Pada dasarnya, fiksi memiliki pengertian sebagai suatu cerita rekaan atau khayalan.
Selain itu, fiksi juga merupakan sebuah karya naratif yang isinya tidak seratus persen
dari kehidupan nyata. Oleh karena itulah disebut sebagai karya yang memiliki sifat
rekaan, khayalan, dan bukan sesuatu yang benar-benar ada maupun terjadi sehingga
tidak perlu diperiksa kebenarannya pada dunia maya.
Secara umum, fiksi mengambil gambaran dan cerita dari berbagai persoalan
kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan maupun sesama manusia.
Selain itu, fiksi adalah hasil dialog dan reaksi pengarang terhadap apa yang dilihat
maupun dirasakannya dalam kehidupan dan lingkungan sekitar. Fiksi adalah khayalan
dan itu memang benar adanya, tetapi tidak benar jika dikatakan fiksi hanya hasil kerja
yang didapat dari hasil lamunan belaka. Untuk bisa menghasilkan suatu karya, baik itu
fiksi sekalipun dibutuhkan perenungan yang mendalam dan penuh rasa tanggung
jawab.
Suatu karya fiksi memiliki nilai imajinatif yang berlandaskan kesadaran dan tanggung
jawab dari sisi kreativitas sebagai karya seni. Oleh karena itu, fiksi memperlihatkan
berbagai “model” kehidupan yang menjadi standar atau diidealkan oleh pengarang . Di
lain sisi pengarang dalam hal ini juga dapat menunjukkan dirinya sebagai karya seni
yang berunsur estetik dominan.
Saat ini penyebutan untuk karya fiksi lebih ditujukan terhadap karya sastra yang
memiliki bentuk prosa naratif. Namun, untuk karya sastra seperti di antaranya adalah
skenario film, puisi-puisi drama dan puisi balada, umumnya tidak disebut sebagai
karya fiksi.
Ciri-Ciri Cerita Fiksi
1. Sifatnya Khayalan
Ciri-ciri yang paling utama dan paling terlihat jelas dari sebuah buku fiksi adalah
sifatnya yang khayalan. Jadi, apa yang dituliskan dan diceritakan tidak lah berdasarkan
fakta. Selain itu, cerita fiksi juga didasarkan berdasarkan keinginan dan daya imajinasi
penulis. Artinya, pada penulisan fiksi apa yang tidak ada bisa diadakan dan apa yang
tidak mungkin bisa terjadi pada buku fiksi.
2. Menggunakan Majas
Pada buku fiksi tentunya menggunakan majas. Dalam bahasa Indonesia sendiri ada
banyak sekali macam dan jenis majas. Beberapa jenis majas di antaranya adalah majas
hiperbola, personifikasi, satire, simile, paradok, dan sebagainya. Fungsi dari majas
tersebut adalah untuk semakin menghidupkan rasa tulisan sesuai dengan kebutuhan
si penulis.
3. Gaya Bahasa
Buku fiksi umumnya menggunakan bahasa yang tidak baku atau bahasa sehari-hari.
Namun, tidak jarang juga penulis menggunakan bahasa yang formal dan baku.
Penggunaan gaya bahasa pada buku fiksi memang tidak diatur secara ‘saklek’ dan
disesuaikan dengan keinginan pengarangnya berdasarkan kebutuhan ceritanya.
Buku Non-Fiksi
unsplash.com
Genre non-fiksi adalah segal kebalikan dari fiksi. Sebelumnya, dijelaskan bahwa buku
fiksi memiliki isi yang didasarkan pada imajinasi. Sedangkan pada buku non-fiksi
rujukan atau dasar pijakannya adalah data-data valid. Selain itu, buku non-fiksi berisi
berbagai hal yang terdiri dari sifat faktual atau sesuai dengan data yang ada.
Buku non-fiksi yang berisikan data dan fakta itu kemudian bisa didefinisikan sebagai
karya yang ditulis oleh penulis atau pengarang dengan menggabungkan serangkaian
fakta dan aspek dari sumber-sumber yang valid dan bisa dipercaya. Adapun, contoh
buku non-fiksi di antarannya adalah kamu, buku panduan, buku referensi, buku ajar,
biografi, ensiklopedia, dan sebagainya. Berikut ini adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh
buku non-fiksi:
1. Gaya Bahasa
2. Faktual
Fakta dan benar adalah bentuk informasi yang harus disampaikan dalam buku non-
fiksi. Non-fiksi tidak bisa mengandalkan khayalan atau imajinasi dari sang penulis, tapi
merujuk dan berpegang pada data.
Buku non-fiksi disusun berdasarkan fakta dan data, tetapi bukan berarti informasi
yang dituliskan kemudian menjadi berbelit-belit dan sulit untuk dipahami oleh
pembaca. Pada buku tersebut, seharusnya informasi dan gaya bahasanya yang jelas,
tegas, dan lugas. Penulisan yang berbelit-belit dan tidak tentu arahnya ke mana akan
menimbulkan salah persepsi atau salah paham di kalangan para pembaca.
4. Menyajikan Penemuan Baru dan Menyempurnakan Penemuan
Sebelumnya
Home
Mapel
Contoh Buku Non Fiksi dan Buku Fiksi Serta Perbedaannya Lengkap
Contoh Buku Non Fiksi dan Buku Fiksi Serta Perbedaannya Lengkap
Jenis buku fiksi dan non-fiksi memiliki perbedaan yang kentara.
03 Agustus 2021Syifa
Bagikan
Contoh buku non fiksi dan buku fiksi serta perbedaannya lengkap – Minat membaca di
Indonesia terbilang cukup rendah, tapi tidak sedikit juga orang yang gemar dengan kegiatan
membaca. Bacaan sendiri sangat luas, terdiri dari berbagai jenis, macam, dan genre. Salah
satu contohnya adalah pengelompokkan novel fiksi dan non-fiksi. Merujuk dari namanya
sudah bisa terlihat bahwa dua istilah itu sebagai jenis dari suatu buku memiliki ciri yang
berbeda.
Memahami Buku Fiksi dan Buku Non Fiksi
Daftar Isi [hide]
Memahami Buku Fiksi dan Buku Non Fiksi
Buku Fiksi
Buku Non-Fiksi
Baca Juga :
Pada dasarnya, fiksi memiliki pengertian sebagai suatu cerita rekaan atau khayalan. Selain
itu, fiksi juga merupakan sebuah karya naratif yang isinya tidak seratus persen dari kehidupan
nyata. Oleh karena itulah disebut sebagai karya yang memiliki sifat rekaan, khayalan, dan
bukan sesuatu yang benar-benar ada maupun terjadi sehingga tidak perlu diperiksa
kebenarannya pada dunia maya.
Faktanya, karena sifatnya itu, fiksi sering dipergunakan dalam pertentangannya dengan
realitas. Artinya, sesuatu yang memang benar dan terjadi dalam dunia nyata, di mana
kebenarannya dapat dibuktikan dengan data empiris.
Secara umum, fiksi mengambil gambaran dan cerita dari berbagai persoalan kehidupan
manusia dalam interaksinya dengan lingkungan maupun sesama manusia. Selain itu, fiksi
adalah hasil dialog dan reaksi pengarang terhadap apa yang dilihat maupun dirasakannya
dalam kehidupan dan lingkungan sekitar. Fiksi adalah khayalan dan itu memang benar
adanya, tetapi tidak benar jika dikatakan fiksi hanya hasil kerja yang didapat dari hasil
lamunan belaka. Untuk bisa menghasilkan suatu karya, baik itu fiksi sekalipun dibutuhkan
perenungan yang mendalam dan penuh rasa tanggung jawab.
Baca Juga :
Suatu karya fiksi memiliki nilai imajinatif yang berlandaskan kesadaran dan tanggung jawab
dari sisi kreativitas sebagai karya seni. Oleh karena itu, fiksi memperlihatkan berbagai
“model” kehidupan yang menjadi standar atau diidealkan oleh pengarang . Di lain sisi
pengarang dalam hal ini juga dapat menunjukkan dirinya sebagai karya seni yang berunsur
estetik dominan.
Saat ini penyebutan untuk karya fiksi lebih ditujukan terhadap karya sastra yang memiliki
bentuk prosa naratif. Namun, untuk karya sastra seperti di antaranya adalah skenario film,
puisi-puisi drama dan puisi balada, umumnya tidak disebut sebagai karya fiksi.
1. Sifatnya Khayalan
Ciri-ciri yang paling utama dan paling terlihat jelas dari sebuah buku fiksi adalah sifatnya
yang khayalan. Jadi, apa yang dituliskan dan diceritakan tidak lah berdasarkan fakta. Selain
itu, cerita fiksi juga didasarkan berdasarkan keinginan dan daya imajinasi penulis. Artinya,
pada penulisan fiksi apa yang tidak ada bisa diadakan dan apa yang tidak mungkin bisa
terjadi pada buku fiksi.
2. Menggunakan Majas
Pada buku fiksi tentunya menggunakan majas. Dalam bahasa Indonesia sendiri ada banyak
sekali macam dan jenis majas. Beberapa jenis majas di antaranya adalah majas hiperbola,
personifikasi, satire, simile, paradok, dan sebagainya. Fungsi dari majas tersebut adalah untuk
semakin menghidupkan rasa tulisan sesuai dengan kebutuhan si penulis.
3. Gaya Bahasa
Buku fiksi umumnya menggunakan bahasa yang tidak baku atau bahasa sehari-hari. Namun,
tidak jarang juga penulis menggunakan bahasa yang formal dan baku. Penggunaan gaya
bahasa pada buku fiksi memang tidak diatur secara ‘saklek’ dan disesuaikan dengan
keinginan pengarangnya berdasarkan kebutuhan ceritanya.
Baca Juga :
unsplash.com
Genre non-fiksi adalah segal kebalikan dari fiksi. Sebelumnya, dijelaskan bahwa buku fiksi
memiliki isi yang didasarkan pada imajinasi. Sedangkan pada buku non-fiksi rujukan atau
dasar pijakannya adalah data-data valid. Selain itu, buku non-fiksi berisi berbagai hal yang
terdiri dari sifat faktual atau sesuai dengan data yang ada.
Buku non-fiksi yang berisikan data dan fakta itu kemudian bisa didefinisikan sebagai karya
yang ditulis oleh penulis atau pengarang dengan menggabungkan serangkaian fakta dan
aspek dari sumber-sumber yang valid dan bisa dipercaya. Adapun, contoh buku non-fiksi di
antarannya adalah kamu, buku panduan, buku referensi, buku ajar, biografi, ensiklopedia, dan
sebagainya. Berikut ini adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh buku non-fiksi:
1. Gaya Bahasa
Untuk membedakan buku fiksi dengan non-fiksi sebenarnya cukup mudah. Kamu hanya
perlu memperhatikan gaya bahasa yang seperti apa dan bagaimana bahasa itu digunakan. Jika
buku fiksi menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku atau menyesuaikan dengan
kebutuhan cerita atau dalam kata lain seperti orang bercerita (story telling). Sedangkan,
buku non-fiksi harus dan wajib menggunakan bahasa yang baku dan formal. Aturan tersebut
bersifat saklek dan tidak dapat diganggu gugat.
2. Faktual
Fakta dan benar adalah bentuk informasi yang harus disampaikan dalam buku non-fiksi. Non-
fiksi tidak bisa mengandalkan khayalan atau imajinasi dari sang penulis, tapi merujuk dan
berpegang pada data.
Buku non-fiksi disusun berdasarkan fakta dan data, tetapi bukan berarti informasi yang
dituliskan kemudian menjadi berbelit-belit dan sulit untuk dipahami oleh pembaca. Pada
buku tersebut, seharusnya informasi dan gaya bahasanya yang jelas, tegas, dan lugas.
Penulisan yang berbelit-belit dan tidak tentu arahnya ke mana akan menimbulkan salah
persepsi atau salah paham di kalangan para pembaca.
4. Menyajikan Penemuan Baru dan Menyempurnakan Penemuan
Sebelumnya
Buku non-fiksi dapat dijadikan sebagai sebuah media untuk menyebarkan informasi terbaru
dan belum pernah diangkat sebelumnya. Namun, ada pula yang merujuk dari buku non-fiksi
sebelumnya dan melakukan pembaharuan terhadap informasi yang ada pada buku
sebelumnya itu.
Baca Juga :
18 Buku Yang Wajib Dibaca Mahasiswa Untuk Menambah Pengetahuan Dan Wawasan
Pengertian
1. Buku fiksi: Buku yang ceritanya bersifat khayalan dan tidak 100% nyata
2. Buku non-fiksi: Buku yang isinya didasarkan pada kajian keilmuan atau suatu pengalaman
Tujuan
Bahasa
1. Komik
3. Komik Horor: The Cursed Face: Cermin Misteri oleh Hide Hidayat
5. Kambing Jantan Sebuah Komik Pelajar Bodoh 2: Chapter 10 oleh Raditya Dika dan Dio
Rudiman
2. Novel
3. Dongeng
1. Dongeng Nusantara Favorit: Batu Belah oleh Fajriatun Nur dan Nofiandi Riawan
2. Kumpulan Dongeng Binatang Terpopuler Sepanjang Masa oleh Dian Kristiani dan Yuninda
Dini
3. Kumpulan Dongeng Dunia: Seri Kerajaan oleh Swada Aqila dan Hayatun Nufus
4. Cerpen
5. Fabel
6. Hikayat
7. Mitos