Anda di halaman 1dari 6

Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi

1. Penulisan Buku Fiksi Menggunakan Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan pemilihan atau penggunaan kata yang digunakan dalam
menulis karangan fiksi. Ini bagian dari unsur-unsur buku fiksi. Adapun gaya bahasa
yang digunakan biasanya bermajas metafora, personifikasi, dan perumpamaan.

Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penulis karya fiksi untuk
menyampaikan pesan secara imajinatif atau kiasan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembaca.

2. Bahasa Bersifat Konotatif

Kata dalam penulisan karangan fiksi yang menjadi unsur-unsur buku fiksi
mengandung makna tidak sebenarnya atau konotatif. Hal ini menyebabkan pesan
yang disampaikan penulis tidak disampaikan secara langsung dan tersamarkan.

Kata yang bersifat konotasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu konotasi positif
dan konotasi negatif. Konotasi positif adalah kata kiasan yang memiliki makna
positif/baik. Sedangkan konotasi negatif adalah kata kiasan yang memiliki makna
negatif/kurang baik.

Contoh penggunaan kata kiasan bermakna positif, 'Didin adalah keturunan darah
biru'. Kata 'darah biru' bermakna sebagai keturunan bangsawan. Contoh
penggunaan kata kiasan yang bermakna negatif, 'Marco Bento sudah tahu akal
bulus Bejo. Kata 'akal bulus' tersebut mempunyai makna sebagai licik atau penipu.

3. Berdasarkan Imajinasi atau Khayalan

Dalam karangan yang bersifat fiksi atau menjadi bagian dari unsur-unsur buku fiksi,
penggambaran kehidupan berdasarkan imajinasi penulis. Kemampuan imajinasi
akan meningkat seiring berkembangnya kemampuan seseorang dalam berbicara
dan berbahasa.

Imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi dan dapat mendorong semua
kekuatan yang merangsang emosi untuk berperan aktif dalam pemikiran dan
gagasan kreatif. Keberadaan unsur-unsur buku fiksi yang satu ini penting sekali.

Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi Selanjutnya

Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Melanie

Apabila sudah memahami tentang unsur-unsur buku fiksi, selanjutnya unsur-


unsurbuku non fiksi. Perbedaan unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi akan semakin
jelas dalam pembahasan ini. Berikut unsur-unsurbuku non fiksi dan penjelasannya:

1. Sampul Buku
Sampul buku merupakan unsur-unsur buku non fiksi pertama yang perlu kamu
ketahui sebelum menelaah sebuah buku non fiksi. Pada bagian sampul ini biasanya
memuat judul buku, penulis, dan nama penerbit. Selain itu sering juga disertai
tahun terbit dan edisinya.

2. Pokok Bab Buku

Pada pokok bab buku biasanya memuat kata pengantar. Dalam kata pengantar
biasanya berisi penjelasan tentang isi buku secara keseluruhan, latar belakang dan
tujuan penulisan, serta manfaat isi buku. Kata pengantar sering disertai dengan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berjasa yang sudah membantu penulis
dalam menyusun buku tersebut.

3. Judul Bab dan Sub Bab

Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah judul bab dan sub bab. Judul bab dan
sub bab ini biasanya dimuat pada bagian daftar isi. Daftar ini menjelaskan judul-
judul bab dan sub babnya yang disusun secara berurutan disertai juga dengan
halamannya agar memberikan kemudahan untuk pembaca.

4. Isi Buku

Isi buku merupakan unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya yang harus dipahami. Isi
buku terdiri atas beberapa bab yang di dalamnya memuat pendahuluan, paparan
utama, dan penutup. Bagi kamu yang sering membaca buku non fiksi tentunya
sudah mengetahui bagaimana isi buku non fiksi yang terperinci yakni dimulai dari
pendahuluan hingga penutup.

5. Cara Menyajikan Isi Buku

Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah cara menyajikan isi buku. Cara
menyajikan isi buku ini biasanya dimuat pada daftar pustaka. Pada daftar pustaka
berisi daftar buku dan sumnber-sumber yang digunakan untuk menulis buku
tersebut.

6. Bahasa yang Digunakan

Untuk mengetahui bahasa yang digunakan pada buku non fiksi, biasanya dimuat
pda halaman glosarium. Glosarium sendiri merupakan daftar istilah penting yang
digunakan sebagai sumber penulisan buku tersebut atau bahasa-bahasa yang
digunakan oleh penulis dalam buku tersebut.

7. Sistematika Penulisan

Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah sistematika penulisan. Sistematika


penulisan ini sangat penting agar tulisan yang dibuat runtut dan tidak asa-asalan.

Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi


Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Joel

1. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Cerita yang Disajikan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan kata fiksi berarti cerita rekaan
atau khayalan yang tidak berdasarkan pada kenyataan. Buku fiksi sering dikaitkan
dengan karya sastra yang menghibur dengan cerita rekaan, contohnya seperti novel
atau cerpen.

Nonfiksi adalah cerita yang disajikan secara tulisan-tulisan informatif, edukatif dan
faktual. Buku non-fiksi memuat informasi, deskripsi, peristiwa, tempat, karakter dari
suatu objek yang benar-benar ada di kenyataan.

2. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Pengembangan Cerita

Buku-buku fiksi ditulis oleh pengarang dengan mengembangkan imajinasi yang


mereka punya. Mulai dari tokoh, konflik, alur cerita, semua dibuat berdasarkan
imajinasi. Ini yang menjadi perbedaan buku fiksi dan non fiksi paling khas.

Dalam buku nonfiksi terdapat berbagai informasi yang dapat menambah


pengetahuan. Oleh karena itu, alih-alih mendapatkan hiburan rata-rata orang
membaca buku fiksi untuk mempelajari lebih banyak tentang suatu subjek dan
menambah pengetahuan.

3. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Berdasarkan Sifatnya

Buku fiksi bersifat subjektif, maksudnya pengarang bebas untuk memasukkan


pendapat, perspektif, dan imajinasi ke tulisannya. Sedangkan, buku nonfiksi lebih
bersifat objektif karena penulis tidak dapat menambahkan pendapat, apalagi
imajinasi. Pasalnya, informasi dalam buku nonfiksi harus dijaga kemurniannya agar
tetap sesuai dengan fakta.

4. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Tujuan Ditulis

Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga bisa dilihat dari tujuan utama buku tersebut
dibuat. Buku fiksi umumnya ditulis dengan tujuan untuk menghibur pembaca.
Sedangkan buku nonfiksi lebih untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan
yang diangkat sebagai topik pada pembaca.

5. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Proses Pembuatan

Buku fiksi tidak mencantumkan referensi dari penulis lain. Cerita dalam buku fiksi
dibangun sendiri oleh pengarang dengan imajinasinya. Sementara itu, sebaliknya
dalam penulisan buku nonfiksi sangat dimugkinkan adanya referensi yang relevan
dari penulis lain. Ini perbedaan buku fiksi dan non fiksi yang khas. Hal ini bahkan
bisa dibilang penting untuk membuat informasi dalam buku nonfiksi menjadi lebih
kredibel.
6. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Penyajian Sudut Pandang

Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga bisa ditinjau dari penggunaan sudut
pandang. Buku fiksi mempunyai berbagai macam sudut pandang penceritaan, mulai
dari sudut pandang penulis sebagai narator dan sudut pandang tokoh utama.
Sebaliknya, buku nonfiksi menggunakan sudut pandang yang paten, yaitu sudut
pandang dari pengarang.

7. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Nilainya

Buku nonfiksi bisa bersifat multitafsir. Pemahaman akan nilai-nilai atau pelajaran
hidup yang terkandung dalam cerita pada buku fiksi juga sangat bergantung pada
pemahaman pembaca. Terlebih, kebanyakan buku fiksi menghadirkan nilai-nilai
tersebut secara implisit. Sebaliknya, pada buku nonfiksi penyajian informasi
diuraikan secara langsung, sehingga tidak multitafsir. Ini perbedaan buku fiksi dan
non fiksi yang khas.
Contoh Buku Fiksi
Berdasarkan pengertian, unsur, dan ciri-ciri buku fiksi, tentu sangat mudah
menentukan contoh buku fiksi. Di antaranya yaitu cerita pendek, novel, roman,
legenda, fabel, dan masih banyak lagi.

Cerita pendek, adalah karangan fiksi yang biasa disingkat menjadi cerpen. Cerpen
memiliki jalan cerita yang lebih sedikit dibandingkan novel atau roman. Penulisan
cerpen menggunakan gaya bahasa yang naratif, padat, dan langsung kepada inti
cerita.

Sementara, novel adalah karangan prosa yang panjang dan mengandung cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekitarnya yang menonjolkan watak dan sifat
pelaku.

Selain memiliki kompleksitas atau masalah tertentu, ada tokoh utama yang
biasanya terdiri dari pro dan kontra, serta tersusun dari awal hingga akhir cerita
yang memiliki klimaks.

Contoh buku fiksi dari jenis novel dan terkenal di Indonesia seperti Bumi Manusia
karya Pramoedya Ananta Toer, Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata, Dilan 1990 dari
Pidi Baiq, dan masih banyak lagi.

Roman juga merupakan contoh karya fiksi yang menceritakan mengenai beberapa
tokoh dalam alur cerita. Roman mengandung banyak hikmah dan cenderung
bernuansa klasik.

Beberapa contoh Roman di antaranya Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Andang
Taruna oleh Jauhar Arifin, dan lainnya.

Legenda, adalah dongeng yang menceritakan asal-usul suatu tempat, kejadian alam,
atau bagaimana suatu fenomena terjadi. Legenda biasa memiliki keajaiban dalam
ceritanya.

Contoh legenda adalah Tangkuban Perahu, Roro Jonggrang, atau legenda Danau
Toba.

Ada juga fabel, yaitu jenis dongeng yang menceritakan kehidupan binatang. Hewan-
hewan sebagai tokoh utama akan diceritakan berperilaku seperti manusia dengan
konflik tertentu. Contoh fabel seperti si Kancil dan Buaya, atau cerita Kura-Kura dan
Kelinci.

Contoh Buku Non Fiksi


Banyak yang mengira buku non fiksi selalu kaku dan sulit dinikmati. Namun
ternyata, banyak juga contoh buku non fiksi yang menarik. Di antara contoh buku
non fiksi adalah buku biografi, buku motivasi, ensiklopedia, buku pengetahuan,
buku pelajaran, dan lain sebagainya.

Buku biografi, adalah buku yang menceritakan tentang riwayat orang penting,
seseorang dengan suatu penyakit, dan lainnya.

Beberapa contoh buku non fiksi jenis biografi yaitu Sokola Rimba oleh Butet
Manurung, Becoming karya Michelle Obama, Steve Jobs dari Walter Isaac, dan
masih banyak lagi.

Selanjutnya, buku motivasi adalah buku non fiksi yang memberikan kajian psikologi
untuk meningkatkan sisi positif dan semangat seseorang supaya menjadi lebih baik.

Buku ini juga bisa memengaruhi emosi pembacanya.

Contoh buku motivasi terkenal adalah The 7 Habits of Highly Effective People karya
Steven Covey, Think and Grow Rich dari Napoleon Hill, dan masih banyak lagi.

Kemudian, ada ensiklopedia. Buku ini merupakan salah satu pustaka referensi untuk
memahami informasi berbagai hal di setiap cabang ilmu pengetahuan atau bidang
tertentu. Informasi yang disajikan biasanya terdiri dari berbagai artikel dan subjek
yang disusun umumnya secara alfabetis.

Contohnya seperti Ensiklopedia Antariksa, Ensiklopedia Dinosaurus dan Binatang


Purba, dan sejenisnya.

Buku pelajaran juga merupakan salah satu contoh non fiksi. Buku ini bersifat ilmiah,
bertujuan memberikan informasi ilmu pengetahuan tertentu kepada pelajar.
Contoh buku pelajaran sekolah yaitu buku 'Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas IX' dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai