Gaya bahasa merupakan pemilihan atau penggunaan kata yang digunakan dalam
menulis karangan fiksi. Ini bagian dari unsur-unsur buku fiksi. Adapun gaya bahasa
yang digunakan biasanya bermajas metafora, personifikasi, dan perumpamaan.
Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penulis karya fiksi untuk
menyampaikan pesan secara imajinatif atau kiasan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembaca.
Kata dalam penulisan karangan fiksi yang menjadi unsur-unsur buku fiksi
mengandung makna tidak sebenarnya atau konotatif. Hal ini menyebabkan pesan
yang disampaikan penulis tidak disampaikan secara langsung dan tersamarkan.
Kata yang bersifat konotasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu konotasi positif
dan konotasi negatif. Konotasi positif adalah kata kiasan yang memiliki makna
positif/baik. Sedangkan konotasi negatif adalah kata kiasan yang memiliki makna
negatif/kurang baik.
Contoh penggunaan kata kiasan bermakna positif, 'Didin adalah keturunan darah
biru'. Kata 'darah biru' bermakna sebagai keturunan bangsawan. Contoh
penggunaan kata kiasan yang bermakna negatif, 'Marco Bento sudah tahu akal
bulus Bejo. Kata 'akal bulus' tersebut mempunyai makna sebagai licik atau penipu.
Dalam karangan yang bersifat fiksi atau menjadi bagian dari unsur-unsur buku fiksi,
penggambaran kehidupan berdasarkan imajinasi penulis. Kemampuan imajinasi
akan meningkat seiring berkembangnya kemampuan seseorang dalam berbicara
dan berbahasa.
Imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi dan dapat mendorong semua
kekuatan yang merangsang emosi untuk berperan aktif dalam pemikiran dan
gagasan kreatif. Keberadaan unsur-unsur buku fiksi yang satu ini penting sekali.
1. Sampul Buku
Sampul buku merupakan unsur-unsur buku non fiksi pertama yang perlu kamu
ketahui sebelum menelaah sebuah buku non fiksi. Pada bagian sampul ini biasanya
memuat judul buku, penulis, dan nama penerbit. Selain itu sering juga disertai
tahun terbit dan edisinya.
Pada pokok bab buku biasanya memuat kata pengantar. Dalam kata pengantar
biasanya berisi penjelasan tentang isi buku secara keseluruhan, latar belakang dan
tujuan penulisan, serta manfaat isi buku. Kata pengantar sering disertai dengan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berjasa yang sudah membantu penulis
dalam menyusun buku tersebut.
Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah judul bab dan sub bab. Judul bab dan
sub bab ini biasanya dimuat pada bagian daftar isi. Daftar ini menjelaskan judul-
judul bab dan sub babnya yang disusun secara berurutan disertai juga dengan
halamannya agar memberikan kemudahan untuk pembaca.
4. Isi Buku
Isi buku merupakan unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya yang harus dipahami. Isi
buku terdiri atas beberapa bab yang di dalamnya memuat pendahuluan, paparan
utama, dan penutup. Bagi kamu yang sering membaca buku non fiksi tentunya
sudah mengetahui bagaimana isi buku non fiksi yang terperinci yakni dimulai dari
pendahuluan hingga penutup.
Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah cara menyajikan isi buku. Cara
menyajikan isi buku ini biasanya dimuat pada daftar pustaka. Pada daftar pustaka
berisi daftar buku dan sumnber-sumber yang digunakan untuk menulis buku
tersebut.
Untuk mengetahui bahasa yang digunakan pada buku non fiksi, biasanya dimuat
pda halaman glosarium. Glosarium sendiri merupakan daftar istilah penting yang
digunakan sebagai sumber penulisan buku tersebut atau bahasa-bahasa yang
digunakan oleh penulis dalam buku tersebut.
7. Sistematika Penulisan
1. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Cerita yang Disajikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan kata fiksi berarti cerita rekaan
atau khayalan yang tidak berdasarkan pada kenyataan. Buku fiksi sering dikaitkan
dengan karya sastra yang menghibur dengan cerita rekaan, contohnya seperti novel
atau cerpen.
Nonfiksi adalah cerita yang disajikan secara tulisan-tulisan informatif, edukatif dan
faktual. Buku non-fiksi memuat informasi, deskripsi, peristiwa, tempat, karakter dari
suatu objek yang benar-benar ada di kenyataan.
Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga bisa dilihat dari tujuan utama buku tersebut
dibuat. Buku fiksi umumnya ditulis dengan tujuan untuk menghibur pembaca.
Sedangkan buku nonfiksi lebih untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan
yang diangkat sebagai topik pada pembaca.
Buku fiksi tidak mencantumkan referensi dari penulis lain. Cerita dalam buku fiksi
dibangun sendiri oleh pengarang dengan imajinasinya. Sementara itu, sebaliknya
dalam penulisan buku nonfiksi sangat dimugkinkan adanya referensi yang relevan
dari penulis lain. Ini perbedaan buku fiksi dan non fiksi yang khas. Hal ini bahkan
bisa dibilang penting untuk membuat informasi dalam buku nonfiksi menjadi lebih
kredibel.
6. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Penyajian Sudut Pandang
Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga bisa ditinjau dari penggunaan sudut
pandang. Buku fiksi mempunyai berbagai macam sudut pandang penceritaan, mulai
dari sudut pandang penulis sebagai narator dan sudut pandang tokoh utama.
Sebaliknya, buku nonfiksi menggunakan sudut pandang yang paten, yaitu sudut
pandang dari pengarang.
Buku nonfiksi bisa bersifat multitafsir. Pemahaman akan nilai-nilai atau pelajaran
hidup yang terkandung dalam cerita pada buku fiksi juga sangat bergantung pada
pemahaman pembaca. Terlebih, kebanyakan buku fiksi menghadirkan nilai-nilai
tersebut secara implisit. Sebaliknya, pada buku nonfiksi penyajian informasi
diuraikan secara langsung, sehingga tidak multitafsir. Ini perbedaan buku fiksi dan
non fiksi yang khas.
Contoh Buku Fiksi
Berdasarkan pengertian, unsur, dan ciri-ciri buku fiksi, tentu sangat mudah
menentukan contoh buku fiksi. Di antaranya yaitu cerita pendek, novel, roman,
legenda, fabel, dan masih banyak lagi.
Cerita pendek, adalah karangan fiksi yang biasa disingkat menjadi cerpen. Cerpen
memiliki jalan cerita yang lebih sedikit dibandingkan novel atau roman. Penulisan
cerpen menggunakan gaya bahasa yang naratif, padat, dan langsung kepada inti
cerita.
Sementara, novel adalah karangan prosa yang panjang dan mengandung cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekitarnya yang menonjolkan watak dan sifat
pelaku.
Selain memiliki kompleksitas atau masalah tertentu, ada tokoh utama yang
biasanya terdiri dari pro dan kontra, serta tersusun dari awal hingga akhir cerita
yang memiliki klimaks.
Contoh buku fiksi dari jenis novel dan terkenal di Indonesia seperti Bumi Manusia
karya Pramoedya Ananta Toer, Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata, Dilan 1990 dari
Pidi Baiq, dan masih banyak lagi.
Roman juga merupakan contoh karya fiksi yang menceritakan mengenai beberapa
tokoh dalam alur cerita. Roman mengandung banyak hikmah dan cenderung
bernuansa klasik.
Beberapa contoh Roman di antaranya Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Andang
Taruna oleh Jauhar Arifin, dan lainnya.
Legenda, adalah dongeng yang menceritakan asal-usul suatu tempat, kejadian alam,
atau bagaimana suatu fenomena terjadi. Legenda biasa memiliki keajaiban dalam
ceritanya.
Contoh legenda adalah Tangkuban Perahu, Roro Jonggrang, atau legenda Danau
Toba.
Ada juga fabel, yaitu jenis dongeng yang menceritakan kehidupan binatang. Hewan-
hewan sebagai tokoh utama akan diceritakan berperilaku seperti manusia dengan
konflik tertentu. Contoh fabel seperti si Kancil dan Buaya, atau cerita Kura-Kura dan
Kelinci.
Buku biografi, adalah buku yang menceritakan tentang riwayat orang penting,
seseorang dengan suatu penyakit, dan lainnya.
Beberapa contoh buku non fiksi jenis biografi yaitu Sokola Rimba oleh Butet
Manurung, Becoming karya Michelle Obama, Steve Jobs dari Walter Isaac, dan
masih banyak lagi.
Selanjutnya, buku motivasi adalah buku non fiksi yang memberikan kajian psikologi
untuk meningkatkan sisi positif dan semangat seseorang supaya menjadi lebih baik.
Contoh buku motivasi terkenal adalah The 7 Habits of Highly Effective People karya
Steven Covey, Think and Grow Rich dari Napoleon Hill, dan masih banyak lagi.
Kemudian, ada ensiklopedia. Buku ini merupakan salah satu pustaka referensi untuk
memahami informasi berbagai hal di setiap cabang ilmu pengetahuan atau bidang
tertentu. Informasi yang disajikan biasanya terdiri dari berbagai artikel dan subjek
yang disusun umumnya secara alfabetis.
Buku pelajaran juga merupakan salah satu contoh non fiksi. Buku ini bersifat ilmiah,
bertujuan memberikan informasi ilmu pengetahuan tertentu kepada pelajar.
Contoh buku pelajaran sekolah yaitu buku 'Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas IX' dan
lain sebagainya.