Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk
dapat menikmati sebuah karya sastra secara baik diperlukan seperangkat pengetahuan
akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya sastra
hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.
Dalam dunia fiksi kadang ada sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat,
karena seorang pengarang menggunakan imajinasinya untuk diwujudkan dalam karya
sastra. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan
dari proses imajinatif pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang
estetik. 
Dikalangan remaja karya satra yang paling diminati biasanya karya sastra
berbentuk prosa terutama novel. Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara
naratif (dalam bentuk cerita). Kata novel berasal dari bahasa Italia “novella” yang berarti
sebuah kisah atau sepotong berita. Selain dari bahasa Italia novel juga berasal dari bahasa
Latin yaitu “novellus” yang diturunkandari kata “novies” yang berarti baru.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan
sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Novel
menceritakan suatu kejadan luar biasa dari kehidupan tokoh. Dikatakan luar biasa karena
dari kejadian itu, lahir suatu konflik yang menimbulkan pergolakan jiwa para tokohnya
sehingga mengubah jalan hidupnya.
Dalam membaca novel, agar pembaca dapat menikmati dan memahami isi dan
jalan cerita di dalamnya diperlukan pengetahuan mengenai unsur-unsur yang terkandung
dalam sebuah novel yang sering disebut dengan unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut
meliputi tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Dengan begitu, pembaca
akan lebih mudah menangkap maksud dan makna yang ingin disampaikan oleh
pengarang.
Oleh sebab itu, jika pembaca dapat memahami dengan tepat unsur intrinsik dari
sebuah novel yang dibaca, maka pembaca dapat menikmati novel tersebut dengan baik

1
karena pembaca telah mengerti makna dan jalan cerita pada sebuah novel yang
dibaca.                                         
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Novel ?
2. Apa saja ciri-ciri pokok novel ?
3. Apa saja jenis-jenis pengogolongan novel ?
4. Apa saja unsur-unsur intrinsik novel ?

C. Tujuan
1. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui apa pengertian novel.
2. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui apa saja ciri-ciri pokok
novel.
3. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui apa saja penggolongan
dari novel.
4. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui apa saja unsur-unsur
intrinsik dari novel.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Novel

Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama,
bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya–
karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra
ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat.
Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan
karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni
bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra
serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah,
menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut
lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik,
menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel
yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya
dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada
pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel
hiburan cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut
membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak
memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang
penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.

Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi


novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang
yang mereka pergunakan juga berbeda-beda.1

B. Ciri-ciri Pokok Novel

Adapun ciri-ciri pokok novel adalah sebagai berikut :

1
Aminuddin. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. (Bandung: Sinar Baru,1987), h.65

3
a. Memiliki alur/plot yang kompeks. Berbagai peristiwa ditampilkan saling berkaitan
sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas dan
lebih mendalam
b. Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan. Oleh
karena itu, pengarang dapat membahas hamper semua segi persoalan.
c. Tokoh/karakter tokoh dalam novel biasa banyak. Dalam novel, pengarang sering
menhidupkan banyak tokoh ceerita yang masing-masing digambarkan secara
lengkap dan utuh.
C. Penggolongan Novel
Berdasarkan unsur intrinsiknya, novel dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1)     Novel plot : adalah novel yang mengutamakan struktur cerita berupa
perkembangan kejadian atau urutan peristiwa. Oleh karena lebih mengutamakan
penggambaran tentang peristiwa, novel ini banyak menghadirkan kejutan dan
ketegangan.
Contoh : Novel Surapati karya Abdul Moeis
Kota Jakarta pada tahun 1680. Mau tidak mau, kenangan sejarah membawa
kita kepada zaman enam puluh tahu di muka itu, yaitu kepada pendudukan Jakarta
oleh Belanda, yang mengganti amanya menjadi Batavia.
(Dikutip dari novel Surapati Karya Abdul Moeis)
2)     Novel watak atau novel karakter adalah novel yang mengutamakan
penggambaran watak atau karakter tokoh-tokohnya, misalnya : penakut, pemalas,
humoris, pemarah, mudah putus asa, tidak tetap pendirian atau berkecil hati.
Contoh : Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis
Dari dalam Gang Sirih Wetan seorang anak kecil yang lebih besar dan kuat
dari ketiga anak yang sedang bermain-main itu datang keluar. Langkahnya dan
sikapnya menunjukkan dia si jago anak-anak sebayadia di kampung itu.
(Dikutip dari Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis) 
3)     Novel Tematis adalah novel yang mengutamakan tema atau pokok
permasaahan yang dibahas sehingga digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
- Novel Politik, lebih mengutamakan permasalahan dalam dunia politik
pemerintahan, misanya Maut dan Cinta karya Mochtar Lubis.

4
- Novel Agama, lebih mengutamakan pembahasan tentang keagamaan dengan
berbagai permasalahn yang melingkutinya, misalnya Kemarau karya A.A. Navis
- Novel Sosial lebih mengutamakan pembahasan tentang kehidupan
kemasyarakatan sebagai dunia yang beragam (heterogen), misalnya Bako karya
Darman Moenir

D.    Unsur-unsur Intrinsik Novel


  Penggalan novel mempunyai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur-
unsur intrinsik novel adalah sebagai berikut :
a. Tema
Tema adalah permasalahn utama yang dibahas dalam cerita maupun
berpengaruh terhadap semua unsur cerita, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Di
dalamnya juga tertuang tujuan penulis meskipun kadang-kadang tidak dituliskan
secara eksplisit.
b. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
Penyampaian pesan selalu didasarkan tema dan tujuan yang telah ditetapkan penulis
pada saat menyusun rancangan cerita. Pesan itu ada yang di sampaikan secara tersurat
(langsung) dan ada yang tersirat (tidak langsung).2

a)     Pesan tersurat, adalah pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca secara
langsung. Contoh :
“Aku gemuk!” jawabku pelan.
“Kana, kau sama sekali tak tampak gemuk bagiku,” nada suara Joy
menghiburku.
“Tapi, beratku lima puluh kilo, Joy, ini gawat darurat….”
….”Kana, percaya deh, kau sama sekali tidak gemuk, lagi pula kalaupun memang kau
merasa gemuk, lantas apa masalahnya ?Drew Barrymore juga tidak kurus-kurus amat
toh dia tetap terlihat cantik….”
(Dikutip dari novel Kana di Negari Kiwi)
Kana digambarkan merasa terganggu dengan berat badannya, namun temannya

2
Wahyudi, Siswanto. Pengantar Teori Sastra. (Jakarta : PT Grasindo, 2008), h.165

5
menasihatinya. Pesan yang ada dalam kutipan ini adalah berat badan tidak menjadi
ukuran kecantikan seseorang.
b)     Pesan tersirat, yaitu pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca
secara tidak langsung. Contoh :
“Namun, namun kau sepertinya tidak pernah mensyukuri hal itu, Kana, kau
malah terus-terusan mengeluh bahwa tubuhmu gemuk,” Joytika menambahkan.
            Aku terdiam mendegarkan perkataan Joytika. Aku meras malu kepada diriku
sendiri.(Dikutip dari novel Kana di Negari Kiwi)
Pesan tersirat dalam  kutipan tersebut adalah syukurilah kehidupan yang ada.
Pengarang tidak terang-terangan menuliskan agar Kana mensyukuri kehidupan.
Melalui perkataan Joytika, Kana menyadari sendiri bahwa ia tidak pernah bersyukur.

Unsur Ekstinsik

Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan
lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra.
Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu
karya sastra
c. Penokohan
Penokohan meliputi penentuan tokoh utama- bawahan, nama tokoh dan watak
tiap tokohya.
d. Alur atau (Jalan Cerita)
Alur adalah jalan cerita dalam sebuah novel. Alur dalam novel terbagi atas
tiga bagian, yaitu :
1.   Berdasarkan pengembangannya/urutan peristiwanya
-Alur maju (progresif)
·        Alur mundur (Regresifi)
·        Alur maju-mundur (campuran)
2.      Berdasarkan kuantitas alurnya
·        Alur tunggal, yaitu alur yang hanya memiliki satu garis pengembangan
cerita.
·        Alur ganda, yaitu alur yang hanya memiliki beberapa garis
pengembangan cerita.
3.      Berdasarkan kualitas kepaduannya
·        Alur erat, yaitu hubungan antar pristiwa yang satu dan yang lain begitu
padu sehingga bagian-bagian pembentuk pristiwa itu tidak mungkin dilepaskan.

6
·        Alur renggang, yaitu hubungan antara peristiwa yang satu dan yang lain
terjalin secara  renggang
e. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah kedudukan pengarang berdasarkan cara pandangnya
terhadap tokoh-tokoh dalam novel dari jalan cerita itu sendiri. Jenis-jenis sudut
pandang yaitu :
·        Sudut pandang orang pertama, yaitu pengarang berada dalam cerita dan
menggunakan kata ganti aku, saya, daku,kami, hamba, dll.
·        Sudut pandang orang ketiga, yaitu posii pengarang berada di luar cerita dan
menggunakan kata ganti dia, mereka, atau nama orang, dll.
f. Latar (Setting)
Latar merupakan penggambaran tentang tempat, waktu dan suasana yang
melingkupin cerita. Latar atau setting meliputi :
- Latar tempat, yaitu penggambaran letak kejadian.
- Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian
- Latar suasana atau budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya
yang melatar belakangi terjdinya cerita atau perisiwa dalam novel.
g. Nilai-Nilai
Nilai-nilai adalah ajaran tentang kebaikan yang disampaikan kepada pembaca.
Nilai ini biasanya sudah muncul bersama amanat, tetapi juga disampaikan terpisah.
D. Jenis dan Contoh Novel
Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :
Novel Science Fiction
“CHILDREN OF SUN AND MOON”
Penulis : MATT LARKIN
Sinopsis
Raja Lunar menawar putrinya pergi dalam pernikahan untuk mengakhiri
generasi perang antara dua dinasti dari Kepulauan Skyfall. Raja mengirimkan Chandi,
keponakannya, sebagai hamba kepada putrinya. Chandi memiliki dua tugas:
mengawasi sepupunya, dan memata-matai Solars.  Solars biaya segalanya dia peduli,
dan sekarang dia ingin tidak lebih dari bukti pengkhianatan mereka sehingga dia bisa
pulang. Dia tahu sedikit mata-mata, tetapi darah dari Dewa Bulan berjalan melalui
pembuluh darahnya memberikan kekuatannya manusia tidak bisa cocok, kekuatan
yang kelepasan nya ke tempat yang tidak seharusnya. Tentu saja, semakin dia

7
menggunakan kekuatannya, semakin cepat ia menjadi gila. Ketika ia menemukan
seorang prajurit Surya, Naresh, mengawasinya, dia memutuskan untuk membalas budi
dan tetap dekat dengannya. Tapi ketika ia menunjukkan dirinya keajaiban kota bawah
laut kubah, ia mulai menyadari Solars tidak seperti apa yang dipikirkannya. Segera,
dia harus memilih antara loyalitas kepada orang-orang dan hatinya sendiri.3

                                                                                                                                                          

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3
J.Herman Waluyo . Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga, 1987), h.187

8
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab
sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara naratif (dalam bentuk
cerita) yang memiliki unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dapat mendukung sebuah
novel. Unsur instrinsik itu meliputi tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat.
Sedangkan unsur ekstrinsiknya meliputi biografi pengarang, sosial budaya pengarang,
politik dan ekonomi.
Jepang adalah tempat lahirnya novel yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat
Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu.
Membaca sebuah novel pada hakikatnya merupakan kegiatan apresiasi sastra
secara langsung. Maksudnya adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh
sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel
yang dibaca. Dengan begitu, pembaca tidak hanya mengetahui jalan ceritanya saja,tetapi
juga unsur-unsur yang mendukungnya.

DAFTAR PUSTAKA

9
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : PT Grasindo

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai