PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
ILMA PIYANTI
A1M120007
KENDARI
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Dengan demikian, menguasai
bahasa diharapkan siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas dalam pembangunan nasional.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengarahkan proses pembelajaran
harus bias mendorong peserta didik untuk mengamati (observing), bertanya
(questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan
membentuk jejaring (networking). Untuk memenuhi prasyarat itu maka cara
pembelajarannya tentu harus holistik dan menyenangkan. Pembelajaran
sebaiknya menekankan aspek sikap, dan pengetahuan, keterampilan secara
terintegrasi. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan
ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian,
proses pembelajaran secara utuh melahirkan pribadi yang mencerminkan
keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinilai
autentik dan berbasis tes dan portopolio (saling melengkapi).
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks merupakan ciri pertama
pembelajaran kurikulum 2013. Hal ini disebabkan pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks dapat dikatakan salah satu hal yang baru karena
belum terdapat pada kurikulum yang berlaku sebelum kurikulum 2013. Yang
dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks adalah proses
belajar bahasa Indonesia yang dilakukan oleh peserta didik yang bertitik tolak
dari pemahaman teks dan menuju kepembuatan teks. Teks atau wacana
adalah satuan kebahasaan terbesar atau terlengkap, yang mencakup teks lisan
dan teks tertulis.
Keterampilan menulis pada kurikulum 2013 terdapat pada semua jenjang
Pendidikan. Pada jenjang Pendidikan SMP keterampilan menulis yang harus
dikuasai siswa, salah satunya keterampilan menulis teks eksposisi. Teks
eksposisi tidak hanya menyodorkan teori yang disajikan pada waktu belajar,
tetapi banyak dalam lingkungan sekitar yang dapat digunakan untuk menulis
teks eksposisi. Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph
dalam penulisan yang mana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan
iv
atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan
padat serta pengarang harus berpikir kritis dan logis. Seseorang juga harus
terbuka dalam menerima pendapat orang lain, lalu menganalisis dan
mempertimbangkan secara baik dan rasional . oleh karena itu, keberhasilan
siswa dalam membuat teks eksposisi adalah kesiapan guru dalam
melaksanakan pengajaran.
Guru harus terampil dan mampu melatih, membina, dan meningkatkan
motivasi siswa dalam menulis teks eksposisi, juga menyediakan berbagai
sarana penunjang lainnya dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan
karena siswa memiliki kemampuan menulis teks, khususnya teks eksposisi
diperlukan kesiapan, baik dari guru maupun siswa itu sendiri dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Merujuk pada kurikulum 2013 tersebut, peneliti memilih salah satu
komponen dalam menciptakan karya sastra khususnya teks eksposisi. Disisni
peneliti memfokuskan diri pada teks eksposisi. Pada kegiatan menulis teks
eksposisi, siswa diharapkan mampu menguasai topic atau isu permasalahan,
memperhatikan ketepatan/kelengkapan struktur, dan kebakuan
kebahasaannya. Data tentang kemampuan menulis teks eksposisi merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kemampuan menulis teks
eksposisi. Kemampuan ini dilihat dari hasilakhir penulisan teks eksposisi
siswa yang telah diteliti.
Data tersebut menjadi sumber informasi tentang kekurangan-
kekurangan yang perlu diperbaiki dan kelebihan-kelebihan yang perlu
dipertahankan oleh siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam
menulis teks eksposisi. Informasi itu berguna bagi guru bahasa Indonesia
dalam menyusun materi dan menyusun strategi untuk terus mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh siswa dalam menulis teks eksposisi. Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 7 Konawe Selatan. Pemilihan sekolah di dasari
pertimbangan bahwa SMP Negeri 7 Konawe Selatan adalah salah satu
sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dan belum pernah dilakukan
penelitian tentang menulis teks eksposisi pada penerapan kurikulum 2013,
v
sehingga peneliti memilih SMP Negeri 7 Konawe Selatan sebagai objek
penelitian.
Berdasarkan wawancara awal, siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Konawe
Selatan telah mempelajari materi tentang menulis teks eksposisi pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, dengan selesainya mempelajari materi
teks eksposisi tersebut apakah siswa mampu menulis teks eksposisi dengan
baik dan benar. Ole karena itu, peneliti ingin mengetahui seberapa jauh
kemampuan siswa dalam pemebelajaran bahasa Indonesia khususnya pada
materi menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Konawe
Selatan.
vi
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menulis teks eksposisi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Konawe Selatan?
Pada penelitian yang penulis lakukan, penulis membatasi masalah agar data
penelitian dapat difokuskan pada satu materi pembelajaran, Batasan tersebut
yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Konawe Selatan dalam menulis teks
eksposisi.
2. Menulis adalah kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk
menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya.
3. Teks eksposisi merupakan karangan yang menguraikan, memaparkan dan
menjelaskan suatu topic secara jelas agar pembaca dapat memperluas
pandangan, wawasan dan pengetahuannya.
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
viii
penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar
berpikir.
Menulis adalah suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain Tarigan (2000:3). Suparno (2002:13) mengemukakan bahwa menulis
dapat didefinisikan sebagai salah satu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan mengemukakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
Menurut Mahsun, (2014:94-95) pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulum 2013 diorientasikan pada pembelajaran bahsa Indonesia bertujuan
agar siswa dapat memproduksi dan menggunakan teks sesuai fungsi dan
tujuan sosialnya. Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia yang
berbasis teks bahasa Indonesia diajarkan bukan sekedar sebagai pengetahuan
bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber
aktualisasi diri, penggunaannya pada konteks sosial budaya akademis. Oleh
sebab itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teks dipandang sebagai
satuan bahasa yang bermakna secara kontekstual.
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan
dengan pengertian menulis yang disampaikan Tarigan (2008:3), menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidsk langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Hal yang akan diinformasikan seseorang kepada orang lain dapat
disampaikan melalui tulisan. Tulisan tersebut bias berupa surat, makalah,
artikel, opini, puisi, kritik atau karangan apa saja termasuk karangan
eksposisi. Bentuk tulisan tersebut digunakan sebagai alat komunikasi tidak
langsung. Karena penulis menyampaikan informasi tidak secara tatap muka
atau tidak secara langsung., maka tulisan/lambing grafik, isi tulisan, dan
maksud penulis harus jelas dan benar-benar dapat dipahami oleh pembaca.
Dengan demikian, dalam proses menulis, otak akan terasa untuk
memunculkan gagasan baru. Gagasan tersebut dikembangkan dengan
imajinasi dan kreatifitas penulis sehingga menghasilkan sebuah tulisan yang
ix
menarik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk menyampaikan
pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya. Tulisan itu sendiri
terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan
lambang tulisan yang diorganisasikan secara logis dan sistematis. Kegiatan
menulis ini bersifat produktif dan ekspresif.
x
1. Tujuan Penugasan
Pada umumnya para pelajar, menulis sebuah karangan dengan
tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah
lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah, laporan,
ataupun karangan bebas.
2. Tujuan Estetis
Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk
menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi,
cerpen, maupun novel. Kemampuan penulis dalam memainkan kata
sangat dibutuhkan dalam tulisan yang memiliki tujuan estetis
3. Tujuan Penerangan
Surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media yang
berisi tulisan dengan tujuan penerangan. Tujuan utama penulis
membuat tulisan adalah untuk memberi informasi kepada pembaca.
Dalam hal ini, penulis harus mampu memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan pembaca berupa politik, ekonomi,
pendidikan, agama, sosial, maupun budaya.
4. Tujuan Pernyataan Diri
Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian maupun surat
pernyataan dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang
telah diperbuat.
xi
uang yang berlimpah. Dapat diuraikan mengenai manfaat menulis sebagai
berikut.
xii
4. Meningkatkan Kesadaran dan Terhadap Lingkungan Orang yang
menulis selalu dituntut untuk terus belajar. Ia akan mengetahui
informasi. Akibatnya, pengetahuan menjadi luas. Seseorang yang biasa
menulis akan menjadi manusia yang kreatif dan peduli pada masalah-
masalah sekitar.
5. Keterlibatan secara Bersemangat Seorang penulis adalah seorang
pencipta. Ia manusia kreatif. Jika ada sesuatu yang tidak baik, ia akan
terpanggil untuk mengomentari lewat tulisantulisannya. Ketika ia
menulis artikel, ia sedang menciptakan sesuatu. Ketika ia sedang
menulis novel, ia seorang pencipta sebuah fakta dan sejarah yang
pernah ia lihat, baik yang dialami sendiri secara langsung maupun
membaca buku-buku. Novelis dan penulis lain sebagai saksi sejarah
yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
6. Kemampuan Menggunakan Bahasa Seseorang menulis tidak asal
menulis. Ia harus mempunyai alat yakni bahasa. Seseorang yang ingin
menulis harus menguasai bahasa yang dijadikan alat untuk menulis
tersebut. Dengan demikian, menulis tanpa mempunyai bahasa yang
memadai adalah omong kosong. Seandainya ia memaksakan diri, hasil
tulisannya tidak maksimal.
Pandangan awam berkenaan dengan teks adalah sebuah naskah. Hal ini
tidak dapat dipermasalahkan karena kontruksi teks dan naskah sama-sama di
bangun oleh bahasa. Teks merupakan seperangkat unit bahasa baik lisan
maupun tulisan, dengan ukuran tertentu, makna tertentu, serta tujuan tertentu
Zainurrahman, (2011:128). Teks bersifat sistematis dan memiliki struktur
teratur dengan elemen-elemen yang sama jika terjadi perubahan pada salah
satu elemen maka akan terdampak sistemik. Teks berupa kata, kalimat,
paragraf, atau wacana, yang memiliki karakteristik tertentu yang secara
xiii
konvensional diterima, secara kognitif dipahami yang kemudian karakteristik
teks itu sendiri disebut tekstur.
Menurut Keraf (dalam Tarigan, 2017: 23) bahwa eksposisi atau paparan
adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.
xiv
Menurut Keraf (dalam Indrayani, 2015: 6) mengemukakan bahwa ciri-
ciri eksposisi ada lima yaitu sebagai berikut.
xv
A. Mengenali Unsur-unsur Teks Eksposisi
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu : Mengenali
informasi teks eksposisi (gagasan dan fakta) dan pola-pola
penegembangannya dalam artikel ilmiah popular.
1. Gagasan dan Fakta dalam Teks Eksposisi
xvi
Bersamaan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam oleh pemerintah
juga semakin meningkat sebagai konsekuensi dari kebutuhan pemerintah
untuk membayar utang Negara. Belum lagi adanya ekonomi daerah, yang
mendorong pemerintah lokal meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)-
nya dengan menebang hutan secara berlebihan.
Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah
memprihatinkan. Dalam kurun waktu lima puluh tahun, hutan alam
Indonesia mengalami penurunan luas sebesar 64 juta hektare. Pembukaan
hutan alam di daerah rendah di Sulawesi telah memusnahkan
keanekaragaman hayati. Berjuta-juta spesies flora dan fauna musnah dengan
percuma.
Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan menambah masalah
kerusakan hutan. Munculnya El Nino memperburuk kondisi hutan.
Selama bulan januari-oktober, 45% dari keseluruhan titik kebakaran
terkonsentrasi di provinsi Riau. Kemudian, pada bulan oktober terjadi
kenaikan jumlah titik kebakaran yang cukup signifikan di provinsi Riau,
Sumatra Barat, dan Jambi.
Di pulau Sumatra berdasarkan titik kebakaran terjadi dihutan rawa
gambut sebanhak 49%, alang-alang 13%, hutan dataran rendah 10%,
permukiman/pertanian masyarakat 10%, perkebunan 8%, dan sisanya rawa
(nongambut). Kebakaran hutan memberikan kerugian tidak sedikit. Tahun
1997 diperkirakan kerugiannya sebesar $3-$4,4 miliar atau sekira Rp 2-4
triliun.
Rupanya kedua masalah itu belum cukup. Pemerintah menambah
masalah lagi dengan rencana pembukaan kawasan hutan lindung untuk areal
pertambangan. Kebijakan tersebut jelas semakin menyempurnakan derita
hutan Indonesia.
Teks tersebut tergolong ke dalam jenis teks eksposisi. Teks tersebut
mengemukakan sejumlah pendapat disertai fakta tentang kondisi hutan di
Indonesia. Teks eksposisi memuat penilaian, dorongan, atau ajakan-ajakan
xvii
tertentu kepada khalayak. Bentuk teks eksposisi, terutama di dalam media
masa, dapat berupa esai, tajuk rencana (editorial), ataupun tanggapan kritis.
xviii
Kamu tentu telah mengetahui bahwa teks eksposisi memiliki bagian
yang disebut rangkaian gagasan. Pada umumnya bagian tersebut berada di
antara tesis dan penegasan ulang. Rangkaian gagasan dalam teks eksposisi
ada yang berupa gagasan umum dan gagasan khusus.
Gagasan umum, gagasan utama, atau ide pokok merupakan gagasan
yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraf. Keberadaan gagasan
umum suatu teks atau paragraf dapat diketahui setelah membaca teks itu
secara keseluruhan. Namun demikian, tidak sedikit pula paragraf yang
menempatkan gagasan umumnya itu pada kalimat pertamanya. Teks seperti
itu akan lebih cepat dan lebih mudah bagi pembaca untuk memahami
paragraf tersebut.
Gagasan umum akan disertai gagasan-gagasan khusus atau dapat pula
disebut gagasan pendukung atau gagasan penjelas. Gagasan-gagasan
pendukung dikembangkan berdasarkan gagasan umum. Gagasan umum
dijabarkan oleh lebih dari satu gagasan khusus.
b. Paragraf Induktif
xix
c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya
terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam
paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat terakhir paragraf
ini merupakan penegasan dari pernyataan yang dikemukakan
dalam kalimat pertama.
xx
penebangan liar, hutan lindung, hutan alam, hutan rawa gambut, dan
sektor kehutanan.
b. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi
(kausalitas). Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya,
oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang
menyatakan hubungan kronologis (keterangan waktu) ataupun kata-kata
yang menyatakan perbandingan/pertentangan, seperti sebelum itu,
kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
c. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti
diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan,
menduga, berpendapat, berasumsi, dan menyimpulkan.
d. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data. . . ,
merujuk pada pendapat. . . .
e. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya,
diharapkan, perlu, harus. Selain itu, teks eksposisi lebih sering
menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna
sebenarnya. Kata itu belum mengalami perubahan ataupun penambahan
makna.
xxi
Menurut E.Kosasih (2017:84-85) langakah-langkah penyajiannya
sebagai berikut.
2. Kegiatan Penyuntingan
Langkah penyuntingan merupakan langkah pasca penulisan suatu
teks. Langkah tersebut bertujuan untuk memperoleh tulisan yang lebih
baik.
Unsur-unsur yang perlu disunting dalam teks eksposisi berkenaan
dengan aspek isi, struktur, dan kaidah bahasa.
a. Aspek isi terkait dengan daya tarik isu, kelugasan argumen, dan
kelengkapan fakta. Mungkin pula berkenaan dengan keakuratan
ataupun ketepatan penggunaan fakta di dalamnya.
b. Aspek struktur penyajian terkait dengan kelengkapan dan
ketepatan susunan antarbagian teks. Berkaitan dengan aspek ini,
kamu pun perlu mencermati bagian-bagian teks: tesis, rangkaian
argumen, dan penegasan ulang. Berkaitan dengan aspek ini juga
rincikan topik-topiknya. Jangan sampai ada bagian atau kalimat
yang menyimpang; tidak sesuai dengan isu utama. Kalimat
semacam itu disebut juga kalimat sumbang. Mungkin pula
xxii
susunannya tidak beraturan atau polanya tidak jelas sehingga
maksud teks itu sulit dipahami pembaca.
c. Aspek kaidah kebahasaan, terkait dengan ketepatan penggunaan
kata sesuai dengan karakteristik dari teks eksposisi. Penyuntingan
aspek kebahasaan perlu diarahkan pada keefektifan kalimat-
kalimatnya, penggunaan kata, dan penulisan ejaan.
4.6 Menyajikan gagasan, pendapat ke dalam bentuk teks eksposisi berupa artikel
ilmiah popular (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya dan
lain-lain) secara lisan dan tertulis dengan memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, aspek lisan.
2.5.3 Waktu
2.5.4 Materi
Materi pembelajaran dalam teks eksposisi adalah sebagai berikut:
xxiii
a. Mengenali unsur-unsur teks eksposisi.
b. Menyimpulkan isi teks eksposisi.
c. Menelaah struktur dan kaidah teks eksposisi.
d. Menyajikan teks eksposisi
xxiv
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.2 MetodePenelitian
Tabel
Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 7 Konawe Selatan
xxv
VIII C 28
VIII D 29
Jumlah 115
(Sumber : SMP Negeri 7 Konawe Selatan)
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yakni
sebanyak 115 responden. Penentuan sampel yang digunakan dalam
penarikan sampel ini yaitu menggunakan teknik total sampling, jumlah
sampel diambil secara keseluruhan dari jumlah populasi yang ada. Hal ini
didasari dengan pendapat (Arikunto, 2002:112) yang menyatakan bahwa
jika jumlah subjek penelitian lebih dari 100 orang maka yang menjadi
subjek penelitian diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih dari
populasi, akan tetap jika jumlah subjek penelitian kurang dari 100 orang,
maka populasi akan menjadi sampel dalam penelitian.
xxvi
keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Menentukan isu atau masalah yang akan dibahas.
2. Bacalah berbagai sumber, baik itu berupa surat kabar, internet,
ataupun buku-buku yang berkaitan dengan isu yang dipilih,
melakukan sejumlah pengamatan lapangan.
3. Catatlah hal-hal penting, baik yang anda dapatkan melalui
membaca maupun kegiatan pengamatan tersebut.
4. Susunlah catatan itu ke dalam kerangka yang berlaku di dalam
teks eksposisi, yakni terdiri tatas tesis, rangkaian argument, dan
penegasan ulang.
5. Kembangkanlah kerangka itu menjadi sebuah teks eksposisi yang
lengkapdengan memperhatikan pula kaidah-kaidah
kebahasaannya.
xxvii
jumlah siswa yang memperoleh persentase ≥ 75
KK ¿ x 100 %
jumlah keseluruhan siswa
KK = Ketuntasan Klasikal
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
xxix