Anda di halaman 1dari 9

JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4.

Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

Karakter Tokoh Wanita “Ainun” Dalam Film “Habibie Dan Ainun”

Alpan Ahmadi
Institut Pendidikan Nusantara Global
Alpansori90@gmail.com

Abstrak. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui kekuatan karakter tokoh perempuan
Ainun dan film Habibie dan Ainun. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode yang
digunakan adalah analisis isi. Hasil penelitian ini adalah kekuatan karakter tokoh wanita “Ainun”
dalam film “Habibie dan Ainun” dapat dilihat dari tiga dimensi karakter tersebut. Ketiga dimensi
tersebut diuraikan menjadi beberapa aspek diantaranya yaitu unsur fisiologi tokoh wanita “Ainun”
adalah dilihat dari ciri-ciri tubuh, usia, dan jenis kelamin. Unsur psikologis tokoh wanita “Ainun”
dilihat dari pikiran, perasaan, dan kemauan tokoh. Sedangkan unsur sosiologis tokoh wanita
“Ainun” dapat dilihat dari struktur sosial dan proses sosial yang dialami tokoh.

Kata kunci: Karakter Tokoh, Film

PENDAHULUAN adat istiadat, suatu keyakinan, dan


Karya sastra dapat membuat manusia menjadi pandangan hidup orang lain atau masyarakat
berbudaya dan ini merupakan hal yang penting melalui karya sastra. Novel dan film sebagai
dalam kehidupan. Di dalam masyarakat terpatri perwakilan prosa dan drama merupakan
berbagai macam budaya yang diwarisi dari karya sastra yang mengandung nilai-nilai
generasi ke generasi dalam kurun waktu yang yang membuat pembacanya dapat
panjang. Sastra adalah suatu alat untuk mengambil pelajaran berharga dan
meneruskan suatu tradisi kepada masyarakat yang memberikan manfaat bagi kehidupan,
akan datang, antara lain cara berpikir, seperti dapat memberi pelajaran kepada kita
kepercayaan, kebiasaan, pengalaman dan untuk hidup dengan penuh etika dan moral,
sejarahnya, rasa keindahan, bahasa, serta bentuk mengungkapkan aspek pendidikan,
kebudayaan. mengungkapkan aspek agama,
Wellek dan Warren merupakan ahli yang percaya mengungkapkan karakter tokoh yaitu
pada pengertian sastra sebagai karya yang memahami suatu persoalan yang ada pada
inovatif, imajinatif dan fiktif. Menurut keduanya, diri tokoh-tokoh di dalam sebuah novel atau
acuan karya sastra bukanlah dunia nyata, film, dan juga mengungkapkan aspek sosial
melainkan dunia fiksi, imajinasi (dalam Faruk, budaya di dalamnya.
2012:43). Membicarakan hal yang memiliki sifat Novel dan film sebagai perwakilan prosa
imajinatif, kita berhadapan dengan tiga jenis dan drama merupakan karya sastra yang
(genre) karya sastra, yaitu prosa, puisi, dan drama. dibangun oleh berbagai unsur. Ada unsur
Sebagai hasil imajinasi, sastra berfungsi sebagai intrinsik dan ada unsur ekstrinsik. Adapun
hiburan yang menyenangkan, selain itu juga dapat unsur intrinsik antara lain, tema, tokoh dan
membuat batin para pembacanya tersentuh ketika penokohan, alur/plot, latar/setting, sudut
membaca atau menyaksikan karya sastra tersebut. pandang, gaya bahasa, serta amanat,
Ni Nyoman Karmini menyatakan bahwa sebuah sedangkan unsur ekstrinsik antara lain unsur
karya sastra bersumber dari kenyataan-kenyataan sosial budaya, unsur ekonomi, unsur
yang hidup dalam masyarakat (realitas-objektif). lingkungan dan sebagainya yang merupakan
Meskipun demikian, karya sastra bukanlah pengaruh dari luar. Menurut Nurgiyantoro
pengungkapan realitas objektif saja, melainkan (2010:31), novel dibangun dari sejumlah
juga mengungkapkan nilai-nilai (2011:2). Karya unsur, dan setiap unsur akan saling
sastra sebagai hasil cipta manusia selain berhubungan secara saling menentukan,
memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik yang kesemuanya itu akan menyebabkan
nilai keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup. novel tersebut menjadi sebuah karya sastra
Orang dapat mengetahui nilai-nilai hidup, susunan yang bermakna, hidup.

Jurnal Pendidikan Mandala 293


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

Novel dan film sebagai perwakilan prosa dan aspek penokohannya untuk mengetahui
drama sama-sama memiliki unsur-unsur karakter-karakter yang dimiliki oleh tokoh-
pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur tokoh di dalam film tersebut. Aspek
ekstrinsik. Salah satu bagian dari unsur intrinsik penokohan di dalam film “Habibie dan
tersebut adalah tokoh atau penokohan. Di dalam Ainun” memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-
novel atau film akan ditampilkan tokoh-tokoh masing tokoh menggambarkan bentuk
yang bukan hanya dilihat dari identitas tokoh karakternya yang khas, terutama karakter
secara fisik, tetapi juga dapat dilihat melalui sikap tokoh wanita (Ainun). Tokoh wanita
dan perilaku para tokoh. (Ainun) dapat menghayati pikiran dan
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, perasaan suaminya tanpa bicara. Ketika
2010:165), tokoh cerita yang ditampilkan dalam Ainun dan suminya berinteraksi akan
karya naratif atau drama, yang oleh pembaca terbentuk komunikasi tanpa bicara,
ditafsirkan memiliki kualitas moral, dan semacam telepati (Habibie, 2012:38).
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam METODE
tindakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa deskriptif kualitatif dalam bentuk analisis isi
karya sastra baik prosa maupun drama berusaha (content analysis). Analisis isi media
menampilkan tokoh-tokoh untuk memerankan kualitatif lebih banyak dipakai untuk
karakter tertentu. Karakter dalam suatu karya meneliti dokumen yang dapat berupa teks,
sastra khususnya dalam karya fiksi merupakan gambar, simbol, dan sebagainya untuk
unsur yang menentukan. Apabila penggambaran memahami budaya dari suatu konteks sosial
suatu karakter tidak selaras dengan sosok pelaku tertentu (Bungin, 2011:203). Peneliti baru
yang ditampilkan maka akan mengurangi bobot memanfaatkan analisis konten apabila
ceritanya. Oleh karena itu, penggambaran karakter hendak mengungkap kandungan nilai
sang pelaku atau tokoh haruslah sesuai dengan tertentu dalam karya sastra (Endraswara,
situasi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari- 2011: 160).
hari. Metode kualitatif pada dasarnya sama
Salah satu contoh penggambaran karakter tokoh dengan metode hermeneutika. Artinya, baik
yang selaras dengan kehidupan sehari-hari dan metode hermeneutika, kualitatif, dan analisis
bersumber pada kisah nyata adalah watak tokoh isi, secara keseluruhan memanfaatkan cara-
Ainun dalam film “Habibie dan Ainun”. Film ini cara penafsiran dengan menyajikannya
diangkat dari buku dengan judul “Habibie dan dalam bentuk deskripsi (Ratna, 2012:46).
Ainun”. Film “Habibie dan Ainun” menceritakan Teknik pengumpulan data merupakan
riwayat hidup pasangan BJ. Habibie (mantan langkah yang paling strategis dalam
Presiden R.I.) dengan istrinya Ainun. Keluarga penelitian, karena tujuan utama dari
yang mereka bina didasari dan diperkuat oleh penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
cinta murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi. mengetahui teknik pengumpulan data, maka
Ainun adalah seorang istri yang selalu setia peneliti tidak akan mendapatkan data yang
mendampingi suaminya dalam keadaan apapun. memenuhi standar data yang ditetapkan.
Selain menjadi seorang istri yang selalu dikagumi (Sugiyono, 2010:62).
suami, Ainun juga telah berhasil menjadi seorang
ibu yang baik untuk kedua putranya. Ainun adalah PEMBAHASAN
sosok wanita yang tangguh dan kuat, karena selain Karya sastra pada hakikatnya adalah
melaksanakan pekerjaan rumah, ia juga imajinasi seniman sehingga karya sastra
melaksanakan tugasnya di luar rumah sebagai bersifat estetis. Sehubungan dengan sifatnya
seorang dokter anak, ia juga sangat berperan aktif tersebut, Ni Nyoman Karmini menyatakan
dalam kegiatan-kegiatan sosial. bahwa karya sastra dapat dipakai sebagai
Hal itulah yang menjadi dasar ketertarikan peneliti hiburan atau pengetahuan (informasi) bagi
dalam mengkaji film “Habibie dan Ainun” dari pembaca (2011:2) . Di samping menikmati

Jurnal Pendidikan Mandala 294


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

karya sastra, pembaca juga dapat mengambil senantiasa relevan dalam setiap peristiwa di
manfaat dari karya sastra tersebut yang nantinya dalam suatu cerita. Boulton menambahkan
dapat diterapkan dalam kehidupannya. (dalam Aminuddin, 2009:79), bahwa cara
Melalui karya sastra pembaca secara tidak pengarang menggambarkan atau
langsung dapat belajar, tetapi juga dapat memunculkan tokohnya itu dapat berbagai
merasakan dan menghayati berbagai macam macam. Mungkin pengarang menampilkan
permasalahan kehidupan yang sengaja ditawarkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di
oleh pengarang. Hal itu disebabkan karya sastra alam mimpi, pelaku yang memiliki
tersebut akan mendorong pembaca untuk semangat perjuangan dalam
merenungkan masalah hidup dan kehidupan, mempertahankan hidupnya, pelaku yang
sehingga sastra sering dianggap dapat membuat memiliki cara sesuai dengan kehidupan
manusia menjadi lebih arif. Seperti yang manusia yang sebenarnya, maupun pelaku
dinyatakan oleh Karmini bahwa karya sastra yang egois, kapcau, dan mementingkan diri
mengungkapkan masalah-masalah manusia dan sendiri.
kemanusiaan, tentang makna hidup dan Karya sastra tidak hanya dibangun oleh
kehidupan. Karya sastra yang baik, mengajak unsur intrinsik saja, tetapi juga dibangun
pembacanya untuk merenungkan masalah-masalah oleh unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik
yang muskil, menyadarkan dan membebaskannya (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada
dari belenggu-belenggu pikiran yang jahat dan di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak
keliru (Karmini, 2011:2). langsung mempengaruhi bangunan atau
Membicarakan karya sastra, kita berhadapan sistem organisme karya sastra. Unsur
dengan tiga jenis (genre) karya sastra yaitu prosa, ekstrinsik terdiri atas unsur sosial budaya,
puisi, dan drama. Salah satu genre karya yang unsur moral, unsur religi, unsur ekonomi,
menjadi pengkajian peneliti adalah film. Film unsur lingkungan dan sebagainya yang
adalah perwakilan dari genre karya sastra yaitu merupakan pengaruh dari luar
drama. (Nurgiyantoro, 2012:23).
Karya sastra dibangun dari berbagai unsur Fisiologis, psikologi, dan sosiologi
pembangun. Ada unsur intrinsik dan ada unsur merupakan tiga dimensi yang sering
ekstrinsik. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur- digunakan untuk mengetahui karakter tokoh
unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. dalam suatu karya sastra, baik novel, cerpen,
Unsur intrinsik terdiri atas peristiwa, cerita, plot, maupun drama. Apabila kita mengabaikan
penokohan, tema, latar, sudut pandang salah satu dari dimensi itu, peran tokoh
penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain- kurang hidup atau cenderung mati (Sutiyem,
lain (Nurgiyantoro, 2012:23). Dalam penelitian ini 2012).
hanya dianalisis unsur intrinsik berupa tokoh atau Fisiologis adalah sesuatu yang berkaitan
penokohan. dengan faal (ciri-ciri tubuh), misalnya bibir,
Penokohan menurut Jones (dalam Karmini, hidung, bentuk kepala, raut muka, tampang,
2011:18), adalah pelukisan gambaran yang jelas rambut, warna kulit, aksesoris yang dipakai
tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah (kacamata, tas, sepatu, pakaian, topi), jenis
cerita. kelamin, dan usia. Psikologis adalah bersifat
Menurut Abrams (dalam Karmini, 2011:18), tokoh kejiwaan, misalnya gejala dan pikiran,
cerita (character) adalah orang-orang yang perasaan dan kemauannya. Adapun
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, sosiologis adalah sesuatu yang berkaitan
yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas dengan sosiologis, misalnya tentang struktur
moral dan kecenderungan tertentu seperti yang sosial, proses sosial termasuk perubahan-
diekspresikan dalam ucapan dan tindakan. perubahan sosial, dan masalah-masalah
Menurut Stanton (dalam Santosa dan sosial (KBBI, 2008:393). Ketiga dimensi ini
Wahyuningtyas, 2010:7), pada dasarnya tokoh biasanya sangat berperan dalam menggali
dibagi menjadi dua jenis yaitu tokoh utama atau karakter tokoh dan sangat memudahkan
tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama pembaca sastra dalam mengetahui karakter

Jurnal Pendidikan Mandala 295


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

tokoh. Dengan tiga dimensi tersebut kita dapat Dari kutipan di atas, unsur fisiologi
mengenali ciri-ciri tubuh tokoh dan sifat kejiwaan berdasarkan “jenis kelamin” tokoh yaitu
tokoh. Selain itu, dapat pula mengetahui sesuatu tokoh wanita “Ainun” adalah seorang istri
yang berkaitan dengan aspek sosiologis tokoh dari Bacharuddin Jusuf Habibie yang
(Sutiyem, 2012). memiliki penyakit kanker ovarium. Ainun
Data yang disajikan pada bagian ini adalah data meninggal karena kanker ovarium stadium 4
tentang karakter tokoh wanita “Ainun” dilihat dari pada tanggal 22 Mei 2010, setelah melewati
tiga dimensi karakter berdasarkan beberapa aspek, 48 tahun pernikahan dengan Habibie.”
melipiti aspek fisiologi, psikologis, dan sosiologis. Kanker ovarium adalah penyakit yang
Aspek Fisiologi menyerang ovarium (indung telur) dan
Unsur fisiologi adalah salah satu aspek untuk hanya dialami oleh perempuan saja.
dapat mengetahui karakter tokoh wanita “Ainun” Sehingga dapat disimpulkan tokoh Ainun
dalam film “Habibie dan Ainun”. Unsur fisiologi adalah berjenis kelamin perempuan.
dalam film “Habibie dan Ainun” yaitu berkaitan Karakter tokoh berdasarkan usia
dengan ciri-ciri tubuh, jenis kelamin, dan usia. Data 3
Kutipan-kutipan di bawah ini menggambarkan “Entahlah. Memang kita berdua sudah saling
karakter tokoh wanita “Ainun” berdasarkan ciri- tahu- mengetahui sejak dari SMP 5 dan
ciri tubuh, jenis kelamin, dan usia. SMP 2 kita yang bersebelahan di Bandung
Karakter tokoh berdasarkan ciri-ciri tubuh itu.” (Habibie dan Ainun, halaman: 3)
Data 1 “Hari ini 17.30, Ainun telah tidur untuk
Percakapan/dialog antara Habibie dan Ainun selamanya dn pindah ke Alam Barzah
dalam film “Habibie dan Ainun”: meninggalkan saya di dunia.” (Habibie dan
Habibie: “Hallo..Ainun, cantiknya..gila kamu gula Ainun, halaman: 296)
Jawa sudah berubah jadi gula pasir. Berdasarkan kutipan di atas, unsur fisiologi
Ainun: “Gula pasir? tokoh dapat dilihat dari “usia” tokoh. Dalam
“Saya tidak menyangka bertemu Ainun dan film “Habibie dan Ainun” menceritakan
tampaknya demikian pula Ainun. Reaksi spontan perubahan usia tokoh wanita “Ainun”, yaitu
saya: “Ainun kamu cantik, dari gula Jawa menjadi mulai dari usia sekitar 15 tahun ketika
gula pasir!.” (Habibie dan Ainun, halaman: 2) diceritakan bahwa tokoh wanita “Ainun”
“Apa maksud Ainun? Saya menjawab: “senyuman masih menginjak sekolah menengah pertama
manis dan pandangan matamu yang selalu (SMP) sampai ketika tokoh wanita “Ainun”
memukau dan merindu.” (Habibie dan Ainun, diceritakan meninggal dunia. Di bawah ini
halaman: 20) beberapa foto Ainun dari usia menginjak
Dalam kutipan di atas dapat diketahui bahwa Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP),
unsur fisiologi tokoh wanita “Ainun” berdasarkan SMA, sampai usia ke- 73 saat Ainun
ciri-ciri tubuh yaitu tokoh wanita “Ainun” adalah meninggal dunia. Pada tanggal 22 Mei 2010
tokoh yang memiliki wajah cantik, memiliki mata pukul 17.35 waktu Munchen, Jerman, atau
indah. Cantik, pintar, dan berwibawa amatlah 21:37 waktu Jakarta, Indonesia. Ainun
layak kita sematkan kepada istri dari mantan meninggal dunia setelah melewati masa
presiden ketiga Indonesia BJ Habibie ini. Hasri kritis sekitar 1 hari dimana hidupnya
Ainun Habibie adalah anak keempat dari delapan ditopang oleh alat. Jenazah Hasri Ainun
bersaudara putra dari H. Mohammad Besari, Arti Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei
dari nama Hasri Ainun berarti mata yang indah. 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada
Karakter tokoh berdasarkan jenis kelamin tanggal 25 Mei 2010 kemudian dimakamkan
Data 2 di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari itu
“Perkembangan perawatan Ainun selanjutnya juga.
terjadi pasang surut, karena tomor ganas atau Aspek Psikologis
kanker ovarium terus menyerang organ di ruang Aspek psikologis adalah salah satu aspek
perutnya.” (Habibie dan Ainun, halaman: 286) untuk dapat mengetahui karakter tokoh
wanita “Ainun” dalam film “Habibie dan

Jurnal Pendidikan Mandala 296


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

Ainun”. Aspek psikologis dalam film “Habibie bekerja di rumah sakit tersebut hanya
dan Ainun” yaitu yang berkaitan tentang kejiwaan, setahun saja, sampai tahun 1962. Setelah
misalanya pikiran, perasaan, dan kemauan. menikah dengan Habibie pada tahun 1962
Kutipan- kutipan di bawah ini menggambarkan itu juga, ia harus meninggalkan pekerjaan
karakter tokoh wanita “Ainun” berdasarkan sebagai dokter anak lalu ikut dengan
pikiran, perasaan, dan kemauan. suaminya pergi ke Jerman untuk
Karakter tokoh berdasarkan pikiran tokoh menyelesaikan pendidikan.
Data 4 Menurut Hidayat Nur Wahid tentang ibu
“Sehabis SMA kami jalan sendiri-sendiri, dia ke Ainun: “Beliau adalah sosok yang dekat
Jerman belajar sambil menjadi insinyur, saya ke dengan suami, mensupport suami, dan
Jakarta masuk Fakultas Kedokteran UI. Hidup peduli terhadap masa depan bangsa yang
cepat berlalu, tahun 1961 saya lulus, lalu bekerja berbasis pada keluarga yang harmonis.”
di bagian Kedokteran Anak FKUI.” (Habibie dan Karakter tokoh berdasarkan perasaan tokoh
Ainun, halaman: 3) Data 5
“Ainun selalu mendengar pemikiran saya dan Dalam percakapan/dialog antara Habibie
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan Ainun dalam film Habibie dan Ainun:
dan menarik, selalu sabar, konsisten memberi Habibie: “Ainun, kenapa laki-laki di
semangat, dorongan, dengan keyakinan bahwa apa rumahmu itu, apakah ada yang dekat dengan
yang saya laksanakan itu adalah yang terbaik.” Ainun?”
(Habibie dan Ainun, halaman: 25) Ainun: “Kalau belum?”
Berdasarkan kutipan di atas, unsur psikologis Habibie: “Maksud saya apakah Ainun sudah
tokoh dapat dilihat dari “pikiran” tokoh. Dalam punya teman dekat atau teman khusus?”
film “Habibie dan Ainun” diceritakan bahwa Ainun: “Kenapa memangnya?”
tokoh wanita “Ainun” adalah tokoh yang dikenal Habibie: “Ainun, mau ikut saya ke Jerman?”
cerdas, ia seorang dokter anak lulusan Universitas Ainun: “ Maksudnya Rud?, ikut ke
Indonesia, ia juga seorang istri yang selalu Jerman?”
memberikan solusi atau pikiran-pikiran jernih Habibie: “Ya, kamu ikut saya, kamu temani
untuk membantu suaminya dalam mengerjakan saya, mendampingi, jadi istri, kita bangun
pekerjaan di dalam maupun di luar rumah. keluarga hanya oleh kita berdua tanpa ada
Ainun menyelesaikan pendidikan dasarnya di campur tangan dari keluarga besar. Saya
Bandung. Ia melanjutkan pendidikan di SLTP dan tidak bisa menjanjikan banyak hal tapi yang
SLTA. Sekolahnya di SLTP bersebelahan dengan jelas saya akan menjadi suami terbaik untuk
sekolah B.J. Habibie yang kemudian menjadi Ainun.”
suaminya. Bahkan saat di SLTA mereka belajar di “Ainun maafkan sebelumnya, jikalau saya
sekolah yang sama. Hanya saja Habibie menjadi mengajukan pertanyaan yang mungkin dapat
kakak kelasnya. Setelah menamatkan pendidikan menyinggung perasaanmu. Saya tidak
SLTA, ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan bermaksud mengganggu rencana masa
pendidikan. Ainun mengambil Fakultas depanmu. Apakah Ainun sudah memiliki
Kedokteran di Universitas Indonesia, Jakarta. Ia kawan dekat?.” (Habibie dan Ainun,
lulus sebagai dokter pada tahun 1961. halaman: 7)
Berbekal ijazah kedokteran dari Fakultas “ Saya tidak memiliki kawan atau teman
Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun dekat dan khusus”. Hati saya berdebar
Habibie diterima bekerja di rumah sakit Cipto mendengar jawaban Ainun dan mata saya
Mangunkusumo, Jakarta. Di RSCM Ainun bekerja bertemu lagi dengan pandangan mata yang
di bagian perawatan anak-anak. Kesan pertama sejak kemarin beberapa kali bertemu. Mata
dengan pekerjaan ini secara tidak langsung Ainun yang sejak kemarin memberi getaran
menjadikan Ainun sangat perhatian pada kondisi jiwa saya dan saya rindukan sepanjang
anak-anak sepanjang hayatnya. Saat bekerja di masa.” (Habibie dan Ainun, halaman: 8)
sana ia tinggal di sebuah asrama di belakang “Entahlah, yang jelas kita lalu berpacaran,
RSCM, tepatnya di Jalan Kimia, Jakarta. Ia malam-malam hari di dalam becak dengan

Jurnal Pendidikan Mandala 297


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

jok tertutup walaupun tidak hujan.” (Habibie dan Karakter tokoh berdasarkan kemauan tokoh
Ainun, halaman: 9) Data 6
“Semuanya berlangsung dengan cepat. Ia datang “Saya belajar menggunakan waktu secara
bulan Januari atau Februari. Kami menikah bulan maksimal sehingga semuanya dapat
Mei.” (Habibie dan Ainun, halaman: 10) terselesaikan dengan baik mengatur menu
“Tepat pukul 17.30 waktu Muenchen, Ainun murah tetapi sehat, membersihkan rumah,
dengan tenang dan damai pindah ke Alam dimensi menjahit pakaian, melakukan permainan
lain diiringi doa yang datang dari getaran dan edukatif pada anak, menjaga suami,
bisikan di telinganya: 48 tahun 10 hari, Engkau membuat suasana rumah yang nyaman,
telah menitip cinta abadi yang menjadikan kami pendeknya semuanya yang harus dilakukan
manunggal. Manunggal yang dipatri oleh cinta agar suami dapat memusatkan perhatiannya
yang murni, suci, sempurna, dan abadi.” (Habibie pada tugas-tugasnya. Saya belajar tidak
dan Ainun, halaman: 295). mengganggu konsentrasinya dengan
Berdasarkan kutipan di atas, unsur psikologis persoalan di rumah.” (Habibie dan Ainun,
tokoh dilihat dari “perasaan” yang dialami tokoh. halaman: 26)
Tokoh wanita “Ainun” mulai merasakan getaran Dari kutipan di atas, unsur psikologis dapat
cinta ketika Habibie datang bertamu ke rumahnya dilihat dari “kemauan” tokoh. Tokoh wanita
di jalan Rangga Malela, Bandung. Ketika itu “ Ainun” adalah tokoh yang memiiki
perasaan cinta tumbuh diantara keduanya. kemauan yang keras dalam mengurus rumah
Sehingga merekapun berdua melangsungkan tangga, termasuk mengurus anak-anaknya.
pernikahan. Ainun mengaku kalau ia dan Habibie Ainun adalah seorang ibu yang sangat
sudah kenal sejak kecil, bahkan sekolah menengah bertanggung jawab dalam membesarkan
mereka berdekatan. Pada tahun 1986, Majalah anak-anaknya. Sejak kecil ia membiasakan
Femina memuat cerita mengenai kisah ini. Ainun anak untuk mengembangkan kepribadian
saat itu mengatakan: mereka sendiri. Ia membebaskan anak-anak
“Kami kenal sejak kecil, dia teman bermain untuk berani bertanya tentang hal yang tidak
kelereng kaka saya. Rumah kami berdekatan diketahuinya. Dan Ainun akan memberikan
ketika di Bandung. Di SLTP letak sekolah kami jawaban jika ia mampu atau ia akan
bersebelahan. Di SLTA malah satu sekolah, hanya meminta Habibie jika tidak mampu. Hal ini
Rudy (panggilan Habibie) satu kelas lebih tentu saja karena ia sadar kalau anak-anak
tinggi. Dia selalu menjadi siswa paling kecil dan sejak kecil harus dibangun keingintahuan
paling muda di kelas, begitu juga saya. Guru dan dan kreatifitasnya.
teman-teman acap kali berkelakar menjodoh- Selain itu Ainun juga membiasakan anaknya
jodohkan kami. Yah, gadis mana yang suka hidup sederhana. Uang jajan diberikan pas
diperolok demikian?” untuk satu minggu. Dengan demikian si
Wujud cinta Ainun terhadap suaminya juga anak memiliki kebebasan untuk memilih
terlihat saat Ainun sudah terbaring di rumah sakit. jajanan yang mereka sukai, dan mengelola
Meskipun Ainun dalam keadaan sakit perasaan uang mereka sendiri. Anak-anak Ainun
cintanya terhadap suaminya Habibie tidak pernah tumbuh sebagai anak yang menghargai
berhenti. Ia selalu peduli dan perhatian. Hal itu kesederhanaan itu. Pernah mereka harus
terbukti ketika Ainun sedang terbaring lemah di bolak-balik dari satu toko ke toko lain untuk
ruamah sakit. Tubuhnya tidak bisa bergerak mendapatkan harga yang pas sebelum
karena kondisinya yang lemah dan berdaya. membeli suatu barang.
Tetapi, ia meneteskan air matanya untuk Hal yang tidak kalah penting dalam
memberikan tanda kepada suaminya bahwa ia mendidik anak adalah membiasakan mereka
sangat mengkhwatirkan suaminya. Dalam keadaan mengemukakan pendapat dengan mengajak
sakitpun Ainun masih memperlihatkan perhatian mereka berdiskusi di rumah. Menurut
dan kepeduliannya kepada suaminya. Cinta Ainun Ainun, jika anak-anak berani mengeluarkan
dan Habibie begitu kuat dan terasa takkan pendapat, artinya mereka sedang belajar
terpisahkan. dalam hidupnya. Dan bagi orang tua, itulah

Jurnal Pendidikan Mandala 298


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

saatnya melaksanakan kewajiban memberikan membanggakan. Tiap kehadiran beliau


bekal bagi kehidupan mereka. selalu memberikan kesejukan.”
Aspek Sosiologis Keluarga Ainun adalah keluarga yang
Aspek sosiologis adalah salah satu cara untuk mencintai pendidikan. Salah satu orang yang
menggambarkan karakter tokoh wanita “Ainun” paling penting dalam mendorongnya untuk
dalam film “Habibie dan Ainun”. Aspek rajin belajar adalah ibunya. Ibu dari Ainun
sosiologis dalam film “Habibie dan Ainun” yaitu Habibie merupakan tokoh penting di balik
berkaitan dengan sosiologis, yaitu struktur sosial, kesuksesan putrinya dalam pendidikan.
dan proses sosial. Kutipan-kutipan di bawah ini Ainun adalah seorang istri presiden R.I.
menggambarkan karakter tokoh wanita “Ainun” Pada tanggal 23 Mei 1998, Ainun menjadi
dalam film “Habibie dan Ainun” berdasarkan menjadi Ibu Negara setelah B. J. Habibie
struktur sosial, proses sosial. dilantik sebagai presiden Negera Kesatuan
Karakter tokoh berdasarkan struktur sosial Republik Indonesia yang ketiga
Data 7 menggantikan Presiden Soeharto yang
“Keluarga Besari dikenal sebagai keluarga yang mengundurkan diri karena desakan
ramah dan intelektual terpelajar.” (Habibie dan masyarakat pada awal reformasi. Tidak lama
Ainun, halaman: 1) memang, hanya setahun lebih sedikit,
“Kami berdua berdoa, meminta perlindungan setelah Habibie tidak bersedia untuk
Allah SWT untuk mengemban tugas yang mengikuti pemilihan kepemimpinan karena
diberikan oleh rakyat dan negara ini. Pada tanggal laporan pertanggungjawabannya ditolak
11 Maret 1998, saya didampingi Ainun menuju oleh DPR/MPR yang saat itu diangap
Senayan gedung MPR/DPR untuk diambil sumpah mengutip Almarhum Gusdur seperti anak
menjadi Wakil Presiden RI.” (Habibie dan Ainun, TK. Meskipun secara konstitusi ia
halaman: 225) dibenarkan menjadi calon presiden, namun
“Alhamdulillah, semua dapat saya lewati dalam 17 secara nurani dan moralitas Habibie merasa
pemerintahan saya. Singkat memang, tetapi semua tidak nyaman. Selama itu pula Ainun
itu bagi saya dan keluarga sudah cukup dan menjadi seorang inspirator untuk sang
cukup.” (Habibie dan Ainun, halaman: 241) presiden.
Dalam percakapan/dialog antara Habibie dan Karakter tokoh berdasarkan proses sosial
Ainun dalam film “Habibie dan Ainun”: Data 8
Habibie: “Saya harus kembali ke Indonesia dan “Istri harus bergaul dengan lingkungan
membangun sebuah rencana pekerjaan untuk kerjanya: ilmu, teknologi, bisnis
waktu yang cukup lama dan aku harus internasional, pada tingkat yang lebih tinggi.
meninggalkan kamu” Berat rasanya: istri harus mulai ikut
Ainun: “Bukannya meninggalkan” meninggalkan anak, trenyuh rasanya melihat
Habibie: “Tapi saya tidak mau meninggalkan rambut anak-anak gondrong ditinggal
kamu” ibunya berminggu-minggu.” (Habibie dan
Ainun:”Indonesia memanggil kamu pa. Ainun, halaman: 46)
Bersyukurlah ini amanah yang besar” “Ainun konsentrasi pada peningkatan
Dari kutipan di atas, unsur sosiologis dapat kualitas proses pembudayaan SDM melalui
diketahui dari struktur sosial tokoh. Tokoh wanita organisasinya. Ainun membentuk Majelis
“Ainun” adalah tokoh yang berasal dari keluarga Pengajian dengan para ibu.” (Habibie dan
yang berpendidikan. Ia juga pernah menjadi Ainun,, halaman: 129)
seorang istri Wakil Presiden RI, bahkan sempat “Ainun tetap aktif melaksanakan dan
juga menjadi Ibu Negara meskipun dalam waktu memimpin banyak pertemuan dan rapat,
yang tidak lama selama 17 bulan. Menurut juga aktivitas sosialnya. Masalah proses
Jend.(Purn.) Wiranto tentang ibu Ainun: “Saya pendidikan dan pembudayaan melalui
kenal Ibu Ainun semasa pemerintahan Habibie. organisasi Orbit, Bank Mata, RIA
Posisi beliau sebagai Ibu Negara sangat Pembangunan, Pengajian dan ceramah
bersama ibu-ibu lainnya di Kuningan

Jurnal Pendidikan Mandala 299


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

mendapat perhatian khusus.” (Habibie dan Ainun, Ainun mengadakan beasiswa ORBIT khusus
halaman: 265) untuk siswa Aceh.
“Ainun terus bekerja tanpa lelah memimpin rapat, Ia juga mencatat segudang prestasi besar
mendelegasikan pekerjaan dan terus menerus selama hidupnya. Atas sumbangsihnya
berkonsultasi dengan saya untuk menyelesaikan tersebut, Ainun mendapatkan beberapa
masalah yang ia hadapi, khususnya bagaimana penghargaan tertinggi bintang mahaputra.
penyelesaian fasilitas klinik Perkumpulan Penghargaan tersebut diberikan oleh
Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) / pemerintah sebagai penghargaan kepada
Bank Mata Indonesia (BMI), lembaga swadaya warga yang dianggap memiliki peran besar
masyarakat yang didirikan tanggal 31 Juli 1969.” terhadap negara. Antara lain ia mendapatkan
(Habibie dan Ainun, halaman: 266) penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna,
“Semangat dan dedikasi Ainun terhadap aspek juga Mahaputera Utama pada 12 Agustus
kemanusiaan sangat kuat dan konsisten. Ainun 1982 serta Bintang Mahaputra Adipradana
berusaha keras agar laboratorium bank mata yang pada 6 Agustus 1998. Untuk alasan ini pula
berlokasi di RSCM dan berfungsi melakukan Ainun Habibie dimakamkan di Taman
preservasi kornea donor yang berkualitas apat Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
direalisaikan.” (Habibie dan Ainun, halaman: 267) Sebuah dedikasi yang tidak kalah
“Ainun tetap aktif dan cerah. Pada hari Kamis pentingnya dalam hubungannya dengan
tanggal18 Maret 2010 pukul 11.30- 14.30 Ainun tunanetra adalah harapan Ainun agar
masih menerima dan melantik Pengurus dan pemerintah memberikan keleluasaan dan
Pengelola Proyek Sosial Yayasan Karya Bakti aturan yang menganjurkan untuk
RIA Pembangunan masa bhakti 2010-2015 di dilaksanakan donor mata. Menurut Mantan
rumah kami di Patra Kuningan.” (Habibie dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimmly
Ainun, halaman: 268) Assidiqie, Bu Ainun mengharapkan adanya
Berdasarkan kutipan di atas, unsur sosiologis fatwa yang bukan hanya membolehkan
dilihat dari proses sosial tokoh. Tokoh wanita donor mata tetapi menganjurkan
“Ainun” adalah seorang ibu rumah tangga yang dilakukannya donor mata. Karena menurut
mengurus suami dan kedua putranya, selain beliau ketentuan untuk donor mata di
berperan sebagai seorang isri dan ibu, ia juga aktif Indonesia penuh dengan syarat tertentu,
sebagai seorang dokter anak, selain itu ia juga beliau ingin donor mata bukan dibolehkan
sangat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dengan syarat-syarat tetapi dianjurkan
sosial seperti aktif dalam acara pengajian, donor dengan prosedur tertentu. Ini jelas
mata, dan lain-lain. menunjukkan bagaimana ia berdedikasi pada
Ainun memiliki kepedulian yang besar dalam persoalan yang dihadapi orang cacat dan
kegiatan sosial. Ia mendirikan dan terlibat dalam berharap kita semua bisa membantunya.
beberapa yayasan, seperti Bank Mata untuk SIMPULAN
penyantun mata tunanetra. Ia bahkan masih Untuk mengetahui karakter tokoh di dalam
menjadi sebagai Ketua Perkumpulan Penyantun suatu karya sastra baik novel, cerpen,
Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) pada saat maupun drama dapat digunakan tiga dimensi
Habibie tidak lagi menjadi Pejabat. Dalam usaha karakter, yaitu fisiologi, psikologis, dan
memperkenalkan dan meningkatkan ilmu sosiologis. Sehingga kekuatan karakter
pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat tokoh wanita “Ainun” dalam film “Habibie
Indoensia, Ainun pernah menjabat sebagai Wakil dan Ainun” dapat dilihat dari tiga dimensi
Ketua Dewan Pendiri Yayasan SDM Iptek, Selain karakter tersebut. Ketiga dimensi tersebut
itu ia mendirikan Yayasan Beasiswa Orbit diuraikan menjadi beberapa aspek
(Yayasan amal abadi-orang tua bimbingan diantaranya yaitu unsur fisiologi tokoh
terpadu) dengan cabang di seluruh Indonesia. wanita “Ainun” adalah dilihat dari ciri-ciri
Ainun juga memprakarsai penerbitan majalah tubuh, usia, dan jenis kelamin. Unsur
teknologi anak-anak Orbit. Khusus untuk Aceh, psikologis tokoh wanita “Ainun” dilihat dari
semasa Aceh dalam gejolak pada tahun 2000-an, pikiran, perasaan, dan kemauan tokoh.

Jurnal Pendidikan Mandala 300


JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala Vol. 4. No. 4. Juni 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745

Sedangkan unsur sosiologis tokoh wanita “Ainun”


dapat dilihat dari struktur sosial dan proses sosial
yang dialami tokoh.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian
Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke
Arah Ragam Varian Kontemporer.
Jakarta: Rajawali Pers.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi
Penelitian Sastra Epistemologi, Model,
Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS
Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra, dari
Srukturalisme Genetik sampai Post-
Modernisme. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Habibie, Bacharuddin Jusuf. 2010. Habibie dan
Ainun. Jakarta: PT. THC Mandiri.
Karmini, Ni Nyoman. 2011. Teori Pengkajian
Prosa Fiksi dan Drama. Denpasar, Bali:
Pustaka Larasan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Santosa, Wijaya Heru dan Wahyuningtyas, Sri.
2010. Pengantar Apresiasi Prosa.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Sutiyem. 2012. Dimensi-dimensi Karakter. Dalam
http://Balai Bahasa Provinsi Jawa
Tengah Lembar Informasi Kebahasaan
dan Kesastraan Edisi 1, Januari-Juni
2012/ pisikologis, psikologi, dan
sosiologi. Diunduh pada tanggal 06 Mei
2014.
Tim penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Edisi ke empat.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Pendidikan Mandala 301

Anda mungkin juga menyukai