Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

UJI KOMPETENSI DENGAN PENDEKATAN PROYEK


TUGAS AKHIR / PROJECT WORK
TAHUN DIKLAT 2007 / 2008

JUDUL PRODUK / JASA

MEMANDU DAN MEMIMPIN


WISATAWAN
DI
MONUMEN NASIONAL (MONAS)

Disusun Oleh :

Nama Peserta Uji : RION SAPUTRA


Nomor Induk Sisiwa :
Nomor Peserta Uji :
Program Keahlian : Usaha Jasa Pariwisata

YAYASAN NURUL WALIDAIN T.H


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
PELITA 2 CIAMPEA
Kelompok : Pariwisata
Jl. Raya Warung Borong Perumahan Ciampea Asri
Telp/Fax (0251) 627289
Ciampea – Bogor 16620
PROPOSAL
PROYEK TUGAS AKHIR / PROJECT WORK

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan


Program Keahlian : Usaha Jasa Pariwisata
Paket Keahlian : Guiding
Nomor Peserta Uji :
Nama Peserta Uji : RION SAPUTRA

JUDUL PRODUK / JASA

MEMANDU DAN MEMIMPIN


WISATAWAN
DI
MONUMEN NASIONAL (MONAS)

Bogor, Januari 2008

Menyetujui,
Pemberi Order DU/DI Peserta Uji,

RION SAPUTRA
NIS :

Kaprog Pariwisata, Pembimbing,

NIRA ROSDIANA, S.S. DRS. IGK RAI SUKIARTHA, M.M.

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK PELITA 2 Ciampea

SITI SAADAH, S.E.


I. LATAR BELAKANG

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World
Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut
kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati
oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah
menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John
Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “where once travel was
considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human
right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di
negara berkembang termasuk pula Indonesia.
Usaha pemerintah menggalakan pariwisata sebagai suatu sumber devisa
negara dengan pencanangan Visit Indonesia Year 2008 perlu didukung secara
nyata oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang ini. Baik itu pengusaha
industri pariwisata, para duta kita di luar negeri, maupun pencetak tenaga-tenaga
profesional di bidang kepariwisataan.
Akhir-akhir ini kita melihat betapa rapuhnya struktur perekonomian kita.
Kekuatan ekonomi kita sangat dipengaruhi oleh hasil devisa yang dihasilkan oleh
minyak dan gas. Pada masa yang akan datang kelihatannya minyak bumi dan gas
alam tidak lagi merupakan komoditi prospektif. Semakin hilangnya sumber
minyak di Indonesia sangat mengganggu anggaran pembangunan Indonesia. Oleh
karena itu perlu dicarikan komoditi pengganti untuk mendapatkan devisa negara.
Di samping komoditi ekspor non migas lainnya, salah satu komodi pengganti
yang paling prospektif adalah sektor pariwisata yang dianggap cukup potensial
pada masa yang akan datang.
Wisatawan dalam negeri merupakan penggerak utama dari perekonomian
nasional. Jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2000 adalah sebesar
134 juta dengan pengeluaran sebesar Rp. 7,7 triliun. Jumlah ini akan makin
meningkat dengan adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah. Atas dasar
angka tersebut maka patutlah apabila pariwisata dikategorikan sebagai komoditi
yang paling prospektif untuk masa yang akan datang. Maka dengan semakin
meningkatnya gejolak pariwisata nasional akan berimbas pula pada pendapatan
devisa negara.
Disamping jumlah wisman yang makin meningkat, saat ini pun telah
terjadi perubahan consumers-behaviour pattern atau pola konsumsi dari para
wisatawan. Mereka tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati sun-sea
and sand, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi,
yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni
menikmati produk atau kreasi budaya (culture) dan peninggalan sejarah (heritage)
serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara.
Perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi
pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik disisi pemerintah maupun
swasta. Atas dasar itu pula, sangat dibutuhkan media penyalur informasi kepada
wisatawan tentang penjelasan budaya, sejarah serta daya tarik dan keunggulan
yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata. Untuk melayani kebutuhan informasi
dalam bidang pariwisata sangat erat kaitannya dengan profesi yang disebut
pramuwisata atau yang lebih dikenal dengan sebutan tour guide.
Pengertian tentang pramuwisata atau tour guide masih banyak
dipertanyakankan, apa batasan atau pengertian pramuwisata yang sebenarnya.
Bila kita lihat dari fungsinya melakukan kegiatan, maka dari sudut kepentingan
wisatawan, ia merupakan orang pertama yang ditemui wisatawan, selanjutnya
akan menjadi teman dalam perjalanan, yang dapat memberikan informasi,
penjelasan dan petunjuk tentang segala sesuatu, terutama yang menyangkut
obyek dan daya tarik wisata. Dari kacamata pariwisata Indonesia pramuwisata tak
ubahnya bagaikan “profesor” yang dianggap serba mengetahui tentang obyek dan
atraksi wisata yang dimiliki suatu daerah. Bagaimana cerita dan sejarahnya serta
dapat memberikan informasi tentang data dan fakta dari objek dan atraksi wisata
yang telah dimasukan dalam rencana perjalanan yang telah disusun sebelumnya.
Karena tugasnya itu seorang pramuwisata dikatakan sebagai petugas yang
profesinya memberi penjelasan, petunjuk dan pemanduan kepada wisatawan yang
sedang melakukan perjalanan wisata.
Di Indonesia seperti apa yang telah diutarakan pada permulaan, bahwa
industri pariwisata merupakan salah satu bidang untuk menambah pendapatan
negara berupa devisa. Dalam usaha mencapai tujuan tersebut peranan guide
business sangat besar dan harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah
priofesional. Sekarang ini, tenaga pramuwisata masih sangat diperlukan, orang-
orang yang terlatih dalam administrasi, mengetahui seluk beluk dunia
perdagangan pada umumnya, fasilitas kepariwisataan serta perkembangan
perekonomian dan keadaan politik lainnya.
Dalam menyediakan tenaga-tenaga yang demikian pemerintah menyadari
kekurangan-kekurangan yang dialami selama ini, oleh karena itu pemerintah
selalu berusaha meningkatkan kemampuan pramuwisata, terutama dalam
menghadapi Visit Indonesia Year 2008 yang telah berjalan.
Memang merupakan suatu keharusan bagi kita semua untuk secara tahap
demi tahap dapat memajukanindustri pariwisata Indonesia dan salah satu usaha itu
adalah mengembangkan “guide business” yang akan dapat menjadi suatu usaha
baru dalam masyarakat yang selanjutnya membantu melenyapkan adanya
pengangguran terselubung seperti keadaan sekarang ini. Maka atas berbagai
alasan di ataslah saya merasa sangat tepat dalam pengambilan tema “Guiding”
dengan judul “Memandu dan Memimpin Wisatawan di Monumen Nasional
(Monas)” dalam pembuatan proposal ini sebagai salah satu syarat kegiatan
edukasi saya di sekolah.
Guna melengkapi dan memperjelas proposal ini digunakan refrensi buku:
Guiding System Suatu Pengantar Praktis oleh Drs. Oka A. Yoeti, serta artikel
Demikianlah beberapa pemikiran untuk dijadikan bahan acuan dalam
melakukan kegiatan wisata dan menimba ilmu pengetahuan dibidang pariwisata.
Dengan meningkatkan populasi wisatawan maka diharapkan upaya pemulihan
perekonomian nasional akan dapat segera diwujudkan. Semoga dapat bermanfaat
dan mari berwisata.
II. KEUNGGULAN & FUNGSI

Berwisata ke Monumen Nasional memiliki keunggulan yang sangat


bermanfaat bagi kita semua, diantaranya :
a. Dapat mengenang dan menghayati kebesaran perjuangan para pahlawan
dalam memperjuangkan kemerdekaan.
b. Dapat membangkitkan semangat para generasi sekarang dan yang akan
datang setelah menghayati perjuangan para pahlawan.
c. Sebagai sarana edukatif bagi kita semua akan bangsa Indonesia dengan
filosofi yang terkandung dalam arsitektur Monumen.
d. Melihat dan mempelajari sejarah bangsa Indonesia dari zaman prasejarah
hingga zaman kemerdekaan melalui 52 diorama yang terdapat di ruang
museum sejarah.
e. Dapat mendengarkan rekaman suara Bung Karno pada saat membacakan
teks proklamasi.
f. Melihat penjuru kota Jakarta dari puncak monumen yang berketinggian
115 meter dari halaman monumen.

III. SKETSA KERJA

BPW Ending
GUIDE Tour Selesai

Pembelian Tiket Pelataran Puncak


Masuk

Informasi Umum Informasi Ruang Ruang Museum


Tentang Monas Kemerdekaan Sejarah
IV. BAHAN

No Nama Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah


1 Peta Wisata Monumen Nasional 1 Lembar 1
2 Tour Itenerary Sesuai dengan durasi yang 1 Paket 2
dibutuhkan
3 Buku Panduan Monumen Nasional 1 Buah 1

V. FASILITAS/PERALATAN

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Pemilik


1 Megaphone Standar Pemanduan 1 Buah Monas
2 Buku Panduan Sesuai dengan durasi yang 1 Buah Monas
dibutuhkan
3 Jam Tangan Disesuaikan 1 Buah Sendiri
4 Tanda Pengenal Nama Guide 1 Buah Monas

VI. PROSES PRODUKSI (SISTEMATIKA KERJA)

 Identifikasi kebutuhan pelanggan/wisatawan


 Inventarisasi komponen pemanduan
 Melakukan pemanduan
 Ending.

VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA

 Biaya pengumpulan data Rp. 50.000


 Biaya observasi/research DTW Rp. 75.000
 Biaya pengadaan Evidence Rp. 50.000 +
Rp. 175.000
VIII. SASARAN PASAR/PENGGUNA

Monumen Nasional merupakan obyek wisata sekaligus sebagai sarana


pendidikan. Maka Monas tidak hanya sebagai sarana rekreasi, melainkan juga
sebagai sumber informasi dan sejarah bagi para wisatawan baik domestik maupun
mancanegara tetapi juga bagi para pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum
yang ingin lebih mengenal Monas dan Indonesia.

IX. JADWAL PELAKSANAAN

NOVEMBER DESEMBER
NO KEGIATAN 2007 2007
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengambilan Judul Proposal
2 Penyusunan dan Konsultasi
Proposal
3 Persiapan Pelaksanaan
4 Proses Produksi
5 Pembuatan Laporan
6 Verifikasi

Anda mungkin juga menyukai