Anda di halaman 1dari 7

MENGULAS UNSUR INTRINSIK DAN NILAI-NILAI

KEHIDUPAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA


ANDREA HIRATA
ANGELICA CINDHANA FLORENSA

Email: 04040120079@student.uinsby.ac.id

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam pesan pendidikan dan
makna hidup yang terselubung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Selain itu,
kita akan mengulas nilai-nilai hidup dalam novel ini. Seperti nilai kebersamaan, pertemanan,
nilai moral, dan kebenaran, sehingga kita dapat mempelajari makna hidup di dalamnya.
Metode pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan.
Dan data hasil dari metode tersebut disusun dan dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memperoleh makna hidup dan nilai pendidikan
dalam novel ini terasa kental sekali. Novel karya Andrea Hirata ini juga menyajikan nilai-
nilai edukatif seperti keberanian, sikap suka menolong, kerjasama, komitmen dan empati.
Tidak lupa dengan struktur lengkap yang terdiri dari tema, alur, penokohan, sudut pandang,
dan latar. Juga unsur intrinsik yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi menunjukkan
sebuah positif . Keunggulan novel ini adalah amanat dan isi bacaan yang sesuai dengan
bahasa, latar belakang budaya siswa, psikologi, dan mampu memberikan ajaran dan
bimbingan moral yang baik kepada pembaca.

Kata Kunci : Novel. Karya Sastra, Novel Sang Pemimpi, Makna Kehidupan, Nilai-nilai
pendidikan
PENDAHULUAN
Secara etimologi, Sastra berasal dari bahasa inggris yaitu literatutre. Arti sastra sendiri adalah
bentuk kegiatan produktif dan kreatif berupa rangkaian kata-kata indah nan estetik, dan
biasanya berdasarkan realita kehidupan sosial dalam masyarakat. Kata sastra dalam bahasa
Indonesia berasal dari bahasa sanseskerta yaitu akar kata -sas yang berarti mengarahkan,
mengajar, intruksi atau memberi petunjuk, dan -tra merujuk pada alat untuk mengajar seperti
buku petunjuk, pengajaran, dan buku intruksi (Teeuw, 2013:20).

Karya sastra berasal dari ide, pemikiran, atau renungan pengarangnya yang mengungkapkan
apa pikirannya tentang sebuah dunia ideal. Karya sastra biasanya berisi pandangan pengarang
yang dilandasi sebuah imajinasi dan kreativitas budaya pengarang tersebut. Ada beberapa
macam karya sastra. Contohnya seperti : puisi, drama, cerita pendek (cerpen), dan novel.

Salah satu karya sastra yang paling diminati dan bercerita tentang kehidupan masyarakat
adalah novel. Novel sendiri adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa yang narasinya
penjang dan menceritakan tentang kehidupan. Umumnya, novel terinspirasi dari kisah nyata
atau imajinasi pengarang itu sendiri. Juga Kejadian dalam novel sendiri biasanya
mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib (Santoso dan
Wahyuningtyas, 2010:46)

Selain itu, novel biasanya dibangun berdasarkan dua unsur yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur dalam sebuah karya sastra yang membangun utuhnya
suatu novel yaitu: tema, alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya cerita, dan
amanat. Serta unsur kebahasaan seperti klausa, frase, kosakata, dan kalimat. Sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur luar yang melengkapi dan membangun sebuah novel. Contohnya
seperti faktor ekonomi, sosial, agama, kebudayaan, pendidikan, politik, dan lain-lain.

Unsur intrinsik maupun ekstrinsik inilah yang pada dasarnya mengandung nilai-nilai
pendidikan maupun hiburan. Semua hal dalam unsur tersebut juga bisa dijadikan
pembentukan perilaku dan sifat siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, semua novel
tidak bisa dijadikan sebagai bahan ajar. Karena novel diciptakan tidak untuk kepentingan
tertentu.

Namun nyatanya masih banyak novel yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Salah satunya
adalah Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Sejak awal kemunculannya, novel ini
mendapatkan respon yang positif dari para pecinta sastra. Novel ini membawa kita merasakan
dan melihat potret nyata kehidupan masyarakat Indonesia. Yang mana dalam ceritanya
berisikan tentang persahabatan dan pendidikan di negeri pertiwi.

Isi novel ini sendiri memberikan kita motivasi bahwa keadaan ekonomi bukanlah
penghambat seseorang untuk meraih cita-cita. Selagi kita bersungguh-sungguh maka kita
akan meraih impian tersebut. Apapun hambatan yang terjadi, seperti kemiskinan contohnya
tidak berpengaruh kepada kemampuan otak seseorang.

Novel Sang Pemimpi termasuk ke dalam novel serius yang bernilai sastra. Maka dari itu,
penulis tertarik mengulas dan mempelajari secara lanjut apa isi novel tersebut juga nilai-nilai
pendidikan di dalamnya. Selain itu, novel ini juga memberikan banyak inspirasi kepada
pembaca. Hal ini berarti, pembaca dapat merealisasikan dan mengambil nilai positif pada
kehidupan sehari-hari. Khususnya ke dalam bidang pendidikan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data menggunakan metode
kepustakaan. Yaitu jenis penelitian dengan menggunakan buku-buku, majalah, atau jurnal
terkait untuk mengambil data dari berbagai literatur. Dalam penelitian ini, metode
kepustakaan digunakan untuk memperoleh nilai-nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi
secara detail. Setelah mendapatkan data yang dimaksud, penulis mencatatnya ke dalam
sebuah kertas. Kemudian disalin ke laptop untuk dijadikan sebuah karya ilmiah.

Selain itu data dari hasil penelitian ini disusun menggunakan deskriptif kualitatif. Di mana
jenis penelitian ini biasanya digunakan untuk menganalisis suatu kejadian, fenomena, dan
keadaan secara sosial. Analisis data dalam novel ini dilakukan dengan cara memberikan
interpretasi dan meneliti detail bagian yang ditemukan dalam penelitian. Kemudian
dirumuskan sebuah kesimpulan umum tentang hasil deskripsi data, selanjutnya memaparkan
hasil penelitian secara tertulis.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Unsur-Unsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi

Struktur novel Sang Pemimpi terdiri dari alur, penokohan, dan latar yang mendukung tema.
Tema tersebut tidak di dukung ketiga unsur tadi dengan baik, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan para tokoh dalam novel ini diungkapkan secara cermat sehingga terjadi
kepaduannya. Tokoh Ikal yang menjadi penggerak alur utama dan berinteraksi dengan tokoh-
tokoh lainnya. Selain itu setiap jalinan peristiwa terjaga keutuhannya.

Hubungan antar alur dengan latar saling terkait dan saling mendukung. Peristiwa yang
dialami para tokoh Sang Pemimpi terbentuk dari tokoh itu sendiri juga lingkungan
masyarakat. Keterkaitan hubungan antara satu unsur intrinsik dengan lainnya saling
mendukung dan dapat dijelaskan seperti pembahasan berikut :

Tokoh utama dalam novel ini adalah Ikal. Ikal adalah sosok yang optmis, baik hati, dan
pantang menyerah. Sebagai salah satu individu yang pantang menyerah untuk mencari ilmu,
ia mengguna jiwa petulangannya. Perjuangan Ikal yang tidak patah semangat untuk bisa
berkuliah di Universitas Indonesia (UI) menginspirasi banyak orang. Meskipun lokasi UI
yang jauh dari tempat tinggalnya, ia berjuang dengan cara bekerja agar kebutuhan hidupnya
terpenuhi.

Alur yang mendukung tema dan unsur penokohan yaitu tentang kehidupan dan pendidikan di
tengah perekonomian yang kurang memadai di daerah pedalaman Belitung melalui jalinan
kuat persabatan Ikal dengan Arai.

Keberhasilan individu seorang Ikal terjadi ketika ia berhasil melanjutkan jenjang S-2 di
Universitas de Paris, Sorbone. Keberhasilan tersebut mampu membahagiakan kedua orang
tuanya karena Ikal berhasil memenuhi harapan mereka. Selain itu, Ikal juga berhasil
mewujudkan mimpinya melalui rentetan perjuangan mencari ilmu.

Empat unsur seperti penokohan, tema, latar, alur sangat mudah dipahami oleh pembaca
melalui sudut pandang orang pertama sehingga banyak mengetahui peristiwa tokoh-tokoh
lainnya. Sudut pandang orang pertama menggunakan kata “aku” digunakan dalam kalimat
langsung maupun tidak langsung.
2. Nilai-Nilai Penting Dalam Novel Sang Pemimpi

A. Nilai Religius

Nilai Religius adalah sudut pandang antara manusia dengan Tuhan. Jika membicarakan hal
ini, pasti tidak lepas dari agama. Agama merupakan pegangan hidup setiap manusia yang
hidup di dunia. Dalam novel Sang Pemimpi salah satu tokoh yang terkenal taat agama adalah
Jimbron. Tokoh Jimbron digambarkan sebagai seseorang yang taat beragama dengan mengaji
setiap harinya. Walaupun dirinya hidup di lingkungan agama berbeda yaitu agama katolik.

Penanaman nilai religius pada diri Jimbron membuat dirinya mampu bersikap sabar, tidak
angkuh dan sombong, pada sesama. Manusia menjadi saling menghormati satu sama lain.
Dengan ini berarti manusia dapat hidup harmonis dalam hubungannya dengan Tuha, sesama
manusia, maupun makhluk lain.

B. Nilai Moral

Nilai moral sama seperti nilai etika. Yaitu nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik atau
buruk seseorang sehingga menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakat. Dalam novel ini
Andrea Hirata menggambarkan sebuah nilai moral yang tidak patut ditiru oleh masyarakat,
terutama pelajar. Yaitu ketika Ikal, Arai, dan Jimbron menonton sebuah film yang berbau
dewasa. Padahal waktu itu usia mereka belum mencukupi untuk melihat film tersebut.
Seharusnya sebagai seseorang yang terpelajar, mereka pasti tidak akan menontonnya, Karena
akan menjatuhkan martabat dan akan di cap sebagai pelajar yang tidak bermoral dan tidak
beretika.

C. Nilai Sosial

Semua karya sastra pasti mempunyai nilai sosial. Karena sumber sebuah sastra adalah
kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat. Nilai-nilai sosial mencakup kebutuhan hidup
bersama seperti kepercayaan, pengakuan, kasih sayang, dan penghargaan.

Hal ini digambarkan oleh Andrea Hirata pada sebuah adegan di mana meskipun Ikal sangat
membenci Arai, tetapi jiwa penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada.
D. Nilai Budaya

Nilai ini biasanya dapat dilihat melalui suatu pengamatan pada gejala-gejala seperti tingkah
laku dan benda materiak hasil penuangan. Konsep tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut:

“Dia tak menjawab, hanya menatap kami dari atas ke bawah, lalu menarik lagi tas

orang lain. Bagi orang Melayu, tak menjawab berarti setuju. Kami meloncat ke dalam bus.

Bus meluncur keluar terminal. Klakson sana-sini, berkelak-kelok tanpa ampun, mengumpat-
umpat, dan tancap gas. (SP, 216)”

Dalam kutipan tersebut terlihat jelas pada kalimat “Bagi orang Melayu, tak menjawab berarti
setuju” Kalimat tersebut menunjukkan suatu budaya atau ciri khas orang Melayu. Yang
ketika kita tidak menjawab apapun, berarti setuju.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Novel Sang Pemimpi memiliki struktur yang lengkap seperti tema, alur, penokohan, sudut
pandang, dan latar. Tema novel ini adalah tentang perjuangan dan kegigihan untuk dapat
meraih impiannya agar memiliki ilmu yang tinggi, meskipun dengan keterbatasan ekonomi
yang tidak mencukupi. Alur yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi menggunakan alur
campuran seperti kronologis dan kilas balik. Penokohan yang digunakan ada yang protagonis
dan antagonis. Untuk tokoh utama menggunakan peran protagonis, sedangkan untuk tokoh
tambahan menggunakan antagonis. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang
orang pertama. Latar yang digunakan dalam novel ini mencakup tiga hal yaitu : Latar
tempatnya di daerah Belitung, latar waktu menggunakan kejadian antara 1998 sampai 2000,
dan latar sosial adalah masyarakat yang religius dan menjunjung moral.

2. Hubungan antar unsur novel Sang Pemimpi membangun sebuah keindahan yaitu tema,
penokohan, latar, dan alur. Karenanya novel tersebut membentuk suatu keseluruhan yang
padu antar unsur satu dengan lainnya.

3. Unsur-unsur intrinsik dalam novel Sang Pemimpi memberikan suatu nilai yang positif.
Karena memiliki suatu keunggulan yaitu amanat dan isi bacaan yang mampu memberikan
sebuah ajaran moral yang baik.
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi antara lain: Nilai religius, nilai
moral, nilai sosial dan nilai budaya. Namun nilai yang paling sering dijumpai adalah nilai
sosial dan moral. Karena untuk mengajarkan ke pembaca untuk menjunjung nilai tersebut
dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu agar masyarakat sadar akan kepedulian terhadap
sesama khususnya dalam hal pendidikan.

5. Berbagai nilai dan makna kehidupan dapat kita petik dari novel Sang Pemimpi. Salah
satunya adalah perjuangan Ikal meraih mimpinya untuk bisa berkuliah di Universitas
Indonesia (UI). Walaupun keadaan ekonomi keluarganya kurang mampu, hal itu tidak
menyurutkan semangat Ikal. Dengan berbagai usaha kerasnya, akhirnya ia mampu berkuliah
di sana. Bahkan sampai bisa mengambil S-2 di luar negeri.

6. Karya sastra tidak hanya mengandung nilai estetika dan kesenangan, namun mampu
memberikan hal positif kepada pembaca. Lewat novel Sang Pemimpi, pembaca salah satunya
para peserta didik di Indonesia agar mampu menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan
sehari-hari.

7. Pesan-pesan atau amanat yang dikandung novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
memberikan kesan sangat dalam. Karena menceritakan nilai-nilai kehidupan dengan
permasalahan berbeda setiap tokoh. Maka dari itu pembaca diharap dapat mengambil hikmah
di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

G.Suratno, 2016, http://eprints.ums.ac.id/44850/3/BAB%20I.pdf, Selasa-19 Januari-2021

Ani Mardatila, 2020, Pahami Unsur Ekstrinsik Novel dan Intrinsiknya, Lengkap dengan
Contoh, https://www.merdeka.com/sumut/unsur-ekstrinsik-novel-dan-intrinsiknya-lengkap-
dengan-pengertian-dan-contoh-kln.html?page=all, Selasa-19 Januari-2021

Reviewed from, http://digilib.uinsby.ac.id/6405/6/Bab%203.pdf, Selasa-19-Januari-2021

Reviewed from, https://eprints.uny.ac.id/8360/3/BAB%202-07204241003.pdf, Selasa-19-


Januari-2021

Andrean Hirata. 2010. Sang Pemimpi.Yogyakarta:Bentangan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai