Nathanea Eliza
Kelas : VII A
KARYA FIKSI DAN NON FIKSI
Fiksi
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun
imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung
kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar
manusia.
Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai
dengan pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan.
Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang
berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral,
agama, logika, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi
bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi. Misalnya
seorang perempuan yang membunuh seorang laki-laki yang
memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas kasus
menghilangkannya nyawa seseorang-menurut hukum dunia nyata ia
harus tetap di hukum. Sebuah karya sastra haruslah memiliki unsur
intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai
karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika
membaca sebuah karya sastra.[1] Unsur ekstrinsik ialah unsur yang
membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi mempengaruhi
bangunan atau sistem organisme karya sastra.
Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu
pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah
faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan
pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya
sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi mempengaruhi bangunan atau
system organisme karya sastra.[1] Unsur-unsur yang dimaksud antara lain
adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap,
keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan
mempengaruhi karya yang ditulisnya, unsur berikutnya adalah psikologi,
baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi,politik, dan social
juga akan mempengaruhi karya sastra.[1] Pandangan hidup suatu bangsa,
berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya.[1]
Non-fiksi
Non-fiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informatif (seringkali
berupa cerita) yang pengarangnya dengan itikad baik bertanggung jawab
atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa, orang, dan/atau informasi
yang disajikan. Sebuah karya yang pengarangnya mengklaim tanggung
jawab kebenaran namun tidak jujur maka adalah suatu penipuan sastra;
suatu cerita yang pengarangnya tidak mengklaim tanggung jawab
kebenaran maka diklasifikasikan sebagai fiksi. Non-fiksi, yang dapat
disajikan baik secara obyektif maupun subyektif, secara tradisional
merupakan satu dari dua pembagian utama dari narasi (khususnya dalam
penulisan prosa); pembagian tradisional lainnya adalah fiksi, yang
berkontras dengan non-fiksi dalam hal penyampaian informasi, peristiwa,
dan karakter yang sebagian kecil atau besar merupakan hasil imajinasi.
Jenis Non-Fiksi
Contoh karya sastra yang termasuk non-fiksi antara lain adalah jenis
karangan eksposisi, argumentasi, fungsional, dan opini; esai mengenai
seni atau sastra; biografi; memoar; jurnalisme; serta tulisan-tulisan
sejarah, ilmiah, teknis (termasuk elektronika), atau ekonomi.
Penerbitan dan toko buku kadang-kadang menggunakan frase "sastra
non-fiksi" untuk membedakan karya yang lebih banyak muatan
kesusastraan atau intelektualnya, dengan koleksi karya non-fiksi umum
lainnya yang jumlahnya lebih besar.
Perbedaan
Batasan antara fiksi dan non-fiksi secara terus-menerus mengabur
dan selalu diperdebatkan, khususnya dalam penulisan biografi;
sebagaimana perkataan Virginia Woolf: "jika kita berpikir tentang
kebenaran sebagai sesuatu yang soliditasnya seperti granit, dan tentang
kepribadian sebagai sesuatu yang penggambarannya seperti pelangi, dan
merenungkan bahwa tujuan dari biografi adalah untuk menyatukan
keduanya menjadi suatu kesatuan yang mulus; kita akan mengakui bahwa
masalah yang dihadapi adalah sulit dan bahwa kita tidak perlu heran jika
para penulis biografi sebagian besar tidak dapat mengatasinya."
Semi-fiksi adalah fiksi yang menerapkan banyak informasi non-fiksi,
misalnya penggambaran fiktif yang berdasarkan kisah nyata.