Anda di halaman 1dari 7

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sastra adalah hasil karya manusia baik lisan dan non lisan (tulisan) yang menggunakan
bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai enstetik (keindahan bahasa) yang dominan.
Sastra lisan adalah suatu karya sastra yang masih hidup dalam masyarakat, seperti: mithe,
legenda, dan dongeng. Sedangkan sastra tulisan adalah suatu hasil karya sastra yang sudah di
cetak atau di dokumentasikan seperti, puisi, pantun, novel, dan cerpen. Sastra adalah seni bahasa.
Maksudnya adalah lahirnya sebuah karya sastra adalah untuk dapat di nikmati oleh pembaca.
Supaya dapat menikmati sebuah karya sastra dengan sungguh-sungguh makka pembaca
memerlukan pengetahuan yang cukup tentang sastra dan mampu memahami dengan tepat. Karya
sastra bukanlah ilmu. Karya sastra adalah seni, dimana banyak unsur kemanusiaan yang masuk
didalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Perasaan,
semangat, kepercayaan, keyakinan sebagai unsur karya sastra sulit dibuat batasannya.
Menurut Jacob Sumardjo dan Saini K.M. (1991:2-3) pertama, sastra adalah seni bahasa.
Kedua, sastra adalah ungkapan yang spontan dari perasaan yang mendalam. Ketiga, sastra adalah
ekspresi pikiran, semua kegiatan mental manusia dalam bahasa. Keempat, sastra dalah inspirasi
kehidupan yang diungkapan dalam bentuk keindahan. Kelima, sastra dalah semua buku yang
memuat yang memuat perasaan kemanusiaan mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan
kesucian, keuasan pandangan, dan bentuk memesona.sastra adalah ungkapan pribadi manusia
yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur
diri pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Warren (dalam Nurgiyantoro, 2007:3) yang
menyatakan bahwa membaca sebuah karya sastra fiksi berarti menikmati cerita dan menghibur
diri untuk memperoleh kepuasan batin
Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat
membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan di lukiskan dalam bentuk tulisan. Jakop
sumardjo (1986) dalam bukunya yang berjudul apresiasi kesusastraan mengatakan bahwa karya
sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Rekaman ini menggunakan alat
bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan di sampaikan kepada orang lain.
Pada dasarnya karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat
memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan
dalam bentuk fiksi. Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan ini
adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai
pengalaman untuk berkarya karena siapapun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah
tulisan yang bernilai seni.
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Novel merupakan bentuk sastra yang populer di dunia. Dari sudut pandang Seni, Waluyo (2002:
36) menyatakan bahwa novel adalah lambang kesenian yang baru yang berdasarkan fakta dan
pengalaman pengarangnya. Susunan yang digambarkan novel adalah suatu yang realistis dan
masuk akal. Kehidupan yang dilukiskan bukan hanya kehebatan dan kelebihan tokoh (untuk
tokoh yang dikagumi), tetapi juga cacat dan kekurangannya. Novel bukan alat hiburan, tetapi
juga sebagai bentuk seni yang mempelajari dan melihat segi-segi kehidupan dan nilai baik-buruk
dalam kehidupan dan mengarahkan kepada pembaca tentang pekerti yang baik dan budi yang
luhur Waluyo (2002:37).
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi, sedangkan karakter merujuk
pada istilah watak yang berarti kondisi jiwa atau sifat dari tokoh tersebut. Jadi tokoh adalah
pelaku yang berada dalam karya fiks, sedangkan karakter atau watak adalah perilaku yang
mengisi diri tokoh tersebut.
Novel karya Andrea Hirata dengan judul Sirkus Pohon mengkaji tokoh Sobrinudin yang
banyak menggambarkan wujud perjuangan kehidupan sebagai makluk individu dan makluk
sosial. Perjuangan hidup merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau
kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang di inginkan melalui proses dan rintangan yang
dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus
terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat
lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi teori hierarki kebutuhan Maslow dalam Motivation
and Personality (2010). Aspek-aspek teori hirarki kebutuhan yaitu aktualisasi diri, penghargaan,
kasih sayang, rasa aman, dan kebutuhan fisiologi. Hal ini menjadi alasan penulis untuk memilih
novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata sebagai bahan proposal skripsi dengan teori Hirerki
kebutuhan menurut Maslow (2010) Kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau
paling tidak cukup terpenuhi dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi
menjadi hal yang memotivasi teori hierarki kebutuhan, dan terdiri dari aspek-aspek aktualisasi
diri, penghargaan, kasih sayang, rasa aman, dan kebutuhan fisiologi.
Alasan peneliti menggunakan teori Hirerki kebutuhan menurut Maslow (2010).
Kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi dahulu
sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi teori hierarki
kebutuhan, dan terdiri dari aspek-aspek aktualisasi diri, penghargaan, kasih sayang, rasa aman,
dan kebutuhan fisiologi. Karena tori ini sangat cocok dikaji dengan pendekat sosiologi sastra dan
sangat pas jika digunakan untuk meneliti novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata.
Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam kehidupan seseorang
manusia yang hidup dialam nyata sehingga bisa dikatakan bahwa dalam kehidupan seseorang
haruslah berjuang. Secara sederhana novel sirkus pohon ini kembali mengajarkan kita bahwa
hidup harus berjuang.
Berdasarkan pengumpulan data penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
Ditemukan dua penelitian yang sejenis. Yaitu yang pertama yang dilakukan oleh Siti Sudusiah
(2015) Analisis Wacana Makna Perjuangan Hidup dalam Film Tampan Tailor Karya Guntur
Soerjanto. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kognisi sosial yang melatarbelakangi
penulis scenario dalam membuat naska film Tampan Tailor, dan mengetahui tentang wacana
seputar perjuangan hidup yang ditampilkan dalam film Tampan Tailor karya Guntur Soejanto.
Penelitian yang kedua yang dilakukan oleh Ulvadisa Santora (2012) Perjuangan Hidup
dan Kemandirian Tokoh Utama dalam Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata Sebuah
Tinjauan Psikologi Sastra. Penelitian mengungkapkan kaitan antara unsur truktus dan
mengungkapkan aspek psikologi yang lebih khusus kepada kepribadiannya dalam novel Padang
Bulan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada objek yang diteliti.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada perjuangan hidup tokoh
dalam novel dan Film.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan mengkaji Perjuangan Hidup Tokoh
dalam Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata. Pemilihan novel ini sebagai objek pnelitian ini
di dasarkan atas suatu pemikiran bahwah novel ini diangkat dari seorang yang bernama
Sobrinudin tentang Kisah pohon delima yang ternyata didalamnya ada filosofi. Pohon delima
tersebut terkadang musuh, terkadang pembawa kenangan, dan terkadang pembawa cinta. Andrea
Hirata berhasil mengemas semua itu secara apik dalam sebuah novel.
Di dalam novel ini menceritakan tentang sebuah keluarga dengan 5 bersaudara. Tokoh
utamanya bernama Sobrinudin. Dia adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara. Kakak-kakaknya adalah
orang sukses yang mempunyai pekerjaan tetap, dan adiknya adalah perempuan yang lulus secara
cemerlang tingkat SMA. Sedangkan Sobrinudin sendiri adalah pengangguran. Jangankan
pekerjaan, ijazah saja hanya ijazah SD. Ia hanya lulusan SD yang putus sekolah saat duduk di
bangku kelas 2 SMP. Itu semua berawal dari pertemanannya dengan Taripol, sahabat kecilnya.
Ternyata Taripol adalah ketua geng atau mafia. Ia buronan para polisi. Namanya telah ternodai
setelah terlibat kasus dengan sahabatnya, Subrinudin pun harus mencari makan dan tempat
tinggal. Ia membutuhkan sebuah pekerjaan tetap namun tidak ada yang mau menerimanya
karena namanya telah tercemar sebagai komplotan pencuri.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan kajian guna
mengungkapkan perjuangan hidup tokoh dalam novel sirkus pohon karya Andrea Hirata.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mendapatkan hasil peneltian yang terarah, maka diperlukan suatu perumusan
masalah. Ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini yakni.
1) Bagaimanakah wujud kerja keras dan kegigihan tokoh dalam Novel Sirkus Pohon Karya
Andrea Hirata?
2) Bagaimanakah wujud ketabahan dan keyakinan tokoh dalam Novel Sirkus Pohon Karya
Andrea Hirata?
3) Bagaimanakah wujud usaha tokoh untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam Novel Sirkus
Pohon Karya Andrea Hirata?
1.3 Tujuan Penilitian
Tujuan suatu penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus mempunyai arah dan
sasaran yang tepat. Ada dua tujuan penelitian ini.
1) Mendeskripsikan wujud kerja dan kegigihan tokoh dalam Novel Sirkus Pohon Karya Andrea
Hirata.
2) Mendeskripsikan wujud ketabahan dan keyakinan tokoh dalam Novel Sirkus Pohon Karya
Andrea Hirata.
3) Mendeskripsikan wujud usaha tokoh untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam Novel Sirkus
Pohon Karya Andrea Hirata.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat berhasil dengan baik, yaitu dapat mencapai tujuan
secara optimal, menghasilkan laporan yang sistematis dan dapat bermanfaat secara umum. Ada
dua manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan sastra Indonesia
terutama dalam pengkajian novel dengan judul Perjuangan Hidup Tokoh.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala apresiasi pembaca sastra Indonesia terhadap
aspek perjuangan dalam sebuah novel. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian
karya sastra di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sastra selanjutnya.
Harapan peneliti dalam meneliti novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata dengan judul
perjuangan hidup tokoh dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
1) Bagi peneliti
Diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti dalam menganalisis karya
sastra.
2) Bagi siswa
(1) Meningkatkan kemampuan dalam memahami karya sastra
(2) Memperluas ilmu pengetahuan tentang pendidikan sastra
(3) Meningkatkan apresiasi karya sastra
3) Bagi pembaca diharapkan dapat membantu pembaca dalam mengungkapkan makna yang
terkandung dalam novel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham H. Maslow, 2010, Motivation And Personality. Rajawali, Jakarta.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. “Metode Penelitian Sastra: Sebuah Pengantar”. Hand Out Kuliah.
Surakarta: FKIP – UMS.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2006. Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi Indonesia Modern.
Surakarta: Smart Media

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.

Hirata, Andrea. 2017. Sirkus Pohon. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Media.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya


dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa

Sumardjo, Jacob dan Saini K.M. apresiasi kesusastraan Jakarta: gramedia 1991.

Waluyo. 2002. Prosa Fiksi Dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: hanindita graha widia.

Waluyo, Herman J. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widya Sari Press.
Nugraheni Eko Wardani. 2009. Makna Totalitas Dalam Karya Sastra. Surakarta:
LPP UNS dan UNS Press.
1. LANDASAN TEORI
Berdasarkan landasan teori yang digunakan dalam Perjuangan Hidup Tokoh dalam novel
Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata dan mengkaji kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan
akan aktualisasi diri, dalam novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata.

Variabel Indikator Deskripsi dan Data


1. Kebutuhan 1. Rumah Sobrinuddin pun harus mencari makan
Fisiologis 2. Pakaian dan tempat tinggal setelah namanya
3. Makanan ternodai karena terlibat kasus sahabatnya
4. Minuman yang bernama Taripol. Ia membutuhkan
sebuah pekerjaan tetap namun jarang ada
yang mau menerimanya.
2. Kebutuhan 1. Bebas dari bahaya
akan Rasa 2. Terlindungi atau
Aman Tersembunyi
3. Kebutuhan 1. Perasaan cinta Cinta itu milik seseorang yang sebelum
rasa ingin 2. Perasaan kasih berjumpa dengannya kuduga kebahagiaan
memiliki dan sayang berada di balik kaki langit dan harus
kasih sayang 3. Perasaan suka kuarungi tujuh samudera untuk
4. Perasaan ingin menggapainya.
memiliki
4. Kebutuhan 1. Kehormatan Sobrinuddin berusaha untuk mendapatkan
akan 2. Martabat pekerjaan yang layak, namun ia hanya
penghargaan 3. Rasa percaya diri memiliki ijazah SD. Ia termotivasi dari
4. Penghargaan dari kata-kata adik perempuannya yang
orang lain atas bernama Azizah “Lelaki itu harus bekerja
prestasi yang di tetap! Harus punya pekerjaan tetap yang
capai. berwibawa! Lelaki itu harus bekeja di
kantor desa, di pemda, di toko, di rumah
sakit, di restoran, di pabrik, di kapal, di
PN Timah, di kantor syahbandar. Ada jam
kerjanya, ada tas kerjanya, ada
seragamnya, ada pulpen di sakunya!” dan
iya mendapatkan pekerjaan tersebut.
5. Kebutuhan 1. Peristiwa yang betul-
akan betul terjadi
Aktualisasi 2. Kondisi dimana
diri. orang bisa berkreasi
3. Memecahkan
masalah
4. Menerima kondisi
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai