Anda di halaman 1dari 10

TUGAS :

Membuat Ringkasan Materi Menelaah Hubungan Unsur-Unsur Dan


Tanggapan Terhadap Buku Fiksi Dan Non-Fiksi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belang
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan kejadian tidak nyata
atau tidak benar-benar terjadi. Bisa dibilang kalau buku fiksi ini berisi
cerita khayalan atau rekaan pengarang/penulisnya. Penulis mengajak
pembaca untuk ikut serta terjun dalam dunia imajinasinya. Karena
berasal dari imajinasi penulisnya, jadi buku fiksi tidak membutuhkan
pertanggungjawaban mengenai isinya. Contoh buku fiksi antara lain
dongeng, novel, puisi, cerita pendek, hikayat, dan komik.
Setelah kamu mengetahui apa itu buku fiksi, sekarang kita akan
membahas mengenai buku nonfiksi. Buku nonfiksi adalah buku yang
ditulis berdasarkan data dan fakta. Jadi, isi dari buku nonfiksi harus
benar-benar dipertanggungjawabkan oleh penulisnya, dan isinya pun
harus informatif. Contohnya adalah buku pelajaran, dokumenter, esai,
opini, biografi, ensiklopedia, dan laporan ilmiah.
Meskipun kamu menemukan ada suatu buku yang berisi kisah-
kisah sejarah dan didukung dengan data-data riset, namun belum bisa
dipastikan buku tersebut masuk dalam cerita fiksi atau nonfiksi
sebelum kamu mengetahui unsur-unsurnya.

1. Unsur-unsur Buku Fiksi


Agar kamu semakin mudah mendapatkan informasi dari jenis
karya tulis fiksi, kamu harus mengetahui juga unsur-unsur
penyusunnya. Unsur-unsur dalam buku fiksi biasanya terdiri dari tema,
latar, tokoh, alur, gaya bahasa, dan amanat. Apakah Anda tahu arti
setiap unsur tersebut? Berikut unsur-unsurnya:
a. Tema 
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama dalam sebuah tulisan.
Jika diibaratkan sebuah rumah, tema merupakan pondasinya. Sebab,
pada setiap tulisan, pasti ada tema yang membangun isi tulisan
tersebut. 
b. Latar 
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana
dalam sebuah cerita. Selain itu, latar juga bisa dikatakan sebagai
keterangan. Maksudnya alur yang berhubungan dengan waktu,
ruang, dan suasana. 
c. Tokoh 
Tokoh adalah setiap individu yang ada di dalam cerita dengan
karakternya masing-masing. Terdapat karakter protagonis, antagonis,
dan tritagonis. Protagonis merupakan tokoh yang menggambarkan
watak baik dan positif. Sebaliknya, antagonis menggambarkan watak
yang buruk atau negatif. Sedangkan tritagonis, adalah karakter
penengah. 
d. Alur 
Alur adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang membentuk jalan
cerita. Di dalam alur terdapat konflik yang menggambarkan
pertentangan setiap tokoh dalam cerita yang menghasilkan
ketegangan. Adanya konflik membuat jalan cerita menjadi lebih
menarik karena terdapat proses klimaks dan antiklimaks.
e. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara penulis menyampaikan ceritanya. Biasanya
terdapat majas-majas tertentu yang digunakan oleh penulis. Seperti
majas perbandingan, sindiran, penegasan, hingga pertentangan. \
f. Amanat 
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca melalui cerita tersebut. Salah satu hal yang membedakan
dari buku fiksi adalah terdapat amanat yang terkandung di
dalamnya. Amanat diambil dari keseluruhan isi cerita yang dibangun.
2. Ciri-Ciri Buku Fiksi
Mengacu pada pengertian fiksi di atas, kita dapat mengenali sebuah
karya fiksi dari karakteristiknya. Berikut ini adalah ciri-ciri fiksi:
a. Imajinatif
Salah satu ciri buku fiksi adalah sifatnya yang imajinatif.
Maksudnya, isi dari tulisan fiksi ini berdasar dari rekaan atau
imajinasi pengarang. Penulis dengan bebas mengutarakan
imajinasinya ke dalam tulisan yang dikehendakinya. 
b. Kebenarannya Relatif
Karena bersifat imajinatif, maka kebenaran tulisan fiksi itu relatif.
Maksudnya, belum tentu tulisan tersebut benar-benar terjadi. Sebab,
itu hanya merupakan pikiran atau imajinasi dari penulis. 
c. Bahasanya Bersifat Konotatif 
Umumnya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif atau
bukan sebenarnya. Hal itu digunakan penulis untuk memperindah
tulisannya. Sebab bahasa konotatif itu bisa menambah nilai rasa.
d. Tidak ada Sistematika Baku
Karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku. Sebab, pilihan kata
karya fiksi cenderung bebas. Penulis bisa mengekspresikan
gagasannya dalam membuat tulisan dan menyusun kata-katanya. 
e. Menyasar Emosi Pembaca
Umumnya karya fiksi menyasar emosi atau perasaan pembaca,
bukan logika. Sebab buku fiksi ditulis dengan melibatkan emosi
pembaca. Untuk menyasar emosi pembaca,  biasanya penulis
mengembangkan alur dan memilih gaya bahasa yang lebih
menyentuh hati pembaca. 

Contoh Buku Fiksi 

Setelah memahami penjelasan di atas, maka mari kita ulas contoh-contoh


buku fiksi yang biasa kita temui sehari-hari. Berikut contoh buku fiksi yang
harus Anda ketahui:

1. Novel

Pengertian buku fiksi jenis novel adalah suatu karangan fiksi yang
menceritakan seorang tokoh utama dengan pro dan kontra di dalam
ceritanya, mulai dari awal hingga akhir novel yang memiliki klimaks atau
ending.

Membaca novel tidak hanya memberikan kita cerita, namun juga


memberikan banyak pengetahuan dan wawasan yang terselip dari setiap
paragrafnya. Beberapa alasan mengapa membaca novel masih menjadi
pilihan utama dikarenakan beberapa alasan, seperti:  Membaca novel
membuat kita lebih pahan isi cerita, memberi ruang berimajinasi, dan
dapat menjadi ruang pencarian jati diri. 

Selain itu manfaat terpenting dari membaca novel adalah dapat


meningkatkan kemampuan menulis kita, karena semakin banyak membaca
maka semakin kaya kosakata yang kita miliki.

Ada banyak contoh novel yang sering kita temui, seperti beberapa novel
best seller di tahun 2020 dari More Of you – Acha Sinaga dan Andy
Ambarita, Imperfect – Meira Anastasya, Pergi – Tere Liye, Dilan 1990 – Pidi
Baiq dan masih judul lainnya. 

2. Roman

Roman adalah suatu karya fiksi yang menceritakan mengenai beberapa


tokoh dalam alur ceritanya. Roman mengandung banyak hikmah dalam
ceritanya dan cenderung mengarah pada cerita klasik.

Roman memang ditulis untuk memberikan pandangan dengan cara


menampilkan karakter dan perjalanan hidup seseorang secara utuh dan
apa adanya. Roman tidak menutupi peristiwa atau permasalahan dari sang
tokoh, melainkan menyajikannya dengan lebih etis dan indah termasuk
kehidupan yang berkaitan dengan permasalahan sosial tokoh. 

Contoh roman terkenal yang bisa Anda cari tahu seperti Si Doel Anak
Sekolah karya Aman. Sedangkan contoh roman remaja antara lain
‘Pertemuan Jodoh’ karya Abdul Muis serta roman ‘Asmara Jaya’ karya
Adinegoro. 

Baca Juga: Membuat Judul Buku & Novel yang Bagus Serta Menarik

3. Cerpen

Cerpen adalah suatu karangan fiksi yang isinya jauh lebih sedikit
ketimbang roman maupun novel. Namun, cerpen memiliki daya tarik
tersendiri karena bisa menjadi pembelajaran awal bagi para penulis dalam
membuat sebuah karya tulisan.

Tentunya Anda sudah tidak asing dengan contoh-contoh cerpen.  Contoh


cerita pendek sering kita jumpai di media cetak Indonesia, misalnya seperti
koran dan majalah. 
Di Indonesia sudah banyak penulis cerpen yang menerbitkan karya cerpen
best seller. Contohnya penulis Asma Nadia yang tidak hanya merilis buku
best seller, namun juga cerpen yang tidak kalah menarik untuk dibaca,
seperti cerpen berjudul Cita Laki-Laki Biasa, Sepotong Cinta dalam Diam,
Menanti Bangau Lewat, dan masih banyak lainnya. 

4. Puisi

Kumpulan puisi juga menjadi salah satu buku fiksi yang banyak diminati.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat
ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. 

Ada banyak karya puisi sastrawan Indonesia yang terkenal. Mulai dari tema
cinta hingga perjuangan. Seperti puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko
Damono, Puisi Chairil Anwar berjudul Aku, puisi Kahlil Gibran berjudul
Aku Bicara Perihal Cinta, puisi Karya W.S. Rendra, dan masih banyak
lainnya. 

Baca Juga: Panduan Menulis Puisi

5. Dongeng 

Dongeng adalah salah satu cerita rakyat yang cukup beragam cakupannya
serta berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau daerah
tertentu di berbagai belahan dunia.

Ada banyak sekali contoh dongeng yang ada di Indonesia, seperti Timun
Emas, Bawang Merah dan Bawang Putih, Malin Kundang, dan masih
banyak lainnya.

Contoh buku fiksi dan unsurnya


Contoh buku fiksi
Unsur pertama tentu saja datang dari sampul atau cover buku. Di sini,
kamu akan menemukan berbagai informasi mengenai isi buku, seperti
judul, penulis, penerbit, tahun terbit, dan informasi-informasi lainnya
yang tentunya bermanfaat bagimu. Pada umumnya, kata-kata yang
terdapat pada sampul buku nonfiksi lebih santai dan menggunakan gaya
bahasa, bahkan bisa menggunakan bahasa tidak baku.

Contohnya bisa kamu lihat pada judul buku berikut ini:

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin – Tere Liye.


DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990 – Pidi Baiq.
Aroma Karsa – Dee Lestari.
Shanghai Girls: Perjuangan sepasang gadis mencari kebahagiaan
di tanah Amerika – Lisa See.

Pokok Bab Buku

Unsur selanjutnya adalah pokok bab buku. Apakah itu pokok bab buku?
Di sini, kamu akan mendapatkan informasi mengenai kata pengantar.
Nah, di dalam kata pengantar, biasanya penulis akan memberikan
gambaran mengenai isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu. Pada pokok bab buku fiksi, kata pengantar
dan ucapan terima kasih tersebut biasanya dibuat singkat dengan
penggunaan gaya bahasa.

Judul Bab dan Sub-bab

Kamu bisa melihat isi keseluruhan bab dan sub-bab dalam buku dengan
melihat daftar isi. Oh iya, daftar isi tentu saja disusun secara urut, ada
yang mencantumkan halaman, ada juga yang tidak mencantumkan
halamannya di daftar isi. Dengan adanya daftar isi, kamu jadi lebih
mudah dalam mendapatkan informasi mengenai isi buku, bukan?

Tema
Unsur ini sangat penting bagi jalannya cerita fiksi. Tema merupakan
gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Dari tema inilah bisa
dijabarkan sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.

Penokohan atau Perwatakan

Tokoh juga unsur yang sangat penting bagi cerita fiksi. Tokoh adalah
gambaran setiap individu di dalam cerita lengkap dengan karakternya.
Nah, ngomong-ngomong karakter, dalam penokohan itu ada karakter
protagonis yang digambarkan dengan tokoh utama/baik, antagonis
(yang menentang protagonis biasanya digambarkan dengan watak jahat),
dan tritagonis (tokoh pembantu protagonis).

Bahasa yang Digunakan

Bahasa yang digunakan pada buku fiksi sebagian besar menggunakan


bahasa konotatif atau makna yang tidak sebenarnya, guys. Karena
tujuan utama dari buku fiksi adalah sebagai hiburan, jadi bahasa yang
digunakan juga harus indah dan menghibur. Jadi, mengutamakan gaya
bahasa juga nih. Kamu bisa menggunakan majas seperti personifikasi,
metafora, hiperbola, dll.

Contohnya pada kalimat berikut ini yang menggunakan majas


personifikasi (benda mati seperti layaknya manusia/hidup):

Matahari mulai menampakan dirinya dan tersenyum pada bumi

Atau pada contoh berikut ini yang menggunakan majas hiperbola


(melebih-lebihkan dari kenyataan):

Hatiku rasanya hancur berkeping-keping

Penyajian

merupakan rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk suatu


cerita. Ada alur maju, mundur, dan campuran. Untuk membentuk
sebuah karya fiksi yang menghibur diperlukan penyajian alur yang
menarik.

Alur maju memiliki jalan cerita yang peristiwanya dimulai dari awal
hingga akhir, jadi berurutan gitu, guys. Kemudian ada alur mundur,
jalan ceritanya dimulai dari akhir ke awal. Jadi, di alur mundur, penulis
memulai cerita dengan konflik, sehingga alur cerita mundur untuk
melihat masa lalu/kilas balik untuk mendapatkan penyelesaian.
Sedangkan alur campuran merupakan gabungan alur maju dan
mundur. Pada alur campuran, penulis memulai ceritanya di tengah,
sehingga ada kilas balik dan masa depan.

Unsur-unsur Buku Nonfiksi

Nah, kira-kira unsur buku nonfiksi itu sama dengan fiksi tidak ya? Agar
tidak larut dalam rasa penasaran, kita cek satu per satu unsur-unsur
buku nonfiksi di bawah ini ya, guys!

Contoh buku nonfiksi dan unsurnya


Contoh buku nonfiksi
Sampul Buku
Pada sampul atau cover buku nonfiksi, kurang lebih sama dengan buku
fiksi. Kamu akan menemukan informasi seperti judul buku, penulis,
penerbit, tahun terbit, ada juga yang menyertakan edisi bukunya. Pada
sampul buku nonfiksi, kamu akan menemukan judul buku yang
umumnya menggunakan kata baku sesuai dengan KBBI.

Contoh judul buku nonfiksi, yaitu:

Dasar-dasar Biokimia: Edisi Revisi – Anna Poedjiadi.


Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson.
Cheesy Notes from Holland: Catatan Perjalanan Tak Terlupakan di
Belanda – Yuhendra.
Fiqih Sunnah Wanita: Segala hukum fiqih yang berkaitan dengan
wanita ada di sini – Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim

Pokok Bab Buku

Pada pokok bab buku nonfiksi, penulis akan menggunakan bahasa yang
cenderung formal dan baku. Selain terdapat kata pengantar, beberapa
karya tulis juga menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, dan
manfaat penulisan karya tersebut.

Judul Bab dan Sub-bab

Unsur selanjutnya hampir sama dengan buku fiksi, yaitu daftar isi
disusun berurutan dan disertai halaman. Dengan begitu kamu akan
lebih mudah menemukan bagian yang ingin kamu tuju.

Isi
Bagian selanjutnya yang menjabarkan unsur-unsur sebelumnya adalah
isi buku. Pada bagian isi terdapat pendahuluan, utama (isi), dan
penutup. Tentu saja, dalam buku nonfiksi bagian isi akan dijelaskan
secara rinci, jelas, bahasa yang baku (bisa juga baku dan santai), dan
didukung oleh data-data penelitian/riset. Bagian ini terlihat jelas
membedakan antara buku fiksi dan nonfiksi.

Cara Menyajikan Isi

Kamu bisa mengenali bagian ini pada daftar pustaka atau referensi,
guys. Dengan daftar pustaka, kamu bisa mengetahui dari mana saja
penulis mendapatkan sumber referensi bagi karya tulisnya. Sehingga,
kamu juga bisa mencari tau informasinya lebih lanjut pada referensi
tersebut.

Bahasa yang Digunakan

Sebelumnya kita sudah tau kalau bahasa yang digunakan dalam buku
nonfiksi adalah kata baku yang sesuai dengan KBBI. Apabila ada kata
serapan atau kata yang cukup asing didengar oleh masyarakat, maka
penulis mencantumkannya di glosarium. Dengan begitu, ketika pembaca
kesulitan mengetahui arti atau maksud dari kata tersebut bisa langsung
melihat glosarium. Eitts, tapi buku nonfiksi juga tidak harus
menggunakan bahasa baku yang kaku ya, guys. Bisa juga menggunakan
bahasa seperti pada tulisan ilmiah populer.
Oh iya, buku nonfiksi juga harus menggunakan bahasa denotatif agar
tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca, tentu saja harus
jelas dan to the point juga ya. Ingat ya, kan tujuan buku nonfiksi itu
yang utama sebagai pemberi informasi bagi pembacanya, juga sebagai
motivasi dan inspirasi.

Sistematika Penulisan

Buku yang kita baca kalau sistematikanya teratur tentu memudahkan


kita dalam memahami maksud isi bukunya, bukan? Terlebih jika buku
itu adalah nonfiksi, tulisannya harus sistematis. Setiap detail informasi
termasuk penyajian data harus disajikan secara terstruktur dan berurut
agar pembaca tidak bingung membaca karya tulismu
Contoh tanggapan terhadap buku fiksi dan non-fiksi

Contoh buku sembilan elemen jurnalis

“Buku hebat yang secara luar biasa menggambarkan problem,


mengartikulasi nilai, memaparkan risiko, dan menawarkan cara yang
bisa dipahami dan dipraktikkan untuk menanggapi kesulitan yang
dialami jurnalisme saat ini. Elemen Jurnalisme layak menjadi bacaan
wajib setiap institusi dan siapapun yang terlibat dalam jurnalisme.”

Contoh cover buku Sang Pemimpi :


Cover buku ini cukup menarik perhatian dengan warna yang tidak
terlalu mencolok, hanya dihiasi dengan beberapa warna saja adalah
pilihan yang cerdas untuk meyesuaikan judul dari buku ini. Gambarnya
pun begitu simpel dengan gambar seseorang yang melintasi jalan
panjang dan diapit oleh padang rumput yang luas, membuat kesan dari
buku ini sudah tersampaikan dengan baik hanya melalui covernya saja.

Anda mungkin juga menyukai