Anda di halaman 1dari 10

Fiksi dan Nonfiksi

Fiksi
Karya sastra fiksi yaitu cerita rekaan atau
cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi
merupakan karya naratif yang isinya tidak
menyarankan pada kebenaran sejarah
(Nurgiantoro, 2010:2).
Karya sastra fiksi menyaran pada suatu
karya yang menceritakan sesuatu yang
tidak terjadi sungguh-sungguh sehingga
tidak perlu mencari kebenaranya di dunia
nyata
FIKSI sambungan
Fiksi adalah jenis tulisan yang hanya
berdasarkan imajinasi. Dia hanya rekaan
sipenulisnya. Jadi, jenis-jenis karya seni
berikut ini merupakan karya Fiksi : Cerita
pendek (cerpen), novel, cerita sinetron,
telenovela, drama, film drama, film komedi,
film horor, film laga.
FIKSI
Sebagai karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai
permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan
kehidupan.
Pengarang menghayati berbagai Permasalahan

tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian


diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai
dengan pandangannya.
Oleh karena itu, fiksi dalam buku Teori Pengajian Fiksi

(Nurgiantoro, 2010:2), dapat diartikan sebagai prosa


naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya
masuk akal dan mengandung kebenaran yang
mendramatisasikan hubungan-hubungan antar
manusia.
Nonfiksi atau ILMIAH
Nonfiksi adalah tulisan-tulisan yang isinya
bukanlah fiktif, bukan hasil imajinasi/rekaan si
penulisnya. Dengan kata lain, nonfiksi adalah karya
seni yang bersifat ofktual. Hal-hal yang terkandung
di dalamnya adalah nyata benar-benar ada dalam
kehidupan kita.
Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini merupakan

karya nonfiksi : Aetikel, opini, resensi buku, karangan


ilmiah, skripsi, tesis, tulisan-tilisan yang berisi
pengalaman pribadi si penulisnya (seperti diary,
chiken soup for the soul, laporan perjalanan wisata),
berita di koran/majalah/tabloid, film dokumenter, dll.
FIKSI
Fiksi adalah suatu karya sastra yang
mengungkap realitas kehidupan sehingga
mampu mengembangkan daya imajinasi.
Ada 2 macam fiksi :

1. Fiksi imajinatif > berdasarkan imajinasi


2. Fiksi ilmiah > berdasarkan analisa
ilmiah
Sifat fiksi

Segala sesuatu yang diungkapkan tidak


dapat dibuktikan kebenarannya dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan hasil
rekaan.
FIKSI
Semua tokoh, setting dan pokok persoalan
adalah realitas imajinatif bukan obyektif.
Kebenaran yang terjadi di dalam fiksi adalah
bukan kebenaran obyektif melainkan
kebenaran logis yaitu kebenaran yang ada dalam
penalaran.
Manusia/aktor yang hidup dalam kenyataan
sehari-hari yang terlibat dalam seluruh aspek
kehidupan penokohan fiksi mampu mempengaruhi
& membentuk sifat dan sikap pembaca,
pendengar, pemirsa.
Kebenaran logis fiksi menyebabkan setiap fiksi
selalu multi interpretable, artinya setiap pembaca,
pendengar, pemirsa mempunyai tafsiran.
Nonfiksi (Ilmiah)
Karya Sastra nonfiksi adalah karya sastra yang
ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau
pengalaman.
Non-FIKSI
Nonfiksi adalah karya sastra yang dibuat berdasarkan data data
yang otentik saja, tapi bisa juga data itu dikembangkan menurut
imajinasi penulis.
Nonfiksi dibagi menjadi 2 :
Nonfiksi Murni : adalah buku yang berisi pengembangan
berdasarkan data data yang otentik
Nonfiksi Kreatif : berawal dari data yang otentik kemudian
pengembangannya berdasarkan imajinasiyang pada umumnya
dalam bentuk novel, puisi, prosa
Menurut tingkat pemakaian, nonfiksi kreatif dibagi menjadi 2 sub
pokok :
A. Nonfiksi kreatif yang sering dipakai
B. Nonfiksi kreatif yang jarang dipakai
Unsur Intrinksik Fiksi :
Tema : merupakan pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita.
Tema diangkat dari konflik kehidupan
Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada
masalah faktual atau tidak, imajiner atau tidak. Jadi, perbedaan
antar keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan
gaya bahasa atau apapun selain masalah fakta atau imajiner.
Dengan demikian, bisa saja tulisan nonfiksi menggunakan gaya
bahasa yang nyastra, mendayu-dayu, berbunga-bunga,
sebagaimana halnya yang sering kita temukan pada naskah-naskah
serita pendek (cerpen) atau novel. Tulisan nonfiksi bisa saja
menggunakan bahasa yang sangat serius atu sangat santai dan
selengekan.
Secara teori bisa saja cerpen atau novel menggunkan bahasa yang

serius dan formal seperti sekripsi atau karangan ilmiah. Ya, itu bisa
saja. Kenapa tidak? Jangan katakan itu tidak mungkin, sebab siapa
tahu suatu saat nanti ada penulis yng berhasil menulis novel dengan
menggunakan bahasa ilmiah, tetapi tetap asik untuk dibaca.
Didunia jurnalistik, kita juga mengenal istilah jurnalisme sastra

yakni penulis berita (nonfiksi) yang menggunakan bahasa sastra,


sehinga berita-berita yang kita temukan dimajalah tertentu akan
terasa seperti novel. Padahal yang ditulis disana adalh kisah nyata
atau fakta, atau nonfiksi.

Anda mungkin juga menyukai