Anda di halaman 1dari 7

7.

unsur novel
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan
atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka
pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas
pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social,
moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra.
Abdul Roni, M. Pd).
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan
unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam
kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur
intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
5. B. Unsur-Unsur Novel

Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah :

1. Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik ini terdiri dari :

a. Tema

Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs.
Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)

b. Setting

Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi
waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)

c. Sudut Pandang

Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock,
1968).

Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama,
mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya
sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati
dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti
orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar
cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam
pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

d. Alur / Plot

Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan
urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu
terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)

e. Penokohan

Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari
cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro,
S.Pd)

f. Gaya Bahasa

Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro,
S.Pd)

2. Unsur Ekstinsik

Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di
luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap
unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs.
Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).

1. C. Unsur – unsur Novel Sastra

Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur yang membedakan
keduanya. Unsur – unsur novel sastra serius adalah sebagai berikut :

- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah cinta asmara muda
– mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk
menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam sastra kadangan hanya penting untuk
sekedar menyusun plot cerita belaka, sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar
itu.

- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami
secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal ini dengan sendirinya berhubungan
dengan kematangan pribadi si sastrawan sebagai seorang intelektual.

- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa dialami atau sudah
dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya sastra membicarakan hal – hal yang
universal dan nyata. Tidak membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan
bersifat kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti pada konvensialisme.
Penuh inovasi.

- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode sesaat.

Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsur – unsur sebagai berikut :

- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu tanpa masalah lain
yang lebih serius.

- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan karakterisasi, problem
kehidupan dan unsur-unsur novel lain.

- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun dengan tujuan
meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan permukaan
kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.

- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam kehidupan ini. Isi
cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.

- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang rata-ratatunduk pada hokum
cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab
demikian itu akan meninggalkan masa pembacanya.

- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan pergaulan muda-
mudi kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara serta bahasa sehari-hariamat
berpengaruh dalam novel jenis ini.

1. D. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.

1) Nilai Sosial

Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain.

2) Nilai Ethik

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya dapat
memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan dihargai oleh para
pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan
dirinya sebagai manusia.

3) Nilai Hedorik

Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga pembaca
ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
4) Nilai Spirit

Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan
kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh
percaya akan dirinya sendiri.

5) Nilai Koleksi

Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus membelinya sendiri,
menyimpan dan diabadikan.

6) Nilai Kultural

Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat, sehingga
pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.

1. E. Jenis Novel Hiburan

Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :

a. Novel detektif

b. Novel roman

c. Novel mistery

d. Novel Gothis

e. Novel criminal

f. Novel science fiction(sf)

Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel hiburan ini jauh lebih
banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis
novel hiburan ini jumlahnya amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya
kenyataan semua dan gambaran fantasi pengarang saja.

Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang
sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel hiburan ini juga diperhatikan oleh
para kritisi yang menyangkut masalah komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan
masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.

1. F. Novel – novel Pertama

Jepang adalah tempat lahirnya novel yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat Genji, yang
ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu. Ceritanya berfokus pada tokoh khayalan
Pangeran Genji, hubungan asmaranya, dan keturunan-keturunannya. Hikayat Genji
melukiskan kehidupan istana Jepang pada periode Heian dan memberikan penggambaran
memikat tentang wanita Jepang pada masa itu.
Namun, novel berkembang dalam bentuk modern di Eropa selama masa Renaisans. Isi novel-
novel awal ini mencerminkan perhatian masyarakat pada umumnya saat itu, termasuk
munculnya kelas menengah sebagai kelompok sosial, gugatan terhadap agama dan nilai-nilai
moral tradisional, minat terhadap sains dan filsafat, serta hasrat akan penjelajahan dan
penemuan.

Novel-novel Eropa yang paling awal, disebut novel-novel picaresque, adalah kisah-kisah
petualangan yang menampilkan tokoh-tokoh utama yang cerdik, atau picaros, yang
mengandalkan kecerdikan mereka untuk bertahan. Bertolak-belakang dengan roman-roman
kesatriaan yang puitis, yang mengisahkan perjuangan mencapai cita-cita spiritual tinggi,
novel-novel picaresque merayakan petualangan sebagai hiburan belaka.

Novel picaresque yang paling terkenal adalah Lazarillo de Tormes (1554), ditulis oleh
pengarang Spanyol yang anonim. Novel ini bercerita tentang seorang anak lelaki yang
mencoba bertahan di dunia yang penuh dengan para petani yang kejam, pendeta yang jahat,
bangsawan yang berkomplot, dan sederetan tokoh-tokoh yang kasar.

Karya yang lebih serius adalah Don Quixote (1605, 1615), tulisan pengarang Spanyol Miguel
de Cervantes. Kisah ini menggambarkan seorang bangsawan Spanyol idealis yang
membayangkan dirinya sebagai seorang pahlawan, tetapi sesungguhnya adalah seorang pria
paruh baya biasa yang membaca banyak roman kesatriaan sehingga dia tidak menyentuh
realitas.

Semenjak itu, novel telah berkembang meliputi banyak genre. Umumnya, kini novel
dibedakan atas genre novel sosial, novel psikologi, novel pendidikan, novel filsafat, novel
populer, dan novel eksperimen. Novel populer sendiri terdiri atas novel detektif, novel
spionase, novel fiksi ilmiah, novel sejarah, novel fantasi, novel horor, novel percintaan, dan
novel Western.

Novel detektif pertama adalah The Moonstone (1868), karangan penulis Inggris Wilkie
Collins. Novel ini tidak hanya berisi teka-teki rumit siapa yang mencuri permata langka
bernama Moonstone, tetapi juga memperkenalkan jagoan detektif modern yang pertama,
Sersan Coff, diciptakan berdasarkan penyelidik kriminal sungguhan yang menyukai mawar.

Novel spionase pertama adalah The Riddle of the Sands (1903) karangan Erskine Childers.
Novel ini mencangkok aspek-aspek cerita misteri dan kriminal pada plot yang melibatkan
intrik internasional. The Riddle of the Sands adalah cerita khayalan tentang persiapan Jerman
menyerang Inggris melalui laut. Childers menggunakan pengalamannya sebagai seorang
nakhoda kapal untuk menggambarkan detail cerita itu.

Sebetulnya, sudah ada unsur-unsur fiksi ilmiah di dalam tulisan-tulisan lama, tetapi novel
fiksi ilmiah sejati yang pertama adalah Journey to the Center of the Earth (1864) karya Jules
Verne. Novel ini memasukkan geologi dan penelitian tentang gua-gua ke dalam cerita
khayalan tentang perjalanan menuju perut bumi. Verne adalah pengarang pertama yang
mengkhususkan diri dalam fiksi ilmiah. Novel-novelnya banyak yang mendahului zaman,
antara lain From the Earth to the Moon (1865) dan 20,000 Leagues Under the Sea (1870).

Novel sejarah pertama adalah Waverley (1814), karangan novelis Skotlandia Sir Walter Scott.
Novel ini dan banyak sekuelnya berkisah seputar kejadian-kejadian bersejarah di Skotlandia,
Inggris, dan daerah-daerah lainnya di dunia.
Novel fantasi pertama adalah Alice’s Adventures in Wonderland (1865) dan Through the
Looking-Glass and What Alice Found There (1871) karya pengarang Inggris Lewis Carroll.
Kedua buku ini bercerita tentang seorang anak perempuan yang masuk ke dalam sebuah
dunia yang aneh, bertemu dengan kelinci yang bisa berbicara, dan mengalami kejadian-
kejadian yang seperti mimpi.

Agak sulit menentukan novel horor yang pertama. Ada yang menyebutkan Frankenstein
(1818) karya Mary Wollstonecraft Shelley, sebuah novel Gotik tentang penciptaan monster.
Tetapi, ada pula yang menyebutkan buku Dracula (1897) karya Bram Stoker sebagai novel
horor sejati yang pertama. Novel ini memadukan cerita rakyat yang mengerikan yang usianya
sudah berabad-abad dengan kisah psikopat sungguhan Count Vlad Dracul dari Rumania.

Novel percintaan pertama adalah Jane Eyre (1847) karya novelis Inggris Charlotte Bronte.
Novel ini bercerita tentang seorang gadis muda yatim piatu yang mendapatkan pekerjaan
sebagai seorang guru privat dan kemudian jatuh cinta pada majikannya.

Adapun novel Western pertama adalah The Virginian (1902), karangan Owen Wister. Para
penulis cerita picisan telah menghasilkan banyak cerita tentang para penjahat selama tahun
1880-an dan 1890-an, tetapi Wister adalah pengarang pertama yang mengangkat koboi
sebagai jagoan literer. Sang tokoh menjalani hidup yang keras, kehilangan kekasihnya, dan
menghadapi duel senjata. Novel ini menjadi best-seller dan kemudian dibuatkan drama, film,
dan serial televisi.

8. kalimat sumbang

Pengertian dan Ciri-ciri Kalimat Sumbang


Perhatikan pola arti kata sumbang berikut :
Sumbang : Memiliki arti (definisi verbal, kata kerja)
me·nyum·bang a menjadi sumbang;
me·nyum·bang·kan v menjadikan (membuat menjadi) sumbang;
- langkah 1 sengaja membuat langkah yg salah (dl silat dsb) untuk mengumpan lawan; 2
berbuat yg melanggar adat (kesopanan dsb)

2. , -- saran sumbangan berupa saran (nasihat); urun pendapat;


me·nyum·bang v 1 memberikan sesuatu kpd orang yg sedang mengadakan pesta dsb sbg
sokongan: ketika mengawinkan anaknya, banyak orang yg -; 2 turut membantu
(menyokong) dng tenaga, pikiran, dsb: justru saya ingin - dng ide-ide baru untuk kemajuan
dan perkembangan usahanya;
me·nyum·bang·kan v 1 memberikan sesuatu sbg bantuan (pd pesta perkawinan dsb); 2
memberi bantuan atau sokongan (kpd);
sum·bang·an n 1 pemberian sbg bantuan (pd pesta perkawinan dsb); penyolok; 2 bantuan;
sokongan;
- manasuka sumbangan sukarela; - wajib sumbangan berupa uang dsb yg harus dibayar;
pe·nyum·bang n orang yg menyumbang;
pe·nyum·bang·an n proses, cara, perbuatan menyumbang.

[KBBI]

Kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak mendukung kalimat utama atau kalimat di
luar jalur pokok pembicaraan. Untuk menentukan kalimat ini kita harus menentukan
kalimat utama/ide pokok suatu paragraf.

Kalimat sumbang atau kalimat yang tidak padu, yaitu kalimat yang benar-benar didasarkan
pada prinsip manasuka yang tidak memiliki sangkut paut, menyimpang bahkan bertolak
belakang dengan ide pokok suatu paragraf.

Kenapa dalam suatu kalimat bisa terdapat kalimat sumbang? Kalimat sumbang ini dapat
ditimbulkan oleh suatu ketidaksengajaan penulis, bahkan disengaja oleh penulis. Unsur
kesengajaan ini misalnya seseorang menulis novel lepas, cerita-cerita humor untuk
memberikan umpan klasik kepada pembacanya.
Ciri-ciri :
Perhatikan contoh berikut :
Contoh paragraf berkalimat sumbang
Hari akan hujan. Angin bertiup kencang. Debu-debu beterbangan. Awan hitam bergerak
dengan cepat. Burung-burung berkicau riang. Para pedagang kaki lima sibuk mengemas
dagangannya.

Jadi apabila dalam suatu pertanyaan atau soal yang mengangkat topik tentang kalimat
sumbang, maka kenalilah kalimat itu sebagai susunan kalimat yang tidak di atur guna
menjelaskan tentang ide pokok suatu paragraf.

Anda mungkin juga menyukai