkah
pembelajaran. pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah
disusun.
Guru melaksanakan evaluasi
terhadap proses dan hasil
pembelajaran BI dengan
Model Examples non
Examples.
3. Observasi Melaksanakan Peneliti melakukan
Tindakan observasi terhadap observasi tentang
pembelajaran kesesuaian antara RPP
menulis teks berita dengan kegiatan
dengan Model pembelajaran.
Examples
non Peneliti melakukan
Examples. observasi terhadap proses
pembelajaran yang
dilaksanakan guru dan
siswa.
Peneliti melakukan
observasi terhadap
pelaksanaan dan hasil
evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru dan
siswa.
4. Refleksi Menganalisis pelaksanaan
Melakukan diskusi
Tindakan dengan guru tindakan pembelajaran.
tentang Menyintesis hasil tindakan
pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran.
tindakan Memaknai hasil pelaksanaan
pembelajaran tindakan pembelajaran.
berdasarkan Menyimpulkan hasil
observasi yang pelaksanaan tindakan
dilakukan. pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan implementasi dari rencana

tindakan. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran menulis teks berita dengan Model Examples non

Examples di kelas V Madrasah Ibtidaiyah berdasarkan rencana pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya.

b. Selama tindakan pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi secara sistematis, cermat,

dan obyektif untuk merekam data tentang gejala yang muncul, baik yang sifatnya mendukung

maupun menghambat proses pembelajaran. Secara rinci dalam pelaksanaan tindakan dalam

siklus pembelajaran menulis teks berita dengan Model Examples non Examples dapat

digambarkan/diuraikan sebagai berikut.

Tabel 8

Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Berita


No Fokus
Metode Deskripsi Tindakan
. Pembelajaran
I. Pertemuan ke-1 Pemodelan,
tanya jawab, Skenario pembelajaran BI
diskusi Guru mengadakan apersepsi,
kelompok, motivasi, dan menanyakan
inkuiri kesiapan siswa.
Siswa mengamati contoh teks
berita dari koran.
Siswa dan guru bertanya
jawab tentang kebermaknaan
berita.
Guru menyampaikan
kompetensi dasar, tujuan, dan
rencana pembelajaran.
Siswa membentuk kelompok
diskusi.
Siswa mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dan
kelompok lain menanggapi.
Siswa berkelompok
mengamati dan
mengidentifikasi contoh
gambar

II. Pertemuan ke-2 Tanya jawab, Skenario pembelajaran BI.


diskusi Guru mengadakan apersepsi,
kelompok/ motivasi, dan menanyakan
kelas, kesiapan siswa.
demonstrasi, Guru menyampaikan
inkuiri kompetensi dasar, tujuan, dan
rencana pembelajaran.
Siswa dan guru bertanya
jawab tentang materi yang
sudah diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
Siswa mengamati dan
mengidentifikasi contoh
gambar yang menarik.

c. Observasi Tindakan

Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama

tindakan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Pada tahap ini, seluruh perubahan yang

terjadi baik pada indikator proses maupun hasil pembelajaran diidentifikasi dan direkam.
Perubahan tersebut bisa diakibatkan oleh tindakan terencana maupun efek sampingan, bahkan

efek lanjutan dari penerapan Model Examples non Examples. Keseluruhan hasil observasi

direkam dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah disusun sebelumnya.

Observasi dilakukan secara terus-menerus mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua.

Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan.

d. Refleksi Tindakan

Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk memahami dan memaknai

proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Tahap refleksi ini

melibatkan kegiatan: menganalisis, menyintesis, memaknai, dan menyimpulkan. Hasil yang

diperoleh dari kegiatan refleksi ini berupa informasi tentang hal-hal yang terjadi dan hal-hal

yang perlu dilakukan.

Tahap refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan setiap berakhirnya tindakan. Pada

tahap ini, hasil observasi tentang pembelajaran menulis teks berita dengan Model Examples

non Examples didiskusikan dengan guru. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam

diskusi. Pertama, refleksi dengan melaksanakan perbandingan antara hasil observasi dengan

indikator keberhasilan Kedua, pembahasan tentang kesenjangan antara faktor yang

direncanakan dengan pelaksanaan tindakan yang dituangkan dalam hasil observasi dengan

indikator keberhasilan dan rencana tindakan. Ketiga, penginterpretasian, pemaknaan, dan

penyimpulan tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Untuk

selanjutnya, hasil refleksi digunakan sebagai dasar bagi penyusunan rencana tindakan siklus

kedua.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan jenis-jenis data yang meliputi

RPP, data proses yakni kegiatan pembelajaran siswa dan guru, serta data hasil dari menulis
teks berita dengan Model Examples non Examples. Sedangkan metode pengumpulan data

dengan cara wawancara, observasi, dan dokumen. Instrumen yang digunakan berupa panduan

pelaksanaan pembelajaran BI dengan Model Examples non Examples.Tentang aspek yang

dinilai, seperti yag tercantum pada Tabel berikut ini.

Tabel 9

Lembar Observasi Siswa

Skor Jlh (%)


No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1. Memperhatikan penjelasan dari
guru

2. Keaktivan dalam mendiskusikan


materi BI
3. Keaktivan dalam diskusi kelas
untuk menyajikan hasil diskusi
kelompoknya maupun dalam
memberikan
komentar/tanggapan terhadap
hasil pekerjaan kelompok lain.
4. Secara individu aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan
mengamati gambar sebagai
obyek dalam menyusun teks
berita.
5. Keaktivan dalam
mempraktikkan hasil diskusi
dengan Model Examples non
Examples.
6. Keaktivan dalam menyunting
naskah teks berita teman
sebangku.
7 Keaktivan siswa dalam
. memperbaiki hasil diskusi

8. Merefleksikan materi pelajaran


(menyimpulkan maupun
kebermaknaan)
Jumlah
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan ,diperoleh data bahwa

kemampuan siswa dalam hal menulis, khususnya menulis teks berita masih rendah. Hal ini

dibuktikan dari hasil nilai Bahasa Indonesia seperti tercantum pada Tabel berikut ini:

Tabel 10

Kemampuan Menulis (Pelajaran Bahasa Indonesia)

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Yayah 65 Tuntas
2 Sarmah 45 Tidak Tuntas
3 Ponah 70 Tuntas
4 Sarimah 45 Tidak Tuntas
5 Armah 65 Tuntas
6 Sartini 40 Tidak Tuntas
7 Ucu 40 Tidak Tuntas
8 Ratna 80 Tuntas
9 Saniah 65 Tuntas
10 Uun 45 Tidak Tuntas
11 Edi 45 Tidak Tuntas
12 Aka 40 Tidak Tuntas
13 Sartani 55 Tidak Tuntas
14 Muhaemin 60 Tidak Tuntas
15 Ratna 50 Tidak Tuntas
Rata-rata 54.00 %
Persentasi Ketuntasan Siswa 33.33 %
Persentasi Ketidaktuntasan Belajar Siswa 66.67 %

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 54.00 %.

Sedangkan yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 33.33% atau 5 siswa dari 15 siswa.

Dan yang belum tuntas sebesar 66.67 % , atau 10 siswa dari 15 siswa. .

Untuk itu, peneliti membuat rencana tindakan berupa skenario pembelajaran

menulis teks berita dengan Model Examples non Examples. Skenario pembelajaran yang

disusun, dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 jam

pelajaran (2 x 40 menit).
Peneliti bersama kolaborator menyusun alat evaluasi pembelajaran, baik dari segi

proses maupun hasil. Dari segi proses berupa lembar observasi kegiatan guru maupun

kegiatan siswa.

B. Deskripsi Tindakan Siklus I

Pelaksanaa siklus pertama diawali dengan kegiatan guru untuk memberikan

apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah

semuanya siap, maka dilanjutkan dengan kegiatan siswa untuk mengamati contoh-contoh

berita dalam koran/surat kabar yang dibagikan oleh guru. Suasana pembelajaran semakin

hidup dengan adanya tanya jawab antara siswa dengan guru tentang kebermaknaan sebuah

berita. Selanjutnya guru menggiring siswa pada kegiatan inti pembelajaran dengan

menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, serta rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

Salah satu ciri dari pembelajaran dengan Model Examples non Examples adalah kerja
kelompok. Untuk itu, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya (kelompok 1 sampai
dengan 5) dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 siswa. Lebih lanjut tentang
kelompok tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 11

Daftar Kelompok Diskusi

No Kelompok Nama Kelompok Nama Anggota

1. Yayah
1. 1 Kompas 2. Sarmah
3. Ponah

1. Sarimah
2. Armah
2. 2 Radar Banten
3. Sartini
1. Ucu
2. Ratna
3. 3 Fajar Banten
3. Saniah

1. Edi
2. Aka
4. 4 Radar Serang
3. Sartani

1. Uun
2. Muhaemin
5. 5 Republika
3. Ratna

Selanjutnya siswa perkelompok memasangkan potongan-potongan wacana berita

tentang Kesehatan, sehingga membentuk teks berita yang runtut dan utuh. Salah satu

kelompok mempresentasikan hasil pekerjannya, sementara anggota kelompok yang lain

memperhatikan serta memberi tanggapan. Diskusi diakhiri dengan kesepakatan urutan

wacana yang runtut dan benar. Setelah dirasa pemahaman siswa tentang penulisan teks berita

cukup, maka kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan penarikan simpulan secara bersama

antara siswa dengan guru.

Adapun hasil pelaksanaan Siklus I sebagaiman tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 11

Kemampuan Menulis (Pelajaran Bahasa Indonesia)

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Yayah 70 Tuntas
2 Sarmah 65 Tuntas
3 Ponah 70 Tuntas
4 Sarimah 60 Tidak Tuntas
5 Armah 70 Tuntas
6 Sartini 65 Tuntas
7 Ucu 55 Tidak Tuntas
8 Ratna 85 Tuntas
9 Saniah 55 Tidak Tuntas
10 Uun 75 Tidak Tuntas
11 Edi 65 Tuntas
12 Aka 65 Tidak Tuntas
13 Sartani 55 Tidak Tuntas
14 Muhaemin 55 Tidak Tuntas
15 Ratna 50 Tidak Tuntas
Rata-rata 59.33 %
Persentasi Ketuntasan Siswa 46.67 %
Persentasi Ketidaktuntasan Belajar Siswa 53,33 %

Berdasarkan Tabel tersebut diatas, diperoleh nilai-rata siswa sebesar 59.33 %.

Sedangkan ketuntasan belajar siswa sebesar 45.67 %, atau 7 siswa dari 15 siswa yang tuntas

belajarnya. Sementara siswa yang belum tuntas belajarnya sebesar 53.33 %, atau 8 siswa dari

15 siswa yang belum mengalami ketuntasan belajarnya.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II


Pada pelaksanaan Siklus II , sama dengan Siklus I yang diawali dengan kegiatan guru

untuk memberikan apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Setelah semuanya siap, maka dilanjutkan dengan kegiatan siswa untuk

mengamati contoh-contoh berita dalam koran/surat kabar yang dibagikan oleh guru. Suasana

pembelajaran semakin hidup dengan adanya tanya jawab antara siswa dengan guru tentang

kebermaknaan sebuah berita. Selanjutnya guru menggiring siswa pada kegiatan inti

pembelajaran dengan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan

pembelajaran, serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

` Kegiatan selanjutnya yakni penyusunan rubrik penilaian tentang teks berita yang
dilakukan siswa dan dipandu oleh guru. Kegiatan ini menyepakati aspek yang akan dinilai
dalam penulisan teks berita yang meliputi:

(1) Judul (judul yang ditulis hendaknya menarik, singkat, dan mencerminkan isi).

(2) Isi (isi berita hendaknya lengkap memuat 5W+1H dan sesuai dengan data pokok-pokok
berita).

(3) Kepaduan (berita yang ditulis hendaknya memiliki kepaduan baik antarkata, antarkalimat,
maupun antarparagraf).

(4) Ejaan (berita yang ditulis hendaknya menggunakan ejaan yang benar).
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, dan dengan memperhatikan

aspek penilaian dalam penulisan teks berita, siswa secara individu menulis teks berita dengan

singkat, padat, dan jelas. Setelah kegiatan penulisan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan

menyunting pekerjaan teman sebangku. Berdasarkan komentar dari hasil penyuntingan teman

sebangku siswa merevisi kembali tulisannya.

Adapun hasil pelakasanaan Siklus II ini, sebagaimana tercantum dalm Tabel berikut

ini :

Tabel 12

Kemampuan Menulis (Pelajaran Bahasa Indonesia)

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1Yayah 80 Tuntas
2Sarmah 70 Tuntas
3Ponah 75 Tuntas
4Sarimah 80 Tuntas
5Armah 70 Tuntas
6Sartini 70 Tuntas
7Ucu 55 Tidak Tuntas
8Ratna 90 Tuntas
9Saniah 85 Tuntas
10Uun 80 Tuntas
11Edi 65 Tuntas
12Aka 70 Tuntas
13Sartani 55 Tidak Tuntas
14Muhaemin 75 Tuntas
15Ratna 50 Tidak Tuntas
Rata-rata 71.33 %
Persentasi Ketuntasan Siswa 80.00 %
Persentasi Ketidaktuntasan Belajar Siswa 20.00 %
Berdasarkan perhitungan Tabel di ats, diperoleh nilai rata-rata siswa, sebesar 71.33 %.

Sedangkan ketuntasan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita sebesar 80.00 % , atau

12 orang siswa dari 15 sudah tuntas belajarya. . Sementara siswa yang belum mencapai

ketuntasan belajarnya sebesar 20.00 %, atau 3 rang siswa dari 15 belum tuntas belajarnya.

Hal ini perlu ditindak lanjuti oleh pihak guru, jika ingin mencapai 100 % dalam ketuntasan

belajar siswa pada materi Kemampuan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Meskipun masih terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas, maka ini dianggap sebagai

prestasi yang cukup tinggi karena sudah melebihi dari nilai KKM sebesar 65 % yaitu sebesar

80.00 %.
D. Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran menulis teks berita, baik dari segi proses maupun hasil, sudah

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Namun demikian, peneliti dan guru

berpendapat bahwa proses maupun hasil yang sudah dicapai pada tindakan siklus I ini masih

belum optimal dan perlu disempurnakan agar kegiatan pembelajaran menulis teks berita bisa

lebih ditingkatkan lagi.

Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan siklus I tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Guru masih kurang maksimal dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.

(2) Guru masih kurang maksimal dalam menarik perhatian siswa ke fokus kegiatan pembelajaran

atau dalam menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai.

(3) Guru masih kurang maksimal dalam memantau kemajuan belajar siswa selama proses

pembelajaran.

(4) Guru masih kurang maksimal dalam membangkitkan keaktivan siswa dalam berdiskusi baik

diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

(5) Guru masih kurang maksimal dalam menjelaskan penulisan teks berita khususnya masalah

penggunaan ejaan kepada siswa.

Berdasarkan kekurangmaksimalan tindakan yang dikemukakan di atas, maka peneliti

memandang perlu untuk melaksanakan Siklus II dengan tindakan tambahan sebagai berikut.

(1) Pada kegiatan prapembelajaran diharapkan guru lebih bisa mengondisikan agar siswa lebih

siap baik dari fisik maupun mentalnya untuk mengikuti pembelajaran. Dengan persiapan
yang lebih dini dan matang diharapkan proses maupun hasil pembelajaran bisa lebih

ditingkatkan lagi.

(2) Guru diharapkan bisa membuat ilustrasi atau gambaran-gambaran lain yang lebih kongkrit

sehingga bisa menggugah motivasi serta membangkitkan kognisi awal siswa yang dikaitkan

ke arah fokus pembelajaran atau kompetensi/tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(3) Guru perlu lebih menyadari bahwa pembelajaran itu perlu proses dan melewati suatu

tahapan-tahapan tertentu. Untuk melewati tahapan-tahapan tersebut siswa perlu sekali

didampingi atau dibimbing oleh seorang guru. Untuk itulah keaktivan guru dalam memantau

kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.

(4) Kegiatan diskusi baik kelompok maupun kelas perlu dikondisikan agar suasananya benar-

benar hidup. Masing-masing melaksanakan sesuai dengan perannya, baik itu kelompok

penyaji maupun kelompok yang memberikan tanggapan. Peran guru sangatlah dominan,

artinya guru bertindak sebagai motivator, mediator, maupun fasilitator.

(5) Secara umum guru memang perlu meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis teks

berita. Untuk itu segala hal yang berkaitan dengan penulisan teks berita tersebut perlu

dikuasai siswa. Karenanya seorang guru perlu memfasilitasi hal tersebut, terutama yang

menjadi kelemahan siswa yakni masalah penggunaan ejaan. Sehubungan dengan ejaan

tersebut yang perlu sekali mendapat penekanan adalah masalah penggunaan huruf besar, kata

depan, awalan, dan partikel pun.

E. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran menulis teks berita dengan Model Examples non Examples, dengan

beberapa tindakan tambahan yang dilakukan, menunjukkan peningkatan dari pelaksanaan


siklus sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti dan guru berpendapat bahwa proses dan hasil

yang sudah dicapai pada tindakan siklus II ini sudah dapat dijadikan tolak ukur bagi

keefektivan penerapan Model Examples non Examples dalam pembelajaran menulis,

terutama kegiatan menulis teks berita.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum

tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Model Examples non Examples dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Peningkatan ini dapat dilihat dari

segi proses maupun hasil.

a. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara , bahwa Model Pembelajaran Examples non

Examples sangat baik untuk ditrerapkan pada proses pembelajaran khsususnya pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Cariu Cirinten Kabupaten Lebak.


b. Model Pembelajaran Examples non Examples ini, mampu meningkatkan hasil belajar siswa

pada meteri Kemampuan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu dibuktikan

dengan adanya prningkatan dari pelaksanaan Pra Siklus yang memperoleh ketuntasan belajar

sebesar 33.33 %, kemudian mengalami kenaikan pada Siklus I sebesar 46.67 %, hingga

menapai titik puncaknya pada Siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu

sebesar 80.00 %. Secara keseluruhan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks

berita pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia sudah tercapai. Karena sudah melebihi dari

nilai Standar KKM sebesar 65 %.

B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Model Pembelajaran Examples non Examples

dalam pembelajaran menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia mampu meningkatkan

kompetensi siswa. Penerapan Model Examples non Examples dalam pembelajaran menulis

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan variasi media pembelajaran dan

menuntut keterlibatan siswa secara penuh mulai dari kegiatan diskusi kelompok, diskusi

kelas, sampai dengan kerja mandiri. Oleh karena itu, kami sarankan:
a. Kepada seluruh pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Cariu

Cirinten Kabupaten Lebak , untuk menerapkan model pembelajaran Examples non Examples

dalam pembelajaran menulis umumnya dan menulis teks berita khususnya.


b. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru benar-benar menyiapkan diri dengan
baik , baik materi, metode, strategi pembelajaran , sarana maupun media pemebelajaran.
Karea semua itu akan membantu siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan
kemampuannya secara optimal, baik dalam Pengetahuan, Sikap maupun Psikomotorik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.


Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Gagne Briggs dan Wager (dalam Udin S. Winataputra, dkk.2007:1.19), Teori Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Press.
Hs. Widodo, dkk. 1997. Pengajaran Ketrampilan Menulis. Malang: IKIP Malang.
Ibrahim R dan Nana Syaodih, 2003, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Miarso (dalam Asep Harry Hernawan,dkk.2008:11.18), Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.
Nurchasanah & Widodo. 1993. Ketrampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: FS UM.
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah
Unesa.
Pringgawidagda, Suwarna, 2002, Strategi Penguasaan Berbahasa, Yogyakarta, Adi Cita.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rivai, H Veithzal. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa.
Roestiyah,N.K.,1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.
Rofiuddin, Ahmad. 2002. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Malang: Fak Sastra UM
Safiie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Simbolon, O.dkk. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Soedarsono, F.X. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudrajat, Ahkmad (2007). Media Pembelajaran.
Subana, M dan Sunarti, 1998. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia
Sukada, I Made. 2005. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Strategi ATDRAP.
Kendari.
Surya, Mohamad (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung. Pustaka Bani Quraisy.
Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Wardani IGAK, Wihardit. K Nasution.N, (2007:3.42-3.45), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Universitas Terbuka.

LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : 5/I
Waktu : 2 x 30 menit (2 jam pelajaran)
Tema : Kegiatan

A. Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan


dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
B. Kompetensi Dasar: Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa yang runtut,
baik, dan benar.

C. Indikator:
Menulis pokok-pokok hasil pengamatan/kunjungan.
Menyusun laporan hasil pengamatan/kunjungan.
Melaporkan hasil pengamatan/kunjungan secara lisan.

D. Hasil Belajar:
Pokok-pokok hasil pengamatan/kunjungan.
Laporan hasil pengamatan/kunjungan.

E. Metode Pembelajaran:
Pemodelan
Diskusi
Tanya jawab
Penugasan

F. Kegiatan Pembelajaran

PENGORGANISASIAN
NO KEGIATAN
SISWA WAKTU
1 Prakegiatan Klasikal 3 menit
a. Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran
siswa, dan mengondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran.
b. Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
2 Kegiatan Awal Klasikal 5 menit
a. Siswa diberi pengarahan sebelum berangkat Klasikal
ke perpustakaan.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Kelompok

3 Kegiatan Inti 40 menit


a. Siswa menulis pokok-pokok hasil Kelompok 15 menit
pengamatan/kunjungan
- Siswa dibagi menjadi 4 atau 5 kelompok Kelompok
(masing-masing kelompok terdiri atas 4 6
orang). Setiap kelompok ditentukan ketua
kelompoknya.
- Siswa diajak berkunjung ke perpustakaan Kelompok
sekolah atau perpustakaan daerah.
- Siswa mengidentifikasi dan mengamati jenis- Kelompok
jenis buku yang ada di perpustakaan (dalam
LKS yang telah disiapkan).
- Siswa menulis jenis-jenis buku yang mereka Kelompok
sukai yang ada di perpustakaan (dalam LKS
yang telah disiapkan).
- Siswa menuliskan minimal 5 judul cerita Kelompok
legenda yang ditemukan diperpustakakan
(dalam LKS yang telah disiapkan).
b. Siswa menulis laporan hasil Kelompok 10 meni
pengamatan/kunjungan:
- Kelompok siswa menulis laporan
pengamatan/kunjungan pada LKS yang telah
disiapkan. Yang harus diperhatikan adalah
waktu kunjungan, tempat kunjungan, buku-
buku yang disukai, dan cerita-cerita legenda
yang ditemukan.
c. Siswa membacakan laporan hasil
kunjungannya.
- Siswa kembali ke kelas.
- Masing-masing wakil kelompok
membacakan laporan hasil kunjungannya di
depan kelas.
- Siswa dari kelompok lain memberi komentar.
- Siswa mendapat penguatan dari guru dan
teman lainnya.
4 Kegiatan Akhir Klasikal 12 menit
a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan Klasikal 2 menit
pembelajaran hari itu.
b. Guru dan siswa mengadakan refleksi Individual 7 menit
terhadap pembelajaran hari itu.
c. Guru menugaskan siswa membaca cerita- Klasikal 1 menit
cerita legenda yang telah mereka temukan
diperpustakakan sebagai tindak lanjut
pembelajaran.
d. Guru menutup pembelajaran

G. Penilaian (Terlampir)
- Jenis tes : tertulis
- Bentuk tes : subyektif
- Alat penilaian : LKS 1 dan laporan hasil kunjungan (LKS 2).
- Prosedur penilaian :
Penilaian proses : Pengamatan selama pembelajaran berlangsung
Penilaian hasil : LKS 1 dan laporan hasil kunjungan (LKS 2)

H. Media dan Sumber Belajar


1. Media : Penggalan cerita, LKS, dan buku kumpulan cerita
2. Sumber Belajar :
a. Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
b. Tim Bina Karya Guru. 2007. Bina Bahasa Indonesia Kelas V A. Jakarta: Erlangga
c. Puspadi, A. Tanpa tahun. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Solo: Bintang Pustaka Abadi
d. Sigar, E. 2001. Buku Pintar Mendongeng. Jakarta: Pustaka Delapratasa
Selasa, 06 Oktober 2009

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR AL-QURAN HADITS MELALUI


STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE SISWA KELAS X
B MAN TUREN
ABSTRAK

Nurul Zainab (06110006), Peningkatan Partisipasi Belajar Al-Quran Hadits


Melalui Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Siswa Kelas X B MAN
Turen, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang,
Abdul Ghafur, M. Ag

Kata Kunci; Partisipasi Belajar, Strategi Pembelejaran Everyone is a Teacher Here

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama


guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya
kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses
pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga
mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan
sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan.
Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran mencakup perhatian siswa
terhadap penjelasan guru, kerjasamanya dengan teman sekelas dalam mengikuti
kegiatan, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, memberi kesempatan
berpendapat kepada teman, mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat, memberi gagasan yang cemerlang dan mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan senang dan semangat.
Salah satu strategi pembelajaran aktif adalah strategi everyone is a teacher
here. Strategi ini adalah salah satu strategi dalam model pembelajaran aktif
(active learning). Strategi Pembelajaran Everyone is a teacher here adalah
strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta
peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap semua
temannya di kelas belajar.

Penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi belajar AL-Quran hadits


melalui strategi pembelajaran everyone is a teacher here siswa kelas X B MAN
Turen. Keterpaduan proses balajar mengajar siswa dan proses mengajar guru
tidak pernah terbentuk begitu saja, tanpa adanya pengaturan dan pemecahan
yang seksama. Pengaturan dan pemecahan masalah ini harus di arahkan pada
partisipasi siswa serta dapat menimbulkan minat belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I tingkat partisipasi siswa adalah siklus I
rata-rata hanya 38 % . Pada siklus ke II partisipasi siswa mencapai menjadi 72 %
dan 89.2 % pada siklus III. Meningkatnya partisipasi belajar siswa dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits didukung oleh meningkatnya kegiatan aktivitas
guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan
strategi everyone is a teacher here. Hal ini dapat dilihat dari data observasi
terhadap kegiatan guru Al-Quran Hadits dalam pembelajaran meningkat dari 69
% pada siklus I, menjadi 89 % pada siklus II dan menjadi 91 % pada siklus III.

METODE PENELITIAN

A.Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MAN Turen. MAN Turen terletak
di Jln. Kauman 18 Turen. Madrasaah ini awalnya adalah madrasah swasta yang
bernama Madrasah Aliyah Miftahul Huda Turen, kemudian menjadi negeri pada
bulan Mei 2009. Dengan statusnya yang baru negeri, MAN Turen belum memiliki
sarana prasarana yang lengkap, bahkan terdapat 2 kelas yang belum
mempunyai bangku.
MAN Turen terdiri dari empat rombongan belajar (rombel), yang meliputi kelas X
dua rombel, kelas XI satu rombel dan kelas XII satu robel. Selain itu terdapat
perpustakaan yang juga mencakup sebagai ruang multimedia dan laboratorium.
Penelitian tindakan kelas ini untuk mata pelajaran Al-Quran Hadits. Sebagai
subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X B tahun pelajaran 2009-2010
semester ganjil dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, terdiri dari laki-laki 21
orang dan perempuan 15 orang. Sebagian besar siswa kelas X B adalah siswa
yang pendiam dan penurut. Di dalam kelas, siswa cenderung pasif dan tidak
percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemilihan kelas ini
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas X
B MAN Turen.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Juli sampai
September 2009. Pertemuan waktu penelitian mengacu pada kalender
pendidikan sekolah, karena penelitian tindakan kelas memerlukan beberapa
siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas, yaitu
pada hari Sabtu jam 06.30-07.50 WIB.
Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta sebagai guru yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran Al-Quran Hadits.

B.Rencana Tindakan
1.Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan identifikasi masalah
yang dihadapi siswa dengan observasi dan wawancara dengan guru mata
pelajaran Al-Quran Hadits. Untuk mengatasi masalah pembelajaran
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka peneliti berencana menerapkan
strategi pembelajaran everyone is a teacher here. Pada pertemuan pertama
peneliti mengadakan pre-test tentang pengetahuan yang dipelajari siswa pada
pertemuan sebelumnya dengan guru mata pelajaran Al-Quran Hadits yang
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Selain itu, peneliti
mempersiapkan strategi lain seperti ceramah dan brainstorming sebagai
antisipasi kemungkinan perubahan yang bersifat menyesuaikan.
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah
perencanaan tindakan yaitu menyusun instrument penelitian berupa: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes,
menyiapkan kertas kecil untuk penerapan strategi everyone is a teacher here
dan lembar observasi.
Pada tahap ini pula, peneliti mencari teman sejawat yang akan membantu
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Teman sejawat dimaksudkan sebagai
sumber untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi
siswa maupun guru.

2.Implementasi Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran,
pengumpulan data hasil observasi dan tes. Adapun tindakan yang akan
diimplementasikan dalam PTK ini adalah menerapkan tindakan yang mengacu
pada skenario pembelajaran. Pengamatan selain dilakukan oleh peneliti juga
dilakukan oleh teman peneliti yang mencatat apa saja yang terjadi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I adalah pengertian Al-
Quran, tindakan II adalah perbedaan Al-Quran dengan Hadits Qudsi dan Hadits
Nabawi, tindakan III adalah bukti keotentikan Al-Quran dari segi keunikan
redaksinya, kemukjizatannya dan sejarahnya.

3.Observasi dan Interpretasi


Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan
yaitu catatan untuk mengumpulkan data. Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
Tahap ini dilakukan untuk pengumpulan data. Observasi dilakukan awal
dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits. Selanjutnya dalam implementasi tindakan juga
diadakan observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung. Observasi selain dilakukan oleh peneliti sendiri juga
dilakukan oleh teman peneliti yang ikut mengamati kegiatan pembelajaran.

4.Analisis dan Refleksi


Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Partisipasi belajar dianalisis dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran Al-Quran Hadits.
Adapun yang dilakukan peneliti dalam tahap ini peneliti adalah:
a.Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan
b.Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa
c.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan
pada siklus berikutnya.

C.Siklus Penelitian
PTK ini mengacu pada penelitian tindakan Model Kurt Lewin, yang mana siklus
dalam PTK ini mencakup konsep pokok penelitian tindakan dari Kurt Lewin
(dalam Ghony: 2008) yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Pada tahap perencanaan, guru peneliti bersama guru mitra membuat
perencanaan penbelajaran yang mengembangkan partisipasi siswa dengan
strategi Everyone Is A Teacher Here. Di sini, semua kegiatan yang akan
dilaksanakan dimatangkan serta ditentukan alat yang digunakan untuk observasi
tindakan yang dilakukan pada tahap tindakan, guru peneliti menyajikan
pelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan, guru peneliti yang melakukan observasi dengan cara
yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Hasil observasi ini kemudian
direfleksikan secara bersama untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang
digunakan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan partisipasi
belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran Al-Quran Hadits melalui strategi
everyone is a teacher here.
Siklus pertama diadakan pada tanggal 08 Agustus 2009 dengan pokok bahasan
pengertian Al-Quran. Pada siklus ini peneliti mengadakan pre test untuk
mengetahui pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pada siklus
ini, peneliti mengamati sendiri aktifitas dan partisipasi siswa di kelas.
Siklus kedua diadakan pada tanggal 15 Agustus 2009 dengan pokok bahasan
perbedaan Al-Quran dengan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi. Sedangkan siklus
ketiga dilaksanakan pada tanggal 05 September 2009 dengan pokok bahasan
bukti keotentikan Al-Quran dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya dan
sejarahnya. Pada siklus kedua dan ketiga ini, peneliti dibantu seorang teman
untuk mengamati dan mencatat apa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.

D.Pembuatan Instrumen
Sebelum PTK dilaksanakan maka dibuat beberapa instrumen yang akan
digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, menyediakn potongan kertas untuk
penerapan strategi everyone is a teacher here.
Selain itu, untuk mendapatkan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan, dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen
pembantu, seperti lembar tes, lembar pengamatan partisipasi siswa di kelas,
lembar evaluasi, pedoman observasi atau lembar observasi aktifitas siswa dan
guru di kelas.

E.Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang
meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrument yang
digunakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Pengumpulan Data
No Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Jumlah siswa yang dapat menjawab benar soal pre test dan post test
Melaksanakan tes lisan Soal Test
2 Guru Langkah-langkah pembelajaran Observasi Pedoman Observasi
3 Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung
Observasi Pedoman Observasi
4 Siswa Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Pengamatan Partisipatif
Lembar Pengamatan

F.Indikator Kinerja
Bersumber pada hasil observasi yang menunjukkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits, diharapkan adanya peningkatan partisipasi siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi everyone is a teacher here.
Adapun indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian
penelitian ini adalah:
a.Observasi: Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Al-Quran Hadits.
Indikator keberhasilannya adalah minimal 75 % siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran Al-Quran Hadits
b.Dokumentasi: daftar kehadiran siswa. Indikator keberhasilannya adalah 75 %
siswa hadir dalam pembelajaran Al-Quran Hadits.

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN


A. PAPARAN DATA
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran
yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini
pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus. Penelitian yang telah dilakukan
penulis sebagai peneliti hingga siklus ketiga pada bulan September 2009,
dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer dan berfungsi
sebagai teman diskusi dalam refleksi.
1. Siklus Pertama
Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Adapun beberapa hal yang peneliti lakukan dalam tahap ini adalah:
Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Menentukan skenario pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here
Membuat pertanyaan pre test
Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
Membuat format evaluasi
Membuat format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan
Pada awal siklus pertama dilaksanakan pre test. Pada saat awal siklus pertama
pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan:
Semua siswa belum mempunyai buku panduan dan LKS
Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah strategi everyone is a
teacher here
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan upaya sebagai berikut:
Guru memberikan catatan tentang materi yang akan dipelajari
Guru membantu siswa yang belum memahami langkah-langkah strategi
everyone is a teacher here
Pada akhir siklus pertama dari siklus pertama dari hasil pengamatan guru dapat
disimpulkan:
Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar aktif dengan strategi everyone is a
teacher here
Siswa mampu menyimpulkan bahwa strategi everyone is a teacher here
memiliki langkah-langkah tertentu.

c. Pengamatan
Kegiatan Observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan di atas yang
dilakukan oleh guru mitra sebagai kolaborator. Pada siklus pertama jumlah siswa
yang hadir sebanyak 33 siswa atau 92 % dari seluruh seluruh jumlah siswa (36
siswa). Dari hasil pre test, siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar
hanya 17 sisa atau 47 %. Hasil observasi partisipasi belajar siswa dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits selama siklus 1 adalah: skor perolehan: 6.03, skor
ideal: 16, prosentase: 38 %. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits, pada siklus 1 masih tergolong rendah dengan
perolehan skor 47 atau 69% sedangkan skor idealnya adalah 68. Data hasil
observasi oleh kolaborator menunjukkan adanya hambatan yang datang dari
siswa, yaitu:
Sebagian besar siswa Kelas X B pada umumnya mempunyai partisipasi belajar
Al-Quran Hadits masih rendah dan pasif. Pada pertemuan siklus 1 ini guru
banyak terlibat di dalam pembelajaran. Rendahnya partisipasi belajar Al-Quran
Hadits disebabkan rendahnya aktivitas belajar dan motivasi siswa.
Siswa dalam membuat pertanyaan masih banyak yang menyimpang dari topik
yang dibahas dan sementara jawaban siswa masih banyak yang kurang sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Dalam menanggapi permasalahan, yang bisa menjawab hanya dilakukan siswa
tertentu saja, itupun tanggapannya masih kurang relevan.
Siswa masih kurang memahami tentang strategi Everyone Is A Teacher Here.
Kemandirian belajar untuk mencari pengetahuan dan belajar sendiri masih
rendah, siswa masih berharap bantuan dari temannya.
Selain itu kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa masih perlu
perbaikan.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
tindakan yang terjadi pada siklus 1 maka perlu perbaikan diantaranya:
Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran Al-Quran Hadits
melalui strategi everyone is a teacher here. Hal ini diperoleh hasil observasi
terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran Al-Quran Hadits siklus pertama
hanya memperoleh 69%.
Demikian juga dengan siswa belum terbiasa dengan kondisi pembelajaran Al-
Quran Hadits melalui strategi everyone is a teacher here. Hal ini diperoleh hasil
observasi terhadap perolehan skor dalam pembelajaran Al-Quran Hadits siklus
pertama hanya memperoleh 38%
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan maka guru
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
Guru memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa masih perlu perbaikan dan
hendaknya guru memperhatikan tahap-tahap kegiatan dan alokasi waktu yang
telah ditetapkan.

2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama, antara lain:
Guru peneliti adalah membuat perencanaan pembelajaran (skenario
pembelajaran) sesuai dengan kompetensi dasar.
Guru membuat panduan belajar siswa agar mudah di pahami siswa.
Menyiapkan waktu yang tepat agar tidak banyak waktu yang terbuang.
Menyiapkan materi pembelajaran dengan tujuan meningkatkan partisipasi
belajar Al-Quran Hadits siswa Kelas X B MAN Turen

b. Pelaksanaan
Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran aktif dengan
strategi everyone is a teacher here.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
Guru memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi
pendapat siswa lain
Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta

c. Pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan di atas yang
dilakukan oleh guru mitra sebagai kolaborator. Pada siklus kedua jumlah siswa
yang hadir sebanyak 34 siswa atau 94 % dari seluruh seluruh jumlah siswa (36
siswa) Hasil observasi partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Quran
Hadits selama siklus 2 adalah: skor perolehan: 11.5, skor ideal: 16, prosentase:
72 %. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran Al-Quran
Hadits pada siklus 2 ini tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan
dari siklus pertama. Dari skor ideal 68 nilai yang diperoleh adalah 57 atau 89%.
Dari hasil observasi tersebut diketahui adanya peningkatan partisipasi belajar Al-
Quran Hadits siswa Kelas X B MAN Turen, hal tersebut tampak seperti yaitu:
Siswa rata-rata aktif karena siswa dalam memberi jawaban dan sudah ada
yang berani mengungkapkan pendapatnya.
Pertanyaan siswa sudah terarah pada materi yang dibahas.
Jawaban siswa sebagian sudah relevan dengan materi yang di pelajari.
Siswa telah dapat menyajikan materi dengan baik yang dikaitkan dengan
materi pembelajaran yang berupa peristiwa-peristiwa di masyarakat.
Walaupun demikian masih ditemui hambatan-hambatan pada siklus 2, yaitu:
Masih adanya siswa yang kurang aktif.
Masih adanya jawaban siswa yang kurang relevan
Motivasi dan minat siswa masih perlu ditingkatkan lagi
Guru belum maksimal membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa dan
masih kurang memberi reward sebagai penguatan.

d. Refleksi
Dengan memperhatikan hasil pengamatan baik terhadap siswa maupun
terhadap guru, diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Tingkat kinerja guru semakin baik, meskipun masih ada beberapa kekurangan.
Hal ini dapat dilihat dari data observasi terhadap kegiatan guru Al-Quran Hadits
dalam pembelajaran meningkat dari 69 % menjadi 89 % pada siklus kedua.
Siswa sudah mulai mampu berpartisipasi dalam pembelajaran, mampu
menjawab, mampu mempresentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari data observasi terhadap perolehan skor partisipasi belajar Al-Quran
Hadits pada siklus pertama dari 38 % menjadi 72 % pada siklus kedua.
Tetap meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan strategi everyone is
a teacher here sehingga partisipasi belajar Al-Quran Hadits meningkat, seiring
dengan meningkatnya motivasi dan minat belajar siswa.

3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus 3 dilakukan dengan memperhatikan hasil
refleksi pada siklus 2, antara lain:
Hambatan pada siklus 2 oleh peneliti dan observer, dianalisa dan direfleksi
untuk dijadikan pedoman dalam menyusun tindakan pada siklus 3.
Guru membuat perencanaan pembelajaran (skenario pembelajaran) sesuai
dengan kompetensi dasar.
Guru membuat panduan belajar siswa agar mudah di pahami siswa.
Menyiapkan waktu yang tepat agar tidak banyak waktu yang terbuang.
Menyiapkan pokok bahasan tujuan meningkatkan partisipasi belajar Al-Quran
Hadits siswa Kelas X B MAN Turen.

b. Pelaksanaan
Suasana pembelajaran sudah lebih mengarah kepada pembelajaran aktif
dengan strategi everyone is a teacher here.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
Guru memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi
pendapat siswa lain.
Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.
Pada siklus ketiga jumlah siswa yang hadir sebanyak 36 siswa atau 100 % dari
seluruh seluruh jumlah siswa (36 siswa). Dari hasil pos test, siswa yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar hanya 35 siswa atau 97 %.Hasil observasi
partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Quran Hadits selama siklus 3
diperoleh skor yaitu: skor perolehan: 14.27, skor ideal: 16, prosentase: 89.2 %.
Sedangkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran Al-Quran Hadits
pada siklus 3 menperoleh skor perolehan 62 dari skor ideal 68 atau 91 %. Hal ini
berarti menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dan perbaikan
dari siklus sebelumnya.

c. Refleksi
Keberhasilan yang diperoleh selama siklus 3 ini adalah sebagai berikut:
Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits. Partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-
Quran Hadits sudah mengarah ke pembelajaran everyone is a teacher here
secara lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap partisipasi
belajar Al-Quran Hadits dapat meningkat dari 38 % pada siklus kedua menjadi
72 % pada siklus ketiga menjadi 89.2 %.
Meningkatnya partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Quran Hadits
didukung oleh meningkatnya kegiatan aktivitas guru dalam mempertahankan
dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher
here. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran
Al-Quran Hadits mengalami peningkatan dari 89% pada siklus kedua dan
menjadi 91 % pada siklus ketiga.
Penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran everyone is a teacher here ini
sangat positif, mereka menilai sangat menarik dan tidak membosankan.
Dari analisis hasil penelitian di atas, maka peneliti merefleksi bahwa strategi
pembelajaran everyone is a teacher here ini dapat meningkatkan partisipasi
belajar siswa.

B. Pembahasan
1. Partisipasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam tiga siklus kegiatan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperoleh data bahwa partisipasi atau
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami kenaikan.
Pada siklus I prosentase keaktifan siswa adalah 38 %, sedangkan pada siklus II
menjadi 72 % dan pada siklus III menjadi 89.2 %. Hal ini karena pada siklus I
sebagian siswa belum memahami langkah-langkah strategi pembelajaran
everyone is a teacher here. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya menjadi inti
kegiatan, banyak terganggu oleh masalah yang dihadapi oleh masing-masing
siswa. Sedangkan pada siklus II dan III, siswa sudah lebih memahami langkah-
langkah strategi pembelajaran everyone is a teacher here dan guru sudah lebih
bisa mengondisikan kelas dengan baik. Tingkat kehadiran siswa pada siklus I
adalah 92 % , siklus II adalah 94 % dan pada siklus III adalah 100 %.
Kecenderungan yang terjadi pada siklus I dan siklus II memberikan gambaran
bahwa pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here mengurangi
tingkat kesulitan yang terjadi atau mempermudah proses pembelajaran. Dengan
pembelajaran aktif, strategi everyone is a teacher here juga meningkatkan minat
dan menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran Al-Quran Hadits, ini terlihat
dari hasil analisis observasi pada siklus 1, 2 dan 3 bahwa siswa, tekun dan
antusias selama proses pembelajaran, aktif selama proses pembelajaran, dan
aktif dalam mengerjakan tugas, serta disiplin dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang lebih mudah dalam pemahaman materi ajar akan berdampak
pada hasil belajar siswa.

2. Aktivitas Guru
Observasi yang dilakukan oleh rekan guru yang bertindak sebagai observer
menyatakan bahwa aktivitas guru adalah cukup baik pada siklus I maupun siklus
II dan lebih baik pada siklus III. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan
dimana aktifitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang melayani para
siswa, baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun teknis operasional
perangkat pembelajaran.

3. Kendala yang Ditemukan


Kendala awal adalah kesulitan dalam pengondisian siswa karena sebagian siswa
belum memahami langkah-langkah strategi everyone is a teacher here.
Pada siklus I, kendala yang ditemui adalah tidak ada siswa yang memiliki buku
panduan, sehingga guru masih kerepotan menjelaskan materi di papan tulis. Hal
ini menyebabkan banyak waktu yang terbuang. Sedangkan pada siklus II dan III
kendala pada siklus I relatif tidak ditemukan dengan bantuan resume yang
dibuat guru sebelumnya perhatian siswa lebih tertuju pada materi yang di
sajikan.
Sebagian permasalahan pembelajaran terutama dalam peningkatan partisipasi
belajar siswa dapat diatasi melalui penerapan pembelajaran aktif, strategi
everyone is a teacher here.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada dasarnya
merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan khusus dalam proses
pembelajaran. Jenis penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur
baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan
peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dikelas,
dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan dan kesulitan dalam proses
pembelajaran pada guru dan hasil belajar yang terjadi pada siswa. Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas dalam peningkatan partisipasi belajar Al-Quran
Hadits melalui strategi pembelajaran everyone is a teacher here siswa kelas X B
MAN TUREN, dengan menggunakan tehnik pembelajaran everyone is a teacher
here dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Setelah dilakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas siswa
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan diperoleh rata-rata kadar partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran Al-Quran Hadits pada siklus I hanya rata-rata 38
% menjadi 72 % pada siklus II, dan 89.2 % pada siklus III.
2. Meningkatnya partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Quran Hadits
didukung oleh meningkatnya kegiatan aktivitas guru dalam mempertahankan
dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher
here. Hal ini dapat dilihat dari data observasi terhadap kegiatan guru Al-Quran
Hadits dalam pembelajaran meningkat dari 69 % pada siklus I, menjadi 89 %
pada siklus II dan menjadi 91 % pada siklus III.
3. Karena dalam penelitian ini, skor rata-rata pada setiap siklus telah mencapai
di atas 10%, maka peneliti berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran
everyone is a teacher here sangat cocok digunakan dalam pembelajaran Al-
Quran Hadits dan dapat meningkatkan partisipasi siswa.

B. Saran
Agar proses pembelajaran ini dapat terus berlangsung dengan peningkatan
partisipasi pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa maka pihak
sekolah dan guru perlu melakukan :
1. Mengatur ruang kelas, dan denah tempat duduk siswa sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa.
2. Guru selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa
membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya
diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.
3. Para guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan
saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.
4. Mendukung guru-guru untuk mengembangkan macam-macam model
pembelajaran dalam proses pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas
pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa.
5. Guru hendaknya menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan
materi yang disampaikan, guru sebagai pendidik hendaklah juga memahami
karakteristik dan kemampuan siswa, karena masing-masing siswa pada dasarnya
mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda-beda.
6. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka
diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam
pembelajaran Al-Quran Hadits maupun mata pelajaran lain.
7. Memotivasi guru untuk menulis karya ilmiah dengan salah satu cara
melaksanakan penelitian tindakan kelas.

DAFTAR RUJUKAN

Admin, WI. (2008). Laporan Hasil Penelitian Peningkatan Interaksi Pembelajaran


Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Di Kelas IX SMP Negeri I Kota Solok, Dengan
Tehnik Pembelajaran Everyone Is A Teacher. http://lpmpjogja.diknas.go.id. 28
September 2009.

Antonilamini. (2008). Peningkatan Interaksi Pembelajaran Siswa Dalam


Pembelajaran Ekonomi di kelas XII IPS SMA YKP Monamas Bontang.
http://antonilamini.wordpress.com. 30 September 2009

Ardhana12. (2009). Indikator Keaktifan Siswa yang dapat dijadikan penilaian


dalam PTK. http://ardhana12.wordpress.com. 01 Oktober 2009.

Azizuddin. (2009). Peningkatan Partisipasi Belajar IPS Melalui Strategi


Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah
7 Surakarta Tahun pelajaran 2008-2009. http://smpn6-mtr.sch.id. 01 Oktober
2009.

Chalimah, N. U. (2006). Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa MA Al Asror


Gunungpati Semarang Dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw. Universitas Negeri Semarang.

Darsono, Max. (2000). Belajar dan Pembelajaran.Semarang: IKIP Semarang Press.

Dwitagama, D. (2008). Laporan Penelitian Tindakan Kelas-PKn.


http://dedidwitagama.wordpress.com. 01 Oktober 2009.

Fakhrudin, M. (2009). Strategi Active Learning. http://rike-mp07.blogspot.com. 28


September 2009.

Ghony, M. Dj. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press.

Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan


Matematika sekolah pascasarjana UNESA.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas Menciptakan Perbaikan


Berkesinambungan. Bandung: Rosda.

Partini, Siti. (1988). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studing

Romlah, F. (Januari-Juni 2008). Psikologi Belajar: Signifikansinya Bagi


Keberhasilan Pembelajaran. Cendekia: Jurnal Kependidikan dan
Kemasyarakatan. 6 (1).

Salim, P. dkk. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern


English Press.

Shalahuddin, Mahfudh. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT.


Bina Ilmu

Silberman, M. L. (2009). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia.

Slameto, Drs. (1991). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:


Rineka Cipta

Subi, F. (2009). Strategi Everyone Is Teacher Here dan Index Card Match.
http://fikrinatuna.blogspot.com. 30 September 2009.

Sudjana, Nana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: CV. Sinar Baru

Sukadi. (2009). Peningkatan Partisipasi Siswa SMP Negeri 12 Semarang


Pada Praktik Komputer Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.
http://www.mrkadi.com. 28 September 2009

Sukidin, dkk. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan


Cendekia.

Suryabrata, Sumadi. (1984). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: CV. Rajawali

Sutiah, Dra. (2003). Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang:
Universitas Negeri Malang

Sy, Zahera. (Februari 2000). Cara Guru Memotivasi dan Pengaruhnya Terhadap
Aktifitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pendidikan. 7 (1).
Wibowo, A. J. (2007). Pembelajaran Aktif-Reflektif. http://alexjwibowo.
blogspot.com. 28 September 2009

Yasin, A. (2008). Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press.

(2009). Pembelajaran Partisipatif: Konsep dan Ciri-cirnya.


http://www.indobiu.com. 30 September 2009

gldjgfk

Anda mungkin juga menyukai