Anda di halaman 1dari 13

Analisis Novel Cinta Di Ujung Sajadah

TUGAS INDIVIDUMATA KULIAH SOSIOLOGI SASTRA“ANALISIS NOVEL CINTA DI UJUNG


SAJADAH”Karya :Dosen Pengasuh :ARNI , M.PdDisusun :Nama:MaharaniNIM: 511100083Kelas /
Semester : A Pagi / IIIPRODI : Pendidikan Bahasa Dan Sastra IndonesiaFAKULTAS BAHASA DAN
SENIINSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN(IKIP – PGRI) PONTIANAK)2014KATA
PENGANTARSyukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, disertai puja syukur saya
persembahkan kepada-Nya. Shalawat sejahtera bagi nabi besar Muhammad SAW beserta handai tolan,
sanak kerabat, sahabat rasul yang mulia, sampai pada kita para pengikutnya. Hingga akhirnyasaya dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan Judul“Analisis Novel Cinta di Ujung Sajadah”.Makalah ini disusun
untuk memenuhi Tugas individuSemester genjilMata KuliahSOSIOLOGI SASTRABahasa Indonesia di
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan(STKIP PGRI)Pontianak.Saya menyadari bahwa tanpa
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, kecil kemungkinan Makalah initidakdapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini sayamengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :Yth. dosen pembimbing BapakARNI, M.PdSemoga Allah SWT akan memberikan
balasan yang berlipat ganda.Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Untukitu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihakdemi penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Akhir kata saya mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.PenulisPontianak,22
januari 2013DAFTAR ISIKATA PENGANTAR........................................................................iDAFTAR
ISI........................................................................................iiBAB I
PENDAHULUAN....................................................................1A.LATAR
BELAKANG.......................................................1B.RUMUSAN
MASALAH...................................................2C.TUJUAN.............................................................................
2D.MANFAAT PENULISAN.................................................3BAB II LANDASAN
TEORI.............................................................4A.HAKIKAT
NOVEL..........................................................4a. Temab. Tokoh dan penokohanc. Latard. Alur / Plote.
Amanatf. Sudut pandangB.HAKIKATPENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA...7C.HAKIKAT
PERMASALAHAN SOSIAL........................12BAB III PEMBAHASAN
……………………………………………18A.STRUKTUR
NOVEL.........................................................18a. Temab. Tokoh dan Penokohanc. Latar / Setingd. Sudut
Pandange. AmanatB.MASALAH SOSIAL YANG TERDAPATDALAM NOVELCINTA DIUJUNG
SAJADAH…………………………...20a. Nilai
Agama.......................................................................b.Nilai
Estetika.....................................................................c.Nilai
Sosial.........................................................................d.Nilai
Moral........................................................................C.LATAR BELAKANG
PENCIPTAAN……………………BAB IV
PENUTUP..............................................................................A.SIMPULAN.................................................
.......................B.SARAN...............................................................................DAFTAR
PUSTAKA..............................................................iiiBAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangKarya
sastra adalah karya yang kreatif dan imajinatif, bukan semata-mata imitatif.Kreatif dalamsastra berarti
ciptaan, dari tidak ada menjadi ada.Kreatif dalam sastra juga berarti pembaharuan. Jika kesustraan tidak
mengandung isi, sering dianggap sebagai karya yang tidak bernilai. Setiap unsur dalam karya sastra
saling berkaitan dan mempunyai hubungan denganunsur lain. Sastra tidak sekadar bahasa yang dituliskan
atau diucapkan, sastra tidak sekadar bermain bahasa. Akan tetapi bahasa yang mengandung makna lebih,
sastra mempunyai nilaiyang dapat memperkaya rohani dan mutu kehidupan.Meski keselarasan yangada
dalam karyasastra tidak secara otomatis berhubungan dengan keselarasan yang ada dalam masyarakat
tempatsastra itu lahir.Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita yang
kompleks,kekompleksan dalam novel sering ditunjukkan dengan adanya konflik yang tidak
hanyasekalimuncul dalam novel.Kekompleksan tersebut juga sering ditunjukkan dengan adanya
keterkaitanstruktur dalam novel itu sendiri.Alasan mengapa peneliti memilih novel Cinta di Ujung
Sajadah karena didalamnovel iniisinya bukan hanya mementingkan romantisme cinta antara laki-laki dan
perempuan saja, tetapi berbicara tentang cinta yang lebih luas.Cinta yang menyentuh kita sehari-
hari.Cinta seorang ibu yang terkadang dimaknai oleh seorang anak.Novel ini membuat pembacanya
mengikuti suasana novel. Sehingga tidak jarang ada bagian kisah yang membuat pembaca menguras air
mata. Kisahnya yang sangat dramatis terasa begitu ringan dibaca, deskriptif, menarik, tetapi tidak
mengurangi hikmah-hikmah yang terkandung dalam novel tersebut.Harus diakui, dalam novel ini tidak
hanya menghibur pembacanya.Melainkan juga dapat menjadi teladan bagi para pembacanya.Lewat novel
ini kita akan dibawa ke masa lalu, yaitu saat Cinta berusia belasan tahun. Latar belakang novel ini sendiri
adalah di beberapa kota besar di pulau jawa. Seperti Bogor, Jakarta, Bandung, sampai Jogjakarta.
Ceritanya yang deskirtif menggambarkan realitas keadaan di setiap kota yang dijelajahi Cinta ketika
pencarian ibunya. Banyak konflik batin yang dialami Cinta sehingga membuat dirinya berubah menjadi
lebih baik.Menjadi semakin dekat kepada Allah, SWT. Selain itu karena sahabat - sahabat Cinta yang
sangat mengerti arti persahabatan mengajarkan kitatentang sebuah kesetia kawanan.Namun
kekurangannya dalam kisah ini tidak berakhir dengan kebahagiaan. Sehingga cukupmenguras air mata.
Walaupun begitu, kita dapat memetik banyak teladan baik itu dari sifat-sifat Cinta, maupun arti sebuah
cinta seorang anak terhadap ibunya. Membuat kita menyadari bahwa sosok seorang ibu itu sangatlah kita
butuhkandalamkehidupan keluarga.B.Masalah PenelitianAdapun masalah yang terdapat dalam makalah
ini adalah:1.Bagaimana Strukturnovel cinta di ujung sajadah?2.Masalah apa yang terkandung dalam novel
Cinta di Ujung Sajadah?3.Apa saja faktor yang mendorong penulis menuliskan novel Cinta di Ujung
Sajadah?C.Tujuan PenelitianAdapun tujuan analisis novel Cinta di UjungSajadah ini adalah:1.Untuk bisa
mendiskripsikan Struktur novelCintadiUjung Sajadah2.Untuk mengetahui masalah yang terkandung
novelCintadi Ujung Sajadah.BAB IILANDASAN TEORIA.Hakikat NovelNovel,berasal dari Italia yaitu
novella ‘berita’. Noveladalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagiankehidupan pelaku utamanya
yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik ataupergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme.
Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh
Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah
oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.Pengertian Novel menurut para ahli, yaitu:a.Menurut Jakob
Sumardjo D.rs novel adalah bentuk sastra yang paling populer di Indonesia. Bentuk sastra ini paling
banyak di cetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat.b.Menurut Rostamji, M.Pd novel adalah karya sastrayang mempunyai dua unsur, yaitu unsure
intrinsik dan ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran
sebuah karya sastra.c.Menurut Tarigan, novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang
tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta dengan adegan nyata representative dalam suatu
alur/suatu keadaan yang kacau.Ciri-ciri novel, antara lain:a)karya sastra berjenis narasi,kadang di
dalamnya terdapat jenis karangan deskripsi untuk melukiskan suasana.b)berbentuk prosa.c)bersifat
realis,umumnya merupakan tanggapan pengarang terhadap lingkungan sosial budaya
sekelilingnya.d)karya sastra yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pikiran pengarang sebagai
reaksinya atas keadaan sekitarnya.a.TemaMenurut Scharbach dalam Aminuddin (1987:91), tema adalah
ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam
memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Lebih lanjut Brooks berpendapat seperti yang dikutip
Aminudddin (1987:72), bahwa dalam mengapresiasi suatu cerita,apresiator harus memahami ilmu
humanitas, karenatema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasilkontemplasi pengarang yang
berkaitan dengan masalah kemanusian serta masalah lain yang bersifat universal.Tema sebagaimana
pendapat Sudjiman (1988:51) merupakan sebuah gagasan yang mendasari karya sastra. Tema kadang-
kadang di dukung oleh pelukisan latar, dalam karya yang lain tersirat dalam lakukan tokoh, atau dalam
penokohan. Tema bahkan menjadi faktor yang mengikat peristiwa-peristiwa dalam satu alur.Tema
sebagaimana pendapat-pendapat di atasmerupakan pemikiran pusat yang inklusif di dalam sebuah cerita
(karya sastra). Kedudukannya menyebar pada keseluruhan unsur-unsur signifikan karya sastra. Tema
tersebut ada yang dinyatakan dengan jelas, ada pula yang dinyatakan secara simbolik atau tersembunyi
(Scharbach, 1963:273). Aminuddin (1987:92) merinci upaya pemahaman tema sebagai berikut:–
Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca– Memahami penokohan atau perwatakan para pelaku
dalam prosa fiksi yang dibaca.– Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam
prosa fiksi yang dibaca.– Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.–
Menghubungkan pokok pikiran-pokok pikiran yangsatu dengan yang lainnya yang disimpulkan dari satu-
satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita.– Menentukan sikap penyair terhadap pokok pikiran
yang ditampilkan.– Mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari
satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.– Menafsirkan
tema dalam cerita yang dibaca sertamenyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan
merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan.Selain upaya pemahaman tema seperti di atas,untuk
memahami tema, seorang pembaca atau paresiator perlu juga memahami latar belakang kehidupan yang
diungkapkan pengarang lewat prosafiksi yang merupakan usaha pengarang dalam memahami keseluruhan
masalah kehidupan yang berhubungan dengan keberadaan seorang individu maupun dalam hubungan
antara individu dengan kelompok masyarakatnya.b.TokohTokoh merupakan individu rekaan yang
mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya
berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan (Panuti Sudjiman,
1988:16). Tokoh merupakan bagian atau unsur dari suatu kebutuhan artistik yaitukarya sastra yang
harusselalu menunjang kebutuhan artistik itu, Kennye dalam Panuti Sudjiman (1966:25).Penokohan
dalam cerita rekaan dapat diklasifikasikan melalui jenis tokoh, kualitas tokoh, bentuk watak dan cara
penampilannya. Menurut jenisnya ada tokoh utama dan tokoh bawahan. Yang dimaksud dengan tokoh
utama ialah tokoh yang aktif pada setiap peristiwa, sedangkan tokoh utama dalam peristiwa tertentu
(Stanton, 1965:17).Jika dilihat dari cara menampilkan tokohnya ada yang ditampilkan dengan cara
analitik dan dramatik. Penampilan secara analitik adalah pengarang langsung memaparkan karakter
tokoh, misalnya disebutkan keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya. Sedangkan penampilan
yang dramatik, karakter tokohnya tidak digambarkansecara langsung, melainkan disampaikan melalui; (1)
pilihan nama tokoh, (2) penggambaran fisik atau postur tubuh, dan (3) melalui dialog (Atar Semi,
1984:31-32).Ada tiga cara yang digunakan pengarang untukmelukiskan watak tokoh cerita, yaitu dengan
cara langsung, tidak langsung, dan kontekstual. Pada pelukisan secara langsung, pengarang langsung
melukiskan keadaan dan sifat si tokoh, misalnya cerewet, nakal, jelek, baik, atau berkulit hitam.
Sebaliknya, pada pelukisan watak secara tidak langsung, pengarang secara tersamar memberitahukan
keadaan tokoh cerita.Watak tokoh dapat disimpulkan dari pikiran, cakapan, dan tingkah laku tokoh,
bahkan dari penampilannya. Watak tokoh juga dapat disimpulkan melalui tokoh lain yang menceritakan
secara tidak langsung. Pada Pelukisan kontekstual, watak tokoh dapat disimpulkan dari bahasa yang
digunakan pengarang untuk mengacu kepada tokoh.c.LatarMenurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang
dimaksud dengan setting/latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun
peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis. Lebih lanjut Leo Hamalian dan Frederick R.
Karel menjelaskan bahwa setting dalam karya fiksi bukan hanya berupatempat, waktu, peristiwa, suasana
serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan
dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu
problema tertentu. Setting dalam bentuk terakhir ini dapat dimasukkan ke dalam setting yang bersifat
psikologis (Aminuddin, 1987:68).Secara rinci Tarigan (1986:136) menjelaskan beberapa maksud dan
tujuan pelukisan latar sebagai berikut :2) Latar yang dapat dengan mudah dikenal kembali dan dilukiskan
dengan terang dan jelas serta mudah diingat, biasanya cenderung untuk memperbesar keyakinan terhadap
tokoh dan gerak serta tindakannya.3) Latar suatu cerita dapat mempunyai relasi yang lebih langsung
dengan arti keseluruhan dan arti umum dari suatu cerita.4) Latar mempunyai maksud-maksud tertentu
yang mengarah pada penciptaan atmosfir yang bermanfaat dan berguna. Selain menjelaskan fungsilatar
sebagai penggambaran tempat (ruang) dan waktu, latar juga sangat erat hubungannya dengan tokoh-tokoh
cerita, karena tentangnya dapat mengekspresikan watak pelaku (Wellek, 1962:221). Penggambaran latar
yang tepat akan mampu memberikan suasana tertentu dan membuat cerita lebih hidup. Dengan adanya
penggambaran latar tersebut segala peristiwa, keadaan dan suasana yang dilakukan oleh para tokoh dapat
dirasakan olehpembaca.d. AlurPengertian alur dalam cerita pendek atau dalam karya fiksi pada umumnya
adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa, sehingga menjalin suatu cerita
yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 1987:83). Alur atau plot adalah
rentetanperistiwa yang membentuk struktur cerita, dimana peristiwa tersebut sambung sinambung
berdasarkan hukum sebab-akibat (Forster, 1971:93).Alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam
ceritayang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian
dalam keseluruhan fiksi (Atar Semi, 1988:43-46). Alur merupakan kerangka dasar yang amat penting.
Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana satu peristiwa
mempunyai hubungan dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam
peristiwa itu yang semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu.Alur ( plot ) merupakan unsur fiksi yang
penting. Stanton ( 1965 : 14 ) mengemukakan plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan terjadinya peristiwa
yang lain.e.Sudut pandangCara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya
disebut sudut pandang, atau biasa diistilahkan dengan point of view (Aminuddin, 1987:90). Pendapat
tersebut dipertegas oleh Atar Semi (1988:51) yang menyebutkan istilah sudut pandang, atau point of view
dengan istilah pusat pengisahan, yakni posisi dan penobatan diri pengarang dalam ceritanya,
ataudarimana pengarang melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita itu. Sudut pandang
membedakan kepada pembaca, siapa menceritakan cerita, dan menentukan struktur gramatikal naratif.
Siapa yang menceritakan cerita adalah sangat penting, dalam menentukan apa dalam cerita, pencerita
yang berbeda akan melihat benda-benda secara berbeda pula (Montaqua dan Henshaw, 1966:9). Lebih
lanjut Atar Semi (1988:57-58) menegaskan bahwa titik kisah merupakan posisi dan penempatan
pengarang dalam ceritanya. Ia membedakan titik kisah menjadiempat jenis yang meliputi : (1) pengarang
sebagai tokoh,(2) pengarang sebagai tokoh sampingan, (3) pengarang sebagai orang ketiga, (4) pengarang
sebagai pemain dan narrator.f.AmanatAmanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupuntidak, ada tujuan
yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan
puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.B.Hakikat Pendekatan Sosiologi SastraSastra (Sanskerta:
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung
instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang
berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.Yang agak biasa
adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi.Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai
sekedar teks.Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya.Istilah
sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra
oral).Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan
wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.Beberapa pengertian sastra menurut
para ahli ,yaitu:a.Mursal Esten (1978 : 9)Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik
dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium
dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).b.Semi (1988 : 8 )
Sastra.adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.c.PlatoSastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis).Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan
sekaligus merupakan model kenyataan.Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia
ide.d.Sapardi (1979: 1)Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa
sebagai medium.Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.Sastra menampilkan gambaran kehidupan,
dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.C.Hakikat PermasalahanUnsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau
sistem organisme karya sastra.Unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur yang memengaruhi bangun sebuah
cerita.Unsur-unsur ekstrinsik meliputi:a.Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik,
ekonomi);b.Latar belakang kehidupan pengarang; danc.Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.1.Nilai
AgamaNilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber
dari agama tertentu.2.Nilai MoralNilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan
akhlak/perangai atau etika.Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral
yang buruk/jelek.3.Nilai BudayaNilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan
kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlakupada suatu daerah.4.Nilai SosialNilai sosial yaitu nilai-nilai
yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.BAB IIIANALISIS
DATAA.Analisis Unsur Intrinsik Novel Cinta di Ujung Sajadah1)TemaTema adalah sesuatu yang
menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema yang terdapat dalam
novelCinta di ujung Sajadahadalah Religi, Pencarian cinta dan Kerinduan Cinta kepada Ibu.(“Itu pertama
kali cinta merasakan kehilangan yang sangat, juga rindu teramat besar, untuk ibu yang bahkan tak pernah
dikenalnya walau hanya sebatas cerita.”)Asma Nadia:Republika,2012:21(“Ketika adzan subuh
berkumandang, Cinta menunaikan sholatnya lebih khusyuk dari biasa. Semuanya ia tumpahkan kepada
Allah. Kesedihan, kekecewaan, rasa takut dan gamang, juga kemarahan, yang seluruhnya lebur menjadi
kepasrahan.Ia benar-benar mengadu.”)Asma Nadia: Republika,2012:137(“Cinta harus menempuh
perjalanan jauh untuk membalaskan rindu di matanya itu.Menelusuri jejak ibunya di setiap penjuru langit.
Ketika dihadapkan dengan jalan buntu, Cinta berjuang.Ia semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.
Mencari-cari sebuah jawaban dimanakah ibunya?Dalam sujud-sujudnya yang panjang.”)2). TokohTokoh
menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Abram (1981: 20) memaparkan tokoh cerita adalah orang-
orang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memilikimoral
dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan (dalam Nurgiantoro, 2002:164).Nama-nama tokoh dalam “Novel Cinta di Ujung
Sajadah”1.Cinta2.Mbok Nah3.Papa Cinta4.Mama Alia5.Anggun6.Cantik7.Makky Matahari
Muhammad8.Neta9.Aisyah10.Tante Rini11.Salsa12.Ibunda
Makky13.Iwan14.Peter15.Mirna16.AdjiPenokohan/Perwatakana.Menurut perannya1)Tokoh Protagonis:
CintaMbok NahMakkyNetaAisyahTante RiniAdji2)Tokoh Antagonis: Mama AliaAnggunCantik3)Tokoh
Tritagonis: CintaMakkyAnggunCantikb.Menurut fungsinya1)Tokoh Sentral: AyuningsihMbok NahPapa
Cinta2)Tokoh Utama: CintaAnggunCantikMakky3)Tokoh Pembantu: NetaAisyahAdjiIwanSalsaTante
RiniMama AliaIbunda MakkyMirnaPeterc.Menurut Penampilan Wataknya1)CintaKarakter yang dimiliki
Cinta adalah: Baik, Sabar, Sportif, Tawakkal, tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuannya untuk
mencari jejak ibu yang tidak pernah sama sekali ia ketahui wajahnya. Kutipan yang menyatakan salah
satu karakter Cinta yaitu:(“Banyak yang bilang, Cinta punya mata indah.Mata para peri.Gadis dengan
penampilan sportif itu juga dikenal memiliki hati yang baik. Jika peri-peri dalam dongeng itu benar
adanya dan berhati sangat baik, maka Cinta mewarisi sedikitnya setengah kebaikan hati mereka.” )Asma
Nadia,2012:11(“Tengah malam, saat terbangun, Aisyah menemukan Cinta sudah menghamparkan
sajadah, sedang khusyu berdoa.Wajah beningnya dalam balutan mukena putih, menengadah.Ada titi air
matayang mengalir deras, sementara bibirnya melantunkan doa-doa panjang.Tidak lama dilihatnyaCinta
bersujud, lama sekali.”)Asama Nadia,2012:2422)Mbok NahKarakter yang dimiliki Mbok Nah adalah:
Sabar, pengertian dan penuh kasih sayang terhadap Cinta. Kutipan yang menyatakan karakter tersebut
adalah:(“Pembelaan, kasih, bakti dan perlindungan perempuan itu membuat Cinta menaruh hormat
dansayang. Mbok Nah adalah perisai, yang melindunginya dari cuaca buruk.” )Asma Nadia,
2012:1543)AnggunKarakter yang dimiliki Anggun adalah: Kasar, pemarah, ketus kalau sedang berbicara
dengan orang yang tidak disukainya, tidak penyabar, lebih suka di kamar membaca buku cerita atau main
game, daripada bermain di luar dengan Cinta. Kutipan yang menyatakan karakter Anggun yaitu:(“Kalo
tahu ngapain gue nanya?”)Asma Nadia,2012:18(“Goblok banget, sih!”)(“Ember!Nyari apa-apa nggak
pernah becus!”)Asma Nadia:2012:194)CantikKarakter yang dimiliki Cantik adalah: Karakternya hampir
sama dengan kakaknya Anggun, mereka 2 saudara tiri Cinta yang tidak menyukai Cinta. Suka berkata
kasar, pemarah, berpenampilan fashionable,lebih suka mempercantik diri dan mengoleksi barang-barang
bagus. Kutipan yang memperlihatkankarakteristik Cantik yaitu:(“Dia harus kelihatan berkelas dan
fashionable.Itu alasan Cantik mengenakan celana panjang bootcut, plus kaos ketat warna merah menyala,
serta rok kotak-kotak hitam putih sepaha. Biar kelihatan lebih manis, dia tak lupa memakai kalung yang
terdiri dariuntaian kotak-kotak kecil sebesar dadu, berwarna pink, biru, dan kuning, dan anting sebelah
berbentuk rantai kecil.”)Asma Nadia,2012:505)Makky Matahari MuhammadKarakter yang dimiliki
Makky adalah: Baik, perhatian, dan saling berbagi hoby yang ia senangi dengan Cinta. Kutipan yang
menunjukkan karakter Makky yaitu:(“Nih, catat ya?” gaya Makky bak pak guru terhadap murid, “pertama
pasti harus punya auto focus, supaya lebih cepat menangkap momen yang bergerak. Ini mah dasar
banget.Terus harus punya motor drive.”)Asma Nadia,2012:606)Papa CintaKarakter yang dimiliki papa
Cinta adalah: karakternya tidak mudah di tebak dalam novel ini, awalnya papa Cinta baik, tetapi setelah
menikah dengan mama Alia, papa sering berkata kasar kepada Cinta tetapi papa Cinta juga perhatian.
Satu diantara kutipan yang menyatakan karakter papa Cinta Yaitu:(“Suasana tegang.Papa membanting
Koran ke atas meja makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri berseberangan.Papa
meradang.Lelaki itu melepas kacamata.Matanya menatap Cinta tajam, lalu tangannya menggebrak meja
dan mengagetkan mereka semua.”)Asma Nadia,2012:32(“Papa khawatir banget sama kamu Cinta.”)Asma
Nadia,2012:241)7)NetaKarakter yang dimiliki Neta adalah: Baik, bersahabatdengan Cinta, perhatian.
Kutipan yang menunjukkan karakter Neta yaitu:(“Kenapa sih nggak ngasih-ngasih kabar?Bikin
orangkuatir aja!”)Asma Nadia,2012:2288)AisyahKarakter yang dimiliki Aisyah adalah: Baik, alim,
bersahabat dengan Cinta, perhatian, dan suka makan. Kutipan yang meunjukkan karakter tersebut yaitu:
(“Aisyah melotot.Tampang arabnya sekarang terlihat kocak dengan pipi menggembung dan
mulutmungilnya mengerucut, penuh nasi.”)Asma Nadia,2012:2339)AdjiKarakter yang dimiliki Adji
adalah: Baik, perhatian, ramah, periang, kocak, suka menolong. Kutipan yang menunjukkan karakter
tersebut yaitu:(“Siap-siap yuk!Kalau kamu nggak keberatan, gue temani deh.Tapi sampai situ aja ya?
Soalnya rumah gue juga masih jauh!”)Asma Nadia,2012:1742.Alur/PlotAlur cerita yang digunakan
penulis dalam novel ini adalah campuran yaitu alur maju dan alur mundur.Akan tetapi lebih banyak
mnceritakan alur majunya.Karena tokoh utama dalam novel Cinta di ujung Sajadah mencari sosok ibu
yang telah melahirkanya ke dunia.kutipan yang meunjukkan alur tersebut yaitu:(“Gadis bermata coklat itu
bukan tidak pernah mengingat-ingat masa kecilnya, mencari lintasan sejarah ketika Papa bercanda
dengnnya, atau mendorong ayunan keras-keras hingga Cinta kecil terangkat tinggi dari tanah.Saat Papa
mengajarinya main sepeda atau sepatu roda.”)Asma Nadia, 2012:20(“Gadis itu berjalan, memandangi
langit menguatkanhati untuk tidak menoleh ke belakang. Orang-orang boleh berusaha menghalanginya
dengan apa saja, tapi dia tidak akan menyerah. Tidak, ketika dia merasa sudah begitu dekat.”)Asma
Nadia, 2012: 2213.Latar/SettingLatar dalam novel Cinta di Ujung Sajadah, yaitu:a.Latar waktu(“Pagi ini
hari pertama Cinta ke sekolah dengan rok biru.”)Asma Nadia, 29012: 30)(“Malamnya, mereka makan di
salah satu warung yang menawarkan suasana lesehan.”)Asma Nadia, 2012: 230(“Cinta merasakan
dadanya gemuruh.Perutnya terasa tidak enak.Pagi tadi, hanya segelas susu yang sanggup melewati
tenggorokannya.”)Asma Nadia, 2012: 239(“Pikiran untuk mengumpulkan sesuatu yang unik bermula
ketikausia Cinta delapan tahun.”)(“Malam minggu.Neta mendapat izin dari mama untuk menginap di
rumah Cinta.”)Asma Nadia, 2012: 75(“Hari sudah siang ketika Cinta dan teman-temanya
berpamitan.”)Asma Nadia, 2012:259b.Latar TempatLatar tempat pada analisis novel Cinta di Ujung
Sajadah yaitu di tunjukkan dalam kutipan berikut:(“Sekolah selalu merupakan rutinitas yang
menyenangkan bagi Cinta.”)Asma Nadia, 2012:85(“Cinta duduk di teras depan rumahnya.”)Asma Nadia,
2012:29(“Jadi seperti ini Bongkaran, tempat yang menyimpan jejak ibunya.”)Asma Nadia,
2012:180(“Kasongan tak jauh lagi.”)Asma Nadia, 2012:244(“Kita keliling Jakarta sama-sama
Cinta.”)Asma Nadia, 2012: 170(“Kreta Api Bogor-Jakarta Express melaju cepat.”)Asma Nadia, 2012:
172(“Dari tanah abang, ternyata lumayan jauh untuksampai di Kalijodo.”)Asma Nadia,
2012:184(“Jogjahari keempat.”)Asma Nadia, 2012:206(“Kita udah di Stasiun Tugu!Jemput ya!”)Asama
Nadia, 2012: 227c.Latar SuasanaAdapun latar suasana yang terdapat di dalam novel Cinta di Ujung
Sajadah yaitu: sedih, tegang,senang, sepi, seperti yang terdapat dalam kutipan berikut:(“Suasana
tegang.Papa membanting Koran ke atas meja makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang
berdiri berseberangan.Papa meradang.Lelaki itu melepas kacamata.Matanya menatap Cinta tajam, lalu
tangannya menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”)Asma Nadia,2012:32(“Perhatian penuh
hari itu membuat Cinta serasa terbang diantara gugusan bintang.”)Asma Nadia, 2012: 145(“Cinta tersedu
sedan, bahunya bergoncang.Tampaksangat terpukul.Sementara perempuan tua di sampingnya memeluk
gadis itu sepenuh perasaan.”)Asma Nadia, 2012:2564.Sudut PandangSudut pandang yang digunakan
dalam novel ini adalah pengarang sebagai sudut pandang pertama karna pengarang serba tahu.
Pengarangmenceritakan setiap kejadian yang terdapat dalam novel ini.5.AmanatAmanat yang terdapat
dalam novel “Cinta di Ujung Sajadah” adalah:1)Jadilah pribadi yang kuat dalam menerima kenyataan
buruk yang diterima dan jangan mudah putus asa dalam menghadapi permasalahan.2)Jangan pantang
menyerah, terus berjuang dalam menggapai impian sampai kemana pun impian itu berlari.3)Kejujuran
sangatlah diperlukan untuk menjalani kehidupan ini, karena kejujuranlah yang membuat hidup ini lebih
berkah.B. Masalah Sosial yang Terkandung Dalam Novel “Cinta di Ujung Sajadah”1.Nilai Agama/
ReligiNilai religi dalam novel ini seperti dalam kutipan berikut:(“Sunatullah itu artinya sudah dari
sononya begitu.Ada yang putih ada yang hitam, ada yang hak ada yang batil.Ada yang baik dan ada yang
jahat.”)Asma Nadia, 2012: 88(“Ada tiga perkara, yang akan menolong orang yang sudah
meninggal.Pertama amal jariyah, kedua ilmu yang bermanfaat, dan ketiga adalah anak yang salih dan
salihat.”)Asma Nadia, 2012:101(“Allah mulai hari ini , kusandarkan diri sepenuhnya padaMu.”)Asma
Nadia, 2012: 1372.Nilai EstetikaNilai estetika adalah nilai keindahan dalam suatu karya sastra, adapun
estetika dalam novel ini sepertikutipanberikut:(“Setiap melihat langit malam luas begini, gue inget
malam-malam di lantai paling atas di Masjidil Haram.”)Asma Nadia, 2012: 79(“Cinta menatap Neta,
Aisyah, Makky, dan Adji dengan senyum terukit tak terputus-putus, Allah membei banyak kejutan hari
ini.”)Asma Nadia, 2012:2293.Nilai MoralNilai moral yang terdapat dalam novel cinta di ujungsajadah
adalah: Nilai positif dan negative yang terdapat dalam novel ini harus kita pahami, dari sisi positif kita
harus memhami dan mengambil hikmahnya sebagai tauladan untuk kita. Dan dari segi negatifnya kita
perlu mengetahui agar kita dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruknya.(“Kalau orang tua
bicara, jaga sikapmu!”)Asma Nadia, 2012: 704.Nilai Sosial(“Bubaran sekolah, lima anak siap-
siap.Dengan kendaraan Peter mereka mencari rumah Mirna. )Asma Nadia, 2012:108(“Cinta benar-benar
terharu.Teman-temanya mau bersusah payah datang, keluar ongkos dan biaya sendiri selama di
Jogja.”)Asma Nadia, 2012:239(“Hati Cinta berdetak.Terharu dengan kebaikan si Ibu.Bukan hanya peduli,
kini bahkan menawari Cintatempat menginap.”)Asma Nadia, 2012:197C.Latar Belakang
PenciptaanAsmarani Rosalba(lahir diJakartatahun1972),lebih dikenal sebagaiAsma Nadia, adalah penulis
Indonesia.Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susianti. Saat ini dikenal sebagai
KetuaForum Lingkar Pena, suatu perkumpulan yang ikut dibidaninya untuk membantu penulis-penulis
muda.Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena, dan manajer Lingkar Pena Publishing House. Karena
karya-karyanya ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis, Asma seringdiminta untuk
memberi materi dalam berbagailoka karyayang berkaitan dengan penulisan serta
keperempuanan.Perempuan yang berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini, mempunyaiobsesi untuk
terus menulis.Itulah sebabnya, ketika kesehatannya menurun, iatetap semangat untuk menuls.Di samping
itu, dorongan dan semangat yangdiberikan keluarga dan orang-orang yang menyayanginya, memotivasi
Asmauntuk terus dan terus menulis.Perempuan berjilbab ini tetap aktif mengirimkantulisan-tulisannya ke
majalah-majalah Islam.Asma telah menulis 40 buku hingga saat ini.Banyak di antaranya diterbitkan oleh
Penerbit Mizan. Di antaranya:Derai Sunyi, novel, mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara
(MASTERA)Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan olehDewan Kesenian JakartaCinta
Tak Pernah Menar, kumpulancerpen, meraih Pena AwardRembulan di Mata Ibu(2001), novel,
memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasionalDialog Dua Layar,
memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002101 Datingmeraih penghargaan Adikarya IKAPI,
2005Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi,best seller.Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah
Suci(AsmaNadia Publishing House)Jilbab Traveler(AsmaNadia Publishing House)Muhasabah Cinta
Seorang IstriCatatan hati bundaInfo NovelJudul Novel: Cinta di Ujung SajadahTebal: 291
halamanPengarang: Asma NadiaPenerbit: RepublikaTahun Terbit: 2012BAB
IVPENUTUPA.KesimpulanNovel sebagai salah satu karya sastra memang tidak memberikan rumus-
rumus yang berharga bagipara kaum intelek, namun novel lebih menyarankan atau menawarkan
beberapanilai moral, sosial, kejiwaan atau psikologis manusia.Novel mendorongkemampuan
pikiranmanusia untuk dapat merenung,bermimpi, dan membawa dirinya pada semua situasi yang
dibentuk oleh pengalaman-pengalamanimajinatif pengarang.Dengan demikian terbentuklah sikap sensitif
terhadap sisa-sisa kehidupan.Jadi, kesimpulan cerita Novel Cinta dijung adalah:Hidup yang dipenuhi rasa
kehilangan.Sejak kecil dia tahu dunianya berbeda.Melalui hari-hari tanpa Ibu.Papa yang tidak punya
waktu dan sering marah-marah.Mama Alia yang disibukkan oleh kegiatan yang seabrek.Juga Anggun dan
Cantik, dua boneka Mama Alia yang tak pernah menyukai Cinta. Memasuki masa remaja, Cinta
menjalinya dengan rasa kehilangan yang sama. Dan perasaan itu menjadi lebih menyiksa, setiap kali
menyaksikan hubungan Neta dan Mamanya, lalu Aisyah dan Ummi, Peter dan Mami, Makky serta Salsa
dengan Mamanya.Iri akan kasih saying tanpa batas, yang terekam di mata Cinta, membuat kerinduannya
makin menggunung dari waktu ke waktu. Kerinduan yang menemui jalan buntu.Sebab kenyataan tak
dapat diubah.Ibu, sosok penuh kasih sayang yang membawanya ke dunia, telah di dekap alam, terbaring
beberapa meter di dalam tanah.Tidak jelastanah yang mana, sebab Papa tak pernah memberi tahu.Sering
Cinta Frustasi. Kehidupan macam apa yang ia punya? Bahkan menyentuh nisan Ibu yang dirindukannya
Ia tak bisa. Perasaan frustasi itu juga kerap menggoda Cinta untuk menghibur diri dan membangun dunia
lain. Seperti beberapa teman yang melarikan kesedihan dan kekecewaan mereka pada alcohol dan
drugs.Seandainya tidak ada Mbok Nah yang memberinya kesejukan, barangkali sudah sejak lama Cinta
mengambil jalan pintas.Dia bersyukur, Allah mengutus dua sahabat terbaik.Neta dan Aisyah, hingga
gadis itu bisa menitihari, tanpa godaan yang berarti.Sebab Neta yang modis dan cantik, cukup punya
pendirian.Mungkin karena gadis itu dekat dengan mamanya.Aisyah sebaiknya, meski tidak terlalu dekat
dengan ummi, punya kepribadian yang kuat, karena aktifitasnya di rohis, dan kedewasaan yang mungkin
tertempa karena mengurusi banyak adik.Dari kesimpulan novel di atas, kita sebagai pembaca dapat
mengambil hikmah yang positif daricerita yang terdapat dalam novel tersebut. Kita sebagai manusia,harus
bisa menjadi pribadi yang kuat dalam menerima kenyataan buruk yang ada dalam hidup kita, kita juga
harus lebih banyak bersabar atas cobaan yang menimpa kehidupan kita. Berserah diri dan tawakkal
kepada Allah lah yang kita lakukan apabila semua tidak berjalan sesuai dengan keinginan
kita.Kesimpulan hasil analisi Novel Cinta di ujung Sajadah, adapun unsur intrinsik dan ekstrinsiknya
yaitu:a.Tema:Religi, Pencarian cinta dan Kerinduan Cintakepada Ibu.b.Tokoh: Penokon yang di ceritakan
sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.c.Latar: terdapat 3 latar, yaitu latar tempat, waktu dan
suasana. Adapun latar tempatnya yaitu: Sekolah, rumah, bus, kamar gelap, kereta api, Bandung, Jogja,
Jakarta, Bongkaran, Kalijodo, Kasongan. Latar waktu yaitu: Pagi, siag, sore, malam, minggu, senja,
sekarang, ketika. Dan latar suasana yaitu: ada yang menggambarkan suasana tegang, gembira, sedih, sepi,
resah dan lain-lain.d.Sudut Pandang: Novel ini menggunakan Sudut pandang orang pertama karena
pengarang serba tahu.e.Gaya bahasa: Gaya bahasa yang digunakan dalam novel tersebut menggunakan
bahasa Indonesia dari awal cerita sampai akhir, tetapi juga menggunakan dialek jawa dan bahasa gaul
seperti orang Jakarta.f.Amanat: Jangan mudah menyerah dalam menjlanihidup, serta sabar dalam
menerima kenyataan buruk dalam kehidupan yang kita jalani.g.Nilai religi: Ketika semua cobaan datang,
Cinta bersujud kepada Allah meminta pertolongannya danberserah diri hanya kepada nya.h.Nilai moral:
Seperti dilukiskan dalam novel, moral tentang sahabat-sahabat cinta yang mempunyai sifat pengertian dan
solidaritas tinggi terhadap Cintauntuk mencari jejak Ibunya.i.Nilai Sosial: Saling peduli terhadap
sesamaj.Nilai estetika: Menggunakan majas perumpamaan untuk memunculkan estetika dalam suatu
cerita, yaitu: seperti, menggunakan alam untuk menggambarkan suasana hatinya.B.SaranSemoga materi
dan hasil analisis novel dalam makalah inidapat bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi mahasiswa dan
mahasiswi yang lainnya. Sehingga bertambahlagi pengetahuandan wawasan yang baru mengenai materi
mata kuliahSosilogi Sastra.Saya sadar bahwa makalah yang saya buat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
saya mengharap kepada para mahasiswakritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
saya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.DAFTAR PUSTAKAAminuddin.
1987.Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung: Sinar
Baru.http://www.scribd.com/doc/90136385/Unsur-Intrinsik-Dan-Ekstrinsik-Novel.(di akses tanggal 22
oktober 2012)http://id.shvoong.com/books/novel-novella/2018408-cinta-di-ujung-
sajadah/#ixzz2B4ZYiWQE(diakses tanggal 22 oktober
2012)http://adnandoang.blogspot.com/2011/02/prosa-fiksi_08.html(diakses tanggal 25 oktober
2012)http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para
ahli/(diakses tanggal 29 oktober 2012)http://anggialviolita-
sastraindonesia.blogspot.com/2009/11/pengertian-prosa.html(diakses tanggal 30oktober
2012)http://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-sastra/
(diakses tanggal 02 november 2012)http://natalidopengasih.wordpress.com/2010/05/19/menganalisis-
unsur-unsur-intrinsik-dan ekstrinsik-novel-indonesia-terjemahan/(diakses tanggal 02 november
2012)http://indonesialesson.blogspot.com/2011/09/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel.html(diakses
tanggal 10 november 2012)http://www.inoputro.com/2012/08/unsur-unsur-intrinsik-novel/(diakses
tanggal 10 november 2012).SINOPSIS“NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH”Novel ini bercerita
tentang pencarian seorang anak akan ibu kandung yang melahirkannya. Adalah Cinta, seorang remaja
yang tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri & dua saudara tiri. Mama Alia, biasadia memanggil ibu
tirinya itu. Seperti kebanyakan yang kita lihat disinetron lokal, kehidupan tidak harmonis selalu terjadi
dalam rumah yang berisi saudara tiri. Sang ayah lebih berpihak kepada ibu dan saudara tirinya.
Sedangkan,apapun yang dilakukan Cinta yang dipandang salah dan kurang berkenan dimata saudara
tirinya, Anggun & Cantik jarang bahkan tidak pernah mendapat pembelaan dari ayahnya. Nasib nasib
hanya mbok Nah pembantu rumah tangga yang tinggal sejak Cinta lahir dirumah itulah yang terlihat
peduli dan sangat menyayanginya.Secara materi, kehidupan Cinta sangat tercukupi, secara fisik, Cinta
tidak terlalu cantik tapi juga tidak jelek yang jelas menarik. Mungkin karena kearifan budinya, jadi inner
beautylah yang terpancar dari wajahnya. Mama Alia, seorang ibu yang sangat fashionable sayangnya, hal
itu tidak menular pada kedua anaknya. Anggun, bertubuh terlalu kurus dan cenderung
berpenampilan"cupu", sedangkan Cantik mmmhh, gemuk tapi percaya dirinya cukup luar biasa dalam
berpakaian. Korban model banget deh, sekalipun yang dipakainya itu gada pantes – pantesnya apalagi
enak dilihat Jauh banget deh!! Belasan tahun hidup sebagai piatu, Cinta belum pernah tau wajah ibunya.
Yang dia tahu, ibunya sudah meninggal dunia dan ayahnya pun dengan sempurna melenyapkan jejak
tentang ibu kandungnya tersebut. Lengka prasaanya penderitaan Cinta karena dirumah itupun
kehidupannya semakin tersisih.Dalam perjalanannya, dikehidupan yang nyaris membosankan bagi Cinta,
dia bertemu dengan Makky Matahari Muhammad tetangga barunya, seorang lelaki yang humoris namun
santun dia mengenalkan Cinta pada dunia fotografi yang membuatnya bahagia. Makky, selalu ingat pesan
almarhum ayahnya."seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak ingatlah kau menyandang nama
Muhammad. "Nasehat inilah yang telah menjaga lelaki itu untuk tidak menempuh jalan maksiat seumur
hidupnya. Hingga pada saat menjelang ulang tahunnya yang ke-17, Cinta mengambil keputusan besar
untuk berhijrah merubah penampilannya lebih baik dan menjalankan perintahAllah untuk menutup aurat.
Dia sudah mempersiapkan mental dan materinya. Itu rencana indah Cinta dihari ulang tahunnya.Dan
akhirnya terlaksana, namun ada"surprise" lain yang didapatkannya dihari istimewa itu. Dia mendapatkan
sebuah rahasia besar yang selama ini dicarinya. Dan untuk membongkar rahasia itu dia harus melakukan
perjalanan panjang,dan berpisah sesaat dengan lelaki yang sudah mengisi hidupnya. Sedikit demi sedikit
puzzle itu terpecahkan. Tidak mudah, bahkan semuanya sempat buntu. Dan itulah puncak perjuangannya.
Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang untuk mencari jejak surga, mencari telapak kaki ibunya
yang sangat dirindukannya.

Anda mungkin juga menyukai