BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belang
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan kejadian tidak nyata
atau tidak benar-benar terjadi. Bisa dibilang kalau buku fiksi ini berisi
cerita khayalan atau rekaan pengarang/penulisnya. Penulis mengajak
pembaca untuk ikut serta terjun dalam dunia imajinasinya. Karena
berasal dari imajinasi penulisnya, jadi buku fiksi tidak membutuhkan
pertanggungjawaban mengenai isinya. Contoh buku fiksi antara lain
dongeng, novel, puisi, cerita pendek, hikayat, dan komik.
Setelah kamu mengetahui apa itu buku fiksi, sekarang kita akan
membahas mengenai buku nonfiksi. Buku nonfiksi adalah buku yang
ditulis berdasarkan data dan fakta. Jadi, isi dari buku nonfiksi harus
benar-benar dipertanggungjawabkan oleh penulisnya, dan isinya pun
harus informatif. Contohnya adalah buku pelajaran, dokumenter, esai,
opini, biografi, ensiklopedia, dan laporan ilmiah.
Meskipun kamu menemukan ada suatu buku yang berisi kisah-
kisah sejarah dan didukung dengan data-data riset, namun belum bisa
dipastikan buku tersebut masuk dalam cerita fiksi atau nonfiksi
sebelum kamu mengetahui unsur-unsurnya.
1. Novel
Pengertian buku fiksi jenis novel adalah suatu karangan fiksi yang
menceritakan seorang tokoh utama dengan pro dan kontra di dalam
ceritanya, mulai dari awal hingga akhir novel yang memiliki klimaks atau
ending.
Ada banyak contoh novel yang sering kita temui, seperti beberapa novel
best seller di tahun 2020 dari More Of you – Acha Sinaga dan Andy
Ambarita, Imperfect – Meira Anastasya, Pergi – Tere Liye, Dilan 1990 – Pidi
Baiq dan masih judul lainnya.
2. Roman
Contoh roman terkenal yang bisa Anda cari tahu seperti Si Doel Anak
Sekolah karya Aman. Sedangkan contoh roman remaja antara lain
‘Pertemuan Jodoh’ karya Abdul Muis serta roman ‘Asmara Jaya’ karya
Adinegoro.
Baca Juga: Membuat Judul Buku & Novel yang Bagus Serta Menarik
3. Cerpen
Cerpen adalah suatu karangan fiksi yang isinya jauh lebih sedikit
ketimbang roman maupun novel. Namun, cerpen memiliki daya tarik
tersendiri karena bisa menjadi pembelajaran awal bagi para penulis dalam
membuat sebuah karya tulisan.
4. Puisi
Kumpulan puisi juga menjadi salah satu buku fiksi yang banyak diminati.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat
ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Ada banyak karya puisi sastrawan Indonesia yang terkenal. Mulai dari tema
cinta hingga perjuangan. Seperti puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko
Damono, Puisi Chairil Anwar berjudul Aku, puisi Kahlil Gibran berjudul
Aku Bicara Perihal Cinta, puisi Karya W.S. Rendra, dan masih banyak
lainnya.
5. Dongeng
Dongeng adalah salah satu cerita rakyat yang cukup beragam cakupannya
serta berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau daerah
tertentu di berbagai belahan dunia.
Ada banyak sekali contoh dongeng yang ada di Indonesia, seperti Timun
Emas, Bawang Merah dan Bawang Putih, Malin Kundang, dan masih
banyak lainnya.
Unsur selanjutnya adalah pokok bab buku. Apakah itu pokok bab buku?
Di sini, kamu akan mendapatkan informasi mengenai kata pengantar.
Nah, di dalam kata pengantar, biasanya penulis akan memberikan
gambaran mengenai isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu. Pada pokok bab buku fiksi, kata pengantar
dan ucapan terima kasih tersebut biasanya dibuat singkat dengan
penggunaan gaya bahasa.
Kamu bisa melihat isi keseluruhan bab dan sub-bab dalam buku dengan
melihat daftar isi. Oh iya, daftar isi tentu saja disusun secara urut, ada
yang mencantumkan halaman, ada juga yang tidak mencantumkan
halamannya di daftar isi. Dengan adanya daftar isi, kamu jadi lebih
mudah dalam mendapatkan informasi mengenai isi buku, bukan?
Tema
Unsur ini sangat penting bagi jalannya cerita fiksi. Tema merupakan
gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Dari tema inilah bisa
dijabarkan sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.
Tokoh juga unsur yang sangat penting bagi cerita fiksi. Tokoh adalah
gambaran setiap individu di dalam cerita lengkap dengan karakternya.
Nah, ngomong-ngomong karakter, dalam penokohan itu ada karakter
protagonis yang digambarkan dengan tokoh utama/baik, antagonis
(yang menentang protagonis biasanya digambarkan dengan watak jahat),
dan tritagonis (tokoh pembantu protagonis).
Penyajian
Alur maju memiliki jalan cerita yang peristiwanya dimulai dari awal
hingga akhir, jadi berurutan gitu, guys. Kemudian ada alur mundur,
jalan ceritanya dimulai dari akhir ke awal. Jadi, di alur mundur, penulis
memulai cerita dengan konflik, sehingga alur cerita mundur untuk
melihat masa lalu/kilas balik untuk mendapatkan penyelesaian.
Sedangkan alur campuran merupakan gabungan alur maju dan
mundur. Pada alur campuran, penulis memulai ceritanya di tengah,
sehingga ada kilas balik dan masa depan.
Nah, kira-kira unsur buku nonfiksi itu sama dengan fiksi tidak ya? Agar
tidak larut dalam rasa penasaran, kita cek satu per satu unsur-unsur
buku nonfiksi di bawah ini ya, guys!
Pada pokok bab buku nonfiksi, penulis akan menggunakan bahasa yang
cenderung formal dan baku. Selain terdapat kata pengantar, beberapa
karya tulis juga menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, dan
manfaat penulisan karya tersebut.
Unsur selanjutnya hampir sama dengan buku fiksi, yaitu daftar isi
disusun berurutan dan disertai halaman. Dengan begitu kamu akan
lebih mudah menemukan bagian yang ingin kamu tuju.
Isi
Bagian selanjutnya yang menjabarkan unsur-unsur sebelumnya adalah
isi buku. Pada bagian isi terdapat pendahuluan, utama (isi), dan
penutup. Tentu saja, dalam buku nonfiksi bagian isi akan dijelaskan
secara rinci, jelas, bahasa yang baku (bisa juga baku dan santai), dan
didukung oleh data-data penelitian/riset. Bagian ini terlihat jelas
membedakan antara buku fiksi dan nonfiksi.
Kamu bisa mengenali bagian ini pada daftar pustaka atau referensi,
guys. Dengan daftar pustaka, kamu bisa mengetahui dari mana saja
penulis mendapatkan sumber referensi bagi karya tulisnya. Sehingga,
kamu juga bisa mencari tau informasinya lebih lanjut pada referensi
tersebut.
Sebelumnya kita sudah tau kalau bahasa yang digunakan dalam buku
nonfiksi adalah kata baku yang sesuai dengan KBBI. Apabila ada kata
serapan atau kata yang cukup asing didengar oleh masyarakat, maka
penulis mencantumkannya di glosarium. Dengan begitu, ketika pembaca
kesulitan mengetahui arti atau maksud dari kata tersebut bisa langsung
melihat glosarium. Eitts, tapi buku nonfiksi juga tidak harus
menggunakan bahasa baku yang kaku ya, guys. Bisa juga menggunakan
bahasa seperti pada tulisan ilmiah populer.
Oh iya, buku nonfiksi juga harus menggunakan bahasa denotatif agar
tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca, tentu saja harus
jelas dan to the point juga ya. Ingat ya, kan tujuan buku nonfiksi itu
yang utama sebagai pemberi informasi bagi pembacanya, juga sebagai
motivasi dan inspirasi.
Sistematika Penulisan