Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra adalah karya yang kreatif dan imajinatif, bukan semata-mata imitatif.
Kreatif dalam sastra berarti ciptaan, dari tidak ada menjadi ada. Setiap unsur dalam
karya sastra saling berkaitan dan mempunyai hubungan dengan unsur lain. Sastra tidak
sekadar bahasa yang dituliskan atau diucapkan, sastra tidak sekadar bermain bahasa.
Akan tetapi bahasa yang mengandung makna lebih, sastra mempunyai nilai yang dapat
memperkaya rohani dan mutu kehidupan.

Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita yang
kompleks, kekompleksan dalam novel sering ditunjukkan dengan adanya konflik yang
tidak hanya sekali muncul dalam novel.Kekompleksan tersebut juga sering ditunjukkan
dengan adanya keterkaitanstruktur dalam novel itu sendiri.

Alasan mengapa peneliti memilih novel Cinta di Ujung Sajadah karena di dalam
novel ini isinya bukan hanya mementingkan romantisme cinta antara laki-laki dan
perempuan saja, tetapi berbicara tentang cinta yang lebih luas. Cinta yang menyentuh
kita sehari-hari.Cinta seorang ibu yang terkadang dimaknai oleh seorang anak.Novel ini
membuat pembacanya mengikuti suasana novel. Sehingga tidak jarang ada bagian kisah
yang membuat pembaca menguras air mata. Kisahnya yang sangat dramatis terasa
begitu ringan dibaca, deskriptif, menarik, tetapi tidak mengurangi hikmah-hikmah yang
terkandung dalam novel tersebut. Harus diakui, dalam novel ini tidak hanya menghibur
pembacanya. Melainkan juga dapat menjadi teladan bagi para pembacanya.

Namun kekurangannya dalam kisah ini tidak berakhir dengan kebahagiaan.


Sehingga cukup menguras air mata. Walaupun begitu, kita dapat memetik banyak
teladan baik itu dari sifat-sifat Cinta, maupun arti sebuah cinta seorang anak terhadap
ibunya. Membuat kita menyadari bahwa sosok seorang ibu itu sangatlah kita butuhkan
dalam kehidupan keluarga.
B. Masalah Penelitian

1.Bagaimana Struktur novel cinta di ujung sajadah?

2.Masalah apa yang terkandung dalam novel Cinta di Ujung Sajadah?

3.Apa saja faktor yang mendorong penulis menuliskan novel Cinta di Ujung Sajadah?

C. Tujuan Penelitian

1.Untuk bisa mendiskripsikan struktur novel Cinta di Ujung Sajadah

2.Untuk mengetahui masalah yang terkandung novel Cinta di Ujung Sajadah.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Novel

Novel,berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru
yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan
perubahan nasib pelaku.

 Pengertian Novel menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Jakob Sumardjo D.rs, novel adalah bentuk sastra yang paling populer
di Indonesia. Bentuk sastra ini paling banyak di cetak dan paling banyak beredar,
lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.

b. Menurut Rostamji, M.Pd, novel adalah karya sastrayang mempunyai dua


unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena
sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.

c. Menurut Tarigan, novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang
yang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta dengan adegan nyata
representative dalam suatu alur/suatu keadaan yang kacau.

 Ciri-ciri novel, antara lain:

a) Karya sastra berjenis narasi, kadang di dalamnya terdapat jenis karangan


deskripsi untuk melukiskan suasana.

b) Berbentuk prosa.

c) Bersifat realis, umumnya merupakan tanggapan pengarang terhadap lingkungan


sosial budaya sekelilingnya.
d) Karya sastra yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pikiran pengarang
sebagai reaksinya atas keadaan sekitarnya.

a. Tema

1. Menurut Scharbach dalam Aminuddin (1987:91), tema adalah ide yang


mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak
pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.

2. Pendapat Sudjiman (1988:51), Tema merupakan sebuah gagasan yang


mendasari karya sastra. Tema kadang-kadang di dukung oleh pelukisan latar,
dalam karya yang lain tersirat dalam lakukan tokoh, atau dalam penokohan.
Tema bahkan menjadi faktor yang mengikat peristiwa-peristiwa dalam satu
alur.

b. Tokoh

Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau


berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Menurut jenisnya ada tokoh utama
dan tokoh bawahan. Tokoh utama ialah tokoh yang aktif pada setiap peristiwa. Ada
tiga cara yang digunakan pengarang untuk melukiskan watak tokoh cerita, yaitu
dengan cara langsung, tidak langsung, dan kontekstual.

1. Pada pelukisan secara langsung : Pengarang langsung melukiskan keadaan dan


sifat si tokoh, misalnya cerewet, nakal, jelek, baik, atau berkulit hitam.

2. Pada pelukisan watak secara tidak langsung : Pengarang secara tersamar


memberitahukan keadaan tokoh cerita.Watak tokoh dapat disimpulkan dari
pikiran, cakapan, dan tingkah laku tokoh, bahkan dari penampilannya. Watak
tokoh juga dapat disimpulkan melalui tokoh lain yang menceritakan secara
tidak langsung.

3. Pada Pelukisan kontekstual : Watak tokoh dapat disimpulkan dari bahasa yang
digunakan pengarang untuk mengacu kepada tokoh.
c. Latar

1. Menurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/latar


adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun
peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.

2. Leo Hamalian dan Frederick R. Karel menjelaskan bahwa setting dalam karya
fiksi bukan hanya berupatempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda
dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang
berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup suatu
masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu.

e. Sudut pandang

Cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang


dipaparkannya disebut sudut pandang, atau biasa diistilahkan dengan point of view.
Istilah sudut pandang atau point of view dengan istilah pusat pengisahan, yakni
posisi dan penobatan diri pengarang dalam ceritanya, atau darimana pengarang
melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita itu. Sudut pandang
membedakan kepada pembaca, siapa menceritakan cerita, dan menentukan struktur
gramatikal naratif. Sudut pandang di bedakan menjadi empat jenis yang meliputi :

(1) pengarang sebagai tokoh.

(2) pengarang sebagai tokoh sampingan.

(3) pengarang sebagai orang ketiga.

(4) pengarang sebagai pemain dan narator.

f. Amanat

Amanat/tujuan (itention) : Sadar maupun tidak ada tujuan yang


mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
B. Hakikat Permasalahan

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra,


tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya
sastra.Unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur yang memengaruhi bangun sebuah
cerita.

Unsur-unsur ekstrinsik meliputi:

a.Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi).

b.Latar belakang kehidupan pengarang.

c.Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

1. Nilai Agama

Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan


aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.

2. Nilai Moral

Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/
perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa
pula nilai moral yang buruk/jelek.

3.Nilai Budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan / tradisi /


adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.

4.Nilai Sosial

Nilai sosial yaitu nilai - nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara
individu dalam masyarakat.
BAB III

ANALISIS DATA

A. Analisis Unsur Intrinsik Novel “ Cinta di Ujung Sajadah”

1). Tema

Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi
pokok masalah dalam cerita.Tema yang terdapat dalam novel Cinta di ujung
Sajadah adalah Religi, Pencarian cinta dan Kerinduan Cinta kepada Ibu.

Bukti :

 “ Itu pertama kali cinta merasakan kehilangan yang sangat, juga rindu
teramat besar, untuk ibu yang bahkan tak pernah dikenalnya walau hanya
sebatas cerita.”

 “ Ketika adzan subuh berkumandang, Cinta menunaikan sholatnya lebih


khusyuk dari biasa. Semuanya ia tumpahkan kepada Allah. Kesedihan,
kekecewaan, rasa takut dan gamang, juga kemarahan, yang seluruhnya
lebur menjadi kepasrahan. Ia benar-benar mengadu.”

 “ Cinta harus menempuh perjalanan jauh untuk membalaskan rindu di


matanya itu.Menelusuri jejak ibunya di setiap penjuru langit. Ketika
dihadapkan dengan jalan buntu, Cinta berjuang.Ia semakin mendekatkan
dirinya kepada Allah. Mencari-cari sebuah jawaban dimanakah ibunya ?
Dalam sujud-sujudnya yang panjang.”

2). Tokoh

Tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Tokoh cerita adalah
orang-orang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecendrungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Nama-nama tokoh dalam “Novel Cinta di Ujung Sajadah” :

1.Cinta 9. Aisyah
2.Mbok Nah 10. Tante Rina
3.Papa Cinta 11. Salsa
4.Mama Alia 12. Ibunda Makky
5.Anggun 13. Iwan
6.Cantik 14. Peter
7.Makky Matahari Muhammad 15. Mirna
8. Neta 16. Adji

Penokohan/Perwatakan :

a. Menurut perannya

1). Tokoh Protagonis : Cinta, Mbok Nah, Makky, Neta, Aisyah, Tante
Rini, Adji.

2). Tokoh Antagonis : Mama Alia, Anggun, Cantik.

3). Tokoh Tritagonis : CintaMakky, Anggun, Cantik.

b. Menurut fungsinya

1). Tokoh Sentral : Ayuningsih, Mbok Nah, Papa Cinta.

2). Tokoh Utama : Cinta, Anggun, Cantik, Makky.

3). Tokoh Pembantu : Neta, Aisyah, Adji, Iwan, Salsa, Tante Rini, Mama
Alia, Ibunda Makky, Mirna, Peter.
c. Menurut Penampilan Wataknya

1). Cinta

Karakter yang dimiliki Cinta adalah : Baik, Sabar, Sportif,


Tawakkal, tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuannya untuk
mencari jejak ibu yang tidak pernah sama sekali ia ketahui wajahnya.

Bukti :
 “ Banyak yang bilang, Cinta punya mata indah.Mata para peri.
Gadis dengan penampilan sportif itu juga dikenal memiliki hati yang
baik. Jika peri-peri dalam dongeng itu benar adanya dan berhati
sangat baik, maka Cinta mewarisi sedikitnya setengah kebaikan hati
mereka.”

 “Tengah malam, saat terbangun, Aisyah menemukan Cinta sudah


menghamparkan sajadah, sedang khusyu berdoa.Wajah beningnya
dalam balutan mukena putih, menengadah. Ada titi air matayang
mengalir deras, sementara bibirnya melantunkan doa-doa panjang.
Tidak lama dilihatnyaCinta bersujud, lama sekali.”

2). Mbok Nah

Karakter yang dimiliki Mbok Nah adalah: Sabar, pengertian dan


penuh kasih sayang terhadap Cinta.

Bukti :
 “Pembelaan, kasih, bakti dan perlindungan perempuan itu
membuat Cinta menaruh hormat dansayang. Mbok Nah adalah
perisai, yang melindunginya dari cuaca buruk.”

3). Anggun

Karakter yang dimiliki Anggun adalah: Kasar, pemarah, ketus


kalau sedang berbicara dengan orang yang tidak disukainya, tidak
penyabar, lebih suka di kamar membaca buku cerita atau main game,
daripada bermain di luar dengan Cinta.

Bukti :

 “Kalo tahu ngapain gue nanya?”

 “Goblok banget, sih!”

 “Ember!Nyari apa-apa nggak pernah becus!”

4). Cantik

Karakter yang dimiliki Cantik adalah : Karakternya hampir sama


dengan kakaknya Anggun, mereka 2 saudara tiri Cinta yang tidak
menyukai Cinta. Suka berkata kasar, pemarah, berpenampilan fashionable,
lebih suka mempercantik diri dan mengoleksi barang-barang bagus.

Bukti :

 “Dia harus kelihatan berkelas dan fashionable.Itu alasan Cantik


mengenakan celana panjang bootcut, plus kaos ketat warna merah
menyala, serta rok kotak-kotak hitam putih sepaha. Biar kelihatan
lebih manis, dia tak lupa memakai kalung yang terdiri dariuntaian
kotak-kotak kecil sebesar dadu, berwarna pink, biru, dan kuning,
dan anting sebelah berbentuk rantai kecil.”

5). Makky Matahari Muhammad

Karakter yang dimiliki Makky adalah: Baik, perhatian, dan saling


berbagi hoby yang ia senangi dengan Cinta.

Bukti :

 “Nih, catat ya?” gaya Makky bak pak guru terhadap murid,
“pertama pasti harus punya auto focus, supaya lebih cepat
menangkap momen yang bergerak. Ini mah dasar banget.Terus
harus punya motor drive.”

6). Papa Cinta

Karakter yang dimiliki papa Cinta adalah: karakternya tidak


mudah di tebak dalam novel ini, awalnya papa Cinta baik tetapi setelah
menikah dengan mama Alia papa sering berkata kasar kepada Cinta tetapi
papa Cinta juga perhatian.

Bukti :

 “Suasana tegang. Papa membanting Koran ke atas meja


makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri
berseberangan.Papa meradang.Lelaki itu melepas
kacamata.Matanya menatap Cinta tajam, lalu tangannya
menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”

 “Papa khawatir banget sama kamu Cinta.”

7). Neta

Karakter yang dimiliki Neta adalah: Baik, bersahabat dengan


Cinta, perhatian.

Bukti :

 “Kenapa sih nggak ngasih-ngasih kabar? Bikin orang kuatir aja!”

8). Aisyah

Karakter yang dimiliki Aisyah adalah: Baik, alim, bersahabat


dengan Cinta, perhatian, dan suka makan.

Bukti :

 “Aisyah melotot.Tampang arabnya sekarang terlihat kocak dengan


pipi menggembung dan mulut mungilnya mengerucut, penuh nasi.”
9). Adji

Karakter yang dimiliki Adji adalah: Baik, perhatian, ramah,


periang, kocak, suka menolong.

Bukti :

 “Siap-siap yuk! Kalau kamu nggak keberatan, gue temani deh.Tapi


sampai situ aja ya? Soalnya rumah gue juga masih jauh!”

3). Alur/Plot

Alur cerita yang digunakan penulis dalam novel ini adalah campuran yaitu
alur maju dan alur mundur. Akan tetapi lebih banyak mnceritakan alur majunya.
Karena tokoh utama dalam novel Cinta di ujung Sajadah mencari sosok ibu yang
telah melahirkanya ke dunia.

Bukti :

 “Gadis bermata coklat itu bukan tidak pernah mengingat-ingat masa


kecilnya, mencari lintasan sejarah ketika Papa bercanda dengannya, atau
mendorong ayunan keras-keras hingga Cinta kecil terangkat tinggi dari
tanah. Saat Papa mengajarinya main sepeda atau sepatu roda.”

 “Gadis itu berjalan, memandangi langit menguatkanhati untuk tidak


menoleh ke belakang. Orang-orang boleh berusaha menghalanginya dengan
apa saja, tapi dia tidak akan menyerah. Tidak, ketika dia merasa sudah
begitu dekat.”

4). Latar/Setting

Latar dalam novel Cinta di Ujung Sajadah, yaitu:

a. Latar waktu

 “Pagi ini hari pertama Cinta ke sekolah dengan rok biru.”


 “Malamnya, mereka makan di salah satu warung yang menawarkan
suasana lesehan.”

 “Cinta merasakan dadanya gemuruh.Perutnya terasa tidak enak.Pagi tadi,


hanya segelas susu yang sanggup melewati tenggorokannya.”

 “Pikiran untuk mengumpulkan sesuatu yang unik bermula ketikausia Cinta


delapan tahun.”

 “Malam minggu.Neta mendapat izin dari mama untuk menginap di rumah


Cinta.”

 “Hari sudah siang ketika Cinta dan teman-temanya berpamitan.”

b. Latar Tempat

Latar tempat pada analisis novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu :

 “Sekolah selalu merupakan rutinitas yang menyenangkan bagi Cinta.”

 “Cinta duduk di teras depan rumahnya.”

 “Jadi seperti ini Bongkaran, tempat yang menyimpan jejak ibunya.”

 “Kasongan tak jauh lagi.”

 “Kita keliling Jakarta sama-sama Cinta.”

 “Kreta Api Bogor-Jakarta Express melaju cepat.”

 “Dari tanah abang, ternyata lumayan jauh untuksampai di Kalijodo.”

 “Jogjahari keempat.”

 “Kita udah di Stasiun Tugu!Jemput ya!”


c. Latar Suasana

Adapun latar suasana yang terdapat di dalam novel Cinta di Ujung


Sajadah yaitu: sedih, tegang,senang, sepi

 “Suasana tegang. Papa membanting koran ke atas meja makan. Kedua bola
mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri berseberangan. Papa meradang.
Lelaki itu melepas kacamata. Matanya menatap Cinta tajam, lalu
tangannya menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”

 “Perhatian penuh hari itu membuat Cinta serasa terbang diantara gugusan
bintang.”

 “Cinta tersedu sedan, bahunya bergoncang.Tampaksangat


terpukul.Sementara perempuan tua di sampingnya memeluk gadis itu
sepenuh perasaan.”

5). Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah pengarang sebagai
sudut pandang pertama karna pengarang serba tahu. Pengarang menceritakan setiap
kejadian yang terdapat dalam novel ini.

6). Amanat

Amanat yang terdapat dalam novel “Cinta di Ujung Sajadah” adalah:

1). Jadilah pribadi yang kuat dalam menerima kenyataan buruk yang diterima dan
jangan mudah putus asa dalam menghadapi permasalahan.

2). Jangan pantang menyerah, terus berjuang dalam menggapai impian sampai
kemana pun impian itu berlari.

3). Kejujuran sangatlah diperlukan untuk menjalani kehidupan ini, karena


kejujuranlah yang membuat hidup ini lebih berkah.
B. Masalah Sosial yang Terkandung Dalam Novel “Cinta di Ujung Sajadah”

1. Nilai Agama/ Religi

 “Sunatullah itu artinya sudah dari sononya begitu.Ada yang putih ada yang hitam,
ada yang hak ada yang batil.Ada yang baik dan ada yang jahat.”

 “Ada tiga perkara, yang akan menolong orang yang sudah meninggal.Pertama
amal jariyah, kedua ilmu yang bermanfaat, dan ketiga adalah anak yang salih dan
salihah.”

 “Allah mulai hari ini , kusandarkan diri sepenuhnya padaMu.”)

2. Nilai Estetika

Nilai estetika adalah nilai keindahan dalam suatu karya sastra.

 “Setiap melihat langit malam luas begini, gue inget malam-malam di lantai paling
atas di Masjidil Haram.”

 “Cinta menatap Neta, Aisyah, Makky, dan Adji dengan senyum terukit tak
terputus-putus, Allah membei banyak kejutan hari ini.”

3. Nilai Moral

Nilai moral yang terdapat dalam novel cinta di ujung sajadah adalah Nilai positif
dan negative yang terdapat dalam novel ini harus kita pahami, dari sisi positif kita harus
memhami dan mengambil hikmahnya sebagai tauladan untuk kita. Dan dari segi
negatifnya kita perlu mengetahui agar kita dapat mengetahui mana yang baik dan yang
buruknya.

 “Kalau orang tua bicara, jaga sikapmu!”

 “Bubaran sekolah, lima anak siap-siap.Dengan kendaraan Peter mereka mencari


rumah Mirna.”
 “Cinta benar-benar terharu.Teman-temanya mau bersusah payah datang, keluar
ongkos dan biaya sendiri selama di Jogja.”

 “Hati Cinta berdetak.Terharu dengan kebaikan si Ibu.Bukan hanya peduli, kini


bahkan menawari Cintatempat menginap.”

C. Latar Belakang Penciptaan

Asmarani Rosalba lahir di Jakarta tahun1972 ,lebih dikenal sebagaiAsma Nadia adalah
penulis Indonesia. Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susianti. Saat ini dikenal
sebagai Ketua Forum Lingkar Pena, suatu perkumpulan yang ikut dibidaninya untuk
membantu penulis-penulis muda. Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena, dan manajer
Lingkar Pena Publishing House. Karena karya-karyanya ia pernah mendapat berbagai
penghargaan. Selain menulis, Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai
loka karya yang berkaitan dengan penulisan serta keperempuanan. Perempuan yang
berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini, mempunyai obsesi untuk terus menulis. Itulah
sebabnya, ketika kesehatannya menurun ia tetap semangat untuk menulis. Di samping itu,
dorongan dan semangat yangdiberikan keluarga dan orang-orang yang menyayanginya,
memotivasi Asma untuk terus dan terus menulis.

Asma telah menulis 40 buku hingga saat ini.Banyak di antaranya diterbitkan oleh
Penerbit Mizan. Di antaranya : Derai Sunyi, novel, mendapat penghargaan Majelis Sastra
Asia Tenggara (MASTERA) Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa diterbitkan oleh
Dewan Kesenian Jakarta Cinta Tak Pernah Menar. Kumpulan cerpen meraih Pena Award :
Rembulan di Mata Ibu novel memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku
remaja terbaik nasional, Dialog Dua Layar memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI,
Cinta Hingga Ke Tanah Suci Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House) .

Info Novel

Judul Novel : Cinta di Ujung Sajadah


Tebal : 291
HalamanPengarang : Asma Nadia
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2012

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Novel sebagai salah satu karya sastra memang tidak memberikan rumus-rumus yang
berharga bagi para kaum intelek, namun novel lebih menyarankan atau menawarkan
beberapanilai moral, sosial, kejiwaan atau psikologis manusia.Novel mendorong kemampuan
pikiran manusia untuk dapat merenung,bermimpi, dan membawa dirinya pada semua situasi
yang dibentuk oleh pengalaman - pengalaman imajinatif pengarang. Dengan demikian
terbentuklah sikap sensitif terhadap sisa-sisa kehidupan.

Kesimpulan hasil analisi Novel Cinta di ujung Sajadah, adapun unsur intrinsik dan
ekstrinsiknya yaitu:

a. Tema : Religi, Pencarian cinta dan Kerinduan Cintakepada Ibu.

b. Tokoh : Penokon yang di ceritakan sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.

c. Latar : terdapat 3 latar, yaitu latar tempat, waktu dan suasana.

1. latar tempatnya yaitu: Sekolah, rumah, bus, kamar gelap, kereta api,
Bandung, Jogja, Jakarta, Bongkaran, Kalijodo, Kasongan.

2. Latar waktu yaitu: Pagi, siag, sore, malam, minggu, senja, sekarang,
ketika.

3. Latar suasana yaitu: ada yang menggambarkan suasana tegang, gembira,


sedih, sepi, resah dan lain-lain.

d. Sudut Pandang : Novel ini menggunakan Sudut pandang orang pertama karena
pengarang serba tahu.
e. Gaya bahasa: Gaya bahasa yang digunakan dalam novel tersebut menggunakan bahasa
Indonesia dari awal cerita sampai akhir, tetapi juga menggunakan dialek jawa dan bahasa
gaul seperti orang Jakarta.

f. Amanat: Jangan mudah menyerah dalam menjlanihidup, serta sabar dalam menerima
kenyataan buruk dalam kehidupan yang kita jalani.

g. Nilai religi: Ketika semua cobaan datang, Cinta bersujud kepada Allah meminta
pertolongannya danberserah diri hanya kepada nya.

h. Nilai moral: Seperti dilukiskan dalam novel, moral tentang sahabat-sahabat cinta yang
mempunyai sifat pengertian dan solidaritas tinggi terhadap Cinta untuk mencari jejak
Ibunya.

i. Nilai Sosial: Saling peduli terhadap sesame

j. Nilai estetika: Menggunakan majas perumpamaan untuk memunculkan estetika dalam


suatu cerita, yaitu : menggunakan alam untuk menggambarkan suasana hatinya.

B. Saran

Semoga materi dan hasil analisis novel dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan juga bagi siswa dan siswi yang lainnya. Sehingga bertambah lagi pengetahuan dan
wawasan yang baru. Saya sadar bahwa makalah yang saya buat jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saya mengharap kepada para siswa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah saya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.
C. Daftar Pustaka

Aminuddin. 1987.Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung: Sinar Baru.

http://www.scribd.com/doc/90136385/Unsur-Intrinsik-Dan-Ekstrinsik-Novel.(di akses tanggal


22 oktober 2012)

http://id.shvoong.com/books/novel-novella/2018408-cinta-di-ujung-sajadah(diakses tanggal
22 oktober 2012)

http://adnandoang.blogspot.com/2011/02/prosa-fiksi_08.html(diakses tanggal 25 oktober


2012)

http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-
para ahli/(diakses tanggal 29 oktober 2012)

http://anggialviolita-sastraindonesia.blogspot.com/2009/11/pengertian-prosa.html(diakses
tanggal 30oktober 2012)

http://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-
sastra/(diakses tanggal 02 november 2012)

http://natalidopengasih.wordpress.com/2010/05/19/menganalisis-unsur-unsur-intrinsik-dan
ekstrinsik-novel-indonesia-terjemahan/(diakses tanggal 02 november 2012)

http://indonesialesson.blogspot.com/2011/09/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-
novel.html(diakses tanggal 10 november 2012)

http://www.inoputro.com/2012/08/unsur-unsur-intrinsik-novel/(diakses tanggal 10 november


2012).
SINOPSIS “ NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH ”

Novel ini bercerita tentang pencarian seorang anak akan ibu kandung yang
melahirkannya. Adalah Cinta, seorang remaja yang tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri &
dua saudara tiri. Mama Alia, biasadia memanggil ibu tirinya itu. Seperti kebanyakan yang kita
lihat disinetron lokal, kehidupan tidak harmonis selalu terjadi dalam rumah yang berisi
saudara tiri. Sang ayah lebih berpihak kepada ibu dan saudara tirinya. Sedangkan,apapun yang
dilakukan Cinta yang dipandang salah dan kurang berkenan dimata saudara tirinya, Anggun &
Cantik jarang bahkan tidak pernah mendapat pembelaan dari ayahnya. Nasib nasib hanya
mbok Nah pembantu rumah tangga yang tinggal sejak Cinta lahir dirumah itulah yang terlihat
peduli dan sangat menyayanginya.Secara materi, kehidupan Cinta sangat tercukupi, secara
fisik, Cinta tidak terlalu cantik tapi juga tidak jelek yang jelas menarik.

Mungkin karena kearifan budinya, jadi inner beautylah yang terpancar dari wajahnya.
Mama Alia, seorang ibu yang sangat fashionable sayangnya, hal itu tidak menular pada kedua
anaknya. Anggun, bertubuh terlalu kurus dan cenderung berpenampilan"cupu", sedangkan
Cantik mmmhh, gemuk tapi percaya dirinya cukup luar biasa dalam berpakaian. Korban
model banget deh, sekalipun yang dipakainya itu gada pantes – pantesnya apalagi enak dilihat
Jauh banget deh! Belasan tahun hidup sebagai piatu, Cinta belum pernah tau wajah ibunya.
Yang dia tahu, ibunya sudah meninggal dunia dan ayahnya pun dengan sempurna
melenyapkan jejak tentang ibu kandungnya tersebut. Lengka prasaanya penderitaan Cinta
karena dirumah itupun kehidupannya semakin tersisih.Dalam perjalanannya, dikehidupan
yang nyaris membosankan bagi Cinta, dia bertemu dengan Makky Matahari Muhammad
tetangga barunya, seorang lelaki yang humoris namun santun dia mengenalkan Cinta pada
dunia fotografi yang membuatnya bahagia.

Makky, selalu ingat pesan almarhum ayahnya."seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak
ingatlah kau menyandang nama Muhammad." Nasehat inilah yang telah menjaga lelaki itu
untuk tidak menempuh jalan maksiat seumur hidupnya. Hingga pada saat menjelang ulang
tahunnya yang ke-17, Cinta mengambil keputusan besar untuk berhijrah merubah
penampilannya lebih baik dan menjalankan perintahAllah untuk menutup aurat. Dia sudah
mempersiapkan mental dan materinya. Itu rencana indah Cinta dihari ulang tahunnya. Dan
akhirnya terlaksana, namun ada "surprise" lain yang didapatkannya dihari istimewa itu.

Dia mendapatkan sebuah rahasia besar yang selama ini dicarinya. Dan untuk
membongkar rahasia itu dia harus melakukan perjalanan panjang,dan berpisah sesaat dengan
lelaki yang sudah mengisi hidupnya. Sedikit demi sedikit puzzle itu terpecahkan. Tidak
mudah, bahkan semuanya sempat buntu. Dan itulah puncak perjuangannya. Mencari kekuatan
dalam sujud-sujud panjang untuk mencari jejak surga, mencari telapak kaki ibunya yang
sangat dirindukannya.

Anda mungkin juga menyukai