Anda di halaman 1dari 10

akalah analisis Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik dalam novel orang-orangf Proyek 

Oleh Adisan Jaya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi seorang pengarang
terhadap gejala-gejala sosial di lingkungan sekitarnya.Karya sastra diciptakan pengarangnya
untuk menyampaikan sesuatu kepada penikmat karyanya.Sesuatu yang ingin disampaikan
 pengarang adalah perasaan yang dirasakan saat bersentuhan dengan kehidup an sekitarnya.
Salah satu bentuk karya sastra yang membicarakan manusia dengan segala perilaku dan
kepribadiannya dalam kehidupan adalah novel. Membaca karya fiksi berupa novel berarti kita
menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasaan batin, memberikan kesadaran
mengenai gambaran kehidupan dan belajar untuk menghadapi masalah yang mungkin akan kita
mengenai gambaran
gambaran kehidupan dan belajar
belajar untuk menghadapi masalah yang mungkin akan kita
alami.
Sebagai karya, novel merupakan hasil ungkapan, ide-ide, gagasan dan pengalaman pengarang
terhadap lingkungan dan kehidupan. Sebagai karya imajiner, novel menawarkan berbagai
 permasalahan tersebut dengan
d engan penuh kesungguhan dan kemudian diungkapkan kembali melalui
sarana sastra dengan pandangannya.
Dalam novel
novel “Orang-
“Orang-Orang Proyek” karya Ahmad Tohari mengandung banyak pesan
moral karena hasil imajinasi kejadian nyata dalam kehidupan manusia. Novel ini mengisahkan
 bagaimana terjadinya ketidakadilan, keserakahan, dan korupsi yang sangat melekat pada masa
Orde Baru tahun 1991 dan memiliki keunikan tersendiri dimata penulis. Novel ini merupakan
sebuah karya fiksi yang memiliki berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan
kehidupan.Permasalahan ini merupakan kejadian nyata, namun dikembangkan dengan imajinasi
 pengarang dengan polesan sedemikian rupa.
Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang
kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya.Dalam
menuangkan imajinasinya yang berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap
kehidupan, pengarang juga memasukkan unsur hiburan, percintaan dan penerangan terhadap
 pengalaman kehidupan manusia. Penyelesaian pengalaman kehidupan yang akan diceritakan
tersebut, tentu saja bersifat subjektif.
Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya.Ia mempunyai
watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya.
 Namun demikian, manusia hidup tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang
satu dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu,
kelompok maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan
anggotakelompok lain. Karena sangat kompleksnya, manusia juga sering mengalami konflik 
dalam dirinya atau konflik batin sebagai reaksi terhadap situasi sosial di lingkungannya. Dengan
kata lain, manusia selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup. Manusia dalam
menghadapi persoalan hidupnya, tidak terlepas dari jiwa manusia itu sendiri.Jiwa di sini meliputi
 pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri.
Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh
sebagai pemegang peran atau pelaku alur.Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah
seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-
konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun
konflik dengan dirinya sendiri.

1.2 Jangkauan Masalah


Masalah dalam novel “Orang-
“Orang-orang Proyek” yaitu mengisahkan begitu kentalnya ketidak 
adilan, korupsi, keserakahan, pada proses pembangunan sebuah proyek jembatan disungai
cibawor pada tahun 1991. Di mana, diwarnai sikap idealis dan kritis kabul yang menentang kasus
korupsi yang dilakukan oleh atasannya. Selain itu, juga terdapat kisah romantisme percintaan
antara Kabul dengan sekretarisnya Wati .

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam analisis novel “Orang-Orang
“Orang-Orang Proyek”yaitu pada bagian-bagian
bagian-bagian
yang berperan penting dalam novel ini.Dalam hal ini penulis menggunakan unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsiknya saja.
1.4 Rumusan Masalah
a. Bagaimana unsur intrinsik dalam novel “Orang-orang Proyek”?
 b. Bagaimana unsur ekstrinsik dalam novel “Orang-orang Proyek”?
c. Apa sajakah yang ditemukan dalam novel “Orang-orang Proyek”?

1.5 Tujuan
a. Mendeskripsikan unsur intrinsik dalam novel “Orang-orang Proyek”.
 b. Mendeskripsikan unsure ekstrinsik dalam novel “Orang-orang Proyek”.
c. Mendeskripsikan yang ditemukan dalam novel “Orang-orang Proyek”.

1.6 Manfaat
a. Manfaat secara umum, analisis novel ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca maupun
 penulis makalah mengenai nilai struktural dan nilai sosial yang ada dalam novel “Orang-orang
Proyek”.
 b. Manfaat secara khusus, makalah analisis novel ini merupakan media analisis penulis dalam
memahami hubungan antara nilai struktural dan nilai sosial yang terdapat dalam novel “Or ang-
orang Proyek”.
c. Secara teoritis, analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangasih pemahaman dan
 pemikiran bagi pengembangan ilmu sastra.

1.7 Definisi Istilah


a. Struktural adalah cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan tanggapan dan
deskripsi unsur dalam suatu karya sastra (cerpen, novel, roman dan sebagainya).
 b.  Nilai sosial adalah nilai kemasyakarakatan yang dimiliki seorang individu mengenai kebijakan,
suka menolong, toleransi dan lain-lain.
c. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari d alam.
d. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang mendukung karya sastra dari luar.

BAB II
LANDASAN TEORI

Karya sastra merupakan sebuah karya yang memiliki nilai edukasi, etika, dan
estetika.Karya sastra juga memiliki aspek yang sangat penting, yaitu unsur intrinsik dan unsur 
ekstrinsik. Kedua aspek tersebut harus dipandang sama, tidak boleh meletakkan bahwa
unsurintrinsik yang lebih penting dari unsur ekstrinsik begitu juga sebaliknya.
Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri tanpa melihat
kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek ekstrinsik hanyalah dalam
hubungan menetapkan nilai isinya (Sugiarti,2007:25). Aspek intrinsik terdiri dari sebagai
 berikut:
1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita yang terbentuk dalam sejumlah ide, tendens,
motif, atau amanat yang sama, yang tidak bertentangan satu dengan yang lainnya
(Sugiarti,2007:37).

2. Setting atau Latar 


Setting merupakan tempat terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsure tempat, waktu dan
ruang ataupun peristiwa cerita (Sugiarti, 2007:55)
3. Alur atau Plot
Alur merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang sambung menyambung dalam sebuah
cerita atau dapat dikatakan sebagai suatu jalur lintasan urutan peristiwa yang berangkai sehingga
menghasilkan suatu cerita (Sugiarti, 2007: 62).
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup
dalam hati penulis, yang menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan hubungan antara tempat atau posisi pencerita dan bagaimana visinya
terhadap cerita yang dikisahkan (Sugiarti, 2007: 105).
6. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku cerita yang memerankan orang-orang yang ada dalam cerita.
7. Perwatakan
Perwatakan merupakan pemberian sifat baik lahir maupun batin pada seorang pelaku atau tokoh
yang terdapat pada cerita (Sugiarti, 2007: 94 ).

Analisis aspek unsur ekstrinsik ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya, dan
sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan kenyataan-kenyataan di luar karya sastra itu
sendiri (Sugiarti, 2007: 22).Aspek ekstrinsik terdiri dari aspek sosial, budaya, ekonomi, agama,
maupun pendidikan.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan penulis dalam analisis ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Dengan adanya metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data dilakukan melalui 3
tahapan, yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
 pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus
menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin.
 b. Penyajian Data
Penyajian data adalah penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang
sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses penyajian data ini
 peneliti telah siap dengan data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informasi yang
sistematis.
c. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari analisa. Dengan adanya
kesimpulan peneliti akan terasa sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau
maksimal.
Obrolan Kabul dengan Wati untuk berterimakasih, namun terkesan malu-malu. Hal ini
dibuktikan oleh kutipan berikut:
“Wat, terima kasih atas kebaikanmu kemarin,” uja r Kabul (Orang-orang Proyek, 2007: 48).
Disini Kabul bertemu dengan Wati dan mengucapkan rasa terimakasihnya, dengan sikap yang
malu-malu.

2) Titik awal Pertikaian


Awal pertikaian ditunjukkan oleh percakapan antara Kabul dan Dalkijo.Di mana mereka saling
 berdebap pendapat. Dalkijo menghendaki untuk melakukan korupsi atas proyek pembuatan
 jembatan, sedangkan Kabul tidak setuju akan hal tersebut. Hal ini dibuktikan oleh kutipan
 berikut:
“Yah, berapa kali harus saya katakan, seperti proyek yang kita kerjakan sebelum ini, semuanya
selalu bermula dari permainan…” (Orang-orang Proyek. 2007: 27).

Hal ini juga dipertegas oleh keluhan Kabul atas kondisi jembatan yang memakan anggaran
semakin membengkak, padahal pembangunannya belum selesai total.
“….Kabul mengeluh atas tingginya angka kebocoran yang berarti tambahan cukup besar yang
harus dipikul oleh anggaran proyek.” (Orang-orang Proyek. 2007: 26).

Selain itu, keberanian Mak Sumeh untuk menyatakan kepada Kabul bahwa Wati menyukai
Kabul. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
“Anu.Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa Pak Insinyur belum tahu Wati…anu…suka sama
Pak Insinyur?” (Orang-orang Proyek. 2007: 46).

3) Titik Puncak Cerita


Titik puncak cerita didukung oleh perkataan Mak Sumeh yang memojokkan Kabul sehingga
Kabul tersenyum samar. Hal ini dibuktikan melalui ku tipan berikut:
“Pak Insinyur tahu, kepergian berdua dengan Wati kali ini jadi perhatian orang?Soalnya, Pak 
Insinyur berdua dengan Wati naik sepeda motor. Dan cara Wati menempel di punggung Pak 
Insinyur itu…wah.” (Orang-orang Proyek, 2007: 46)
Pada bagian ini Mak Sumeh menyampaikan kalau Kabul dengan Wati sedang diperbincangkan
oleh orang banyak.Mak Sumeh menceritakan kalau pada saat mereka berdua naik motor, orang-
orang menganggap bahwa Kabul dan Wati sudah beropacara, sehingga membuat heboh orang-
orang dilungkungan proyek.

Puncak permasalahan juga dilakukan Martasatang yang menuduh Kabul telah menjadikan
anaknya tumbal dalam pengecoran jembatan. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
“Anak saya, Sawin, hilang karena telah dijadikan tumbal proyek ini dan jasadnya ikut dicor jadi
 bagian tiang jembatan. Sekarang jawab: Iya apa tidak?” (Orang-orang Proyek, 2007: 129).
Disini terlihat jelas, begitu tingginya kadar animisme masyarakat, yang masih percaya dengan
hal-hal yang diluar akal atau ghoip, dan percaya kalau anaknya Sawin dijadikan tumbal pada
 pembangunan jembatan.

Adanya pemaksaan yang dilakukan Dalkijo untuk tetap menggunakan besi bekas membuat
Kabul mengancam untuk mengundurkan diri karena khawatir akan kondisi jembatan.
“Ya, saya tahu.Meskipun begitu saya tidak mau menggunakan besi bekas itu.Bila dipanaskan,
lebih baik saya mengundurkan diri.” (Orang-orang Proyek. 2007:182).

4) Resolusi
Resolusi dalam novel ini yaitu dimulai pada saat Kabul merasa tidak tahan dengan sikap
keserahan dan kekonyolan atasannya Dalkijo dan tidak ingin tdrlalu lama terlibat dalam korupsi
yang dilakukan Dalkijo, akhirnya Kabul memilih keluar dari proyek tersebut.
“Maaf Pak. Keputusan saya tak bisa ditarik lagi.Saya keluar!” (Orang-orang Proyek. 2007: 200).
Karena pada saat ini, Kabul merasa bahwa dengan keluar dari pekerjaannya itu, ia terbebas dari
tindak kecurangan yang dilakukan oleh atasannya Dalkijo.

Ketika Kabul keluar dari proyek, Wati merengut agar Kabul memikirkan kedua kali
keputusannya itu. Saat itu Wati sangat kecewa, namun ia berjanji akan tetap menghubungi Wati.
Beberapa waktu kemudian mereka berpacaran dan Wati diajak Kabul menemui Biyungnya
karena mereka telah resmi pacaran.
“Kapan-kapan Wati kujemput, dan kua jak menemui Biyung, emakku.Kamu mau, Wat?” (Orang-
orang Proyek. 2007:202).

5) Keputusan
Pada akhirnya, Kabul memutuskan keluar dari proyek jembatan sungai cibawor dania istirahat
sebentar dari hiruk-pikuk proyek di rumah Biyungnya. Selain itu, ia juga sebenarnya ingin
kembali ke kampus. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
“Sebenarnya aku ingin kembali ke kampus, sebab bekerja di lapangan ternyata berat buatku.Tapi
entahlah bila aku bekerja di proyek milik swasta.” (Orang-orang Proyek. 2007: 201).

d. Penokohan
Mengenai sifat-sifat tokoh yang ada dalam novel, yaitu sebagai berikut:
1) Tokoh Utama: Kabulsifatnya kritis, idealis, optimis, dan perhatian.
Sifat idealis Kabul ditunjukkan oleh kutipan berikut:
“Pak Dalkijo, saya ingatkan ada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1990, pemborong wajib
menjamin bangunan yang dikerjakan bisa dimanfaatkan setidaknya selama sepuluh tahun.”
(Orang-orang Proyek, 2007: 182).
Dimana disini Kabul menasehati Dalkijo atasannya, bahwa dalam membangun sebuah bangunan
itu harus memikirkan bagaimana kualitasnya nanti, apakah bisa dirasakan untuk sekian tahun
atau tidak.

Sedangkan, sifat Kabul yang optimis ditunjukkan oleh kutipan berikut:


“…Aku masih punya keinginan kuat menyelesaikan proyek ini dengan mutu yang bisa
dipertanggungjawabkan….” (Orang-orang Proyek, 2007:158).
Disini tokoh Kabul menunjukkan partisipasinya untuk membangun jembatan dengan baik,
dengan mutu kualitas tertinggi, dan ia optimis bahwa ia bisa untuk melakukannya.
Sifat perhatian Kabul ditunjukkan oleh kutipan berikut:
“Kamu sudah benar - benar sembuhkan, Wat?” (Orang-orang Proyek, 2007: 150).

2) Tokoh Sentral: Wati, sifatnya perhatian dan cengeng.


Sifatnya yang perhatian ditunjukkan oleh kutipan berikut:
Disini menggambarkan bahwa pak Tarya membutuhkan pekerjaan, untuk membiayai anak dan
istrinya. Sehingga ia menanyakan lowongan perkjaan kepada Kabul.

4.3 Temuan yang didapatkan dalam Novel “Orang -orang Proyek”


a. Disini penulis menemukan bahwa, orang proyek identik dengan kecurangan, korupsi,
kesrakahan. Terkadang bahan dari proyek itu yang berkualitas rendah dan bisa dibilang tidak 
 pantas untuk dijadikan sebuah bangunan.
 b. Pungutan liar terjadi dan dijadikan budaya.
c. DPR/DPRD sering dicap hanya menjadi tukang setempel atau aksesori Pemerintah Orde Baru.
Rakyat jadi pemilih sangat naif yang hanya dipinjam namanya. Keterwakilan mereka di lembaga
legislatif sangat rendah. Amanat rakyat pemilih kurang tersalur dan lebih banyak menjadi bahan
retorika para politikus.
d. Selain itu, penulis juga menemukan bahwa Animisme atau kepercayaan kepada ilmu ghaib
masih tetap melekat di kalangan masyarakat.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Sebuah karya fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup
dan kehidupan.Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh
kesungguhan yang kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan
 pandangannya, yang sangat menarik untuk dianalisis, yaitu dengan analisis aspek intrinsik dan
ekstrinsik.
Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri tanpa
melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek ekstrinsik hanyalah
dalam hubungan menetapkan nilai isinya (Sugiarti,2007:25).Analisis aspek unsur ekstrinsik ialah
analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya, dan sepanjang mungkin melihat kaitannya
dengan kenyataan-kenyataan di luar karya sastra itu sendiri (Sufiarti, 2007: 22).
Saran
Semoga apa yang dianalisis oleh penulis melalui novel “Orang-orang Pr oyek” karya
Ahmad Tohari ini bisa bermanfaat dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan dapat
digunakan sebagai referensi maupun contoh untuk menganalisis novel lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anisa. Menganalisis unsure-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
(Online).http://natalidopengasih.wordpress.com/2010/05/19/menganalisis-unsur-unsur-intrinsik-
dan-ekstrinsik-novel-indonesia-terjemahan/(Diakses tanggal 03 Juni 2012)

 Nuzulia Dian.Strukturalisme.(Online)
http://arerariena.wordpress.com/2011/02/02/strukturalisme/ (diakses tanggal 01 Juni 2012)
Sugiarti. 2002. Pengantar dan Pengkajian Prosa Fiksi. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai