Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS NOVEL TUHAN IZINKAN AKU MENJADI PELACUR

DITINJAU DARI PSIKOLOGI SASTRA

PROPOSAL PENELITIAN

Sebagai Tugas MID Mata Kuliah Penelitian Bahasa Dan Sastra Semester V
Tahun Akademik 2020

DISUSUN OLEH:

NAMA : ELISAFITRI

NIM : A1M118065

KELAS : A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, karena

atas berkat rohmat dan hidayah-Nyalah sehingga proposal ini dapat diselesaikan pada

waktunya. Adapun penyusunan proposal ini yang berjudul “Penelitian Bahasa dan

Sastra”.

Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan membangun untuk

menjadikan ini lebih sempurna. Semoga ini bisa dapat bermanfaat bagi semua.

Kendari, 17 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
C. Tujuan Penilisan................................................................................................4
D. Manfaat.............................................................................................................4
E. Defenisi Istilah..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sastra.................................................................................................................5
B. Psikologi Sastra...............................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................................17
B. Data dan umber Data......................................................................................17
C. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................18
D. Teknik Analisis Data.......................................................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Hasil Penelitian...............................................................................................19
BAB V SIMPUL DAN SARAN
A. Simpulan.........................................................................................................26
B. Saran...............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang

berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

suasana pikir maupun suasana rasa atau emosi (Endraswara, 2008: 86). Karya

sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah

menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Ali

Imron, 2009: 1). Karya sastra sebagai sebuah fenomena kreatif (Atmazaki dalam

Endraswara, 2003: 12). Teks sastra merupakan karya kreatif dan di dalamnya

sarat dengan ideologi dan pemikiran manusia. Sastra membicarakan tentang

kehidupan manusia dan permasalahannya. Pengarang mengemukakan

permasalahan itu berdasarkan pengalamannya dan pengamatannya terhadap

kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan

tujuannya, yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap

pengalaman kehidupan manusia.

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995: 2-4) menyatakan bahwa fiksi

merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah.

Karya fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat

rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguhsungguh sehingga ia

1
tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Fiksi pertama-tama menyaran

pada prosa naratif yang dalam hal ini adalah novel dan cerpen, bahkan fiksi

sering dianggap bersinonim dengan novel.

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang

berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui

unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, penokohan, latar, dan sudut pandang

yang bersifat imajinatif. Kesemuanya itu dikreasikan oleh pengarang dibuat

mirip, diimitasikan atau dianalogkan dengan dunia nyata lengkap dengan

peristiwa-peristiwa dan latar aktualnya sehingga tampak ada dan sungguh terjadi

terlihat berjalan dengan sistem koherensinya sendiri (Nurgiyantoro, 1995: 4).

Novel “Tuhan izinkan aku menjadi pelacur” adalah sebuah novel

controversial yang ditulis oleh Muhiddin M Dahlan yang menceritakan tentang

seorang wanita yang memasuki organisasi pejuang Negara islam yang kemudian

menemukan kekecewaaan di dalamnya sehingga ia beralih menjadi seorang

pelacur. Buku ini di tulis dalam rangka memberikan kritik social terhadap

beberapa organisasi radikal yang mengusung pendirian Negara islam sekaligus

cara beragam oknum-oknum mereka yang otoriter dan dogmatis. Dalam novel ini

bahasanya juga mudah dipahami dan menangkitkan day abaca yang tinggi bagi

pembaca.

2
Novel ini merupakan kisah nyata sebagaimana pengakuan sang penulis

pada surat untuk pembaca (terdapat dibagian akhir buku ini) yang mengatakan

bahwa buku ini sepenuhnya diambil dari kisah nyata dan kemudiah di olah sang

penulis hingga menjadi sebuah buku.

Psikologi sastrabmelakukan kajian sastra dengan memandang karya sastra

sebagai kegiatan kejiwaan baik dari sang penulis maupun para pembacanya

(Kinanti, 2006). Karya sastra, terutama yang berbentuk prosa seperti cerpen,

drama dan novel selalu menampilkan kisah tokoh-tokoh dengan menjalani

kehidupan mereka. Dalam menuliskan karyanya para pengarang pasti

menghadirkan tokoh dengan karakter dan perilaku yang unik untuk menambah

daya tarik pada cerita yang dituliskannya. Aspek inilah yang diangkat oleh

psikologi sastra sebagai bahan kajian terutama mengenai latar belakang tindakan

dan pikiran dari para tokoh dalam karya sastra.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang saya

angkat yaitu jelaskan analisi novel tuhan izinkan aku menjadi pelacur ditinjau

dari psikologi sastra

3
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui analisis novel tuhan izinkan aku menjadi pelacur ditinjau dari

psikologi sastra.

D. Manfaat

Manfaat penelitian ini yaitu sebagai karya ilmiah, penelitian ini diharapkan

dapat member masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara khusus dan

bagi masyarakat luas pada umumnya.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah dalam novel ini adalah:

1. Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian kehidupan

tokoh dalam sebuah cerita yang bersifat imajinasi.

2. Psikologi sastra merupakan kerajinan sastra yang pusat perhatiannya pada

aktivitas kejiwaan baik dari tokoh yang ada dalam suatu karya sastra,

pengarang yang menciuptakan karya sastra bahkan membaca sebagai

penikmat karya sastra.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sastra

1. Pengertian Sastra

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang

objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai

mediumnya. (hasansadili, 2009) Sastra merupakan bagian dari gambaran

kehidupan social yang disajikan melalui perenungan sehingga dapat hasil

karya yang tercipta benar benar citraan dari perkemangan zaman yang terjadi

pada masyarakat. Di dalam karya sastra sering kita jumpai berbagai kisah

yang menggambarkan kehidupan social masyarakat seperti politik, ekonomi

sosial, budaya, dan agama. Oleh karena itu, meskipun dikatakan karya fiksi,

sebuah karya sastra tidak serta-merta murni sebuah hayalan dan imajinasi.

Akan tetapi, sebuah karya sastra lahir melalui tempaan pengalaman

penulisnya.

2. Jenis-jenis karya sastra

a. Drama

Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang

berarti berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan

5
sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama

merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan

dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama

dapat dikenal dengan istilah teater.Drama juga dapat dikatakan sebagai

cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

(Azhar, t.t.).

b. Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan

penyair dengan bahasa yang terikat irama, mantra, rima, penyusunan

lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur

batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin

disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat

makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa. Puisi

merupakan seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya

(keindahan), (“Pengertian Puisi, Ciri, Jenis-Jenis, Unsur & Struktur

puisi,2015”).

c. Prosa

6
Prosa merupakan jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi sebab

variasi ritme yang dipunya lebih besar, dan bahasanya yang sesuai

dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin yang

artinya “terus terang”. Jenis tulisan ini biasanya dipakai sebagai

deskripsi sebuah ide atau kata. Sebab, prosa bisa dipakai untuk surat

kabar, novel, majalah, surat, ensiklopedia, serta beragam jenis media

lainnya. Prosa juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu prosa lama dan

prosa baru, prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan

apapun. dan prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum

dipengaruhi budaya barat.

1) Prosa Lama

Prosa lama adalah suatu karya sastra yang belum dipengaruhi

oleh sastra atau kebudayaan dari barat. Karya sastra prosa lama

yang awalnya timbul disampaikan secara lisan, dikarenakan belum

dikenal bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk

ke Indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk

tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak hal tersebut sastra tulisan

mulai dikenal serta sejak itu pula babak-babak sastra pertama dalam

rentan sastra Indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra

prosa lama, yaitu:

7
a) Hikayat

Hikayat, berasal dari bahasa India dan Arab, berisi kisah

hidup para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, dan raja-raja

yang memiliki kekuatan gaib. Sihir dan kekuatan yang luar

biasa dari orang-orang, yang bercerita kadang-kadang tidak

masuk akal. Tapi saga mengambil banyak tokoh dalam sejarah.

Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Pitung, Tale of the

Poor, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang,

Hikayat Raja Budiman.

b) Sejarah Sejarah (legenda),

Merupakan salah satu isi dari dua cerita prosa diambil

dari suatu peristiwa sejarah. cerita terungkap dalam sejarah bisa

dibuktikan dengan fakta. Selain mengandung peristiwa sejarah,

juga berisi silsilah raja-raja. Berisi sejarah silsilah yang ditulis

oleh penulis raja ini masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu

bekerja Bendahara Datuk Paduka Raja alias Tun Sri Lanang

yang ditulis pada tahun 1612.

8
c) Kisah

Kisah, adalah kisah perjalanan atau pelayaran seseorang

dari satu tempat ke tempat lain. Contoh: A Journey Abdullah ke

Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jeddah.

d) Dongeng

Dongeng, adalah cerita yang sepeunuhnya merupakan

hasil imajinasi atau khayalan pengarang dimana yang

diceritakan belumpernah terjadi.

2) Prosa Baru

Prosa baru adalah esai prosa yang timbul setelah menerima

literatur atau pengaruh budaya Barat. Prosa baru adalah sebagai

berikut:

a) Percintaan

Roman adalah bentuk baru dari prosa yang menceritakan

kehidupan protagonis dengan semua kesedihan. Dalam novel,

aktor utama yang sering diceritakan dari masa kanak-kanak

sampai dewasa, atau bahkan kematian. kebiasaan Romawi

mengungkapkan aspek masyarakat atau rinci dan menyeluruh,

alur kerja bercabang, banyak derajat (peluncuran).

9
b) Novel

Novel berasal dari Italia. yaitu ‘berita’ Novel. Novel

adalah prosa baru yang menggambarkan sebagian besar

kehidupan aktor utama konflik yang paling penting, yang

paling menarik, dan yang mengandung. konflik mental atau

perjuangan mengakibatkan perubahan nasib pelaku. lika roman

cenderung idealisme, realisme dalam novel. Biasanya lebih

pendek dari novel roman dan lebih panjang dari sebuah cerita

pendek. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh

Pramoedya Ananta Toer, berburu oleh Pramoedya Ananta

Toer, Ziarah Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus

c) Cerita pendek

Adalah prosa cerita pendek baru yang menceritakan

sebagian kecil dari kehidupan pelaku yang paling penting dan

menarik. Dalam sebuah cerita pendek harus menjadi konflik

atau sengketa, tetapi tidak menyebabkan perubahan nasib

pelakunya. Contoh: Public Radio oleh Rosihan Anwar, Bulb

oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosin, menghadapi

Bembah oleh Trisno Sumarjo, Fall Surau Kami A.A. Navis.

10
d) Riwayat Sejarah (biografi)

adalah esai prosa yang berisi pengalaman hidup sendiri

penulis (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang

lain sejak kecil hingga dewasa, atau bahkan kematian. Contoh:

Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar

Dewantara.

e) Kritis

Kritik adalah karya penilaian yang buruk menguraikan

sebuah karya dengan memberikan alasan tentang isi dan bentuk

kriteria objektif tertentu dan hakim

f) Resensi

Resensi adalah diskusi / pertimbangan / ulasan suatu

karya (buku, film, drama, dll). itu menjelaskan kepada pembaca

untuk melihat karya berbagai aspek seperti tema, plot,

karakterisasi, dialog, dll, sering disertai dengan penilaian saran

dan apakah pekerjaan dibaca atau dinikmati.

g) Esai

Esai adalah review / kritik dari masalah pada wajah itu

berdasarkan pandangan pribadi penulis. Isi dapat pelajaran

11
hidup, komentar, renungan, atau komentar tentang budaya,

seni, fenomena sosial, politik, pertunjukan dramatis, film, dll

(Kurniawan, 2019)

B. Psikologi Sastra

1. Pengertian Psikologi Sastra

Psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa.

Sedangkan sastra adalah ilmu tentang karya seni dengan tulis-menulis. Maka

jika diartikan secara keseluruhan, psikologi sastra merupakan ilmu yang

mengkaji karya sastra dari sudut kejiwaannya. Menurut Wellek dan Austin

(1989:90), Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan

pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau

sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga studi

tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Dan

yang keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi

pembaca). Pendapat Wellek dan Austin tersebut memberikan pemahaman

akan begitu luasnya cakupan ilmu psikologi sastra. Psikologi sastra tidak

hanya berperan dalam satu unsur saja yang membangun sebuah karya sastra.

Mereka juga menyebutkan, “Dalam sebuah karya sastra yang berhasil,

psikologi sudah menyatu menjadi karya seni, oleh karena itu, tugas peneliti

12
adalah menguraikannya kembali sehingga menjadi jelas dan nyata apa yang

dilakukan oleh karya tersebut”

Menurut Ratna (2004:350), “Psikologi Sastra adalah analisis teks

dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis”. Artinya,

psikologi turut berperan penting dalam penganalisisan sebuah karya sastra

dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur

pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian

pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung

dalam karya sastra. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

sastra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan melahirkan ilmu baru

yang disebut dengan “Psikologi Sastra”. Artinya, dengan meneliti sebuah

karya sastra melalui pendekatan Psikologi Sastra, secara tidak langsung kita

telah membicarakan psikologi karena dunia sastra tidak dapat dipisahkan

dengan nilai kejiwaan yang mungkin tersirat dalam karya sastra tersebut

(“Psikologi Sastra,” 2011)

2. Teori Sigmund Freud

Psikoanalisis pertama kali dimunculkan oleh “Bapak Psikoanalisis”

terkenal Sigmund Freud yang berasal dari Austria. “Psikoanalisis adalah

istilah khusus dalam penelitian psikologi sastra” (Endraswara, 2008:196).

Artinya, psikoanalisis ini banyak diterapkan dalam setiap penelitian sastra

13
yang mempergunakan pendekatan psikologis. Umumnya, dalam setiap

pelaksanaan pendekatan psikologis terhadap penelitian sastra, yang diambil

dari teori psikoanalisis ini hanyalah bagian-bagian yang berguna dan sesuai

saja, terutama yang berkaitan dengan pembahasan sifat dan perwatakan

manusia. Pembahasan sifat dan perwatakan manusia tersebut meliputi

cakupan yang relatif luas karena manusia senantiasa menunjukkan keadaan

jiwa yang berbeda-beda(“Psikologi Sastra,” 2011)

a. Id

Id merupakan sumber segala energi psikis sehingga Id merupakan

komponen utama dalam kepribadian. Id adalah satu-satunya komponen

kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan

termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Id didorong oleh prinsip

kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan

kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan

ketegangan. Menurut Frued id mencoba untuk menyelesaikan

ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan dengan proses

utama yang melibatkan proses dalam pembentukan citra mental dari

objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.

Sebagai contoh adalah ketika merasa lapar atau haus maka akan segera

memenuhi kebutuhan tersebut dengan makan atau minum sampai id

tersebut terpenuhi.

14
b. Ego

Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk

menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan

memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang

dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar,

prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang

berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis

dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari

suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau

meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi

melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan

memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan

tempat.

c. Super Ego

Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan

moral masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan

lingkungan. Pada dasarnya Superego adalah hati nurani, jadi Superego

memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau

yang salah. Superrgo hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. Id,

Ego dan Superego saling mempengaruhi satu sama lain, ego bersama

dengan superego mengatur dan mengarahkan pemenuhan id dengan

15
berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam masyarakat, agama dan

perilaku yang baik atau buruk (Kompasiana.com, t.t.)

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif karena jenis penelitian kualitatif Menurut Sugiyono (2009:15), metode

penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,

menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari

pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui

pendekatan kuantitatif.(“Metode PENELITIAN KUALITATIF: Pengertian,

Tujuan, Karakteristik, Jenis,” t.t.)

B. Data dan Sumber Data

a. Data Data pada penelitian ini dari teori Sigmund Freund yang membedakan

tiga sistem dalam psiskis, id,ego dan super ego.

b. Sumber data Sumber data ini berasal dari novel yang berjudul “Tuhan

Izinkan Aku Menjadi” pelucur karya Muhidin M. Dahlan tahun terbit

oktober 2003 dan jumlah halaman 261.

17
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Membaca berulang-ulang novel kemudian menandai dengan pulpen

kemudian memilih data novel yang menjadi fokus penelitian yang dianalisis

menggunakan teori Sigmund Freund yaitu id, ego dan super ego.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang ditemukan pada proses pengumpulan data selanjutnya dianalisis

menggunakan teori Sigmund Freund yang terdiri atas id, ego dan super ego.

18
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data penelitian ini adalah novel “Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur

Karya Muhidin M. Dahlan”. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan

pendekatan psikologi dalam novel tersebut. Namun penelitian ini difokuskan

pada teori Sigmund Freud yang membagi tiga sistem dalam psikis yaitu id,ogo

dan super ego.

Pemaparan pada bab ini akan diuraikan secara lengkap hasil penelitian

berdasarkan pada fokus masalah pada bab sebelumnya yaitu bagaimana psikologi

tokoh dalam novel tersebut. Adapun hasil yang dimaksudkan sebagai berikut.

1. Id

Id merupakan sumber segala energi psikis sehingga Id merupakan

komponen utama dalam kepribadian. Id adalah satu-satunya komponen

kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk

dari perilaku naluriah dan primitif. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang

berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak

terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan ketegangan. Menurut Frued id

mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip

19
kesenangan dengan proses utama yang melibatkan proses dalam

pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk

memuaskan kebutuhan. Sebagai contoh adalah ketika merasa lapar atau haus

maka akan segera memenuhi kebutuhan tersebut dengan makan atau minum

sampai id tersebut terpenuhi.

Bentuk psikis atau kepribadian dibuktikan dalam novel “Tuhan Izinkan

Aku Menjadi Pelacur” pada halaman 24, berikut bukti dalam teks:

“Aku ingin membersihkan jiwaku dari segala kekotoran dunia ini

sebagaimana sebelumnya. Aku ingin mendekatkan diri

sedekatdekatnya kepada Tuhan. Tidak, aku tidak ingin membiarkan

hidupku berjalan tanpa arti. Aku ingin berubah. Aku tak ingin hatiku

terpenjara oleh banyaknya urusan yang tak ada maknanya.”

Kutipan diatas membuktikan bahwa kebutuhan seorang tokoh dalam

novel tersebut. Berusaha untuk memenuhi keinginan untuk mendekatkan diri

kepada tuhannya, karena menurut Sigmund Freund Id adalah prinsip

kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan

kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan.

Kutipan di atas dipertegas pada halaman 53, bukti dalam teks sebagai

berikut:

20
“Aku ingin ber-Islam yang kaffah yang bila menyebut nama Allah

hatinya akan bergetar. Dan hatiku memang bergetar ketika

melafadzkan zikir kepada Allah. Tubuhku gemetar. Aku merasakan

bahwa itulah terangungku bukan sekadar romantis dengan Tuhanku.

Pendeknya, aku terus melakukan ritual.

Kedua teks tersebut sangat jelas menandakan adanya wujud id atau

keinginan yang dibuat oleh pengarang kepada sosok tokoh yang ada di

dalam novel tersebut. Selain dari itu hal yang menjadi sebuah rujukan

menandakan seorang tokoh memaknai sebuah kehidupan sebagai acuan

untuk mengerjakan hal yang di diridohi oleh tuhan-Nya sebagai pemaknaan

hidup dengan tetap pada apa yang menjadi kewajiaban seorang hamba pada

Tuhannya. Karena menurut Freud id mencoba untuk menyelesaikan

ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan dengan proses utama

yang melibatkan proses dalam pembentukan citra mental dari objek yang

diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.

2. Ego

Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk

menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan

memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat

diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak

sadar.

21
Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk

memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang

sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan

sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls.

Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses

menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi

hanya dalam waktu yang tepat dan tempat. Dalam penelitian ini peneliti juga

memfokuskan penelitian pada bagaimana wujud prinsip realitas yang

berusaha untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan yang terdapat dalam

novel “Muhidin M. Dahlan” berikut hasil yang ditemukan dalam novel yang

berjudul “Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur” berikut bukti dalam teks

halaman 16:

“Di atas ranjang ini, aku adalah kekasih yang kau kecewakan. Maka

kau jangan keberatan apabila aku menguji iman lelaki ini, ustadz ini,

hamba-Mu yang dipandang-pandang masyarakat sebagai orang saleh

yang bersih diri ini. Akan kulihat seberapa jauh rasa takutnya

denganMu dengan leleran berahinya melihat tubuhku yang dililiti

daging ciptaan-Mu juga, tapi dianggap nista oleh masyarakat, dianggap

jalang oleh aturan yang tersimpul dalam tradisi.” Kudekati Midas.

“Kiran aku, tidak tanggung jawab kalau-kalau...” Tapi aku sudah tak

peduli. Kupeluk dia dan sejurus kemudian terjadilah apa yang terjadi.

22
Kurenggut juga keperjakaan orang beriman yang setiap saat jidatnya

selalu merapat di sajadah salat.

Kutipan yang menjelaskan bentuk tindakan untuk membuktikan

kataatan atau iman hamba lainnya dengan caranya sendiri terhadap suatu

hubungan yang hanya sebatas hasrat seksual, suatu kenikmatan yang hanya

bersifat mempermainkan.

Bentuk prinsip realitas kebutuhan dan keinginan juga terdapat pada

halaman 180:

“Suasana sangat sepi. Lengang. Tanganku mulai menggerayangi

plastik peambungkus pil dan menghamburkannya diatas pembaringan.

Satu, dua, tiga lalu kuteguk air fanta yang menusuk di lidahku itu.

Delapan, sembilan, fanta. Bersicepat kuteguk obat-obat itu. Dua puluh

empat... tiga puluh... tiga puluh sembilan... empat puluh tiga. Kepalaku

mulai pusing. Dan kupaksakan untuk terus meludeskan obat itu.

Mautku berada di dalam butiran-butiran itu. Aku ingin menjemput

mautku dalam terjangan partikel-partikel obat yang overdosis yang

kini sedang melumpuhkan semua pertahanan ragawiku dan selanjutnya

melayangkan rohku ke liang pembaringan terakhir dan selamanya”.

Pada kedua kutipan di atas membuktikan adanya tindakan Ego untuk

mengakhiri hidupnya sebagai bentuk kekecewaan dan pemberontakan atas

takdir Tuhan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan sang tokoh.

Karena menurutnya mengakhiri hidup seorang hamba adalah bentuk

23
pelecehan terbesar terhadap Tuhan. Karena menurut Freud ego adalah

komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani realitas.

Prinsip realitas suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas

atau meninggalkan implus.

3. Super Ego

Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral

masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan

lingkungan. Pada dasarnya Superego adalah hati nurani, jadi Superego

memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau yang

salah. Superego hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. Id, Ego dan

Superego saling mempengaruhi satu sama lain, ego bersama dengan

superego mengatur dan mengarahkan pemenuhan id dengan berdasarkan

aturan-aturan yang benar dalam masyarakat, agama dan perilaku yang baik

atau buruk (Kompasiana.com, t.t.).

Bentuk dari gambaran kesadaran berdasarkan aturan-aturan yang benar

dalam masyarakat, agama dan perilaku yang baik atau buruk terdapat pada

novel halaman 252:

“Terserah Kau Tuhan. Aku tak peduli lagi. Aku sudah memilih jalan

takdirku sendiri dan aku tak boleh sekali-kali menoleh ke belakang

apalagi meratapi pilihan yang telah kuambil. Biarlah aku mengalir

bersama arus gelap yang membawaku. Biarlah aku menari diatas bara

api, sebab aku ingin menjadi putri api yang melukis lempengan batu-

24
batu kehidupan dengan api dan lahar abadiku. Api panasku. Biarlah

aku hidup dalam gelimang api dosa. Sebab api dosa belum tentu benar

langsung membuat hidup manusia menemui titik akhirnya. Sebab

terkadang melalui dosa yang dihikmati, seorang manusia bisa belajar

dewasa.

Teks di atas membuktikan bahwa sang tokoh sadar jika yang dilakukan

adalah sebuah hal yang buruk namun karena perasaan kekecewaan yang

mendalam terhadap realitas dan takdir yang di suguhkan oleh tuhan-Nya

membuatnya merasa tidak adil, sehingga dirinya pun memilih jalan yang

buruk sebagai bentuk protes dan bukti pemberontakan terhadap tuhan-Nya.

Pada kutipan di atas membuktikan bahwa Super Ego menurut Sigmund

Freund yaitu pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau yang

salah.

25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis psikologi sastra dalam novel yang berjudul “Tuhan

Izinkan Aku Menjadi Pelacur” karya Muhidin M. Dahlan. Peneliti hendak

memaparkan simpulan untuk menjawab permasalahan yang sesuai dengan fokus

masalah. Adapun simpulan dari peneliti adalah sebagai berikut:

Terdapat 3 bentuk psikologi sastra pada novel “Tuhan Izinkan Aku

Menjadi Pelacur” karya Muhidan M. Dahlan. Yaitu bentuk analisis id terdapat 2

teks pada halaman 24 dan 53. Selain dari pada itu, peneliti juga menemukan 2

bentuk analisis ego berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk

memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai.

Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum

memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls dalam novel

tersebut pada halaman 164 dan 180.

Bentuk analisi yang terakhir adalah superego. Suatu gambaran kesadaran

akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat, agama,

orangtua, dan lingkungan. Pada dasarnya Superego adalah hati nurani, jadi

Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau

yang salah. Superego hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. Peneliti

menemukan pada halaman 252.

26
B. Saran

Masih banyak kemungkinan analisis psikologi sastra yang terdapat pada

novel tersebut namun dengan segala keterbatasan peneliti ini. Untuk itu peneliti

memberi kesempatan siapa saja untuk melengkapi penelitian-penelitian

selanjutnya.

Adapun penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap novel karya

Muhidin M. Dahlan, yang berjudul “Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur”

sebenarnya masih banyak kekurangan maka dari itu penulis sangat

mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk memperbanyak referensi terkait

dengan psikologi sastra.

27
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Amal dan Harifin H. (2018). Representasi Generasi Pada Novel Taman Sunyi

Sekala Karya Aida Vyasa. Retrieved juli 16, 2019, from

https://osf.io/preprints/inarxiv/yq523/.

Azhar, A. (t.t.). Pengertian Drama, Jenis-Jenis Drama, dan Unsur-Unsur Drama.

Diambil 23 April 2019, dari http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-

drama-jenis-jenisdrama-unsur-unsur-drama.html

hasansadili. (2009, Oktober 3). Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para

Ahli. Diambil 23 April 2019, dari Asem Manis website:

https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secaraumum-dan-

menurut-para-ahli/

Kompasiana.com. (t.t.). Id, Ego, Superego: Psikoanalisis kepribadian Sigmund Freud.

Diambil 29 April 2019, dari KOMPASIANA website:

https://www.kompasiana.com/ghusyarahimapramudhitan/552fa1546ea834

a8048b4586/id-ego-superego-psikoanalisis-kepribadian-sigmund-freud

Kurniawan, A. (2019, Januari 5). Pengertian Prosa Lama Dan Baru Beserta

Contohnya Lengkap. Diambil 23 April 2019, dari GuruPendidikan.Com website:

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-prosa-lama-danbaru-beserta-

contohnya-lengkap/

iii

Anda mungkin juga menyukai