Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakitanya sebuah karya sastra adalah replika kehidupan nyata.

Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel, dan drama, persoalan yang

disodorkan oleh pengarang tak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata

sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering

mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi

kehidupan manusia. Menurut Iswanto dalam Jabrohim yang dikutip dari

(http://teguhwirwan. blogdetik.com), “Karya sastra lahir di tengah-tengah

masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap

gejala-gejala sosial disekitarnya”. Pendapat tersebut mengandung implikasi

bahwa karya sastra (terutama cerpen, novel, dan drama) dapat menjadi potret

kehidupan melalui tokoh-tokoh ceritanya. Nugraheni Eko Wardani (2009: 15)

mengemukakan bahwa novel adalah fiksi yang mengungkapkan cerita tentang

kehidupan tokoh dengan problematika dan nilai-nilainya yang mencari nilai

otentik dalam dunianya. Menurut peneliti dalam sebuah karya sastra fiksi,

pastilah terdapat sebuah ide pokok yang menjadi landasan pembangunnya.

Karena dari ide pokok tersebutlah, seorang pengarang dapat mengembangkan

karya sastra buatannya. Khususnya pada novel, biasanya terdapat satu ide
pokok utama dan beberapa ide pokok tambahan yang berfungsi sebagai media

untuk menyampaikan ide pokok utama pada penikmat karya sastra. Beberapa

ide pokok tambahan ini berupa permasalahan, pertentangan, percekcokan

ataupun perselisihan yang dialami oleh para tokoh yang ada dalam sebuah

karya sastra. Permasalahan, pertentangan, percekcokan ataupun perselisihan

ini sering kita kenal dengan istilah konflik. Manusia dijadikan objek

sastrawan sebab manusia merupakan gambaran tingkah laku yang dapat

dilihat dari segi kehidupannya. Tingkah laku merupakan bagian dari gejolak

jiwa, sebab dari tingkah laku manusia dapat dilihat gejala-gejala kejiwaan

yang pastinya berbeda satu dengan yang lain. Konflik batin termasuk

permasalahan kepribadian, konflik batin merupakan suatu perbuatan yang

terlalu sering dilakukan yang bertentangan dengan suara batin, di dalam

kehidupan yang sadar, pertentangan tersebut akan menyebabkan pecahnya

pribadi seseorang, sehingga di dalamnya akan selalu dirasakan konflik-konflik

jiwa (Agus Sujanto dkk, 2006: 12). Pada diri manusia dapat dikaji dengan

ilmu pengetahuan yakni psikologi yang membahas tentang kejiwaan. Oleh

karena itu, karya sastra disebut sebagai salah satu gejala kejiwaan (Ratna,

2004: 62). Karya sastra yang merupakan hasil dari aktivitas penulis sering

Dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan sebab karya sastra

merupakan hasil dari penciptaan seorang pengarang yang secara sadar atau

tidak sadar menggunakan teori psikologi. Di dalam buku yang sama Ratna
(2004:350) menyatakan bahwa, “Psikologi Sastra adalah analisis teks dengan

mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis”. Artinya,

psikologi turut berperan penting dalam penganalisis sebuah karya sastra

dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur

pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian

pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung

dalam karya sastra. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

sastra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan melahirkan ilmu baru

yang disebut dengan “Psikologi Sastra”. Artinya, dengan meneliti sebuah

karya sastra melalui pendekatan Psikologi Sastra, secara tidak langsung kita

telah membicarakan psikologi karena dunia sastra tidak dapat dipisahkan

dengan nilai kejiwaan yang mungkin tersirat dalam karya sastra tersebut.

Peneliti tertarik untuk mengkaji novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma

Nadia. Hal ini dikarenakan oleh adanya tokoh Cinta yang ditampilkan secara

apik oleh pengarang.

Dalam novel ini digambarkan sosok seorang anak perempuan yang

begitu tabah dalam menjalani hidupnya. Padahal begitu banyak permasalahan

yang menghiasi kehidupannya, baik konflik antara dirinya dengan orang-

orang yang ada disekitarnya maupun konflik antara dia dengan dirinya

sendiri. Akan tetapi dalam novel ini pengarang lebih banyak menggambarkan

konflik batin yang dialami oleh tokoh Cinta, penggambaran kejiwaan Cinta
akibat permasalahan yang secara bertubi-tubi menyerangnya telah menarik

begitu banyak perhatian pembaca. Sehingga tidak heran jika novel Cinta di

Ujung Sajadah karya Asma Nadia ini menjadi salah satu novel Best Seller di

Indonesia. Oleh karena itu peneliti memilih untuk meneliti konflik batin

dikarenakan konflik psikologis tersebut kerap terjadi pada kehidupan nyata

dan peneliti memiliki hasrat ingin tahu, apakah penerapan konflik batin pada

novel tersebut dapat dianalisis sesuai dengan ilmu psikologi kepribadian.

Sehingga menjadikannya ke dalam suatu penelitian yang berjudul: Konflik

batin tokoh utama pada novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia

(pendekatan psikologi sastra). Penelitian tentang konflik yang dialami oleh

tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia sudah

pernah diteliti oleh Artika Elpi Sandra, yang merupakan mahasiswa program

studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Universitas Bung Hatta dengan

judul Konflik dan Watak Tokoh Utama dalan Novel Cinta di Ujung Sajadah

Karya Asma Nadia. Peneliti mengetahui hal ini setelah mencari informasi

melalui internet, tetapi pada sumber tersebut tidak dicantumkan hasil

penelitian yang telah dilakukan. Sehingga penulis memang membuat

penelitian ini dengan kemampuan sendiri, tanpa meniru hasil penelitian

sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang ingin diselesaikan dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran unsur-unsur intrinsik dalam novel Cinta di

Ujung Sajadah karya Asma Nadia…?

2. Bagaimanakah konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dalam novel

Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia…?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik

dan mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dalam

novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan diharapkan hasil

penelitian ini dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1) Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian tentang “Konflik Batin Tokoh Utama Pada

Novel Cinta di Ujung SajadahKarya Asma Nadia (pendekatan psikologi

sastra)” ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa,

guru, dan dosen.


2) Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian tentang “Konflik Batin Tokoh Utama Pada

Novel Cinta di Ujung SajadahKarya Asma Nadia (pendekatan psikologi

sastra)” ini diharapkan dapat dipahami, diterima serta dapat bermanfaat bagi

masyarakat. II.

Anda mungkin juga menyukai